Semua Bab Benci Berbuah Cinta: Bab 51 - Bab 60
179 Bab
51
"Aku akan mencari cara lain, Daripada aku mati muntah di sini. Oopsss tepatnya langsung masuk rumah sakit dan sekarat di sana," balas William Randolph yang memilih untuk berjalan ke arah pintu keluar dengan langkah kaki tergesah-gesah. Ricky yang di tinggalkan dalam kesendirian, ia hanya bisa mengumpat kasar berulang kali akan tindakan William Randolph yang di luar perkiraan. "Kau serius?" seru Ricky yang mengejar langkah kaki William Randolph di lorong. "Tentu saja serius, aku tidak mau mati konyol di sini dengan aroma bau badan bercampur parfume. Setidaknya aku mati terhormat dengan keandaan bersih dan higienis," balas William Randolph yang langsung masuk ke dalam lift. Ricky segera menyusul William Randolph, ia tidak mau main sendirian di tempat penuh keramaian seperti ini. "Kau ceroboh kali ini," ucap William Randolph yang memijit-mijit dahinya berulang kali untuk menghilangkan rasa pusing di kepalanya. Ricky menaikkan kedua alisnya untuk meminta penjelasan dan tidak lupa me
Baca selengkapnya
52
William Randolph dan Ricky duduk saling berhadapan dengan segala ketakutan di dalam hati.Makanan yang mereka oder di hidangkan di atas meja dan rasa lapar untuk menyantap makanan tersebut juga tidak ada lagi."Lebih baik kita santap makannya daripada di tatapi terus," saran William Randolph yang menyantap makanan tersebut dan tidak terasa enak di dalam lidah. Karena hatinya masih gusar akan bayangan ketakutan.Tidak ada yang di takuti oleh William Randolph, kecuali keputusan ayahnya yang bisa membuat ia jatuh ke neraka kemiskinan. William Randolph sangat hafal akan sikap ayahnya yang keras kepala dan tidak sengan menyumbangkan semua kekayaan kepada negara saat sudah pensiun kerja.Sedangkan Ricky tidak mau semua saudaranya mengambil hal yang menjadi miliknya. Keduanya makan dengan hati tidak tenang, seolah tertangkap kamera karena mengutil sesuatu di pusat perbelanjaan."Selesai makan, kita langsung pulang dan..." ucap William Randolph yang membuat Ricky terheran."Dan apa?" tanya
Baca selengkapnya
53
"Apa yang kau kerjakan?" seru Robert Randolph dengan suara nyaringnya.William Randolph mendengus kesal akan suara ayahnya yang seperti speker."Mengerjakan berapa dokumen penting, memangnya salah?" balas William Randolph dengan dahi berkerutnya.Robert Randolph tidak begitu saja percaya, ia segera mengotak-atik dokumen penting di atas meja dan juga melihat isi laptop William Randolph tanpa permisi.Melihat setengah dokumen penting sudah selesai, wajah Robert Randolph menunjukkan sebuah kebanggaan kepada William Randolph. Ia salut dengan anaknya yang lebih memilih mengerjakan dokumen penting sampai lupa mandi."Maaf aku mencurigai kamu," balas Robert Randolph menepuk-nepuk bahu William Randolph dengan wajah bahagia."Dad, kau ini kenapa sih hari ini. Sungguh aneh banget," ucap William Randolph dengan memasang wajah heran yang di buat-buat untuk menutupi apa yang ia lakukan barusan dengan Ricky."T-tidak ada, Kamu kembali bekerja dengan santai. Abaikan saja sikap aku tadi," balas Rober
Baca selengkapnya
54
