All Chapters of Broken Flower: Chapter 31 - Chapter 40
59 Chapters
30. Nothing can keep you away from me
Pagi ini Grassiela terbangun dengan kabar yang mengejutkan. Dia mendengar bahwa pagi-pagi sekali suaminya sudah pergi ke Moscow untuk urusan pekerjaan.Itu di luar rencana. Artinya nanti Grassiela akan menyusul James untuk terbang ke Rusia bersama anggota keluarga Draxler yang lain.Pertanyaannya, apakah hal itu membuat Grassiela kecewa?Sedikitnya mungkin benar. Mengingat apa yang terjadi semalam di antara mereka membuat Grassiela merasa tak enak hati. Meski dia sendiri sebenarnya tak cukup yakin dengan perasaannya sendiri."Kalian pasti melwati malam yang panas," komentar Annastasia berhasil membuat Grassiela mengerjap dan menoleh padanya. "Itu luar biasa, bukan? Sampai suamimu begitu bersemangat untuk melanjutkan pekerjaannya," lanjut Annastasia menatap penasaran.Grassiela tak tahu bagaimana harus menanggapi tatapan sepupunya yang tampak antusias. Tetapi perkataan Annastasia jelas membuatnya merasa tak nyaman. Saat ini orang-orang tengah menikmati cerahnya pagi di area halaman ya
Read more
31. Welcome to my palace
Moscow, Rusia.09.11 PM.Selain ucapan belasungkawa yang Grassiela dapatkan dari ayah mertuanya, tak ada lagi pembicaraan berarti di sepanjang perjalanan. Hanya ada suasana hening di dalam mobil limousine berwarna hitam yang membawa empat penumpang itu. Fyodor Draxler terdiam dan larut dalam pikiran mengenai putranya sendiri. Paula tampak sibuk dengan ponsel yang ia genggam. Sementara Violeta dan Grassiela sesekali saling memandang. Tak berani banyak berbicara karena Fyodor ada di antara mereka.Mobil mewah itu terus melaju menembus malam di pinggiran selatan Moscow. Hingga mereka memasuki jalan raya Rublevo-Uspensky, kawasan Rublevka tepatnya. Sebuah distrik mewah yang dirancang agar penduduk setempat dapat memprioritaskan privasi dan tidak terganggu dengan kebisingan lalu-lintas dari denyut nadi kehidupan Moscow yang padat. Di sini, para penghuni memiliki kenyamanan eksklusif yang dilengkapi bermacam insfrastruktur untuk memenuhi kebutuhan serta gaya hidup me
Read more
32. Just a trap
Dengan masih memakai bathrobe putih, wanita muda itu melangkah memasuki walk in closet yang berada di kamar pribadinya. Ruangan mewah miliknya ini adalah surga bagi para pecinta fashion. Ketika pintu terbuka, cahaya yang hangat memancar dari langit-langit yang dihiasi dengan lampu gantung kristal kecil yang indah, menciptakan kilauan yang memenuhi ruangan dengan cahaya. Di tengah-tengah ruangan, terdapat tempat duduk yang elegan dengan permukaan beludru berwarna merah muda.Dinding-dinding walk-in closet ini dilapisi dengan laci-laci kayu yang indah serta pegangan emas yang mengkilap. Di dalam laci-laci tersebut, terdapat berbagai jenis rak dan tempat penyimpanan yang disusun dengan rapi. Gaun-gaun elegan menggantung di hanger-hanger memamerkan keindahan dan keanggunan mereka yang eksklusif. Sepatu-sepatu desainer ternama ditempatkan di rak-rak dengan disusun rapi sesuai urutan warna dengan gaya yang beragam.Walk-in closet ini juga memiliki lemari otomat
Read more
33. Reason she's hated
