All Chapters of Perjalanan Waktu Xie Tianlan: Chapter 71 - Chapter 80
89 Chapters
Bab 69 : Latihan.
Sekte Cermin Giok saat ini merupakan Sekte terbesar di seluruh Kekaisaran Tang. Banyak kultivator-kultivator hebat yang lahir dari Sekte ini. Bertahun-tahun, namanya tersohor di penjuru negeri.Bukan hanya namanya yang besar, jumlah muridnya pun tak main-main. Sekarang, Sekte tersebut telah dipenuhi oleh ribuan murid.Saat ini, di aula besar Sekte tersebut, Jiangwu dan Qixuan tampak berlutut menghadap seorang pria berjubah Taois. Mereka berdua menunduk di hadapan pria itu, seolah mereka sangat menghormati pria itu."Apa yang membuat guru memanggil kami ke sini?" tanya Jiangwu.Guhao, pendiri Sekte Cermin Giok, sekaligus guru yang membimbing Jiangwu dan Qixuan secara langsung, menatap kedua muridnya. Giok hijau yang menempel di dadanya bergerak pelan saat dia menegakkan tubuhnya."Berdirilah," perintahnya.Suaranya yang menggelegar di dalam aula, membuat kedua pemuda itu sadar bahwa perintahnya tidak bisa dibantah.Jiangwu dan Qixuan segera berdiri, bersama-sama mereka membungkuk, untu
Read more
Bab 70 : Menantang.
"Apa yang barusan kau katakan? Ulangi sekali lagi." "Kaisar telah mengutus seseorang untuk mengirim undangan Konferensi Sekte kepada Sekte Awan Giok," jawab Beihong, murid terbaik di Sekte Teratai Biru. Mendengar itu, wajah Werui merah padam. Api kemarahan membara di dalam hati. Pemimpin Sekte Teratai Biru itu menggenggam erat gelas kaca di tangannya hingga gelas itu pecah dan melukai kulitnya. Darah merembes dari telapak tangannya, rasa sakit akibat sayatan beling itu tak mengurangi sedikit pun amarah di dalam hati. Berita bahwa Kaisar ingin mengundang Sekte Awan Giok dalam Konferensi besar itu begitu cepat tersebar hingga terdengar di telinganya. Membuat dirinya tidak tahan untuk tidak mengumpat. "Kenapa ... Kenapa! Kenapa Kaisar mengundang Sekte Awan Giok! Bahkan Sekte Teratai biru sudah berdiri puluhan tahun, tetapi Kaisar tidak pernah sekalipun mengundang kita!" amuk Werui. Matanya memerah karena marah. Ia tau persis bahwa Sekte Awan Giok masih sangat baru. Memang Sekte it
Read more
Bab 71 : Iblis Werui.
Werui mengamuk.Ledakan besar tiba-tiba terdengar dari dalam arena pertarungan. Semua orang tidak bisa melihat apa yang terjadi di dalam sana karena debu tebal yang berhamburan menutupi pandangan mereka.Sementara itu, Tianlan yang berada di dalam arena tiba-tiba diserang secara membabi buta oleh Werui."Iblis?" gumam Tianlan saat melihat tubuh Werui yang berbeda.Tubuh Werui bukan lagi tubuh manusia normal, ada banyak duri yang tumbuh dari dalam kulitnya. Warna kulitnya pun berubah biru.Karena itu, kekacauan pun tak terelakkan. Bukan hanya menyerang Tianlan, Werui juga menyerang orang lain yang berada di luar arena."Zhaoyang, Yuanji, Mei Mei, amankan murid-murid junior dan Jendral Mo Yin," perintah Tianlan."Baik Master." Ketiga orang yang diperintahkan Tianlan itu langsung melaksanakan tugasnya.Tianlan sendiri akan menahan Iblis ini agar tidak membuat kekacauan lebih parah lagi.Di tengah pertarungannya dengan Iblis itu, tak sengaja matanya bertatapan langsung dengan Hua Rong yan
Read more
Bab 72 : Paviliun.