"Baik bos," ucap kedua satpam secara serentak.Adam Leonard menjalankan mobilnya ke luar pakiran dengan berapa pikiran di dalam benaknya. Salah satunya adalah mengirim Ricky ke luar negeri untuk kuliah daripada mendapatkan ilmu yang sedikit di sini."Ricky adalah pewaris aku, seharusnya dia mendapatkan pendidikan lebih baik lagi. Aku tidak ingin perusahaan aku hancur dengan pengetahuan dia yang sedikit," batin Adam Leonard yang telah memutuskan keputusan itu demi kebaikan Ricky dan juga menjauhkan Ricky dari pergaulan bebas yang di anggap dapat merusak masa depan.Sebenarnya Adam Leonard tidak suka Ricky berteman baik dengan William Randolph yang terkenal playboy dan hobi menidurin wanita secara bergantian tiap malam.Ujung mata Adam Leonard melirik Ricky yang masih tertidur pulas di samping kursi pengemudi."Lebih baik kau jauh dari dia yang tidak punya masa depan, aku tidak ingin karir dan masa depan mu hancur. Karena berteman dengan anak Robert Randolph," seru Adam Leonard yang kin
Baca selengkapnya
55
Melihat kedua orang di hadapannya mulai tergiur akan uang. Pria jelek itu semakin menambah jumlah uang di atas atas meja sebagai pancingan untuk membalas dendam atas apa yang di lakukan oleh Cintya dan James Arthur kepada para rekannya.James Arthur yang tergoda akan jumlah uang tersebut ia langsung menerima tawaran pria jelek tersebut tanpa memikirkan perasaan Cintya."James," pekik Cintya dengan suara tidak percaya atas sikap James Arthur yang lebih memilih uang daripada dirinya.James Arthur berusaha menenangkan Cintya dan juga mengatakan ia hanya mengambil 20% dari hasil tersebut. Sisanya terserah Cintya mau di apakah.Cintya terlihat berpikir sejenak atas apa yang di katakan oleh James Arthur. Karena selama ini ia selalu di hina oleh Bella Saphira. Jadi tidak ada salahnya mempunyai banyak uang dan untuk sekedar pamer kepada Bella Saphira."Baiklah," balas Cintya yang akhirnya setuju dengan ide James Arthur tanpa menyadari senyuman pria jelek itu semakin lebar.Pria tua itu langsu
Baca selengkapnya
56
Sedangkan pria jelek dan gemuk itu memasukkan miliknya ke dalam celah inti Cintya secara mendadak. Cintya yang tidak bisa melarikan diri ataupun melakukan perlawanan. Ia hanya bisa pasrah di lecehkan oleh empat pria secara bersamaan. Dua pria itu menghisap kedua dadanya secara bersamaan. Sedangkan keduanya bermain di bagian atas dan bawah. "Lihatlah bagaimana wanita mu di gilir malam ini," ucap dua pria kekar yang menahan tubuh James Arthur untuk tidak melakukan perlawanan. James Arthur berusaha melepaskan diri dan juga berteriak keras untuk meminta ke empat pria itu untuk tidak menyetubuhi Cintya lagi. Namun teriakan James Arthur di anggap angin lalu oleh keempatnya yang kini sibuk mencicipi kemolekan tubuh Cintya di atas meja judi. "Lihatlah bagaimana wanita mu di permainan kan oleh kami berempat," seru salah satu pria yang mengejek James Arthur yang kini di tekan oleh dua pria kekar. James Arthur berteriak berulang kali dan juga melakukan perlawanan. Namun hasilnya sia-sia. Ia
Baca selengkapnya
57
"Pasti ibunya lagi yang nyari drama hingga membuat James Arthur sulit untuk menghubungi aku," batin Bella Saphira yang menebak-nebak akan kondisi James Arthur saat ini yang di anggap sulit untuk menghubungi dirinya karena wanita tua itu banyak tingkah mBella Saphira yang tidak banyak curiga dengan James Arthur. Ia memilih pekerja seperti biasanya di klub malam Norm. Di sela-sela kesibukannya melayani tamu, Bella Saphira juga berapa kali melihat ke layar ponsel untuk memastikan ada pesan James Arthur atau tidak.Melihat tidak ada pesan masuk, Bella Saphira hanya bisa menghela nafas panjang dengan wajah kecewa. Kemudian memasukkan ponselnya ke dalam saku dress.Ricky yang sejak semula melihat kegelisahan Bella Saphira. Ia mendekati Bella dari arah belakang secara diam-diam."Sepertinya sedang menunggu seseorang?" goda Ricky yang sengaja memeluk tubuh Bella Saphira dari arah belakang. Lalu kedua tangannya meremas kedua dada Bella Saphira yang di balut oleh kemeja putih ketat."Dasar wan
