All Chapters of Suamiku Menyesal Menceraikanku: Chapter 21 - Chapter 30
54 Chapters
Bab 21
POV Hany. Sekarang, apapun yang akan Reyhan katakan aku sudah siap menanggung segala konsekuensinya. Mungkin aku bodoh, biar saja bagaimana tanggapan orang tentang aku jika mengetahui kisahnya.  Aku hanya tidak ingin menjadi beban untuk keluarga ini. Lebih baik menjadi single parent, lalu kembali berjuang dan bekerja untuk membesarkan anak. 'Memang baiknya, kamu fokus pada kebahagiaanmu dan anak-anak, Han. Tidak perlu memikirkan hal-hal percintaan seperti apapun.'  "Paling juga mau numpang hidup enak sama keluarga Tante gue. Enak banget, hidupnya, cuma mau jadi benalu!" Ucapan Shela yang tak sengaja kudengar selalu terngiang memenuhi isi kepalaku. Krek!  Tiba-tiba Reyhan kembali membuka pintu kamar. Aku segera m
Read more
Bab 22
Hany tak membalas pesan dari Tama. Dia memilih mengabaikannya. Bagaimana mau membalas sedang dia tengah menunggu kedatangan Reyhan yang masih juga belum kembali. Padahal hari sudah menjelang malam. "Ish, kemana sih kamu, Mas! Kok udah semalam ini nggak ngehubungin aku," dengusnya.  Beberapa kali ponselnya berdering, berharap suaminya yang menghubungi untuk memberi kabar, tapi justru mantan suaminya. "Ih, malah Mas Tama yang nelpon. Mau ngapain sih!" grundelnya masih tetap mengabaikan panggilan dari Tama. ***** "Kenapa nggak diangkat ya panggilan aku? Aduh! Apa jangan-jangan dia marah soal kejadian tadi. Kok aku jadi khawatir si!" dengus Tama seraya berlalu ke ruang Tamu untuk tidur. Tama memang telah memutuskan untuk pisah ranjang dengan Dewi. Di sofa ruang tamu, Tama sangat gelisah. Tak dapat memejamkan mata dan terus memikirkan Hany yang tak kunjung membalas pesan serta menerima panggilannya.
Read more
Bab 23
Sebelumnya....  "Mas! Kamu mau bawa aku kemana, Mas? Mas Tama! Berhenti Mas! Kalau nggak berhenti aku lompat!" ucap Hany.    "Diam kamu! Kalau kamu nekat, aku akan lebih nekat! Aku akan membawa mobil ini ke arah jurang supaya kita bisa mati bersama! Suapaya kamu tetap jadi milik aku Hhahahaha!" Tama tertawa di sela ketakutan Hany.   "Kamu gila, Mas!" pekik Hany.    "Ya! Aku memang gila! Dan itu semua karena kamu!" bentak Tama.    "Mas lepasin aku!" Hany terus memberontak. Tama melihat dari kaca sepion kalau Reyhan mengejarnya. Tak segan, Tama memepetkan mobilnya ke motor Reyhan. Hingga membuat Reyhan terpental dan terseret kendaraan lain hingga 20 m.  
Read more
Bab 24
Sebelumnya..... "Memang sudah kamu cek? Kalau nanti masih hidup gimana? Kasihan 'kan kalian tinggal. Ayok balik lagi kita cek dulu," ujar Pak Darma. Mereka pun membernarkan ucapan Pak Darma, lalu memutuskan untuk kembali ke sungai. Saat sampai di sana, mereka sangat terkejut dengan apa yang dilihat. Terutama, Tejo dan Yono. Keduanya saling berpandangan ….  "Kata kamu mayat! Itu lagi duduk," ujar Pak Darma seraya menunjuk ke arah Hany.  "Loh iya, toh. Kalian ini gimana, Yono! Tejo!" Bu Nino langsung berjalan menghampiri Hany yang tengah termenung memandang aliran air sungai. Sambil terduduk di bebatuan tempat Tejo duduk tadi. "Sumpah, Pak. Bu. Tadi itu terbaring di atas tumpukan ranting itu," ucap Yono sembari
Read more
Bab 25
"Sudah selarut ini, Pa. Apa tidak ada kabar terbaru dari Hany," ujar Bu Rani seraya bersandar di bahu suaminya.  "Sabar, Ma … sementara belum. Mudah-mudahan saja dia selamat." Pak Tomo mengusap punggung istrinya. Pikirannya menerawang entah kemana.πŸ’šπŸ’šπŸ’šπŸ’šπŸ’š "Mas, nanti kalau kamu di penjara gimana?" Dewi menarik nafas panjang, kemudian menghembuskannya.  "Kamu harus nungguin aku, paling juga nggak lama aku di penjara." Tama berpikir kalau Reyhan dan Hany sebagai kunci kejahatannya memang sudah mati. Sehingga leluasa memberi keterangan palsu pada polisi. Dia pikir, polisi sebodoh itu, tidak menyelidiki semua orang yang terlibat, termasuk tukang ojek yang juga menjadi saksi. 
