Akulah Jodohmu 2

Akulah Jodohmu 2

Oleh:  Rere Hana  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
9.8
10 Peringkat
70Bab
2.4KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Kisah percintaan Zayn dan Rania yang tengah menjalani bahtera rumah tangga yang tengah menanti buah hatinya yang didambakan nya. Meskipun awalnya mereka tak saling cinta namun dengan ikatan pernikahan mereka bisa mengikat hati mereka menjadi cinta

Lihat lebih banyak
Akulah Jodohmu 2 Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Eljanes Crocus
bagus kak ceritanya
2021-12-05 20:00:26
0
user avatar
Tiara Ameera Tiara
mantap, semangat terus ya!
2021-10-23 12:48:31
1
user avatar
Andi_At98
ceritanya aku suka kka.. kira-kira kita jodoh enggak ya...
2021-10-23 11:06:37
1
user avatar
Rhill
Bagusss Suka ama critanyaaa
2021-10-07 10:50:11
1
user avatar
RAZILEE
bagus ceritanya
2021-09-22 13:16:29
1
user avatar
Eneng Susanti
Hadir. Semangag Kakak. Ceritanya bagus.
2021-09-22 09:24:03
1
user avatar
Rere Hana
good ya, di tunggu selanjutnya
2021-09-20 12:26:23
0
user avatar
Rere Hana
good, lanjutkan kisah selanjutnya.
2021-09-20 12:25:56
0
user avatar
AANGROWL
cerita yang menarik
2021-09-22 10:34:47
1
user avatar
Eljanes Crocus
spoiler. yang ga mau,jangan dibaca ! (nanti berita hamidun ada di bab ke 5)
2021-10-14 11:33:46
0
70 Bab
Bab 1 perkenalan
Aku Rania saat ini statusku adalah seorang istri dari pengusaha ternama dia adalah Adam Zayn Irtiza. Aku sudah menikah hampir 8 bulan, tapi ya, aku belum dikaruniai seorang anak, karena awal pernikahan kita nggak berjalan dengan selayaknya suami istri.  Itu karena aku menikah dengan jalan perjodohan. Namun sekarang aku dan suamiku sudah saling mencintai. Dan inilah kisahku di masa pasca pernikahan. Yang berawal di jodohkan aku berupaya untuk meyakinkan suamiku bahwa akulah Jodohmu. Memang tak mudah bagiku untuk meyakinkan dia bahwa "akulah Jodohmu". Apalagi saat dia tengah benar-benar jatuh hati pada seseorang yang sudah lebih dahulu mendapatkan hatinya.  Tapi aku tak akan menyerah begitu saja, aku berusaha meyakinkan diri bahwa dia milikku, dia suami ku dan aku adalah istrinya yang resmi.  Aku harus memperjuangkan dia untu
Baca selengkapnya
Bab 2 makan siang bersama
"Nggak Bu, dia kan istriku bukan pegawai ku. Kalau emang Rania mau ke kantor dia tinggal ke kantor, dia bebas mau kapan saja kesana, nggak mesti harus jadi pegawaiku. Kalau dia mau nemenin aku seharian di kantor juga aku nggak larang." Jelasnya karena dia nggak mau aku bekerja. "Ibu, nggak usah khawatir. Aku pasti ganti sekretaris nya kok. Tapi nanti kalau aku sudah menemukan yang baru." Jelasnya pada ibunya. "Aku selesai sarapan nya. Aku pergi dulu ya." Pamit Zayn pada orang tuanya, lalu ia melirik ku, aku pun mengantarnya sampai depan mobilnya. "Nanti siang, kamu ke kantor ya, kita makan siang bersama." Pintanya padaku. "Ya, nanti aku kesana." Jawabku. "Aku pamit dulu ya, assalamualaikum." Pamit Zayn pada Rania. "Waalaikum salam. Hati-hati jangan ngebut." Jawabku sambil mengingatkan Zayn untuk tidak ngebut. Zayn pun menoleh dan mengangg