Baca selengkapnya
58
"Siapapun yang duluan juga tidak masalah," balas William Randolph yang menarik puncak dada Bella Saphira dengan sebelah tangan."Hmmmppp," pekik Bella Saphira dengan suara nyaring hingga tubuhnya melengkung karena gairah yang mengalir di dalam tubuhnya."Kalau begitu aku duluan," balas Ricky yang sudah tidak sabaran mencicipi tubuh Bella Saphira yang kini tidak berdaya sama sekali.Ricky menundukkan kepalanya, ia mengeluarkan lidahnya untuk mengoda bagian kecil dan lembut itu."Hmmmppp," Bella Saphira masih berjuang untuk berteriak dan tanpa sengaja mengoyangkan bokongnya yang ternyata memancing gairah William Randolph.Ricky menahan kedua kaki Bella Saphira yang berusaha menutup. Ia membuka lipatan demi lipatan dengan lidahnya. Kemudian menjulurkan lidahnya di dalam celah inti Bella Saphira yang sudah lembab."Hmmmppp," Bella Saphira mengoyakkan bokongnya semakin cepat, ia tidak tahan dengan lidah Ricky yang kini bermain di wilayah sensitif.Tidak hanya jilatan vdan hisapan yang di l
Baca selengkapnya
59
"Aku mohon jangan," pinta Bella Saphira memohon pilu kepada pria jelek dan gemuk yang berhasil menyetubuhinya dari arah belakang."Kau pikir aku perduli dengan permohonan mu itu," balas William Randolph yang menepuk-nepuk bokong Bella Saphira dengan tepukan kuat hingga meninggalkan cap lima jari di bokong yang putih mulus itu."Ahhh sakit," pekik Bella Saphira yang tidak tahan dengan pukulan William Randolph yang berulang kali ke arah bokongnya dengan tenaga kuat."Bersiaplah manis," ucap William Clanton yang mengusapkan badan rudalnya ke arah celah inti Bella Saphira yang masih terdapat cairan perlepasan."Jangan," pinta Bella Saphira kembali memohon pilu.William Clanton menulikan telinganya. Ia membuka lipatan demi lipatan. Kemudian memasukkan kepala rudalnya ke dalam celah inti Bella Saphira."Ahhh.." pekik Bella Saphira dengan air mata berlinang. Ketika merasakan kepala tumpul itu memasuki celah intinya."Sial," umpat William Randolph yang berhasil memasukkan setengah rudalnya ke
Baca selengkapnya
60
William Randolph yang di tendang keluar oleh Ricky. Ia duduk di tanah dengan wajah bodoh."Keparatt kau Ricky," seru William Randolph yang tidak terima dengan apa yang di lakukan oleh Ricky barusan kepada dirinya.Ricky menulikan telinga, ia langsung mengemudikan mobilnya dengan kecepatan tinggi keluar dari kediaman Randolph.Sepanjang perjalanan pulang, Ricky terus mengumpat kepada saudara tirinya yang berusaha menjatuhkan dirinya dari perusahaan Leonard."Aku tidak akan membiarkan rencana kalian sukses," seru Ricky yang mencengkram stir mobil dengan jemari.Kuatnya cengkeraman jemari Ricky telah mengeluarkan suara perpaduan antara tulang jemari.***William Randolph yang memasuki rumah dengan sebelah tangan mengusap bokongnya. Tetiba ia melihat ayahnya sedang duduk dengan wajah hitam dan firasatnya mengatakan ini merupakan hal yang tidak baik sama sekali. Tepatnya akan bernasib seperti Ricky."Kemana saja kau ini?" tanya Robert Randolph dengan suara meninggi kepada William Randolph
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
45678
...
18
DMCA.com Protection Status