Lahat ng Kabanata ng Benalu di Rumahku Ketika Suamiku Terkena PHK: Kabanata 161 - Kabanata 170
210 Kabanata
Bab 161. Jaga Aisyah Untukku
Bab 161. Jaga Aisyah Untukku =========== Kalimat  Aisyah  terdengar begitu  tegas.  Suara manja dan kolokan hilang  lenyap.  Aisyah telah   kembali menjadi dirinya yang sebenarnya.  Seorang mahasiswi  jurusan hukum yang pandai  mengungkapkan fakta, menindak  kejahatan, menyingkap  ketidak jelasan. Itu  sebab dia mengambil kuliah  jurusan hukum.  Meski   papanya   menginginkan dirinya  menjadi  Dokter juga seperti   sang Papa   dan   Dr. Ilham  Kakaknya.   Aisyah sebenarnya   wanita  tegas, mandiri   dan tangguh,  meski kadang   kelewat  manja.   Cinta  sempat  membutakannya.  Ardho  sengaja  mempermainkan perasaanya  sebagai  pelampiasan karena penolak Alisya. 
Magbasa pa
Bab 162. Tiara Meminta Ardho Bebas
Bab 162. Tiara Meminta Ardho Bebas ======== “Tunggu aku, ya!”  Deva  berucap  pelan.    “Iya, Sayang.  Aku gak akan pernah ke mana-mana. Sebentar, ya, biar  kita pindah ke  ruangan.”     “Hem.”    Alisya  melepas pelukan di  lengan  yang  lemah itu.  Meletakkannya pelan di sisi badan setelah mengecupnya  sekali  lagi.   *   “Sya!”  Tiara  menyambutnya  di  depan pintu  ruangan.    “Hey.”    &ldq
Magbasa pa
Bab 163. Mata-mata Ketahuan
Bab 163. Mata-mata Ketahuan ========== “Maaf, Tiara.  Abang kamu itu seorang  psikopat! Maaf banget, ya.  Bukan maksudku  menyakiti  perasaan kamu.  Tapi itulah kenyataan yang terjadi. Jadi  kutegaskan sama   kamu, bahwa sampai kapanpun Alisya  tak akan pernah  mencabut  perkara  Ardho.  Bahkan kami berencana menuntut lagi, karena rencana pembunuhan lanjutan terhadap  Mas Deva.  Kamu upayakan dia membusuk  di penjara, sampai dia benar-benar  bertobat.  Maaf, Tiara.  Jika kalimatku  terlalu  kejam.” Raja menegaskan.    “Apalagi yang   telah dilakukan oleh  Mas Ardho, Mas?”  Tiara  bertanya lirih.     “Kamu mau tahu apa?” &n
Magbasa pa
Bab 164. Mereka Bukan Mata-mata, Ai …!
Bab 164. Mereka Bukan Mata-mata, Ai …! =========== Aisyah menoleh.  Mata indah menghanyutkan itu menatap  Raja aneh.    “Kenapa?”  Raja balas menatap.  Kali  ini Raja tak ingin  menahan lagi.  Toh isi hatinya sudah ketahuan oleh gadis ini.  Apa  lagi yang harus dia tutupi?    “Anda aneh!”  Aisyah mencibir.    “Aneh?  Apa anehnya?”  Tatapan Raja menukik tajam tepat  di bola mata gadis itu.  Meski hatinya  berdebar  dasyat,  tapi dia tak mau menyerah.  Sudah bosan menahan rasa.  Kali  ini harus  dinyatakan saja. Terserah bagaimana jawabannya. Sudah terlalu sering menelan kecewa, rasa sakit bila ditolak lagi,  akan te
Magbasa pa
Bab 165. Bukan Cinta, Tapi Obsesi
Bab 165. Bukan  Cinta, Tapi  Obsesi ==========  Rasa itu justru  bertambah dalam.  Justru ada tekad yang menyeruak, aku harus bisa menyembuhkan sakitmu. Tekat  itu menyiksaku, Ai.  Itu sebab aku menjaga kamu!  Itu sebab aku perintahkan bodyguard itu   mengikuti ke mana pun kamu pergi. Bukan untuk memata-matai, tetapi aku ingin tahu keadaanmu setiap saat, Ai.”   Aisyah tercekat.  Pandanganya kian mengabur. Bulir air bening menghalangi pandangannya.  Kembali  jemari  Raja menyeka lembut mata basah itu.    “Tolong pahami  rasa  di hatiku  ini, kumohon!  Jika memang tak kau terima rasa ini, setidaknya jangan usir aku!  Jangan suruh aku pergi, ya, Ai!  Aku ingin menjagamu, menyembuhkanmu, meskipun  tak bis akau balas r