Baca selengkapnya
Bab 3 makan siang bersama part 2
Setelah mengirimkan pesan aku pergi menuju kantor karena Zayn sudah marah-marah karena aku telat datang. Sesampainya di kantor aku langsung menuju ke ruangan nya Zayn, dan disana aku melihat kejadian tak terduga. "Mas, maaf aku…" ucapku yang langsung terdiam melihat apa yang terjadi di depanku. "Maaf, aku ganggu ya.." ucapku sambil pergi meninggalkan ruangan Zayn. Aku pergi dengan rasa kesal dan menangis. Lalu Zayn pun langsung mengejarku. "Rania, tunggu. Ini bukan seperti yang kamu pikirkan." Ucapnya sambil mengejar ku. "Rania." Ucapnya sambil memegang tanganku lalu menarikku. "Rania, dengarkan penjelasanku, kamu jangan kaya anak kecil gini, emang kamu nggak malu apa liat banyak orang yang ngeliatin kita. Ayo masuk ke mobil nanti aku jelasin di mobil." Ucapnya sambil meminta ku masuk ke mobil. Di perjalanan ak
Baca selengkapnya
Bab 4 kejutan menggembirakan
Kami pun selesai makan siang, dan menuju ke kantor Zayn, dan langsung ke ruangan kerja Zayn. "Aku meeting dulu ya, kamu kalau mau tidur, tidur saja. Nanti selesai meeting kita pulang." Ucapnya sambil keluar ruang kerja nya dan menuju ke ruangan meeting. Sambil menunggu Zayn yang tengah meeting aku mainkan hp, dengan membuka situs-situs web dan baca-baca novel online. Hingga tak terasa aku tertidur, di meja kerja Zayn.  POV Zayn  "Theresia, siapkan file untuk bahan meeting nanti. Aku tunggu." Pintaku pada sekretaris pribadi. "Baik pak, ini sudah siap, akan saya antarkan ke ruangan Bapak." Ucap Theresia. Tok...tok...tok… "Masuk." Ucapku  "Ini pak, berkas yang bapak minta, untuk di pelajari." Ucap Theresia. "Ya simpan saja di mejaku." Perintahku.
Baca selengkapnya
Bab 5 kejutan menggembirakan part 2
POV Rania Setelah terbangun aku langsung melihat Zayn yang tengah tertidur di sofa. "Aku ketiduran pasti lama sampai dia ketiduran di sofa." Ucapku "Mas, bangun." Ucapku sambil membangunkan Zayn. "Eh, aku ketiduran ya. Jam berapa ini?" Tanyanya "Udah jam 7 sayang, maaf ya aku tadi ketiduran, kenapa kamu nggak bangunin aku sih, pasti ayah dan ibu khawatir, kita belum pulang." Ucapku  "Ya abis kamu nyenyak banget tidurnya sampai aku nggak tega buat bangunin." Ucapnya seraya mencubit hidungku. "Pulang yuk." Ajakku pada Zayn. "Ya ayok, kita pulang." Jawabnya seraya mengacak-acak rambut ku. "Ih, mas ini." Ucapku  Kami pun langsung pulang, tapi saat kita di parkiran tiba-tiba mataku jadi buram dan gelap, dan aku pun tak sadarkan diri. POV Zayn.
