Semua Bab TWINS PUNYA CEO: Bab 41 - Bab 50
116 Bab
PERKARA BEKAL
Zeta berjalan tergesa-gesa menuju lift, setelah kejadian tadi dirinya langsung pergi menuju kantor Albi. Untuk Hilda, perempuan itu sudah dijemput oleh supirnya membuat Zeta bernafas lega. Dan juga Zeta kesini diantar oleh Hilda, selama dimobil tadi mereka bercerita. Ternyata Hilda orang baik, dirinya pikir Hilda orang jahat karena telah menelantarkan twins.  Bukankah kita tak boleh menilai orang di covernya saja?. Mungkin Hilda mempunyai alasan tersendiri mengapa dia meninggalkan twins yang masih bayi dan akhirnya dirawat oleh Albi seorang diri. Kini Zeta sudah berada didepan ruangan Albi, langsung saja ia masuk. Dirinya melihat Albi yang duduk disofa, dimeja juga ada kapas yang berwarna merah.  "Apa lukamu sudah sembuh?" tanya Zeta, ia melihat luka Albi yang kini sudah tertutup oleh hansaplast. Sedangkan Albi hanya menanggapinya dengan deheman saja, kini lelaki itu sibuk melihat kearah hpnya.  Zeta duduk
Baca selengkapnya
SANDIWARA
Setelah menjemput twins Albi mengajak mereka makan siang, tentunya bersama dengan Zeta sekretarisnya. Mobil yang Albi kendarai berhenti tepat di depan sebauh restaurant, dari depan restaurantnya bagus dan juga ada beberapa lampu yang menghiasinya.  Zeta turun lalu melepaskan sabuk pengaman Syika, begitu juga Albi yang melepaskan sabuk pengaman yang Nathan kenakan. Lalu mereka masuk dengan Syika yang berada digendongan Zeta. Sesampainya didalam Zeta tersenyum ramah kepada pelayan yang mengantarkan mereka kekursi yang masih kotor.  "Mau pesan apa?" tanya Zeta kepada twins yang asik bermain dengan mainannya. Kini mereka sudah duduk dikursi, dengan posisi berhadapan dengan twins.  "Bagimana kalau mie goleng?" usul Zeta.  "Mie goreng?" beo Albi.  Syika mengangguk, "Mie yang belada didalam kemasan dan juga lasanya sangat enak. Ada kliuk-kliuknya," ujarnya. 
Baca selengkapnya
TANTE?
Derap langkah kaki terdengar ditelinga beberapa orang yang berada di ruangan itu. Disana Zio berjalan dengan gagahnya menuju meja dimana terdapat beberapa orang berdiri. Zio duduk di meja paling ujung dan seketika orang yang berada disana kembali duduk.  Kali ini Zio akan meeting dengan kliennya, sekitar ada 5 orang laki-laki dan perempuan disini. Mejanya tak terlalu besar dan jarak mereka hanya satu lengan saja. Masing-masing dari mereka membawa laptop, dan juga diada beberapa berkas yang bertumpik apik sana.  "Bisa kita mulai meetingnya?" ucap salah satu diantara mereka. Zio mengangguk sekilas tanpa ekspresi membuat beberapa orang menelan ludah kasar, berhadapan dengan Zio harus berhati-hati. Jika tidak katakan selamat tinggal kepada perusahaan mereka.  Beberapa orang mulai berbicara bergantian. 1 jam kemudian meeting selesai, Zio bersalaman dengan mereka dan pamit untuk pergi terlebih dahulu. Kini Zio d
Baca selengkapnya
BERLIBUR
