Kisah percintaan Zayn dan Rania yang tengah menjalani bahtera rumah tangga yang tengah menanti buah hatinya yang didambakan nya. Meskipun awalnya mereka tak saling cinta namun dengan ikatan pernikahan mereka bisa mengikat hati mereka menjadi cinta
View MoreAku Rania saat ini statusku adalah seorang istri dari pengusaha ternama dia adalah Adam Zayn Irtiza.
Aku sudah menikah hampir 8 bulan, tapi ya, aku belum dikaruniai seorang anak, karena awal pernikahan kita nggak berjalan dengan selayaknya suami istri.
Itu karena aku menikah dengan jalan perjodohan. Namun sekarang aku dan suamiku sudah saling mencintai.
Dan inilah kisahku di masa pasca pernikahan. Yang berawal di jodohkan aku berupaya untuk meyakinkan suamiku bahwa akulah Jodohmu.
Memang tak mudah bagiku untuk meyakinkan dia bahwa "akulah Jodohmu".
Apalagi saat dia tengah benar-benar jatuh hati pada seseorang yang sudah lebih dahulu mendapatkan hatinya.
Tapi aku tak akan menyerah begitu saja, aku berusaha meyakinkan diri bahwa dia milikku, dia suami ku dan aku adalah istrinya yang resmi.
Aku harus memperjuangkan dia untuk menjadi suamiku seutuhnya.
Dan perjuangan ku dimulai saat aku sudah merasakan ada hati yang sudah tertulis namanya di hatiku.
Namun aku ragu untuk mengungkapkannya. Karena hatinya sudah ditempati nama lain. Namun Tuhan berkata lain. Dia harus kehilangan cintanya untuk selamanya karena maut memisahkannya.
Kematian Mikha kekasih hatinya menjadi pecutan bagi hidupnya. Namun aku harus selalu ada meski dia tidak pernah menganggapku ada di hatinya.
Aku harus terus mendampinginya dalam keterpurukan. Agar dia yakin bahwa aku akan selalu ada disaat apapun keadaan nya.
Meskipun hatiku pun terluka, karena orang yang aku cintai tengah sakit karena mencintai yang lain.
Aku masih ingat saat dia menangis karena, saat itu Mikha meninggalkannya untuk selamanya.
"Aku telah kehilangan dia, gara-gara aku dia tlah tiada saat ini. Kalau bukan karena aku menyuruhnya menjauh dariku. Dia tak akan marah, dan kecelakaan itu tak akan terjadi." Kata-katanya yang selalu ku ingat saat dia tengah terpukul.
Saat itu aku hanya bisa diam, dan menenangkan hatinya. Meski hatiku pun sakit melihatnya.
Namun saat ini semua itu hanyalah kenangan pahit yang harus dilupakan. Kini dia telah melupakan semua kesedihan itu, dan memulai hidupnya yang baru denganku.
Aku masih ingat saat dia menyatakan Cintanya di depan semua karyawan kantor nya. Rasanya waktu begitu cepat berlalu.
Kini aku dan dia tengah menjalani bahtera rumah tangga yang didasari oleh rasa cinta.
Aku harap kabar baik cepat datang untuk melengkapi rumah tangga ku. Jika tuhan mengizinkan. Izinkan aku untuk menjadi seorang istri yang sejati yang bisa memberikan keturunan yang baik dan Sholeh.
Ya seperti apa yang diharapkan para pasangan yang tengah menikah. Rasanya kurang lengkap rumah tangga tanpa hadirnya seorang anak.
Tetapi tuhan sepertinya masih belum mengizinkan aku untuk menjadi seorang ibu. Meski begitu aku tak akan hilang harapan dan semangat karena aku yakin, selalu ada hikmah dibalik semua kejadian.
Pagi ini seperti biasa aku harus menyiapkan sarapan pagi untuk semuanya. Yang kadang dibantu Ibu mertuaku.
"Masak apa hari ini sayang?" Tanya Mertuaku padaku yang tengah sibuk di dapur sambil menepuk pundakku dengan lembut.
"Oh ini Bu, aku sedang memasak kari kesukaan Mas Zayn." Jawabku yang so sibuk memasak seraya menoleh ke arah Ibu mertuaku.
"Wah, Zayn pasti suka." Ucap Mertuaku sambil tersenyum ke arahku.
"Ibu bantu ya?" Tawar Ibu mertuaku.
"Oh, gapapa kok Bu, lagian udah mau selesai." Jawabku.
"Udah sini, Ibu yang lanjutkan." Pinta Ibu mertuaku.
"Oh, baik Ibuku Sayang." Ucapku sambil mencium pipinya.