Kuil yang Tianlan dan Hua Rong temukan waktu itu telah menjadi tempat mereka menghabiskan waktu bersama. Di kuil ini, mereka berdua sering bermeditasi bersama, mengobrol bersama dan bahkan mereka juga makan bersama.Seperti saat ini, keduanya tengah duduk saling berhadapan, di depan mereka sudah tersaji beberapa hidangan di atas meja kecil. Salah satu hidangan itu berupa sup akar teratai, kesukaan Hua Rong."Aku heran, padahal Pangeran Mahkota Xie bukanlah Dewa. Kenapa banyak orang memasang lukisannya di kuil?" tanya Tianlan sambil melihat lukisan Pangeran Xie yang tergantung di dinding kuil."Dulunya dia adalah pembawa kedamaian," jawab Hua Rong sembari menyeruput supnya. "Mengenai undangan itu, kau beruntung karena akhirnya kau bisa masuk ke Istana Kekaisaran Tang. Jika kau ingin tau alasan Pangeran Xie dihukum dan alasan perang besar 700 tahun lalu, maka ini adalah kesempatan yang bagus."Tianlan juga berpikir demikian, untuk mencapai tujuan, seseorang harus memiliki informasi yang
Read more
Bab 73 : Putri Xie Lia.
Malam yang tenang di Kekaisaran Tang. Para penjaga berpatroli di sekitar Istana, sedangkan pelayan-pelayan sibuk melakukan tugasnya masing-masing.Di sebuah ruangan besar, yang diisi dengan perabotan mewah dan mahal, serta singgasana yang terbuat dari bahan bangunan terbaik di seluruh Kekaisaran Tang, dua pria saling berhadapan, satu menunduk patuh, sedangkan yang satunya lagi duduk tegak penuh wibawa.Pria yang menunduk patuh, mengenakan hanfu berwarna hitam, menggenggam pedang yang masih bersemayam di dalam sarung. Dialah Mo Yin, Jendral terbaik dari Kekaisaran Tang."Maaf karena telah mengganggu waktu berharga anda Yang Mulia Kaisar. Hamba yang rendah ini ingin melaporkan bahwa Pemimpin Sekte Awan Giok, Xie Tianlan telah sampai di Istana dan sedang beristirahat di kamarnya."Kaisar yang duduk di atas singgasana megahnya, menganggukkan kepalanya menerima laporan Mo Yin.Tubuhnya yang tegap dan berwibawa benar-benar menggambarkan seorang pemimpin. Ditambah singgasana yang megah menam
Read more
Bab 74 : Pangeran Xie Hanji.
"Kau bertemu Putri kedua Kekaisaran Tang tadi malam?" tanya Hua Rong setelah mendengar cerita Tianlan."Iya, dialah yang telah menunjukkan letak perpustakaan itu kepadaku."Hua Rong mengerti.Kini keduanya sedang berjalan bersama menuju perpustakaan Istana, untuk mencari buku yang mengisahkan sejarah Kekaisaran Tang secara rinci, sejak 700 tahun yang lalu. Setelah berjalan beberapa saat, Tianlan dan Hua Rong akhirnya sampai ke perpustakaan yang mereka tuju. Gedung besar perpustakaan menyambut kedatangan keduanya.Tadi malam Tianlan tidak melihat gedungnya secara langsung, karena putri Xie Lia hanya menunjukkan arah ke sini. Tetapi, sekarang ia bisa melihat bagaimana megahnya perpustakaan itu.Tianlan dan Hua Rong hendak masuk ke dalam, namun tiba-tiba mereka dihalangi oleh 2 pengawal Istana."Bisa tolong berikan akses masuk?" tanya salah seorang pengawal.Alis Tianlan terangkat. "Akses masuk?"Pengawal itu mengangguk. "Tidak sembarangan orang bisa masuk ke perpustakaan Istana, orang
Read more
Bab 75 : Jamuan Makan Malam.
Pangeran Xie mengadu domba 2 daratan, yaitu Barat dan Utara. Dia melakukan hal keji itu untuk kepentingannya sendiri. Sebagai Pangeran Mahkota Kekaisaran Tang pada saat itu, Pangeran Xie tidak mau posisinya jatuh.Karena kedua daratan itu melakukan pemberontakan dan menentang pemerintahan Kaisar saat itu. Pangeran Xie menggunakan cara keji ini untuk menghentikan pemberontakan kedua daratan itu.Akibatnya, strategi adu domba busuk itu menyebabkan perang antara kedua daratan tersebut. Peristiwa itu memakan banyak korban jiwa, termasuk rakyat-rakyat yang tidak bersalah.Banyak orang kehilangan orang yang mereka sayangi. Ayah, ibu, anak, saudara-saudara, sahabat-sahabat. Semuanya direnggut secara paksa dari mereka.Pada saat itu, kekeringan melanda daratan Barat dan daratan Utara. Kedua daratan itu bekerja sama untuk menuntut keadilan pada Kekaisaran Tang.Semua rakyatnya menuntut Kaisar, mereka melakukan demo besar-besaran untuk meminta keadilan kepada Kaisar.Namun, pihak pemerintah seo
Read more
Bab 76 : Melepas Lentera.