Grassiela tidak mempunyai pilihan selain menemani Irina Dzanayev untuk menghadiri pesta minum teh di kediaman kolega Irina. Ini mungkin lebih baik, dari pada terpenjara di mansion itu sendirian. Di sisi lain, ada rasa bersalah yang Grassiela rasakan karena dirinya pernah mencoba lari saat berada di bawah pengawasan Irina. Hal tersebut mungkin menyulitkan bibi dari suaminya itu, dan Grassiela mencoba untuk berdamai dengannya.Keduanya keluar dari wilayah Rublevka dengan sopir pribadi dan penjagaan yang cukup ketat. Setelah perjalanan, akhirnya mereka tiba di kediaman mewah keluarga Curtois, salah satu keluarga terpandang dan berpengaruh di kota Moscow. Kediaman itu terletak di sebuah lahan yang luas, dengan taman bunga yang indah dan pemandangan yang menakjubkan. Pesta minum teh diadakan di area taman dengan tenda yang besar, di mana para tamu bisa menikmati udara segar sambil menikmati pemandangan alam.Begitu sampai, Grassiela dan Irina disambut dengan h
Read more
34. Tragic loss
Vila mewah yang terletak di pinggiran kota itu sudah diawasi cukup lama. James yang memantau lewat teropong di sebuah gedung kosong yang letaknya tidak jauh dari vila, menugaskan Alexsei memimpin pasukannya untuk menyerang.Maka ketika malam tiba, suara letusan senjata pecah di udara, memecah kesunyian langit yang gelap. Membuat orang-orang di dalam vila berwaspada sesaat sebelum peluru-peluru menghujani bangunan berwarna putih tersebut. Lewat lensa teropongnya, James memerhatikan bagaimana sebuah dentuman keras meledak lalu orang-orangnya menembus dinding dan memecah kaca-kaca jendela. Pepohonan di sekitar vila bergoyang, dahan-dahannya tumbang akibat ledakan dan serangan balas dendam yang berlangsung.Akhirnya perang sengit antara dua geng mafia yang saling adu tembak terjadi. Suasana yang tadinya tenang dan damai berubah menjadi medan pertempuran yang mematikan.Sementara Alexsei bergerak seorang diri memburu Afro Maccini untuk membawanya langsung
Read more
35. In the Shadow of Unbelieve
"Aku ingin pulang. Bisakah Mom mengirim seseorang untuk menjemputku?"Pesan teks yang dia kirimkan pada ibunya masih belum juga mendapat jawaban. Grassiela tidak tahu kenapa sabungan telepon mereka semalam mendadak terputus. Setelahnya Grassiela tidak bisa melakukan panggilan lagi. Tidak pada siapa pun. Grassiela berpikir bahwa ponselnya mungkin bermasalah. Maka dia hanya bisa menghela napas panjang. Menarik sebuah sofa untuk duduk di depan jendela sepanjang malam menanti datangnya fajar.Sampai akhirnya suara ketukan pertama di pintu kamarnya terdengar. Grassiela mengabaikan pelayan yang memanggilnya untuk sarapan hingga makanan diantarkan ke kamarnya tanpa disentuh sedikitpun. Tak ada yang tahu bahwa Grassiela sedang berkabung. Dia masih bergeming di tempatnya. Memeluk tubuhnya dengan kesedihan yang mendalam. Tak mudah baginya mengatasi semua tekanan ini sendirian. Kabar mengenai kematian seseorang membuatnya terpukul dan membangkitkan syock yang menyeretnya pada trauma akan kehila
Read more
36. Rumors and intrigue
Suasana senja yang hampir tenggelam menyelimuti kota Newcastle termasuk kediaman tempat Alfonso dan Helena Stamford tinggal. Di ruangan kerjanya, pria tua itu sibuk memeriksa pekerjaannya tanpa bisa berkonsentrasi dengan benar. Pikiran Alfonso yang kalut tercermin dengan jelas di raut wajahnya yang muram. Mendadak suara ketukan di pintu memecah pikirannya lalu secara spontan Alfonso mengangkat kepala begitu sang istri masuk tanpa permisi.Helena tak bisa menunggu sampai suaminya memberi ijin untuk memasuki ruang kerja itu. Rasa cemas yang tak bisa disangkal mendesaknya untuk mencari suaminya dan berbicara empat mata. Kini keduanya saling memandang. Menerka pemikiran rumit satu sama lain lewat tatapan yang sulit diartikan."Aku mendengarnya," ucap Helena lebih dulu. Dia berjalan melintasi ruangan untuk mendekat ke meja kerja suaminya. "Aku mendengar semuanya."Alfonso yang duduk di singgasananya bergeming. Dia hanya memandang istrinya dan men