"Kalau begitu, aku siapkan piring-piring nya di meja makan saja ya Bu." Ucapku sambil pergi ke arah meja makan untuk menyiapkan segala sesuatunya.
Lalu para lelaki pun turun dan datang untuk sarapan.
"Pagi, Ayah." Sapaku pada Ayah mertua.
"Pagi, Masku." Sapaku pada Zayn dengan senyuman manis yang aku berikan spesial untuk dia.
"Sebentar ya, aku siapin dulu, makanan nya." Ucapku sambil pergi ke arah dapur.
"Apa Ayah dan Zayn sudah pada bangun?" Tanya Ibu mertuaku.
"Sudah, Bu." Jawabku
"Mereka sudah ada di meja makan untuk sarapan." Jelasku.
"Ya sudah, ini bawa ke meja makan. Hati-hati masih panas." Ucap Ibu mertuaku.
Aku pun langsung membawa membawa makanan nya ke meja makan dan menyiapkan. Setelah siap kami pun sarapan bersama.
"Hari ini kamu sibuk nak?" Tanya Ibunya.
"Ya seperti biasanya saja Bu." Jawab Zayn.
"Terus gimana, sekretaris pribadi yang ibu suruh ganti itu. Apa sudah kami ganti." Tanya Ibunya Zayn yang menyuruh Zayn untuk mengganti sekretaris pribadi nya.
"Belum Bu, soalnya saya masih cari yang barunya belum ada." Jawab Zayn.
"Kenapa susah-susah cari yang baru. Kan ada istrimu. Bukannya dia juga pernah jadi sekretaris pribadi kamu sayang."
"Lagian, kalau Rania jadi sekretaris pribadi kamu lagi, kamu jadi lebih banyak waktu untuk bersama kan." Jawab Ibunya Zayn.
Setelah makan siang mereka semua berbincang di ruang keluarga."Bu, jadi rencananya kami akan merayakan ulang tahun zhahir disini. Aku ingin merayakan ulang tahun zhahir dengan berkumpul semua keluarga. Sekalian mengenalkan zhahir pada semua keluarga. Lagian zhahir kan belum pernah bertemu dengan semua keluarga kita."jelas Zayn yang membuka topik pembicaraan."Itu rencana yang bagus nak, nanti biar ayah yang mengundang semua keluarga kita, termasuk keluarga Rania juga."jawab ayahnya Zayn yang setuju dengan rencana Zayn."Ibu juga setuju, nanti biar ibu yang siapkan semua keperluan pestanya."ujar ibunya Zayn."Nak, kamu mau tema apa sayang?"tanya ibunya Zayn pada zhahir."Apa saja Oma."jawab zhahir seraya menoleh ke arah Omanya."Oh iya Bu, nanti sore rencananya kita akan ke rumah orang tuanya Rania, ya sekalian memberi tahu rencana ini."ucap Zayn seraya melirik Rania, Rania tersenyum."Aku ikut kan dad?"tanya Zhahir seraya menoleh ke arah Zayn."Tentu saja sayang, memangnya kamu nggak
Setelah selesai membantu zhahir. Zayn kembali ke ruang kerjanya dan Rania sudah tak ada disitu, lalu ia mencari Rania ke kamarnya dan betul, Rania tengah membereskan barang-barang yang hendak di bawa."Mas, dari mana?"tanya Rania seraya menoleh ke arah Zayn. Zayn terdiam tak menjawab pertanyaan Rania."Mas, kamu kenapa?"tanya Rania seraya menatap wajah Zayn."Kamu benar sayang, anak kita tidak seperti anak seusianya."ucap Zayn seraya duduk di pinggiran tempat tidur."Mas tadi membantu zhahir membereskan barang yang akan dia akan bawa, dan mas melihat semua barang hasil karyanya, dan itu bukan layaknya hasil karya anak seusianya."ucap Zayn dengan wajah terkejut."Dan kamu tahu sayang, dia melukis wajah mas, saat mas membereskan barang-barang nya sayang, dan hasilnya bagus sekali."sambung Zayn seraya menggenggam kedua tangannya Rania.Rania hanya terdiam mendengar semuanya, ia karena dia sudah tahu semua itu, dan ia sudah memberitahu suaminya namun, suaminya tidak menanggapi semuanya de
