Semua Bab Benci Berbuah Cinta: Bab 71 - Bab 80
179 Bab
71
Ricky yang sudah mengeringkan wajahnya dengan sapu tangan. Lalu terkekeh renyah melihat keandaan William Randolph yang tersiksa dengan wajah suram dan satu tangan mengamankan bagian yang membengkak hebat. "Sepertinya ada yang lebih sial dari aku," cibir Ricky kepada William Randolph yang berwajah hitam kelam. William Randolph mendengus kesal. Ingin sekali ia membacok orang agar perasaan di dalam hati menjadi lebih baik daripada tersiksa seperti ini. Ricky masih terkekeh renyah dengan tatapan geli melihat ke arah barang William Randolph yang masih berdiri seperti pohon. "Jadi gimana?" tanya Ricky dengan wajah bodoh yang semakin memanasi suasana hati William Randolph yang masih belum sulut. "Keparatt," umpat William Randolph dengan suara murkah. Sebenarnya William Randolph ingin menghancurkan klub malam Norm untuk melampiaskan emosinya. Tetapi William Randolph sadar kekuatan dirinya tidak cukup kuat untuk menghancurkan klub malam Norm yang di beking oleh para mafia dan orang atas.
Baca selengkapnya
72
Bisa di bilang klub malam Norm merupakan klub malam yang terbaik yang bisa memenuhi semua permintaan pelanggan setia dan berdompet tebal. Tidak heran banyak CEO berdompet tebal tidak berani membuat keributan atau masalah di dalam klub malam Norm. Karena yang rugi adalah mereka semua. Belum lagi dampak yang di timbulkan oleh salah satu orang akan berdampak pada semua orang. Sehingga orang yang kena akan menyingkirkan orang yang berani cari masalah di klub malam Norm. Selain itu, orang yang di belakang klub malam Norm bukan orang biasa. Kebanyakan adalah gengster, mafia dan berapa penting politik yang ikut serta mengambil bagian. Sehingga susah untuk menghancurkan klub malam Norm atau sekedar membuat masalah berat dengan ancaman yang di pastikan akan berakhir menyedihkan. Jika tidak punya kekuatan besar untuk menekan pemilik klub malam Norm.William Randolph menenguk air di dalam gelas dengan satu kali tengukkan. Setelah otaknya cukup bekerja keras seharian."Aku pulang duluan," pamit W
Baca selengkapnya
73
"Baiklah," balas Bella Saphira yang akhirnya mengerti situasi yang kini di hadapi oleh James Arthur dan ia juga tidak akan menuntut banyak dari James Arthur. Daripada menghadapi situasi rumit pada akhirnya yang saling merugikan satu sama lain."Terima kasih atas pergertianmu," ucap James Arthur yang meraih badan Bella Saphira untuk di peluk. Di dalam hati, James Arthur masih mengumpat Bella Saphira yang menggagalkan rencananya.Bella Saphira memeluk James Arthur dengan pelukan kuat dan terasa sesak di dalam hatinya. Karena keluarga James Arthur begitu membenci dirinya tanpa sebab yang jelas."Aku pulang dulu," pamit James Arthur yang mengurai pelukkan Bella Saphira, kemudian mengecup bibir ranum itu sesat.Bella Saphira tidak berbicara, ia segera keluar dari dalam mobil James Arthur dengan wajah sedih dan hati tertekan.James Arthur tidak langsung menjalankan mobilnya, ia masih menatapi sosok Bella Saphira. Tepatnya mengawasi Bella Saphira benaran masuk ke dalam rumah.Setelah Bella S
Baca selengkapnya
74