Baca selengkapnya
Bab 6 kejutan menggembirakan part 3
Setelah Zayn mengurus administrasi, kami langsung pulang ke rumah. Disana ayah dan ibu sudah khawatir karena kita terlambat pulang. "Kalian dari mana saja, oulang terlambat, tapi nggak mengabari kami disini." Tanya Ibunya Zayn "Bu, tenang saja, menantumu kan pergi dengan suaminya, kenapa khawatir sih." Ucap Ayah mertua. Zayn langsung memeluk ibunya, seraya menangis bahagia. "Bu, selamat ya. Ibu sebentar lagi akan jadi nenek." Ucap Zayn sambil memeluk ibunya dengan bahagia. "Apa? Jadi menantuku…" Ucap ibunya Zayn sambil menuju ke arahku. "Selamat ya sayang, akhirnya doa-doa kita terkabul." Ucapnya sambil memelukku seraya mencium kening ku. Betapa bahagianya mereka setelah mendengar kabar gembira ini. Begitupun aku sendiri. Aku masih tak percaya kalau aku sekarang tengah hamil. "Sekarang, kam
Baca selengkapnya
Bab 7 kejadian tak terduga
Siang hari aku merasa bosan dan memutuskan untuk menelpon Zayn. "Halo sayang, kamu lagi sibuk?" Sapaku di telpon. " Nggak, ada apa?" Tanyanya dengan singkat. "Aku jenuh sayang. Mas, nanti pulang bawain aku pizza ya, tiba-tiba aku pengen banget pizza." Pintaku pada Zayn. "Ya, nanti aku bawain." Jawab Zayn. "Tapi aku mau nya sekarang." Pintaku "Tapi akan aku masih kerja, atau aku pesankan saja nanti biar kurir yang kirim kesana." Jelasnya  "Ya udah deh, nggak usah kalau mas nggak bisa. Aku nggak maksa." Ucapku seraya menutup panggilan telefon. "Ya sudah deh, aku lebih baik tidur saja." Aku pun menutup badanku dengan selimut. Saat aku hendak tertidur, tiba-tiba ada suara ketukan pintu. Tok...tok..tok Aku pun langsung membuka pintu. "
Baca selengkapnya
Bab 8 kejadian tak terduga part 2
Saat aku memeriksa Theresia dan aku menemukan foto Zayn yang di sembunyikan di belakang tubuhnya. "Apa yang akan kamu lakukan dengan foto suami saya?" Tanyaku dengan nada tinggi.  Aku kesal sekali bisa-bisanya dia menyimpan foto Zayn. "Ayo jawab!!!" "Kenapa kamu diam?" "Jangan pernah berpikir untuk macam-macam dengan suami saya, karena saya tak akan tinggal diam."  "Sekarang kamu jawab, kenapa kamu mencuri foto suami saya, dan apa yang kamu lakukan di ruangan suami saya." Ucapku dengan nada tinggi dan marah.  Entah kenapa, emosiku bisa tak terkontrol seperti ini, apa mungkin bawaan karena aku sedang hamil. Theresia pun mencoba kabur dengan mendorongku agar tak menghalanginya. Bruk!!! "Rania, kamu tidak apa-apa?" Tanya Zayn yang khawatir akan keadaanku.&n
Baca selengkapnya
Bab 9 ketakutan Rania
Setelah beberapa saat kemudian mas Zayn beres mandi dan melihat ku yang tengah melamun. "Hey, ngelamunin apa?" "Nggak baik loh, ngelamun apa lagi ini udah malam gini, ayo makan udah makan kita tidur." Ucapnya sambil menyodorkan makanan padaku. " Ya, mas." Jawabku sambil makan makanan yang disiapkannya. Kami pun makan bersama. Setelah selesai. "Ini minum vitamin nya." Ucap Mas Zayn sambil menyodorkan aku vitamin dan segelas air putih. "Terimakasih ya mas, udah perhatian sekali sama aku." Ucapku sambil memeluk tangan mas Zayn. "Ya aku kan, emang harus semestinya seperti ini, selama aku bisa." Jawabnya seraya mengelus rambutku. "Nak lihat ayahmu baik kan, kamu nanti harus baik juga kayak ayah kamu sekarang ya, jangan kaya sifat ayahmu dulu yang dingin kaya es batu." Ucapku seraya mengelus perutku. "O
Baca selengkapnya
Bab 10 sekretaris pribadi pengganti
Saat diperjalanan menuju ke kantor. "Nanti kalau kamu capek bilang ya, jangan biarin badan kamu kecapean. Kasian nanti anak kita. Kamu nggak mau kan terjadi apa-apa dengan anak kita kalau kamu kecapean." Jelas Zayn padaku. Aku pun mengangguk seraya tersenyum. "Sebelum ke kantor kamu mau mampir dulu nggak kemana gitu atau mau cari makanan buat ngemil di kantor. Biasanya kan ibu hamil bawaannya lapar terus." Tanya Zayn seraya fokus mengemudi. "Emang boleh gitu, kerja sambil makan? Bukannya dulu kamu suka marah kalau liat pegawai yang santai-santai." Tanyaku seraya menoleh ke arahnya. "Memang nggak boleh, tapi kamu kan bukan pegawai ku, kamu istriku yang membantu suaminya. Lagian aku nggak mau kalau sampai anakku kelaparan di dalam perut kamu." Jawabnya seraya mengelus perutku dengan tangan kirinya karena tangan kanannya memegang kemudi. "Oh, jadi Mas cuma perha
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status