Lahat ng Kabanata ng Ketetapan Cinta: Kabanata 31 - Kabanata 40
56 Kabanata
Bab 31
Aktifitas hari itu sehabis sarapan, Arka langsung mengemudikan mobil mewah nya menuju rumah Faldo. Hari itu, ia khusus kan tidak berangkat ke kantor untuk mengumpulkan bukti terkait pembunuhan Pak Harry.   Sebelum berangkat Arka sempatkan memberi kabar pada Dila tentang kegiatan nya hari ini, dan niat nya menghubungi Dila agar Arka tidak kena amuk lagi. Mungkin jika Arka dan Dila sudah menikah tidak perlu lagi melakukan hal semacam ini. Karena ia akan meminta ijin langsung saat sarapan bersama. Membayangkan hal itu, membuat Arka senyum geli.   Setelah beberapa menit menerjang jalanan kota Jakarta, mobil yang di kendarai Arka sudah memasuki halaman rumah Faldo yang luas dan tumbuh banyak pohon di pinggir jalan pintu masuk. Rumah berlantai dua, namun tidak terlalu besar itu memiliki kesan sebagai rumah mafia. Tidak banyak orang tahu, jika rumah Faldo memiliki ruangan bawah tanah untuk menjalankan misi detektif nya.   Arka
Magbasa pa
Bab 32
Setelah pembahasan mereka selesai, ketiga pria itu terlihat seperti orang stress yang sedang menunggu seseorang. Seseorang itu untuk membantu dalam penyelidikan mobil milik Pak Harry. Kasus pembunuhan ini memang membuat ketiga pria itu seperti orang stress baru. Bagaimana tidak stress, jika masing-masing otak mereka di paksa bekerja meskipun jawaban nya sama yaitu mustahil. Mustahil mendapatkan barang bukti dari tangan Baskoro karena mereka tidak tahu di mana Baskoro menyimpan nya dan penjagaan di rumah itu sangat ketat.   Dan mungkin saja Baskoro tidak menyimpan bukti itu dalam rumah nya. Lama mereka berfikir akhirnya, Rendi rekan Faldo yang ahli nya dalam bidang otomotif datang, setelah anak buah Faldo memberi tahu dan menyuruh nya untuk masuk ke dalam ruangan tersebut.   “Hey Ren, gimana kabar? Sudah lama kita tidak bertemu,” ucap Faldo yang menyambut Rendi sambil bersalaman adu tangan seperti anak gaul.   “Baik Do, k
Magbasa pa
Bab 33
Perjuangan tidak akan berakhir dengan sia-sia. Itulah yang saat ini mereka rasakan, rasa bangga dan bahagia seketika menular pada Arka, Faldo, Rendi dan anak buah Faldo, setelah Alex berhasil menemukan mobil sedan milik Pak Harry.   Mereka segera menghampiri Alex dengan senyum yang tampak dari bibir mereka. keadaan mobil tersebut memang seperti dengan apa yang mereka bayangkan. Mobil yang ringsek bagian depan kemudi dan keadaan nya sudah berkarat. Dan banyak rerumputan yang tumbuh tinggi sedikit menghalangi penyelidikan mereka.   Rendi yang sudah siap dengan alat-alat pendukung, segera ia menyelidiki mobil itu. Rendi mengalami sedikit masalah karena ringsek dan kabel di mobil tersebut sudah sangat berkarat sehingga sangat kaku untuk di selidiki.   Arka, Faldo, Alex dan anak buah Faldo menyaksikan penyelidikan itu dengan tegang. Senyum yang semula mereka tampilkan, kini sudah berganti dengan wajah cemas. Rasa cemas itu be
Magbasa pa
Bab 34
