All Chapters of Kali Kedua: Chapter 51 - Chapter 60
97 Chapters
51. Taman Bunga [Bagian 2]
❤ Rina - Hari Kedua Mas Rezky di Bali - Tok tok tok "Assalamu'alaikum. Mba Rina, ini Lia." "Wa'alaikumsalam. Iya Lia, masuk aja." Lia membuka pintu ruang kerjaku, dan langsung berjalan cepat dengan kotak kado besar di tangannya. "Kamu bawa apa itu? Kok gede banget?" tanyaku penasaran. Dengan senyum cerahnya, Lia langsung meletakkan bingkisan yang ia bawa di atas meja. "Mba Rina dapet kado lagi dari Pak Bos," kata Lia dengan cengiran lebar di wajahnya. "Pak Bos? Siapa?" tanyaku tak mengerti. Lia makin cengengesan, "Dari Mas Rezky lagi, Mba." Aku mengerutkan keningku. Mas Rezky? Lagi? Astaga. Apa lagi yang Mas Rezky kirimkan kali ini? Dua hari di Bali, Mas Rezky sama sekali belum menghubungiku. Pesan yang kukirimkan kemarin siang, juga belum ia balas sampai hari ini. Mungkin Mas Rezky benar-benar sedang sibuk di sana. Jadi i
Read more
52. Taman Bunga [Bagian 3]
❤ Rina - Hari Ketiga Mas Rezky di Bali - Aku dan Elysia baru saja selesai sholat zuhur berjamaah di butik. Baru saja masuk ke dalam ruang kerjaku, aku langsung mendengar ponselku berdering tanda ada satu telepon yang sedang masuk untukku. Aku berjalan cepat ke tengah ruangan, untuk meraih ponselku yang tadi kuletakkan di atas meja. Senyumku langsung merekah, ketika tahu siapa yang sedang ingin meneleponku siang ini. Elysia menarik dress yang sedang kukenakan, "Mama, yang telepon, siapa?" Aku menundukan kepala, dan langsung tersenyum
Read more
53. Dilema [Bagian 1]
❤ Rina "Mama, El udah selesai makan." Aku mengangkat kepalaku dan langsung tersenyum saat melihat Elysia telah berganti baju dengan stelan piyama panjangnya. Aku terkekeh di tempat dudukku, "Ya ampun Lia, ini masih sore, kenapa kamu udah pakein El piyama kaya gitu?" Lia ikut terkekeh bersamaku, "Nggak papa lha Mba. Lucu tahu, warna pink. Mana ada kupingnya juga. Kan El jadi makin mirip kaya kelinci." Aku masih terkikik geli karena melihat putri kecilku yang kini sedang berjalan ke arahku memakai piyama berwarna merah muda, dengan ekor di bagian celana, dan juga kuping kelinci di bagian tudung kepalanya. Astaga. Aku benar-benar ingin tertawa karena melihat Elysia lucu sekali dengan ekor kelinci di celananya yang bergoyang ke kanan dan ke kiri mengikuti arah jalannya. "Ya ampun Lia, kamu ini ada-ada aja. El baru mandi sore, udah kamu dandanin begitu." Lia sudah duduk di kursi yang ada di depan meja kerjaku, sambi
Read more
54. Dilema [Bagian 2]
Chapter ini masih lanjutan di hari yang sama seperti kemarin ya :)*****💙 Mas RezkySelesai sholat magrib seorang diri, senyumku belum juga mau luntur sejak tadi.Masih teringat dengan sangat jelas di otakku saat bangun tadi, bagaimana aku sudah disambut dengan raut wajah kentara sekali sedang khawatir dari Rina dan juga Elysia. Melihat hal itu, benar-benar membuat hatiku jadi langsung merasa sangat disayangi oleh mereka berdua.Astaga.Aku benar-benar ingin segera menjadikan Rina dan Elysia sebagai istri dan juga putri tersayangku di dunia.Lamunan manisku tentang Rina dan Elysia harus terputus karena ponselku yang tadi kusimpan di atas nakas samping tempat tidurku berdering.Kuambil, ternyata Ibu yang sedang ingin meneleponku saat ini."Assalamu'alaikum Bu."
Read more
55. Saling Rindu
💙 Mas Rezky Sudah seminggu berlalu. Dan Rina masih saja belum menjawab satu pun telepon dariku. Bahkan, pesan yang kukirimkan padanya juga sama mengenaskannya seperti diriku. Karena Rina tak mau memberikan satu pun balasan pesan untukku. Aku menghela napas cukup keras. "Kenapa lagi?" Aku mengangkat wajahku. Dan sudah bisa melihat siapa orang yang saat ini sedang bertanya seperti itu padaku. "Mboten nopo-nopo, Bu." (Tidak apa-apa, Bu) "Mikirin Rina sampai kusut begitu? Katamu, dia wanita baik. Tapi kok kamu sampai pusing begitu hanya karena mikirin dia?"
