"Dasar brengsek!" hardiknya dengan wajah kesal. Nayla melangkah dengan cepat. Ia tidak perduli orang yang melewatinya menatapinya. Sepanjang perjalanan tak henti Nayla menggerutu, menahan air matanya untuk tidak jatuh. Sudah cukup, kesabarannya sudah habis. Seharusnya Nayla bersikap biasa saja, tapi sebagian dari dirinya tidak terima. Rasanya dadanya seperti ditusuk jarum, sakit dan perih.Dari belakang terdengar suara motor Raka. Nayla tidak perduli, dia tetap melangkah. Raka bernafas lega saat melihat Nayla. "Nayla dengerin aku dulu, "ucap Raka menggapai tangan Nayla, tapi dihempaskan Nayla."Dengerin aku dulu, La.""Apa? Nggak guna!" bentak Nayla marah. Menepis tangan Raka dan melangkah. Raka membiarkan motornya lalu mengikuti langkah Nayla. Nayla berdecak geram saat melihat Raka sudah
Baca selengkapnya