Magbasa pa
Bab 166. Katakanlah, Ai! Aku Akan Mendengarkan
Bab 166. Katakanlah, Ai!  Aku Akan Mendengarkan ============= “Ya, itu  bukan cinta,  tetapi  obsesi yang  gila.”    “Ya, mencintai  tidak mesti  memiliki,  bukan?  Sekalipun itu sakit rasannya.  Tetapi akan memberi  kita  rasa  tenang.  Kita  ikut bahagia,  bila orang  yang kita cinta itu bahagia.  Itulah yang namanya cinta sejati."    “Begitukah, Mas?”    “Ya, jangan ada  dendam.  Kalau  dendam, kita tidak akan tenang.”  “Mas Raja  tetap  mau  bertahan di dekatku  sekalipun aku mengusir  Mas Raja, apakah itu artinya –“ &nb
Magbasa pa
Bab 167. Pertemuan Dinda Dengan Aisyah
Bab 167. Pertemuan Dinda Dengan Aisyah ========== “Tapi, Mas Raja juga  keren, kok,  Pak.  Iya, kan, Kak?  Dan sepertinya,  Mas Raja naksir Kak  Rika, deh, hehehehe …,” celetuk Arfan membuat  wajah Rika merona.     “Hust!  Arfan!” Rika melotot, tetapi langsung menunduk.    “Kak Rika juga suka, kan?  Ya, Allah, semoga Kakakku berjodoh  dengan Mas Raja, aamiin.”    “Arfan!”  Rika mencubit  gemas  pipi adiknya,  jelas terlihat dia  semakin tersipu.    “Amini, dong, Kak. Masa malah dimarahin!”  Arfan tertawa   melihat  wajah kakaknya 
Magbasa pa
Bab 168. Raja Dan Rika Bertemu Di Rumah Sakit
Bab 168. Raja Dan Rika Bertemu Di Rumah Sakit ==========   Dua orang  bocah perempuan berlari   di koridor rumah sakit.  Pak  Dadang, sang supir  pribadi  mengiringi  mereka.  Alina tertinggal di  belakang, di dorong  dengan kursi  rodanya oleh seorang perawat  pribadi.   “Mama … Mama ke mana aja, sih,  kita kan, kangen!”  Rena dan Tasya langsung  menghambur  memeluk  Aisya begitu  mereka tiba di  kamar   rawat  Deva.    “Iya,  Sayang. Maafin Mama, ya.  Papa  kalian sakit,  tapi  sekarang  udah sebuh, kok. Makanya kalian di jemput untuk datang  ke sini.”  Alsiya membelai dan menciumi kedua putrinya.  &n
Magbasa pa
Bab 169. Rika Terluka
Bab 169. Rika Terluka =========  “Selamat  sore!  Eh, Mama udah datang jenguk  Mas Deva?  Maaf, Kami baru datang, tadi ada urusan penting.  Hey, ada  Rika juga, ya?”    Raja berdiri  di ambang pintu.  Seorang gadis berhijab ada  di sampingnya, tersenyum begitu  manis kepada  mereka semua.  Rika tersentak kaget. Gadis itu bagai membeku di tempat berdirinya.  “Kapan datang, Rika?”  Raja  tersenyum hangat ke arah  Rika.  Pria itu lalu menghampiri mereka.  Menyalam dan mencium tangan ibunya, lalu  menatap  lembut  kepada  gadis itu.  Sementara  Aisyah masih berdiri  di ambang  pintu.    “Ba … ba &helli
Magbasa pa
Bab 170. Tak Semua Perempuan Seberuntung Alisya
Bab 170. Tak Semua Perempuan Seberuntung Alisya ============  “Maaf,  saya udah waktunya  kembali pulang. Mohon jizin, ya!”  Tetiba Rika bangkit.  Pembicaraan  Alina dengan Aisyah terpaksa terhenti.   “Lho, kok buru-buru?  Mbak  Rika baru aja sampai, lelahnya juga belum hilang, kan? Perjalanan  Mbak Rika jauh, lho?”  Alina  terkejut.    “Maaf,  Bu!  Sebenarnya  saya udah janji dengan supir  taksi  yang  tadi   mengantar saya   kemari, kebetulan   ayah saya  juga  sedang di rawat  di rumah sakit  dekat  rumah.  Makanya  agak buru-buru.  Maaf, ya, Bu.   Gak bisa lama.”    &n
Magbasa pa
PREV
1
...
1516171819
...
21
DMCA.com Protection Status