Read more
Bab 26
POV HANY Saat ini Papa tengah kebingungan mencari pengganti Reyhan untuk sementara waktu. Jabatan Manajer sudah di isi oleh Aldo Kakak Shela. Sedangkan jabatan direktur, Papa masih bingung ingin menunjuk siapa untuk menggantikan posisi Mas Reyhan sementara waktu.  Mas Reyhan, aku tersenyum kala memanggilnya dengan sebutan 'Mas. Bukan apa, biasanya aku dan dia itu 'kan seorang teman, jadi sedikit canggung. Sudah hampir sebulan aku di rumah sakit menemani suamiku tercinta dengan penuh kesabaran. Entah kapan Mas Reyhan dibolehkan untuk pulang. Luka di tubuhnya sudah mulai membaik. Hanya wajah tampan suamiku sekarang sedikit rusak. Tapi, seperti apapun keadaannya, aku tetap mencintainya setulus hati, jiwa dan raga. 'Tuhan, aku sangat mencintai suamiku.' "Sayang," panggiln
Read more
Bab 27
POV Hany Sampai di kamar aku langsung membantu Mas Reyhan untuk duduk di ranjang. Setelah itu, aku menyalakan AC lalu membuka bajunya dan mengelap tubuhnya.  "Maafin ucapan Tante Mirna dan Tante Rina ya? Mereka emang kayak gitu," ucap Mas Reyhan  Aku hanya mengangguk dan tersenyum padanya "Enggak apa-apa, Mas selama Mama dan kamu enggak pernah permasalahin aku, aku santai aja kok menghadapinya. 'Kan yang terpenting kamu, mama, dan papa. Peduli apa dengan mereka," balasku seraya memakaikan baju Mas Reyhan.    "Iya, dari dulu mereka emang yang paling suka ikut campur urusan keluarga."  "Aku jadi kaya anak kamu ya? Kamu yang ngurus, sabar banget," ucapnya seraya menatap mataku. Lalu tersenyum, namun senyum itu seakan senyum untuk menutupi kesedihannya.
Read more
Bab 28
POV HanyHari ini aku sengaja bangun lebih pagi. Selepas shalat subuh, aku langsung berbenah. Disaat semua orang masih terlelap, aku sengaja membereskan rumah. Menyapu, mengepel hingga membuat sarapan.  Tepat pukul 07.00 selesai semuanya. Nasi goreng cumi plus pete sudah tersedia apik di meja makan. Kebetulan, melihat ada Pete menganggur, jadi tidak ada salahnya kumasukkan dalam nasi goreng.  Semoga saja mereka suka. Kalau aku jangan ditanya. Sangat favorit dengan makanan satu itu. Kini tinggal aku yang bersiap-siap untuk pergi ke kantor.  "Waduh, rumah udah rapi. Sarapan juga udah siap. Ini semua kamu yang ngerjain, Han?" tanya Mama yang langsung mengambil air din
Read more
Bab 29
Rangga terus menatap Hany, mencuri pandang ke arahnya. Memperhatikan Hany yang sibuk bekerja. Seakan telah mampu menyerap ilmu dari Linda meski baru belajar beberapa hari, Hany sangat terlihat tenang dan cerdas.  Rangga sendiri masih teringat kejadian makan siang tadi. Saat mengusap sisa nasi di bibir Hany. Reflek ia melakukan itu tanpa disengaja. Membuat Hany tersentak dan segera menepis tangan Rangga. "Ah, kenapa aku mengagumi istri, Reyhan? Gila! Ini nggak boleh terjadi." Rangga terus menepis pikiran jelek di dalam hatinya. Ada rasa ingin mengajak Hany berselingkuh kalau saja perempuan itu mau. Namun, itu hanyalah sebuah rasa gila yang dia pendam sendiri di dalam hatinya.  "Ngapain sih, Rangga merhatiin aku. Bikin risih aja," ucap Hany dalam hati. Namun, dia berpura-pura tidak tahu kalau Rangga tengah memperhatikannya. Dia pun teru
Read more
Bab 30
Terlihat Reyhan tengah termenung di teras setelah lelah bermain dengan anak sambungnya. Shela dan Riska yang pulang lebih dulu, menyapa Reyhan.  "Ris," panggil Shela seakan memberi kode pada Riska. Riska segera masuk ke dalam sedangkan Shela menemani Reyhan duduk. Tak lama, Riska datang dengan membawa tiga gelas ice matcha. Shela dengan sengaja memanjangkan kakinya hingga membuat Riska tersandung dan seketika minuman yang dipegangnya tumpah. Untung hanya sedikit yang mengenai pakaian Reyhan. Entah sengaja atau tidak, Riska langsung meraih tisu duduk di pangkuan Reyhan untuk mengeringkan baju Reyhan. "Aw," lirih Reyhan. Bukan memekik karena Riska membasahi sedikit pakaiannya, tapi karena Riska menduduki pahanya. "Maaf, maaf, Rey. Aku nggak sengaja," ucapnya dibuat pani
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status