All Chapters of Cinta Hilang Kembali Pulang: Chapter 41 - Chapter 50
102 Chapters
Puaskan aku!
Di tempat pernikahan itu, Celline tersenyum puas. Ia sangat yakin bahwa orang bayarannya telah berhasil memperkosa Rachel yang sudah di berinya obat perangsang. Tentang ke tidak hadiran Nathan di penutup acara, Celline hanya menganggap Nathan memang sengaja pergi lebih awal mengingat ia yang melakukan pernikahan ini dengan terpaksa. Tidak terfikirkan olehnya bahwa saat ini Nathan telah menggantikan posisi orang bayarannya untuk tidur bersama Rachel. "Sayang, selamat atas pernikahanmu. Mami doakan semoga kalian selalu bahagia." Sapa Jeny saat menghampiri Celline. Celline memasang senyum palsu pada mertuanya itu. "Tentu saja. Terima kasih Mam." Mereka berpelukan dan melakukan cipika cipiki ( cium pipi kanan cium pipi kiri ). "Akhirnya Mami punya menantu yang cantik dan sempurna sepertimu. Pasti Nathan akan sangat bahagia, iya kan Pi?" Lanjut Jeny lagi dan membawa Frans ke dalam pembicaraannya. Frans yang awalnya diam, hanya berkata "Ya, semoga kalian ba
Read more
(Bukan) Malam Pernikahan.
"Sayang, sepertinya kau sangat agresif malam ini. Beruntung tadi aku menemukanmu tepat waktu." Nathan membelai lembut pipi Rachel. Rachel di bawah pengaruh alkohol dari anggur yang di minumnya saat di pesta dan ternyata sudah di campur obat perangsang dosis tinggi, tidak lagi mengingat semua permasalahannya dengan Nathan. Bahkan mungkin dia tidak sadar apa yang dilakukannya saat ini. Rachel mempimpin permainan. Dia mencium leher Nathan dengan sangat bergairah. Kecupan dan jilatan bergantian, semakin turun hingga ke dada Nathan yang sangat kekar dan penuh dengan bulu. Lama Rachel memainkan bibir dan lidahnya disana. Nathan memejamkan mata menikmati sentuhan Rachel. "Oh shit, kau sangat mahir." Nathan terus mendesah hingga ciuman Rachel sampai pada perutnya. "Ooohh... sayang. Cepat lakukan itu. Aku menginginkannya." Pinta Nathan. Rachel perlahan membuka gesper, kancing dan resleting celana yang di kenakan Nathan. Dia meluncurkan celana itu ke ba
Read more
Villa yang indah.
Pagi harinya, saat Rachel terbangun dan sadar dari sisa mabuknya semalam. Betapa terkejutnya dia saat mendapati dirinya tidak mengenakan sehelai benangpun. Dan, dimana dia saat ini? Siapa yang telah menidurinya? Apa yang terjadi pada dirinya? Bermacam pertanyaan muncul di benak Rachel. Karena saat terbangun, ia hanya seorang diri di kamar ini. Rachel mengamati ruangan itu sampai ia melihat pakaiannya yang berserak di lantai kamar. Saat ia meraihnya, dia sangat kaget melihat betapa buruknya robekan pada pakaian itu. Lalu bagaimana dia sekarang? Bagaimana dia akan keluar dari sini jika pakaiannya sudah tidak bisa di pakai lagi? Rachel kembali frustasi memikirkan semua itu. Tanpa pikir panjang, Rachel membalut tubuhnya dengan selimut putih itu menuju kamar mandi. Lalu Rachel mandi dan membersihkan dirinya. Dia menangis sesenggukan di bawah guyuran air sower. Dia merasa sangat kotor saat ini, karena tidak tau siapa yang telah menyetubuhinya tadi malam. Bahkan dia tidak m
Read more
Kejujuran Roy.
