All Chapters of Aira's : Chapter 11 - Chapter 20
72 Chapters
10. Aira's
"Sesingkat jam yang bergerak dari angka ke angka. Itulah pertemanan kita." Aira— *** Setelah mencuci pakaian aku langsung menyapu rumah dan halaman. Saat menyapu rumah kebetulan bersamaan dengan bangunnya anggota keluarga 5A. Mereka sudah berpakaian rapi ala rumahan. Berbeda dengan aku yang masih memakai piyama lusuh dan bau keringat.  
Read more
11. Aira's
"Ternyata perihal dicintai adalah hal langka bagiku." Aira— Mendengar suara itu aku langsung berlari menghampiri. Sebab, yang berada di dapur adalah kak Andi. Takut terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Saat sampai betapa terkejutnya, aku melihat piring yang pecah berserakan di bawah bersama nasi. Sedangkan kak Andi malah terdiam dan memandanginya. "Kakak gak pa-pa?" Aku langsung melihat tangan kak Andi, yang ternyata telapak tang
Read more
12. Aira's
"Sebenarnya aku masih bimbang mengapa aku selalu dibedakan?"  Aira— *** Kak Andi sangat berani menatap ayah sekarang. "Apa pendidikan tinggi menandakan bahwa etika seseorang itu baik? Apakah pendidikan tinggi itu menandakan bahwa dia jauh lebih baik dibandingkan dengan orang yang tidak berpendidikan?" cercah kak Andi naas membuat napas ayah memburu.  Ayah menunjuk dada kak Andi. "Kamu tau apa tentang cara me
Read more
13. Aira's
"Sebenarnya tidak perlu menjadi pintar untuk bisa jadi orang baik." Andika— ***<POV 3> °°°° Malam ini rasanya menjadi malam paling kelam. Hari minggu yang seharusnya menjadi kegembiraan bagi Aira, malah menjadi mala petaka. &
Read more
14. Aira's
"Sembilu yang tak nyata menyayat qalbu tanpa iba." Aira— *** Tepat jam enam pagi suara kunci kamar dibuka. Aira yang sudah siap siaga menerima kelamnya pagi ini. Bahkan deheman ayah telah membuat darah-darah Aira berdasir hebat serta jantungnya berpacu kencang.  Menghela napas panjang sambil membawa setumpuk buku dari ayah malam tadi. Seharian penuh Aira menahan lapar dan haus, semalaman pun tak mampu mengerjakan
Read more
15. Aira's
"Cinta itu tidak abadi, hanya sekedar singgah sebagai pelengkap. Nyaris kasih sayang'lah yang akan abadi, terus menetap sampai raganya mati." Aira— ***
Read more
16. Aira's
"Sesingkat senja, datang tak terhingga lantas pergi tanpa sisa." Aira— *** Bising memekak telinga siapapun yang ada di gedung sekolah yang lumayan besar— Aula. Acara telah berjalan setengahnya. Namun, Aira masih belum menemukan ekstrakulikuker yang cocok dengan hobinya.  Miris, alih-alih semua orang bersenandung ria menikmati penampilan eks
Read more
17. Aira's
Denting yang berbunyi dari dinding kamarkuSadarkan diriku dari lamunan panjangTak terasa malam kini semakin larut'Ku masih terjaga 
Read more
18. Aira's
Rintik gerimis mengundang kekasih di malam iniKita menari dalam rindu yang indahSepi kurasa hatiku saat ini, oh sayangkuJika kau di sini, aku tenang ~Denting-Melly Guslow~&nb
Read more
19. Aira's
"Yang sudah kamu dapat sudah seharusnya kamu dekap dengan erat." Ciko— *** Dalam temaram yang sepi Aira tersenyum simpul menatap cakrawala yang mulai redum sebab akan adanya malam yang nyaris menelan indahnya senja.  Lantas pandangannya beralih pada sepeda yang menjadi hadiah atas kesediaan hatinya untuk memiliki rumah pohon itu sepenuh hati.
Read more
PREV
123456
...
8
DMCA.com Protection Status