"Aku Guhao, pemimpin Sekte Cermin Giok."Salah seorang pemimpin sekte berdiri dan memperkenalkan diri sebagai pemimpin Sekte Cermin Giok. Ia membungkukkan tubuhnya ke hadapan Kaisar dan pemimpin sekte lainnya sampai matanya menangkap keberadaan Tianlan.Untuk beberapa saat, Guhao dan Tianlan saling beradu pandang, sebelum pada akhirnya Guhao memutuskan kontak mata mereka dan kembali duduk.'Itukah Raja Iblis Luo? Ia menyamar menjadi pemimpin Sekte Cermin Giok?' pikir Tianlan.Tentu, itu pasti dia. Para roh legendaris meminta Tianlan untuk membunuh pemimpin Sekte Cermin Giok, jelas dia lah Raja Iblis Luo.Tetapi... Mengapa masih ada keraguan dalam hati Tianlan. Ia ragu dengan tebakannya sendiri, seolah hatinya menolak percaya bahwa Guhao adalah bentuk penyamaran Raja Iblis Luo."Bukankah akhir-akhir ini banyak Iblis yang muncul di Kekaisaran Tang?" ucap salah satu pemimpin sekte."Beberapa tahun belakangan ini Iblis sering muncul dan membunuh banyak orang. Tempat kemunculannya pun kad
Read more
Bab 77 : Melepas Lentera.
"Bukankah hari ini ulang tahunmu?" tanya Tianlan.Hua Rong mengangguk. "Kau mengingatnya?"Tianlan menatap puluhan lentera yang terbang. Entah dari mana asalnya semua lentera itu, Tianlan tidak tahu, tetapi, itu semua pasti ulah Hua Rong. Tidak ada yang lebih mengejutkan dari pria ini.Selama 8 tahun bersama Hua Rong, membangun sekte bersama, Tianlan jadi banyak mengenal pria itu. Ia jdi banyak mengetahui tentang Hua Rong, termasuk ulang tahunnya."Selamat ulang tahun, A-Rong," ucap Tianlan.Baru saja ia selesai mengatakan itu, tiba-tiba pandangan Tianlan berubah acak. Lentera-lentera yang berterbangan di udara tidak lagi terlihat jelas. Kadang-kadang ia melihat hal lain, kadang juga penglihatannya kembali ke lentera-lentera itu.Itu terus berulang sampai kepalanya pusing.Tianlan memejamkan mata dan memijit keningnya. Kepalanya semakin pusing jika dia membuka mata.Namun, walaupun ia telah menutup mata, tetap saja bayangan-bayangan acak itu muncul terus-menerus. Dahinya berkerut dala
Read more
Bab 78 : Kemunculan Pria Misterius.
Tianlan dan Hua Rong saling memandang sebelum bergegas menuju ke tempat teriakan itu berasal. Kerumunan yang semula ramai tiba-tiba pecah.Orang-orang berlarian dengan wajah tegang. Teriakan panik dari wanita-wanita yang menggendong anaknya menggema di penjuru pasar.Ada yang sampai jatuh bangun beberapa kali dengan wajah ketakutan, ada pula yang sampai terinjak tubuhnya karena terjatuh di antara orang-orang yang berlarian.Mereka bertingkah seperti baru saja melihat hantu.Tianlan dan Hua Rong sampai ke tempat kejadian. Mereka memasang wajah serius saat melihat sosok Iblis yang tengah mengamuk.Iblis itu mengeluarkan suara nyaring yang memekakkan telinga. Ia menyerang secara membabi buta, apa saja yang ada di depannya akan ia hancurkan."A-Rong."Mengerti dengan isyarat Tianlan, Hua Rong melompat ke hadapan Iblis itu. Kini dirinya berhadapan langsung dengan sang Iblis.Melihat bahwa Hua Rong sudah melakukan tugasnya, Tianlan mulai bertindak. Ia mengamankan anak-anak, orang tua, dan o
Read more
PREV
1
...
456789
DMCA.com Protection Status