Kedua jalang agak ragu untuk menolak tawaran James Arthur yang terdengar mengiurkan.James Arthur tertawa bodoh. Ia masih menenguk alkohol di dalam botol dengan memperlihatkan wajah mencibir kepada kedua jalang yang di anggap sebagai wanita rendahan."Baiklah," balas kedua jalang yang akhirnya setuju dengan permintaan James Arthur. Karena mereka berpikir di apertemen James Arthur pasti banyak barang mahal dan juga bisa di colong di saat James Arthur tertidur lelap.James Arthur berdiri dari tempat duduknya. Ia menguap secara besar-besaran. Bahkan terlihat ogah untuk membayar tagihan minuman."Ayo," ajak James Arthur kepada kedua jalang yang terlihat siap pergi ke apertemen dan tetiba kedua jalang memutuskan menolak tawaran James Arthur karena mereka melihat ada pria kaya raya yang bisa memberikan kepastian daripada janji manis kepada mereka berdua."Maaf.... Kedua wanita ini sudah menjadi milik aku," ucap pria itu dengan nada mencibir kepada James Arthur.James Arthur hanya bisa berd
Baca selengkapnya
75
Hening.... Tidak ada yang menjawab pertanyaan Bella Saphira. Sehingga Bella Saphira kembali melanjutkan sarapan pagi seorang diri dengan hati teriris pilu.Di pihak lain, Ella yang sudah sampai ke hotel mewah. Ia segera mencari keberadaan Cintya. Cintya melihat kedatangan ibu tiri yang sesuai harapan. Ia segera berlari cepat ke arah Ella."Mom," ujar Cintya dengan nada sedihnya dan tidak lupa mengarang cerita sesuai dengan apa yang ada di dalam pikirannya.Ella segera meraih tubuh Cintya untuk di peluk dengan tujuan menenangkan Cintya dari rasa takut maupun trauma.Kedua mata Ella melihat banyak orang yang melirik ke arah dirinya dan Cintya. Ella merasa tempat ini tidak aman untuk Cintya bercerita apa yang di alami."Kita bahas di rumah," saran Ella yang tidak ingin Cintya mempermalukan diri sendiri di depan umum untuk kesekian kalinya.Cintya mengangguk pelan. Ia mengikuti Ella masuk ke dalam mobil.Di dalam mobil, Ella mengemudikan mobilnya cukup jauh dari hotel mewah."Ayo ceritak
Baca selengkapnya
76
"Aku habis di pecat dari pekerjaan," ujar Cintya dengan memasang wajah sedih dan kedua tangan meremas ujung kemeja bergambar hello Kitty.Di dalam hati, Cintya berharap ayahnya merasa iba kepada dirinya dan tidak marah lagi.Josep langsung berdiri dari tempat duduknya dengan mengebrek meja secara kasar. Kali ini ia benar-benar kehabisan kesabaran menghadapi Cintya yang selalu kena pecat dan menjadi beban keluarga."Di pecat katamu? Kau ini memang tidak berguna dan hanya jadi beban keluarga ini. Kapan kau mau kerja serius?" seru Josep dengan ocehannya yang panjang lebar kepada Cintya yang berdiri dengan kepala tertunduk ke bawah.Ella bergegas menasehati Josep untuk tidak mengoceh di hari pekan. Karena akan merusak suasana hati."Anak tidak tahu diri ini sudah merusak suasana hati aku," seru Josep yang masih memaki Cintya berulang kali.Cintya yang tidak terima di caci maki, ia segera bersuara."Semua ini salah Bella Saphira, dia yang datang ke tempat kerja aku dan membuat keributan di
Baca selengkapnya
77
"Jalang ini pandai juga bermain ciuman?" cibir William Randolph yang masih menatapi Bella Saphira dan James Arthur yang sibuk memadu kasih dengan berciuman di depan umum hingga menjadi tatapan orang sekitar yang hendak masuk ke dalam klub malam Norm.Berulang kali William Randolph mendengus kesal, karena ia merasa sedang melihat film romantis yang di putar di dalam bioskop.Selesai mengecupi bibir Bella Saphira, Jemari James Arthur mengusap bibir yang terlihat membengkak itu."Nanti aku datang menjemput mu," pamit James Arthur yang sengaja datang ke klub Norm untuk mencari Bella Saphira untuk meminjam uang yang akan di pakai untuk berjudi.Bella Saphira menganggukkan kepalanya, ia menatapi kepergian James Arthur dengan tatapan nanar. Kemudian memilih masuk lagi ke dalam klub malam.Sedangkan William Randolph memilih mengikuti James Arthur secara diam-diam dari arah belakang untuk mengetahui kemana James Arthur pergi setelah mendapatkan uang dari Bella Saphira."Klub malam kelas jelata