“Apakah fikiran lu sama dengan yang gue fikirin?” Tanya Arka yang menebak fikiran Faldo saat itu.   “Seperti nya begitu Ka,” jawab Faldo yang mengiyakan pertanyaan Arka.   Faldo tersenyum sinis,“ dan seperti nya kita bodoh terlalu percaya dengan Alex,”   “Tapi bukan kah orang suruhan lu masih mengawasi Alex,” tanya Arka yang ingat jika Faldo menyuruh anak buah nya membuntuti Alex.   “Ahh iya, gue baru ingat. Bentar gue telfon dulu,” balas Faldo lalu mengambil ponsel di saku nya.   “Hah umur masih muda otak orang tua lu,” ledek Arka sambil tertawa.   “Perpaduan yang sangat pas bukan,” jawab Faldo sambil memutar bola mata nya malas.   Setelah telfon itu tersambung, Faldo langsung mencecar pertanyaan pada anak buah nya,“Kalian di mana, Mengapa kalian tidak kunjung kembali? apa Alex melarikan diri?”   “Tidak Pak, hanya sa
Magbasa pa
Bab 35
Tanpa terasa sore datang dengan cepat. Saat ini Dila dan Bu Nella sedang menyibukkan diri di dapur. Mereka terlihat kompak dalam meracik bahan makanan maupun bahan membuat kue. Tangan lihai mereka membuat pekerjaan memasak cepat selesai. Harum wangi di dapur itu, membuat Dila dan Bu Nella puas dengan hasil karya masakan mereka.   Terlihat Dila tengah mengelap beberapa toples kue lalu memasukkan kue kering yang mereka buat ke dalam toples tersebut. Sudah menjadi budaya atau kebiasaan jika setiap memasukkan kue dalam toples, kue tersebut juga masuk ke dalam mulut Dila.   Berbeda dengan Dila, Bu Nella tengah mempersiapkan makanan kesukaan Vano yang sudah siap ke dalam wadah dan meletakkan nya ke meja makan. Rasa lelah yang mereka rasakan seketika hilang ketika pekerjaan mereka telah selesai dan dapur mereka sudah kembali bersih.   “Dila, kita mandi dulu. Sebentar lagi waktu mahrib sudah mau habis. Dan kemungkinan Vano sampa
Magbasa pa
Bab 36
Jam telah menunjukkan pukul dua siang, hari itu adalah hari bahagia untuk Dila. Perasaan tidak menentu di rasakan Dila hingga diri nya tidak nafsu untuk makan. Sepanjang hari ia hanya melakukan aktifitas yang tidak jelas. Sudah berkali-kali ia mengecek ponsel nya untuk mengetahui kabar dari Arka karena kekasih nya belum juga memberi kabar. Entah itu di sengaja atau kah memang ada sesuatu hal.   Tidak ingin berfikir buruk, Dila akhir nya membersihkan diri dan tak lupa menunaikan ibadah meskipun tidak tepat waktu. Setelah berdoa selesai, kini Dila berhias secukupnya. Make up tipis Dila mampu mengubah wajah nya menjadi cantik natural. Setelah menghias diri telah selesai, Dila memakai baju dress selutut berwarna merah marron dengan lengan panjang broklat. Dress itu sangat anggun di kenakan oleh Dila. Setelah urusan pribadi nya selesai, Dila turun ke lantai satu untuk membantu Ibu nya.   “Bu apakah masih ada yang kurang, biar aku bantu,” ucap Dil
Magbasa pa
Bab 37
Pandangan tersebut semakin intens untuk memastikan jika penglihatan nya memang benar. Bu Nella yang masih mengenali wajah itu terus diam lalu menutupi mulut dengan tangan nya karena itu memang nyata.   Tak jauh berbeda dengan Bu Nella, Pak Dhanu dan Bu Rosa juga saling pandang. Mereka melihat Bu Nella dari atas hingga bawah untuk melihat apakah benar yang mereka lihat saat ini. Dalam hati menyangkal jika orang yang selama ini mereka cari ada di depan mata nya, namun kenyataan memang benar orang yang mereka cari saat ini berada di depan mereka.   Sedangkan Arka, Dila dan Vano hanya terpaku menyaksikan ke dua orang tua mereka. mereka tampak bertanya-tanya apa yang sebenarnya terjadi. Suatu lintasan negatif di pikiran Arka maupun Dila, mereka beranggapan jika orang tua nya saling mengenal dan bisa saja terjadi permasalahn hingga sampai saat ini belum terselesaikan. Perasaan khawatir tengah melanda kedua pasangan yang akan saling terikat tersebu
