All Chapters of TWINS PUNYA CEO: Chapter 1 - Chapter 10
116 Chapters
ZETA ARASYA
Disalah satu ruangan rumah sakit terdapat seorang wanita yang tengah terbaring lemah di brankar dengan berbagai alat yang menempel ditubuhnya sebagai penopang hidup.  Wanita itu adalah Zeta Arasya, nama panggilannya Zeta. Dirinya bisa seperti ini dikarenakan kejadian beberapa bulan lalu yang mengakibatian dirinya koma seperti ini. Dokter sendiri sudah tak bisa memprediksi akankah Zeta bangun atau menyerah dan dia akan meninggal.  Saat ini ada 1 dokter dan 2 suster yang tengah mengecek keadaan Zeta, suster sibuk mencatat apa yang dikatakan oleh seorang dokter itu. Sedangkan sang dokter meneliti perkembangan Zeta dari waktu ke waktu.  "Pasien sepertinya tak mau bangun dari tidur panjangnya," ujar suster yang bernama Dea, ia sendiri sedih melihat sang pasien yang tak kunjung bangun dari tidur panjangnya.  "Kita akan berusaha buat dia bangun, kasian masih muda banget," jawab Dokter ya
Read more
MENEMUKAN SESUATU
Hari ini, Zeta memutuskan untuk beres-beres kamar mendiang orang tuanya. Dirinya tak mau jika kamar itu berdebu, dan sekarang ia sedang menyapu dan untungnya tangannya tak terlalu sakit. Zeta mengamati beberapa foto papa dan mamanya yang terpajang apik dimeja, tangannya terulur mengambil foto itu dan mengelusnya. Difoto terdapat gambar dirinya dan kedua orang tuanya sewaktu kecil bermain dipantai, disitu Zeta tengah tersenyum lebar.  "Rasanya Zeta belum percaya kalau kalian udah pergi," monolog perempuan itu.  Karena tak mau bersedih terlalu lama ia pun kembali membersihkan kamar itu, saat sedang asik melipat pakaian mata Zeta tertuju kepada kotak yang ia tak pernah lihat sebelumnya berada di bawah meja. Kotaknya berwarna hitam, dan sepertinya kotaknya sudah lama terbukti dari ada beberapa sarang Laba-laba disana. Zeta pun menghampiri kotak itu dan mengambilnya, ia mengosokkan telapak tangannya guna membersihkan debu yang menempel.
Read more
SELAMAT TINGGAL DESA
Hari adalah hari keberangkatan Zeta kekota, sekarang ia tengah bersiap-siap. Perempuan itu melihat ulang barang bawaanya, dan untuk rumahnya nanti akan dihuni oleh beberapa orang yang memang tak punya rumah atau rumahnya tak layak huni, dengan begitu rumahnya tak akan kosong dan ia bisa berbuat baik. Ketimbang rumahnya dibiarkan kosong tak terawat nantinya ia sendiri yang rugi dan untuk kamar kedua orangtuanya tetap ia biarkan seperti itu dan tak ada yang boleh menempatinya, entahlah dia hanya ingin suasana didalamnya seperti dulu.  Bahkan orang yang akan menempati rumahnya sampai sujud syukur di kakinya, Zeta pun tersenyum ia berfikir semua nikmat didunia ini hanya titipan Tuhan yang sewaktu-waktu bisa diambil oleh pemiliknya. Selagi kita bisa membantu, bantulah mereka yang kesusahan tenang saja harta mu tak akan habis.  "Apa yah yang belum." Zeta mengecek barang bawaannya, ia membawa barang cukup banyak dikar
Read more
FAKTA YANG TERUNGKAP
Zeta sudah sampai di Jakarta, dirinya menyewa apartemen untuk tempat tingal nya selama beberapa bulan kedepan. Apartemen yang ia sewa tidak terlalu luas karena hanya ia sendirian yang akan menempatinya, didalamnya hanya ada 1 kamar tidur dan dapur ada juga ruangan yang tak terlalu Luas untuk menonton TV.  Perempuan berlesung pipi itu juga membawa beberapa foto yang ia temukan dikamar orangtuanya tempo hari lalu. Sekarang Zeta tengah duduk ditengah kasurnya sembari mengamati beberapa foto yang berisikan alamat, ia mengetuk-ngetukkan jarinya didagu seolah sedang berfikir.  Apakah ia akan datang ke alamat itu? atau datang ke alamat yang tertera dibawah foto sang mama?. Hanya petunjuk itu yang Zeta punya, apalagi ia disini baru beberapa Hari jadi jika ingin kemana-mana ia hanya mengandalkan maps dan naik angkutan umum ataupun taksi.  "Apa aku datang ke alamat Manda ini yah?" monolog Zeta.  
Read more
LAGI(?)
