All Chapters of Menantu Super Kaya: Chapter 71 - Chapter 80
577 Chapters
71. Solusi Dari Davin
Serigala merah dengan sepuhan perak di bagian belakangnya. Davin langsung paham tanda itu, dia menelepon Andre, tanya tentang Serigala Merah. “Salah satu pegawai Nayama ada yang terjebak konflik dengan mereka.” “Hmm, sebentar...” Andre memanggil salah satu tangan kanannya bernama Gordon. “Keponakanku tanya tentang Serigala Merah, tolong jelaskan padanya apa-apa saja yang harus dilakukan jika bertemu dengan anggota mereka.” Gordon mengambil alih ponsel Andre, lalu menjelaskan apa yang kiranya perlu dijelaskan pada Davin. “Sebelumnya saya minta maaf, Tuan Muda, informasi ini sifatnya sangat rahasia. Saya hanya bisa menjelaskan sedikit dari mereka, selebihnya Tuan Muda bisa tanya kepada Tuan Besar karena Tuan Besar lah yang lebih berwenang menjelaskan ini pada Anda.” Davin minta izin keluar sebentar, dia tidak mau perbincangan ini didengar Joko karena apabila Joko tahu, dia bukannya malah tenang, tapi semakin khawatir Serigala Merah meningkatkan
Read more
72. Kenapa Harus Kabar Buruk?
Sepulang dari kontrakan Joko, Davin tidak langsung kembali ke Phoenix, dia menyambangi restoran wagyu Bobby, lalu menyuruh Levy berjaga di sana sementara waktu.“Paman Andre sudah mengirim dua anggota militer untuk menggantikan tugas Joko dan Sapto dua hari ke depan.” Davin berujar sembari melangkahkan kaki ke lantai dua restoran.Sore ini sebenarnya Davin ada kuliah di kampus barunya, tapi dia sengaja tidak masuk guna menyelesaikan semua problem yang sedang dia hadapi.Di lantai dua, Davin minta list gaji tiap-tiap karyawan. Dia terkejut, bagaimana bisa cleaning service, tukang cuci piring, dan satpam restoran digaji jauh lebih rendah dari mereka yang bekerja di bagian dapur dan pelayanan.“Ini terlalu jomplang! Bagaimana bisa gaji pelayan dua kali lipat UMR, sedangkan bagian kebersihan dan keamanan hanya separuh UMR gaji ibukota?! Ini restoran terkenal, dan punya pelanggan tetap tiap harinya.”Davin memarahi seluruh peting
Read more
73. Stockbridge
Davin meluncur ke bandara, sudah ada pilot pribadi yang menunggunya.Beruntung jalanan tidak terlalu macet, lelaki itu bisa melenggang cepat menuju bandara internasional ibukota. Menggunakan mobil sedan biasa, Davin tidak bisa menyusuri jalan tol dengan kecepatan penuh.Di mobil, hatinya remuk, memikirkan ucapan yang tadi disampaikan Danang.Tuan Besar Juta terbaring lemas di rumah sakit?Siapa?Siapa yang berani menyerang Tuan Besar Nayama?Davin masih dihantui rasa takut, dia belum siap sepenuhnya memimpin Nayama, masih banyak hal yang harus dia pelajari sebelum resmi jadi pemimpin tertinggi Nayama Pusat.Sesampainya di bandara, Davin memarkir mobilnya di parkiran umum. Dia menunjukkan kartu identitas kepada salah satu petugas keamanan, lantas pergi menyuri lorong check in.Dari kejauhan Davin melihat Melvin duduk termenung, sepertinya dia juga mendapat kabar itu dan diminta menunggu Davin, lantas berangkat bersama menuju Edi
Read more
74. Pesan Terakhir Ayahanda
Cklek!Pintu ruang operasi dibuka.Dokter Theresia menundukkan kepala, lalu geleng-geleng. “Kami sudah berusaha sekuat yang kami bisa, tapi Tuhan nampaknya berkehendak lain. Tuan Besar Juta ber-”Belum selesai dokter wanita paruh baya itu berucap, Davin langsung menyela. “Jangan bilang tidak ada cara lain untuk menyelamatkan kakek, Dok, ayolah ... kalian adalah dokter terbaik dari yang terbaik. Rumah sakit ini juga menyediakan fasilitas terbaik di Skotlandia, tapi apa hasilnya!?”“Davin!?” Andre membentak keras. “Dokter sudah berusaha, kita tidak bisa memaksakan hasil operasi itu sukses atau tidak. Diam dan hormati ketika Dokter There bicara!”“Ta-tapi Kakek...”“Diam!” Andre membentak dengan tatapan mengerikan.Melvin dan Lubis coba menenangkan Andre, lalu mempersilakan Dokter Theresia meneruskan penjelasannya yang baru saja dipotong Davin.“Tuan Bes
