Semua Bab Akulah Jodohmu 2: Bab 21 - Bab 30
70 Bab
Bab 21 acara syukuran Rania
Hari berganti hari Zayn terus merawatku dengan telaten. Tak terasa waktu sudah berlalu selama sebulan setelah kejadian penculikan itu. Namun aku masih enggan berbicara dengan Zayn.  Keadaan ku pun berangsur membaik, dan aku sudah mulai bisa berjalan tanpa bantuan. Perutku pun sudah mulai membesar.  "Nak, besok adalah hari yang tetap untuk membuat acara syukuran, karena kamu sudah pulih, ada baiknya kita buat acara syukuran kesembuhan mu, dan sekaligus acara syukuran kehamilan kamu ya sayang, gimana?" Ucap ibu mertua. "Iya Bu." Jawabku. "Ibu senang sekali akhirnya kamu mau berbicara lagi, nggak terus-terusan diam." Ucap Ibu mertuaku. "Baiklah, nanti ibu bicarakan dengan suamimu ya sayang, sekarang istirahat ya sayang." Ucapnya seraya keluar dari kamarku. Setelah ibu keluar dari kamar, aku melihat jam menunjuk
Baca selengkapnya
Bab 22 Acara syukuran Rania
Saat di kamar sebelum tidur, kami selalu berbincang dahulu, dan entah apa yang selalu dibincangkan. "Mas." Panggil ku seraya memandang di cermin rias. "Iya, ada apa?" Tanya Mas Zayn seraya membuka file-file pekerjaan nya. "Aku… aku sebenarnya…" ucapku yang menggantung. "Mas, apa mas tidak malu, mempunyai istri dengan wajahku yang sekarang. Sekarang wajahku rusak, akibat banyak bekas luka sayatan." Ucapku seraya menundukkan kepalaku. "Aku aja takut dengan wajah sendiri, yang seperti ini." Ucapku dengan mimik wajah yang tengah sedih dan tertunduk. Zayn pun menghampiriku, dia duduk di depanku. "Lihat aku." Ucapnya seraya mengangkat wajahku yang tertunduk. "Bagiku, kamu itu masih cantik, cantik itu bukan hanya dari paras saja, tapi melainkan dari hati dan sifat murah hati yang kamu miliki." Ucapnya seraya me
Baca selengkapnya
Bab 23
Akhirnya kami berdua memakan kue bersama dan menghabiskan kue itu. "Oh ya, untuk acara hari ini, dan tentang kamu.." tanyanya yang langsung aku jawab. "Mas, aku sudah siap, mas nggak perlu khawatir, mungkin kemarin aku terlalu khawatir, tapi aku udah menemukan caranya. Jadi mas nggak usah khawatir ya?" Jawabku. "Mas, tenang saja, aku nggak akan membuat mas malu punya istri kaya aku." Jawabku seraya memegang tangan nya. Mas Zayn pun tersenyum melihat diriku yang sudah tenang tidak seperti yang lain. Tiba-tiba ibu datang dan terkejut melihat kami menghabiskan kue yang ada di lemari es. "Apa yang kalian lakukan di dapur, di pagi buta seperti ini. Dan kue ini… kalian makan kue ini? Ya ampun." Ucap Ibu mertuaku dan membuat kami heran dan malu. "Memang nya kenapa Bu dengan kue ini?" Tanya Zayn. "Kue ini… ya sudah lah toh sudah hab
Baca selengkapnya
Bab 24 acara syukuran selesai
Acara syukuran pun akan segera dimulai, dan aku tengah bersiap dikamar. Aku mulai menyiapkan semua alat make-up untuk aku pakai sekarang, aku mencoba mempraktekkan semua yang ku pelajari untuk menutup bekas luka di wajahku.  Dari mulai primer, foundation, counter, shading, dll. Dan ternyata hasilnya cukup memuaskan, semua bekas luka ku tertutup sempurna.  "Akhirnya, luka ini bisa ku tutupi. Meski hanya sementara waktu." Ucapku pada diri sendiri seraya memandang pantulan ku di cermin. "Kamu sudah siap?" Tanya Mas Zayn seraya memandang wajahku dengan terpukau. "Sudah mas, aku sudah siap." Ucapku  "Mas, mas." Panggil ku yang melihat Mas memandangku dengan terbelalak. "Kamu terlihat cantik sekali, aku jadi nggak rela kamu keluar." Ucapnya seraya mengelus pipiku. "Loh, kenapa?" Tanyaku
Baca selengkapnya
Bab 25 Ngidamnya Rania
Setelah beres mandi, aku menyiapkan baju untuk mas Zayn yang tengah mandi, dan saat aku menunggu mas Zayn mandi aku ketiduran.  POV Zayn "Dia pasti kecapean, sampai ketiduran di sofa." Ucapku seraya menggendong Rania ke tempat tidur.  "Hari ini pasti kamu merasa tidak nyaman dengan kehadiran Tante Renata, aku yakin pasti Tante Renata berbicara yang tak enak padamu, namun kamu tak mengungkapkan nya." Ucapku seraya memandang wajahnya yang tengah tertidur. "Hari ini dia sudah berkenalan dengan Andrew, aku tak akan membiarkan dia mendekati Rania, Karena aku tahu Andrew orang yang bagaimana. Dan jujur aku tadi cemburu padanya." Gerutuku seraya mengusap rambutnya. Aku pun menyusul Rania, dan tidur seraya memeluk nya. POV Rania "Emm, jam berapa ini? Aduh kebiasaan deh, perutku lapar, mana baru jam 3 pagi. Aku kebawah saja deh,