Zeta dan Zio berada di sebuah pantai yang sangat indah, hanya ada beberapa pengunjung disini karena letaknya sangat jauh dan juga berada di tengah hutan. Udara disini sangat enak, air lautnya berwarna biru kehijauan-hijauan. Mungkin batu karangnya bisa terlihat jika kita mendekat.  Saat ini Zeta duduk di tebing melihat keindahan laut dari atas. Cuaca tak terlalu panas jadi sangat cocok untuk berada disini. Mereka duduk bersebelahan, menikmati semilir angin yang sedikit membuat rambut Zeta berantakan.  "Dari mana kau tau tempat ini?" tanya Zeta heran, pasalnya Zio orangnya sibuk dan jarang untuk berlibur dipantai seperti ini.  "Aku suka kesini jika rindu dengan mama dan papa," jawab Zio sendu. Walapun dia tak tau bagaimana wajah kedua orang tuanya, namun Zio suka berada disini dan membayangkan jika ia dan kedua orang tuanya tengah bermain di pantai ini.  "Mama sama papa udah bahagi
Baca selengkapnya
ARTI SEBENARNYA
Kini Zeta berada di hotel, tempat Bea menginap. Tadi setelah dari restaurant ia menyuruh Zio mengantarkan dirinya dan Bea kesini. Sekarang Bea dan Zeta duduk bersender dikasur. Disana juga ada Bia, kembaran Bea. Sedangkan kedua temannya yang lain tak ikut kesini, mereka mendapat pekerjaan diluar negeri.  Zeta sedih bercampur senang, sedih karena tak bisa mengantar Ais dan Lisa ke bandara. Namun disisi lain ia senang karena mereka berdua mendapatkan pekerjaan dinegara yang paling mereka impikan. Beberapa menit yang lalu Zeta menceritakan tentang Zio kepada Bia dan Bea. Yang paling semangat mendengarkan ialah Bea.  "Bia! Tadi dia lap bibir aku," ucap Bea dengan ekspresi yang terkesan lebay.  "Jangan lebay!" Bia menoyor jidat kembarannya. Dirinya muak mendengar cerita dari Bea, menurutnya kembarannya seperti orang gila. Namun dirinya merasa malu, mengapa Bea tak ada jaim-jaimnya jadi perempuan. &
Baca selengkapnya
BEA & ZIO
Zeta turun diikuti oleh Zio, perempuan itu berjalan memutari mobil dan belari kedepan tepatnya di bangku yang ada di pohon. Jaraknya dari mobil mereka sekitar 3 meter saja. Zeta berdiri disamping orang itu yang sama sekali tak menyadari keberadaanya. Zeta melihat wajah orang itu dengan saksama namun tak bisa dikarenakan orang itu menghadap kebawah, tepatnya pada layar HP.  "Bea!" pekik Zeta, seketika orang itu mendongak menatap Zeta. Hening selama beberapa saat, tanpa berlama-lama lagi mereka berpelukan dengan erat.  "Kamu kemana aja, aku sama yang lain cari kamu!" ucap seseorang itu yang tak lain ialah Bea, sahabat Zeta sewaktu dikampung dulu. Zeta tak menyangka akan bertemu dengan Bea di Jakarta.  "Maaf selama beberapa bulan ini ngak kasih kabar," ucap Zeta dengan tetap memeluk erat leher Bea. Dirinya sangat rindu dengan Bea, juga tentunya sahabatnya yang lain.  Mereka melepaska
Baca selengkapnya
PENGGANGU
Beberapa hari kemudian Zeta sudah mulai kembali bekerja. Selama libur ia menghabiskan waktu dengan Bea dan Bia, kini waktunya untuk kembali bekerja begitu juga dengan teman-temannya itu. Saat ini Zeta berada didalam taksi, dirinya tak sabar bertemu dengan twins.  Selama Albi liburan ia tak diperbolehkan untuk menelfon twins, tentu saja Albi lah yang melarang dirinya. Sekarang ditangan Zeta terdapat kantung kresek yang berisikan kotak bekal untuk twins, dirinya memasak itu semua sejak pukul 5 pagi. Karena twins masuk pukul 8 pagi dirinya berangkat kerumah Albi sejak pukul 7 pagi.  Baru pertama kali Zeta membuatkan twins bekal, dan juga 2 kali ini Zeta berkunjung kerumah Albi. Beberapa menit kemudian Zeta sampai di depan rumah mewah dan megah. Langsung saja perempuan itu turun dan masuk kedalam, tak lupa mengucapkan terimakasih kepada supir taksinya.  "Pak?" panggil Zeta kepada satpam yang berjaga. 