Tak terasa waktu berlalu, sudah hampir 3 tahun lebih Rania dan Zayn meninggalkan Indonesia. Zhahir yang sebentar lagi genap berusia 3 tahun kini ia tumbuh menjadi anak yang cerdas dan pintar, namun ia mempunyai karakter yang sama dengan ayah nya dia dingin, namun penyayang.Zhahir yang mempunyai IQ tinggi di usianya, dia sudah bisa mengoperasikan komputer dan gadget mana pun. Dia tak seperti anak seusianya yang lain yang senang dengan mainannya, zhahir malah asyik menciptakan sesuatu yang baru yang dia buat dari barang-barang yang ada di di rumah.Di umur yang belum genap 3 tahun zhahir bisa menciptakan robot mini. Kemampuan ini dia dapatkan dari ayahnya. Zayn yang kini menjadi pemilik perusahaan di Athena, perusahaan teknologi terbesar disana. Berkat usahanya kini perusahaannya melaju dengan pesat."Nak, kamu lagi apa sayang?"zhahir yang tengah sibuk. Hingga dia tak sadar mama nya tengah memperhatikannya."Mommy, bagus kan?"zhahir menunjukkan hasil karyanya. Selain dia suka dengan te
Saat ini Rania mengantarkan kedua orangtuanya Zayn ke bandara untuk kepulangan mereka ke Indonesia. Namun Zayn tak bisa ikut mengantarkan orang tuanya."Sayang, mama pulang dulu ya, kamu jaga diri baik-baik ya, nanti kalau ayahmu ada waktu senggang, kita akan berkunjung lagi kesini."ujar ibunya Zayn seraya memeluk Rania."Iya ma, hati-hati ya ma, nanti kalau sudah sampai jangan lupa telepon ya, kalau sudah sampai Indonesia."jawab Rania."Nak, tolong selalu perhatikan Zayn ya sayang, ayah masih takut dia berbuat macam-macam lagi, kamu tahu kan, alasan kalian pindah kesini."bisik ayahnya Zayn seraya memeluk Rania."Iya yah."jawab Rania seraya mengangguk.Mereka pun pergi dan pesawatnya pun lepas landas. Dalam perjalanan pulang Rania terus merenungi pesan ayah mertuanya. Rania kembali mengingat alasan kenapa Zayn memilih tinggal jauh dari orangtuanya."Mas, pesawat ayah sudah lepas landas, dan sekarang aku langsung pulang ya."pesan Rania pada Zayn. Namun saat ini Zayn sangat sibuk dan be
Siang hari saat orang tua Zayn tengah istirahat dikamarnya.Rania pun tengah ada di kamarnya dan ia berencana untuk menelpon Zayn lewat panggilan video dia berencana ingin memberi kejutan untuk Zayn.Tuuut…tuuu…tuuut.."Assalamualaikum, tumben video call?"sapa Zayn diseberang telepon."Iya nih, ada yang pengen ketemu ayahnya, kan tadi pagi nggak sempet ketemu katanya."ucap Rania seraya tertawa kecil."Siapa?"tanya Zayn yang heran."Emang siapa lagi kalau bukan anakmu ini. Ini sayang tuh ayahnya. Ayo sapa ayahnya."ucap Rania seraya melihatkan layar handphone nya pada zhahir agar terlihat ayahnya."Ya..yah."panggil zhahir. Zayn terbelalak tak percaya mendengar itu."Masyaallah, anak ayah sudah bisa manggil ayah. Ayah seneng banget denger nya, ayo panggil lagi sayang, ayah pengen denger lagi."ucap Zayn "Ya yah, pu..Lang."ucap zhahir."Wah katanya sudah nambah lagi, pintarnya anak mama."ucap Rania seraya memeluk zhahir."Iya nanti ayah pulang ya sayang, ayah masih belum beres kerjanya sa
Keesokan harinya Zayn sudah mulai disibukkan dengan pekerjaannya. "Pagi sayang."sapa Zayn yang tengah berjalan menuruni tangga dan mendekati Rania lalu memberikan morning kiss nya."Pagi mas, ini sayang, teh hijaunya, dan sebentar lagi sarapannya siap."ujar Rania seraya menyodorkan teh hijau untuk Zayn."Terima kasih sayang."ucap Zayn seraya tersenyum renyah."Zhahir belum bangun ya?"tanya Zayn."Belum mas, tadi subuh dia bangun mas, ngajak main, terus baru tidur lagi barusan."jawab Rania seraya masih bergelut dengan kesibukannya di dapur."Ini mas, sarapan nya sudah jadi, ayo kita sarapan."ajak Rania.Saat mereka hendak sarapan tiba-tiba bel berbunyi.Ting…nong…Ting…nong…"Sudah, biar mas yang bukain pintunya."ujar Zayn."Thank you sayang."ucap Rania seraya tersenyum. Zayn berjalan menuju pintu depan dan membuka pintunya."Ibu, ayah, kalian kok nggak bilang mau kesini kan bisa aku jemput."ujar Zayn yang terkejut dengan kedatangan orang tuanya.Kedua orang tuanya tersenyum begitu jug
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments