48. Menangislah, Jika Membuatmu Lega
Sepanjang jalan, Bryan hanya mendengar suara isakan dari gadis itu. Terpukul, syok dan tak menyangka, jika secepat ini Nalan ketahuan. Apalagi mereka memang menikah hampir sebulan, terbilang cukup baru. Berbeda dengan Bryan, kala mendapati semua keburukan Serra. Tak ada air mata menetes atau sakit dirasakan, karena tidak ada perasaan sejak awal. Mayra memang sangat mencintai sahabatnya. Jadi, mewajari rasa sakit di hati gadis itu. Namun, apa yang bisa diperbuat? Diam, membiarkan menangis untuk melegahkan perasaan, jika itu yang terbaik. Entah mengapa? Perasaan tak tega itu mencuat ke permukaan. Bryan benar-benar tak bisa membayangkan perasaan luka di hati Mayra. Dia juga ikut sedih, bukan sedih karena hubungan mereka. Melainkan, kesedihannya pada gadis yang duduk di sebelahnya. Setelah sampai di sebuah pantai Ombak, tak ada orang pun di tempat itu. Hanya mereka berdua
Read more