Setelah dua jam perjalanan, Rachel merasakan lambungnya sudah tidak bisa berkompromi lagi. Bagaimana tidak, dia melewatkan sarapannya pagi ini. Dan saat ini sudah menunjukkan jam setengah satu siang. Tentu saja perutnya sudah merasa tidak nyaman. "Roy, tolong cari tempat makan yang tidak terlalu mewah dan berhenti. Kita akan makan siang di sana." Perintah Rachel. "Baik, Nona. Di depan ada restoran cepat saja yang sederhana, tapi rasa makanannya kualitas bintang lima." Roy dengan bangga memberitahu pada Rachel. "Ternyata kau cukup mengenal daerah ini." Puji Rachel membuat Roy tersenyum malu. "Tentu saja, Nona. Ini adalah kampung halamanku." Tiba-tiba ada guratan kesedihan di wajah Roy saat mengatakannya. Rachel dapat melihatnya dari kaca yang berada di sisi depan kemudi Roy. "Kau terdengar sangat sedih. Kenapa setiap kampung halaman, menyisakan kesedihan di hati orang-orang." Rachel mampu merasakan kesedihan itu, walau mungkin cerita kesedihan
Read more
Terima kasih, setidaknya itu dirimu.
Kini Rachel telah berada di kamar rumahnya. Hari sudah menunjukkan jam empat sore. Namun sejak sampai di rumah tadi, Rachel enggan keluar kamar. Beruntung ia memiliki Jihan dan Key yang sangat mengerti dirinya. Mereka tidak mengganggu Rachel sama sekali. Rachel masih memikirkan semua kata-kata Roy tadi. Dia bahkan terduduk lemas di lantai parkiran saat mendengar semua yang di katakan Roy tentang kejadian malam tadi. Dan ia juga harus di papah masuk ke dalam mobil, ia berbaring di kursi belakang tempat ia duduk sejak berangkat dari villa pagi tadi. "Begitu lah kejadian sebenarnya Nona. Jika aku terlambat sedetik saja melaporkan pada Tuan, entah apa yang sudah di lakukan pria itu pada dirimu."  "Pria itu telah mendapat hukuman yang setimpal dari Tuan Muda." "Tuan tidak akan bersikap lunak kepada orang yang telah lancang menyentuh miliknya." "Bajingan itu telah kehilangan kedua bola matanya, karena telah berani melihat tubuh Nona setengah ta
Read more
Hanya status yang bisa kau dapat.
Ternyata pekerjaan Nathan selesai sehari lebih cepat. Awalnya Nathan ingin segera pulang. Tapi kemudian ia mengingat akan berada di rumah itu dengan Celline, dia menunda kepulangannya sesuai dengan jadwal seharusnya. Nathan kembali ke hotel tempatnya menginap. Di dalam kamar hotel itu, dia berbaring di kasur yang lumayan empuk. Karena ini kamar VVIP khusus. Tentu saja, Nathan adalah salah satu pengusaha sukses yang sangat di kenal dalam dunia perbisnisan. Sahamnya ada dimana-mana. Apalagi dia adalah keturunan Darke. Keluarga Darke adalah yang sangat bepengaruh dalam dunia persahaman dunia. Kakek Nathan adalah satu-satunya pemegang saham tertinggi. Beliau sangat di segani, bahkan setelah beliau meninggal. Para kolega dan rekan bisnis masih sering membicarakan segala kebaikan dan kehebatannya dalam berbisnis. Sebenarnya Nathan tidak terlalu tertarik masuk ke dalam dunia bisnis ini, tapi ia tidak punya pilihan lain. Di tangannya kini berada masa depan keturunan Darke, s
Read more
Jangan bermimpi.
Hari demi hari terasa sangat cepat berlalu. Dua bulan sudah sejak pernikahan Celline dan Nathan. Begitu pula dengan malam yang penuh gairah antara Nathan dan Rachel di villa saat itu. Kini perut Celline sudah mulai membesar. Tentu saja, saat ini sudah enam bulan usia kehamilannya. Tapi dia masih sangat suka memakai pakaian yang sangat ketat, memperlihatkan dengan sangat jelas perutnya yang membuncit. Walau pun sebenarnya itu sudah di larang oleh Dokter, karena bisa menghambat gerak janin. Tapi Celline tak pernah mendengarkannya. Siang itu Celline melakukan USG di Rumah Sakit milik Ayahnya. Tentu saja saat ini Nathan harus bersedia menemaninya. Selain dia tidak ingin Celline membuat drama pada Ayahnya, Nathan juga harus menanyakan sesuatu pada Arnold. Saat proses USG sedang berlangsung, Celline terlihat pura-pura bahagia di depan Nathan. Memamerkan janin di dalam perutnya yang terlihat pada layar datar itu. Namun Nathan hanya memasang wajah datar dan dingin. D
Read more
Kau pemilik hatiku.