Baca selengkapnya
78
"Kau yakin mau menikah dengan aku?" tanya Cintya yang nafas terengah-engah. Kemudian mengunakan jemarinya untuk memegang rudal James Arthur yang masih tegang dan berulang kali masuk ke dalam celah inti tubuhnya.James Arthur mendesah kenikmatan, Saat jemari Cintya meremas badan rudalnya yang kini masuk setengah ke dalam celah tersebut."Tentu saja aku akan menikahimu setelah aku berhasil menyingkirkan Bella Saphira di hari pernikahan dengan begitu pegantin wanita akan tertukar dan pernikahan tersebut akan menjadi milik kita berdua," jelas James Arthur dengan wajah tanpa merasakan kesalahan sedikitpun akan trik jahatnya.Cintya memperlihatkan senyuman bahagia. Ia melepaskan cengkeraman tangannya dari badan rudal James Arthur.James Arthur langsung menghentakkan rudalnya masuk ke dalam tubuh Cintya dengan hentakkan kuat."Ahhhh...." pekik Cintya dengan suara nyaring, Hingga kedua tangan melingkar di leher James Arthur.James Arthur masih sibuk menghentakkan miliknya di dalam tubuh Cinty
Baca selengkapnya
79
"Ahhh... James... tolong pelan," pekik Cintya berulang kali dengan memohon pilu.James Arthur seolah menulikan telingannya. Ia sibuk menghentakkan miliknya dari bawah dan memaksa tubuh Cintya untuk bergoyang dari atas.William Randolph memijit-mijit dahinya berulang kali, Karena terusik oleh suara persetubuhan keduanya yang sejak tadi berteriak di sertai dengan desahan merdu dari sang wanita.Cintya yang sudah bisa menyesuaikan irama permainan James Arthur. Ia mulai bergerak secara binal tanpa bantuan James Arthur lagi."Kalau kalah bagaimana? bukankah sama saja bodoh. Uang tidak dapat, malah kehilangan barang bagus?' balas Cintya yang meraba-raba dada bidang James Arthur berulang kali. Lalu mengecup bibir James Arthur dengan panggutan.Jemari James Arthur juga tidak tinggal diam begitu saja, Ia mengunakan kedua tangannya untuk meremas bokong Cintya."Tidak akan kalah, Aku akan memilih mengalah di bagian akhir setelah mendapatkan banyak uang dari para penjudi. Setelah itu akan ku lel
Baca selengkapnya
80
Pekerja pria itu memilih meninggalkan ruangan, Karena menganggap tugasnya sudah selesai.Kedua mata William Randolph masih menatapi teknik permainan James Artur yang penuh trik tipuan yang begitu ahli mengelabuhi para pemain amatir.Tetiba senyuman William Randolph langsung miring setelah sebuah ide jahat terlintas di dalam kepalanya. Ide yang bisa mengubah masa depan Bella Saphira menjadi air mata darah."Aku tidak sabar untuk memberikan kau pelajaran," batin William Randolph yang masih teringat dengan apa yang di lakukan oleh Bella Saphira pada dirinya berapa hari lalu, Hingga ia dan Ricky menjadi cibiran di kalangan CEO.James Arthur yang sudah mendapatkan banyak uang dari kekalahan lawannya. Ia tertawa terbahak-bahak sembari mencibir lawan yang tidak berdaya menghadapi dirinya."Kau hanya sampah yang tidak berguna," cibir James Arthur kepada pria tua yang kalah hingga tidak punya uang untuk di pertandingkan lagi.Pria tua itu memilih pergi dengan wajah sedih dan malu.William Rand
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
678910
...
18
DMCA.com Protection Status