Baca selengkapnya
MENJAUH?
Waktu makan siang tlah tiba, Zeta bangkit dari duduknya menuju kearah dapur. Dikantor Albi setiap makan siang akan ada orang yang mengantarkan makanan untuk para karyawan. Karena Zeta malas keluar jadi lebih baik ia ikut makan nasi kotak bersama dengan yang lain. Zeta mengambil 1 buah nasi kotak dan air mineral yang berada didalam botol.  Di kursi terlihat beberapa karyawan yang tengah makan dengan candaan ringan. Zeta ingin gabung namun dirinya belum mengenal mereka dan juga malu. Sampai akhirnya Zeta memilih untuk duduk dikursi paling pojok, setiap meja terdapat 3 kursi. Meja yang Zeta duduki sama sekali tak ada siapa-siapa.  "Boleh gabung?" Suara seseorang mengagetkan Zeta, ternyata ada karyawan perempuan berdiri didepannya.  "Boleh," balas Zeta tersenyum. Lalu perempuan itu duduk, mereka berdua makan diselingi keheningan. Percayalah, Zeta tengah canggung berada di situasi seperti ini. Dirinya takut jik
Baca selengkapnya
DENGAN VIO
Zeta tampak sibuk melihat berkas-berkas yang harus Albi tanda tangani. Jika sedang sibuk begini, ia akan menyiapkan secangkir teh hangat guna menemaninya. Lira dan Reni? Sepertinya mereka sudah kapok, buktinya sekarang mereka hanya diam walapun masih menatapnya sinis.  "MAMA!" Zeta terperanjat kaget mendengar teriakan itu, dirinya menoleh kearah pintu. Disana terdapat Syika yang tersenyum kearahnya, langsung saja ia mendorong kursinya dan berdiri bertumpuan dengan lututnya. Syika yang melihat langsung berlari memeluk dirinya erat.  "Kok ngak ganti baju sih," ucap Zeta seraya menjauhkan tubuh Syika darinya. "Lupa," balas Syika cengengesan.  Zeta melihat pakaian Syika sampai bawah rok anak kecil itu kotor, sepertinya Syika sehabis makan coklat. Tak lama Nathan datang dan menicum pipinya, dengan senang hati ia mencium balik pipi Nathan.  
Baca selengkapnya
DISIRAM
Di mansion Lixston terdengar suara canda tawa disana semua orang tengah berkumpul, termasuk kedua kakek dan nenek Zio. Mereka tertawa bersama, disana juga ada Feli dan Ratna tentunya. Hari ini Feli membuka banyak hadiah dari kakeknya. Jika di kediaman Lixston, Feli akan menjadi seperti ratu dan keinginan akan terwujud.  "Terima kasih kakek," ucap Feli memeluk Abraham, kakeknya.  "Sama-sama. Kakek akan memberikan apapun untuk cucu kakek yang paling cantik ini," ucap Abraham sembari mengelus kepala Feli. Sedangkan Feli tersenyum. Tanpa mereka sadari, perlakuan yang seperti ini menjadikan Feli anak manja dan tak mau mengalah.  Tiba-tiba saja terdengar suara bel berbunyi, Feli pamit untuk membuka pintu. Feli berjalan dengan langkah biasa, lalu dirinya membuka pintu. Mengapa tak ada siapa-siapa? Saat ingin berbalik badan, matanya tak sengaja melihat sesuatu berada dibawah. Dirinya berjongkok dan mengambil sebua
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
34567
...
12
DMCA.com Protection Status