"Kau memang sangat memahamiku, aku beruntung setidaknya masih ada kau yang menemaniku di saat aku kehilangan seluruh duniaku yang lama." "Itu lah arti sebuah persahabatan. Yang akan selalu bersama meski salah satu di antarnya sedang terluka, meski kita harus mengorbankan sesuatu demi sahabat. Sahabat bukan orang yang akan meninggalkanmu di saat kau jatuh dan terpuruk, bukan juga orang yanga akan mentertawai kesialanmu. Sahabat orang yang akan merangkulmu dalam suka mau pun duka." "Kau benar. Aku tak akan bisa membalas semua kebaikanmu." "Dalam persahabatan tidak ada ucapan terima kasih, dan tidak ada hutang budi." "Haha, aku menyerah. Kau jauh lebih bijak dari yang kukira." "Aku pun tak menyangka bisa berkata seperti itu, hahaha.." Tawa bahagia dua sahabat yang baru saja saling melepaskan rindu. Tentu saja, ini hanya permulaan sekaligus trik untuk mengelabui orang suruhan Celline. Yang diam-diam menguping pembicaraan mereka sejak tadi.
Read more
Jangan menyentuhku!
Sudah tiga bulan Celline berstatus sebagai isteri Nathan. Tapi Nathan tidak pernah menyentuhnya. Jangankan nenyentuh, menatapnya saja Nathan tidak pernah. Dia selalu lebih banyak berbicara tanpa melihat ke arah Celline. Tapi, bukan Celline namanya jika menyerah begitu saja. Seperti malam ini, Nathan sedang bekerja di ruang kerjanya. Celline berjalan ke arah ruangan itu dengan membawa secangkir teh hangat. Celline terlihat sexy mengenakan lingre  bewarna hitam dengan perut yang membuncit.  Tentu saja dia sengaja. Ia berniat menggoda Nathan lagi malam ini. "Sayang, aku masuk." Ucapnya sambil mendorong pintu dan melangkah masuk. Lalu menuju ke meja dimana terihat tumpukan dokumen yang sedang di pelajari Nathan isinya. Nathan hanya diam dan terus fokus membaca isi tiap-tiap dokumen. "Sayang, ini aku bawakan teh." Celline meletakkan secangkir teh di atas meja kerja Nathan. Namun yang di ajak bicara masih saja diam. Seolah-olah Cel
Read more
Aku bukan pelakor!
Terdengar suara Key berbincang dengan Jihan. "Kak, ayo antar Key. Hari ini Momy tidak bisa mengantarkan Key. Momy sedang sakit." Ucap Key pada Jihan yang sedang membersihkan meja sisa sarapan Rachel tadi. "Oh ya? Apakah Momy sangat parah? Apa perlu kita membawanya ke rumah sakit?" Jihan sangat panik mendengar bahwa Rachel sakit. Karena sejak mereka tinggal bersama, Rachel lah orang yang paling jarang sakit. "Em... Sepertinya tidak begitu parah. Momy bilang hanya masuk angin. Sekarang Momy sedang istirahat. Biarkan saja dulu, nanti setelah kita pulang, kita akan menjaga Momy." Saran Key yang tentu saja di setujui oleh Jihan dengan tersenyum, karena Key sangat lucu saat berbicara serius seperti tadi. "Dan sekarang, mari kita beraaangkaaattt." Jihan berkata sambil berlari tertawa meninggalkan Key di belakangnya dan dengan cepat juga berlari mengejarnya dengan suara tawa yang renyah. Tidak terasa, Rachel tertidur sangat lama. Sekitar dua jam ia ti
Read more
PREV
1
...
34567
...
11
DMCA.com Protection Status