Baca selengkapnya
Bab 26
Setelah beberapa lama dan jauh dari rumah akhirnya kami menemukan penjual nasi kuning. Maklum karena masih terhitung masih gelap, belum keluar sinar matahari. "Itu Mas, disana sepertinya ada yang jual nasi kuning." Tunjukku pada mas Zayn. "Disana? Kamu yakin?" Tanyanya. "Iya mas." Jawabku seraya tersenyum. "Baiklah, kita kesana ya?" Jawabnya seraya memarkirkan mobilnya. Setelah mobil berhenti aku langsung menuju tukang nasi kuning. "Bu, nasi kuning nya ya 2, makan disini ya? Aku pengen pake sambel oncom nya ya Bu, agak banyak ya." Pesanku pada tukang nasi kuning, lalu aku pun duduk di tempat yang sudah disediakan. "Kamu sudah pesan?" Tanya Mas Zayn seraya ikut duduk di kursi sebelahku. "Sudah mas." Jawabku tak berapa lama nasi pun sudah siap dan pedagang itu mengantarkan nasi kuning pesanan ku. "I
Baca selengkapnya
Bab 27
Setelah selesai mengeceknya ibu mertua ku menyuruh ku untuk bersiap dan meminta izin terlebih dahulu pada Mas Zayn. "Aku telpon dulu Mas Zayn." Ucapku pada diri sendiri seraya menyambungkan panggilan telepon. "Halo, assalamualaikum mas." Sapa ku pada mas Zayn. "Waalaikumsalam, ada apa?" Tanya Mas Zayn lewat telepon. "Mas, tadi ibu mengajakku untuk pergi berbelanja bahan makanan, apa boleh aku ikut Ibu?" Tanyaku pada Mas Zayn. " Jam berapa?" Tanyanya. "Sekarang mas." Jawabku. "Ya sudah, tunggu aku, aku antar kalian berbelanja. Bilang sama ibu tunggu aku." Jawabnya seraya menutup panggilan telepon. "Ish, main di matikan saja." Gerutuku Aku pun bersiap terlebih dahulu, supaya nanti pas mas Zayn datang, aku sudah siap. Tok...tok...tok… "Nak, kamu sudah
Baca selengkapnya
Bab 28
Akhirnya kami bertiga sampai di rumah. "Tolong, masukin semua barang belanjaan ibu ya." Perintah Zayn pada sekuriti. "Bu, Aku langsung ke kantor lagi ya." Ucap Mas Zayn. "Iya, hati-hati ya sayang." Jawab Ibu Mertuaku seraya tersenyum dan masuk ke rumah. "Iya Bu." Jawab Zayn. "Sayang, aku ke langsung ke kantor ya." Pamit Mas Zayn seraya mencium keningku. "Iya mas, hati-hati dan cepat pulang." Jawabku "Pulang mau di bawakan sesuatu?" Tawar Mas Zayn. "Boleh sayang?" Tanyaku seraya tersenyum. "Boleh, mau dibawain apa?" Tanya Mas Zayn "Aku pengen dibawain sate kambing ya mas, sama martabak kismis toping keju ya?" Pesanku pada mas Zayn. "Hah, sate kambing? Emm, iya deh nanti aku bawain deh." Ucap Mas Zayn seraya terkejut dengan pesanan ku. "
Baca selengkapnya
Bab 29
Alangkah kagetnya bukan kepalang Rania, dia sangat beruntung mempunyai suami seperti Zayn. Zayn tahu apa yang disukai istrinya hingga dia membelikan es krim beserta tempatnya. "Wah Mas, nggak salah ini. Kaya yang mau jualan es krim saja." Ucap Rania di telpon seraya tertawa lebar. "Iya biarin, biar kamu puas." Jawab Zayn seraya tertawa. "Dasar kamu ini mas, mas." "Mas, pulang jam berapa ini kan sudah waktunya pulang?" Tanya Rania yang tengah khawatir dan ingin bertemu Zayn. "Aku masih belum tahu, soalnya aku lagi menunggu seseorang, dia salah satu orang suruhan aku, yang aku suruh untuk menyelidiki kasus Theresia." Jawab Zayn dengan nada serius. "Theresia, jadi mas masih belum selesai sama kasus itu? Udah deh mas, jangan mulai lagi, sudahi saja, aku takut mas."  "Mas, mas ingat kan, dulu aku pernah bilang kekhawa
Baca selengkapnya
Bab 30
Setelah dokter memeriksa Rania. "Bagaimana dok, istri saya kenapa?" Tanya Zayn pada dokter. "Istri anda tidak apa-apa, ini mungkin karena stres, dan terlalu banyak beban dipikirannya hingga membuat imunitas tubuh nya menurun." "Jadi saran saya, jangan buat istri anda banyak pikiran terlebih dia kan tengah hamil, ibu hamil itu rawan terkena stres. Kasian anak yang dalam kandungan kalau c ibunya mengalami penurunan imunitas."  "Tidak baik juga buat perkembangan c janin, jadi bapak harus selalu menjaga mood istri anda, jangan sampai down." Jelas dokternya. "Baik dok, terimakasih." Ucap Zayn "Ini obat, untuk menurunkan demam nya, tenang obat ini aman kok, buat yang sedang hamil, jadi bapak tak usah khawatir." Jelas dokternya. Dokter pun langsung pulang, setelah memeriksa Rania. "Zayn, ikut ayah?" Perintah ayahnya Zay
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234567
DMCA.com Protection Status