3 hari berlalu, Zeta sama sekali tak pernah keluar dari apartemen. ia memenangkan pikirannya yang amat sangat kacau, HP nya pun sengaja ia matikan dan untung saja ia sudah belanja kebutuhan makanan tempo hari lalu jadinya ia masih bisa makan didalam apartment tanpa harus keluar.  Setelah mengetahui fakta jika ia punya saudara kembar Zeta tak melakukan apapun, otaknya seakan tak bisa ia gunakan untuk berfikir jernih. Supaya Zeta tak salah langkah jadi lebih baik ia memenangkan diri dulu.  Selama di apartemen kegiatan Zeta hanya makan tidur dan menangis, menangis? Ya Zeta menangis membayangkan nasib kembaran berada di antara keluarga yang tak mempunyai Hati.  Pantas saja dulu ia sering melihat mamanya menangis sendiri di kamar dan ketika ditanya kenapa pasti beliau menjawab tidak apa-apa, dan sejak saat itu setiap mamanya menangis Zeta tak menanyakan apa-apa lagi.  Dimana saudara ke
Read more
INGIN BERTEMU
Zeta akan menemui kembarannya hari ini, entah bagaimana caranya yang penting ia harus menemui dia. Perempuan berlesung pipi itu sudah membawa alamat apartemennya yang ia taruh didalam tas, dan sekarang dirinya tengah menunggu bis di halte.  Cuaca hari ini cukup panas, Zeta mengusap peluh di dahinya dan untung saja ia memakai baju lengan pendek, jadinya tak terlalu panas.  Menurut notif HPnya 15 menit lagi bus nya datang, mata Zeta melihat sekelilingnya dan tatapanya terkunci pada salah satu pedagang minuman yang sudah tua sedang berjalan sembari mendorong gerobaknya. Karena dirinya haus Zeta pun menghampiri penjual itu kebetulan juga bus nya belum datang.  Tin Ckit Karena tak melihat kanan kiri Zeta pun hampir ditabrak oleh salah satu mobil, perempuan berlesung pipi itu jongkok karena ketakutan dirinya menutup telinganya kala suara ban bergesekan dengan aspal terng
Read more
ZIONEL LIXSTON
Siapa yang tak mengenal dirinya? Keturunan keluarga Lixston yang kaya raya, mempunyai perusahaan diberbagai bidang yang sukses hingga kini. Zio, itulah nama panggilannya, wajahnya tampan dengan sorot mata tajam bak elang.  Di umurnya yang masih muda Zio sudah mempunyai perusahaan sendiri yang terkenal hingga mancanegara. Kata orang hidupnya enak, dikelilingi harta berlimpah apapaun dia bisa lakukan namun nyatanya kehidupannya tak seindah itu.  Faktanya Zio kesepian, sunyi, gelap, sepi itu semua adalah temannya dari dulu. Zio memang susah bergaul, dia hanya memiliki 2 orang teman baik saja. Mereka ada disaat ia susah maupun senang.  Sekarang Zio tengah duduk diruang kerjanya yang berada di apartemen, dihapannya terdapat laptop dan beberapa berkas-berkas ditemani kegelapan hanya ada cahaya yang berasal dari laptop miliknya. Zio tak fokus dengan pekerjaan, dia mematikan laptopnya dan bersender di
Read more
BERBICARA DENGAN DIA
Kini Zeta tengah duduk berhadapan dengan sang kembaran, tepatnya dikantor milik Zio. Butuh perjuangan untuk bisa sampai kesini, lantaran banyak bodyguard yang melarang Zeta untuk masuk. Dengan tangisan dan mohon-mohon akhirnya Zio mau bertemu dengan Zeta.  Sejak 10 menit suasana hening, Zeta sendiri tak tau ingin memulai obrolan dari mana. Zio sendiri hanya sibuk berkutat dengan laptopnya, seolah tak menghiraukan keberadaan Zeta. Diruangan ini terasa sepi, bahkan terlihat menyeramkan, lantaran temboknya berwarna gelap bahkan hiasanya pun warna gelap.  "Bisa kita berbicara?" Akhirnya Zeta lah yang lebih dulu membuka obrolan.  "Hm," dehemnya.  Zeta menghela nafas, dirinya ingin menangis sekarang namun dia sadar ini adalah waktu yang tepat untuk membicarakan semuanya bukan malah menangis.  "Kamu ngak mau kemakam mama papa?" tanya Zeta takut-takut. 
Read more
ADA APA INI?
"Apa yang sebenarnya terjadi Rey?" Tanya Zeta khawatir apalagi melihat keadaan Rey yang kacau. Reyasa masih menggunakan jas dokter nya dan matanya sembab kemungkinan besar Rey sehabis menangis.  Beberapa jam yang lalu....  Reyasa tengah berada dirumah sakit, namun tiba-tiba sang mama menyuruh dirinya untuk cepat-cepat pulang. Untungnya pasien sedikit jadinya tak apa jika dirinya pulang lebih dahulu. Reyasa pulang nenggendarai mobil, dia bergerak gelisah ditempat duduk nya. Tadi ia sempat mendengar nada bicara sang mama yang nampak khawatir.  Sampailah Rey dirumahnya, dirinya melihat semua barang-barang diruang tamu berantakan, banyak pecahan gucci dimana-mana. Rey melihat sang ibu yang tengah duduk dimeja makan, dengan tangan yang dilipat dimeja dan menatap kedepan dengan pandangan kosong.  Rey menghampirinya dan mengelus pundak Manda pelan, ia takut terjadi sesuatu kepada mama ya
Read more
TWINS DAN ZETA
Pagi tlah datang, Zeta mengerjapkan matanya karena sinar matahari mengenai retina matanya. Perempuan itu mengeliat pelan, ia melihat kesamping dan ternyata Nathan dan Syika masih tertidur. Zeta hampir lupa jika dirinya membawa mereka pulang. Kemarin Zeta sempat membelikan mereka baju.  "Nathan, Syika." Zeta menepuk-nepuk pelan pipi mereka. Tak lama Syika mengeliat karena merasa tidurnya terusik.  "Kakak?" Syika duduk ditepi ranjang sembari mengucek matanya.  "Jangan diucek, Syi." Zeta mencegah tangan Syika yang ingin mengucek matanya lagi.  "Bangunin Natha gih," suruh Zeta dan Syika pun mengangguk. Zeta memanggil mereka dengan sebutan Syi dan Nath supaya manggilnya lebih simpel. Anak perempuan berusia 4 tahun mulai membangunkan sang kembaran dengan menarik-narik tangannya pelan. Tak ada 5 menit mereka sudah terbangun membuat Zeta tersenyum kecil. 
Read more
PREV
123456
...
12
DMCA.com Protection Status