Magbasa pa
Bab 38
Dila maupun Vano masih mencerna semua kejadian ini. Mereka masih heran, darimana Pak Dhanu bisa mengetahui panggilan mereka sewaktu kecil. Dila dan Vano hanya di panggil dengan sebutan Kartika dan Al oleh Ayah nya.   “Apakah kalian masih ingat saya? Dulu sewaktu kecil, makanan kesukaan kamu ice cream dan coklat bukan?” tanya Pak Dhanu lalu melepaskan pelukan mereka dan memandang haru keduanya.   Dila dan Vano mengingat ingat memori sewaktu kecil. Banyak kejadian menyakitkan dalam hidup mereka sehingga mengingat tentang masa kecil nya terlalu sulit.   “Om ganteng?” ujar Vano dengan wajah seolah pertanyaan pembenaran pada Pak Dhanu.   “Kamu ingat Al?” tanya Pak Dhanu antusias ketika Vano mengingat nya.   “Jadi Pak Dhanu, om ganteng yang sering memberi kita coklat atau ice cream saat kita ikut Ayah ke kantor?” sahut Dila dengan wajah tidak percaya.   “Ohh Tuhan
Magbasa pa
Bab 39
Arka ikut tersenyum dengan niat orang tua mereka yang ingin menjodohkan Arka dan Dila. Kisah cinta mereka ternyata lucu juga, niat awal akan dijodohkan namun harus terkubur dan justru Tuhan mempersatukan lewat jalan yang berbeda. Hidup ini memang banyak misteri yang membuat kita takjub dengan keajaiban Tuhan.   “Mengapa Papa memanggil Dila sama Vano dengan sebutan Kartika dan Al?” tanya Arka yang penasaran dengan nama tersebut.   “Papa hanya mengikuti Harry saja Ka. Mungkin di ambil dari nama lengkap mereka,” balas Pak Dhanu.   “Iya itu di ambil dari nama depan Kakak, Kartika Ardila Wijaya jadi Ayah panggil Kartika. Sama dengan aku Alvano Darren Wijaya, jadi Ayah panggil Al. Begitulah kira-kira Kak,” sahut Vano menjelaskan sebutan nama mereka sewaktu kecil.   Arka menggangguk tanda ia mengerti dengan penjelasan Vano. Kedua keluarga itu banyak bercerita tentang kehidupan mereka di masa lalu. Banyak ke
Magbasa pa
Bab 40
Pak Dhanu mengutuk perkataan nya tersebut. Beliau gagal menahan diri sehingga tanpa sadar mengatakan hal yang sensitif tersebut. Meskipun belum mengatakan yang sebenarnya, kata-kata itu mampu membuat orang yang mendengarnya akan bertanya-tanya dan menggangu fikiran nya.   “Maafkan aku Nella atas apa yang aku katakan tadi. Besok kami akan ke sini untuk mengatakan sesuatu pada kalian. Kami tidak bisa menutupi karena kami juga butuh kesaksian kalian. Hari ini adalah acara khusus untuk Arka dan Dila. Aku tidak mau merusak momen ini karena perkataan ku,” jelas Pak Dhanu yang menolak menjelaskan tentang perkataan nya.   “Apakah perkataan tadi sangat serius?” tanya Bu Nella yang masih penasaran.   “Sangat, hanya saja waktu ini tidak tepat untuk aku mengatakannya. Sekarang lebih baik kita masuk ke acara kita hari ini,” balas Pak Dhanu yang di setujui oleh semua nya.   Acara lamaran antara Arka dan Dila kini
Magbasa pa
PREV
123456
DMCA.com Protection Status