Read more
56. Yakin, Pasti Hasilnya Baik [Bagian 1]
❤ Rina Siang ini, aku kembali bertemu dengan Bu Yanti untuk membahas baju seragam keluarga yang beliau pesan. Alhamdulillah, semua sudah selesai dijahit, dan hari ini siap untuk Bu Yanti bawa pulang. "Wah, bajunya bagus, Mba Rina. Ukurannya juga pas. Nggak kebesaran, juga nggak kekecilan. Enak untuk dibawa gerak," kata Bu Yanti yang saat ini masih berdiri di depan kaca besar yang ada di ruanganku. Bu Yanti sedang mencoba baju seragam yang telah beliau pesan di butikku. Aku yang sedang berdiri di belakang Bu Yanti jadi tersenyum puas karena mendengar ucapan senang yang tadi beliau ungkapkan, "Alhamdulillah kalau cocok, Bu. Kalau ada yang mau dirubah atau ditambah, bisa langsung disampaikan nggih Bu. Supaya nanti bisa segera kami perbaiki."
Read more
57. Yakin, Pasti Hasilnya Baik [Bagian 2]
Chapter ini masih lanjutan di hari yang sama seperti kemarin ya :) ***** ✨ Bu Widya "Memangnya kenapa, Jeng? Lagi ada masalah dengan anak?" Bu Yanti langsung menghela napasnya, "Iya Jeng. Sedikit. Perbedaan pendapat. Saya bilang saya nggak setuju, tapi anak saya kekeuh dengan pilihannya. Dia bilang kalau saya hanya terlalu berprasangka buruk dan takut dengan pendapat orang lain." Aku mengusap pelan lengan Bu Yanti, "Coba dengarkan dulu pendapat dari anak, Jeng. Coba dengarkan dan lihat dulu bagaimana pilihannya. Jangan terlalu menekan ego dengan menganggap kalau orangtua harus selalu dituruti kemauan dan perintahnya. Karena walau bagaim
Read more
58. Yakin, Pasti Hasilnya Baik [Bagian 3]
💙 Mas Rezky Aku baru saja pulang setelah seharian bekerja di luar. Aku mendudukan diriku di sofa sambil menghembuskan napas dengan lelah. "Capek, Dek?" tanya Mas Rangga yang tadi memang membukakan pintu untukku. Aku mengangguk masih dengan mata yang terpejam dan menyandarkan diriku di punggung sofa, "Iya Mas. Tadi ada yang booking untuk acara resepsi di Sari Laut, jadi lumayan bikin badan pegel-pegel." "Alhamdulillah. Rezeki ngalir lancar terus ya Dek." Aku menegakan tubuhku, "Iya Mas. Alhamdulillah. Ibu udah tidur?" Mas Rangga mengangguk, "Udah. Tadi habis sholat
Read more
59. Titik Terang [Bagian 1]
❤ Rina "Assalamu'alaikum." "Wa'alaikumsalam." "Ini Bu Yanti, Mba Rina." Aku langsung terkejut karena ternyata yang mengetuk pintu ruang kerjaku saat ini adalah Bu Yanti. Segera berdiri dari dudukku, aku berjalan cepat untuk membukakan pintu. "Maaf ya Mba Rina, Ibu jadi ganggu waktu kerjanya," ucap Bu Yanti setelah aku selesai mencium punggung tangan kanan beliau. "Nggak kok, Bu. Kebetulan, saya sedang longgar sekarang." "Eyang Yanti." Tiba-tiba Elysia berseru, dan kini s
Read more
60. Titik Terang [Bagian 2]
Chapter ini masih lanjutan di hari yang sama seperti kemarin ya :) ***** ❤ Rina Aku mengusap-usap punggung Elysia yang sudah tertidur di pangkuanku. Tadi, Elysia menangis keras sampai akhirnya dia lelah dan tertidur tanpa sadar seperti saat ini. "Maaf, Bu Yanti. Karena saya jadi membuat Ibu menunggu dan terkejut dengan kejadian seperti ini." Bu Yanti yang sejak tadi setia menungguku di sofa, mengangguk dan tersenyum padaku yang masih memangku Elysia. "Nggak papa, Mba Rina. Nggak papa." Aku balas tersenyum pada Bu Yanti.
Read more
PREV
1
...
45678
...
10
DMCA.com Protection Status