Read more
37. Family or enemies
Grassiela merasa cemas saat ia duduk di meja makan bersama Violeta, pikirannya terganggu oleh rumor buruk yang masih beredar di antara para pelayan. Namun, dia mencoba untuk tetap tersenyum dan bersikap normal. Satu persatu berbagai kudapan lezat mulai dihidangkan di atas meja. Violeta tampak antusias untuk menikmati makanan di hadapannya, tetapi tidak dengan Grassiela. Perasaan yang tak tenang membuat dia sama sekali tidak berselera. Setelah para pelayan pergi, Violeta mendadak beranjak dari tempat duduknya, membuat Grassiela berkedip memandang wanita itu."Oh, aku melupakan multivitamin yang harus kuminum sebelum makan. Aku akan segera kembali," ujar Violeta sebelum cepat-cepat kembali ke kamar tamu untuk mengambil sesuatu yang dia lupakan.Grassiela menghela napas panjang dan menunduk di ruangan itu sendirian. Entah kenapa kepergian Violeta seakan memberinya ruang bebas untuk bernapas. Kali ini Grassiela memilih untuk menyimpan kegelisahannya send
Read more
38. Complex feelings
Dalam kegelapan malam yang mencekam, Grassiela terbaring di atas tempat tidurnya bersama cahaya remang-remang lampu kecil di atas nakas. Kedua matanya yang menatap langit-langit kamar tanpa fokus menjadi cermin bagi kekosongan yang ia rasakan.Saat ini isi kepala Grassiela penuh dengan guncangan emosional yang mendalam. Untuk kesekian kalinya Grassiela merasa tersakiti oleh orang-orang di sekitarnya. Kata-kata tajam, cemoohan, dan pengkhianatan melintas di dalam pikirannya, menorehkan luka-luka yang tidak pernah sembuh.Hatinya berat dan tertekan, Grassiela merasa kehilangan dirinya sendiri dalam pusaran gelisah. Hingga frustasi datang memenuhi pikirannya. Dia merasa terjebak dalam cengkeraman takdir yang kejam, meratapi keputusan yang telah membawanya ke jalur yang salah. Hati Grassiela terpenuhi dengan penyesalan, terutama pada keputusannya untuk setuju menikahi James Draxler.Lantas wanita muda itu menutup wajahnya dengan tangan yang gemetar. Air mata hampir meluap, dan gelombang em
Read more
39. Keep you safe
Pagi itu, Grassiela mengayunkan kakinya perlahan-lahan menuruni anak tangga, diikuti oleh seorang pelayan setia yang membawa sebuah koper berisi barang-barang pribadinya. Cahaya matahari pagi meresap lewat jendela besar, mencerahkan setiap sudut mansion yang sebelumnya diguncang oleh kekacauan penyerangan semalam.Grassiela merasa nyalinya terusik saat ia melihat para pelayan yang sibuk membersihkan pecahan kaca dan merapikan furnitur yang rusak. Meski terlihat lelah, mereka tetap berusaha mengembalikan mansion ini ke keadaan semula. Dengan langkah-langkahnya yang anggun, Grassiela berjalan melewati ruangan yang masih berantakan."Selamat pagi, Nyonya," sapa salah seorang pelayan.Grassiela mengangguk sebagai balasan, "Apa ada yang terluka akibat kejadian semalam?" "Tidak, Nyonya. Para pelayan hanya merasa lelah dan ketakutan."Grassiela mengingat kejadian mengerikan semalam. Dia merasa bahwa serangan tembakan brutal hanya tertuju ke kamarnya saja. Setidaknya, dia merasa lega karena t
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status