Read more
75. Acara Tahunan Keluarga Orchid
Sekembalinya ke Indonesia, Davin memilih bolos kuliah karena dia harus menghadiri rapat tahunan di Midnight Entertainment, salah satu perusahaan pusat Keluarga Orchid, keluarga terkaya di Indonesia. Davin sebenarnya enggan pergi ke acara Keluarga Orchid, namun karena Juta terus mendesaknya, Davin pun pergi ke sana. Melvin sudah siap sejak 30 menit lalu, tapi Davin masih bermalas-malasan di atas kasur. Dia memperhatikan i***a milik Lisa, ternyata followernya melebihi beberapa artis terkemuka negara ini. Kecantikan Lisa berhasil menghipnotis Davin sejak pertemuan mereka 12 tahun silam di kedai es krim. “Andai Keluarga Setiawan tahu siapa sebenarnya aku, pasti mudah mendapat cinta Lisa. Tapi aku tidak mau cintaku diterima hanya karena harta dan tahta. Aku ingin cinta yang tulus.” Davin berujar pelan. Tapi benar juga kata Davin. Ketulusan cinta Lisa tidak bisa nampak jika Lisa tahu siapa sebenarnya Davin Nayama. Rasa segan bercam
Read more
76. Midnight Entertainment
Dua petugas keamanan Midnight Entertainment menahan Davin masuk. Selain namanya tidak tercantum di daftar tamu -karena daftar tamu yang sudah ditandatangani akan dihapus dari daftar -, Davin juga tidak memiliki kartu tanda anggota rapat tahunan Keluarga Orchid.Normalnya, mereka yang menduduki posisi 20 besar terkaya di Klan Emas, memiliki kartu resmi itu.“Kami melarang orang asing masuk ke acara kehormatan Keluarga Orchid, ini acara sakral, dan orang sepertimu mungkin saja mengacaukan acara yang sudah dipersiapkan belasan minggu ini.” Salah satu satpam mengusir Davin secara halus.Hah?!Davin mengernyitkan dahi. Kartu invitation katanya? Jelas dia tidak punya. Dia hanya datang bermodal ucapan Melvin. Melvin sendiri tidak memberikan kartu apa-apa, tidak juga memberi rekaman suara.“Aku tidak punya kartu itu. Di mana aku bisa mendapatkannya?” tanya Davin.Dua satpam saling pandang heran, di sana juga ada beberapa
Read more
77. Kenapa Aku Bisa Lupa?
“Hah? Ngomong apa? Kami tidak peduli denganmu. Memangnya kamu siapa, ha? Jangankan gembel berpakaian lusuh sepertimu, anak walikota saja tidak bisa masuk ke tempat ini kalau tidak punya kartu identitas khusus. Di kota B ini, hanya Keluarga Orchid yang memperlakukan semua orang secara adil.”Davin menyilangkan tangannya di dada.“Semua miliarder sudah paham aturan yang berlaku di acara ini. Atau jangan-jangan, kamu bukan salah satu anggota Klan Emas, makannya kamu tidak tahu tata cara masuk ke acara tahunan Midnight Entertainment?”“Masa bodoh kamu mau anggap aku atau nggak. Sudah aku peringatkan sebelumnya, biarkan aku masuk, atau kalian berdua terima akibatnya!” Davin mulai mengancam.“Hahaha, sudah aku peringatkan berapa kali, aturan tetap aturan. Simpelnya, jika kamu tidak punya kartu, kamu tidak boleh masuk. Beres!” Petugas keamanan itu mengelus rambut Davin seolah
Read more
78. Ajakan Tidak Diduga
Hampir 30 menit dia berdiri di depan dua penjaga itu.Setiap ada tamu yang masuk, keduanya selalu mengolok Davin dan menganggapnya sebagai badut yang tidak jago dalam penyamaran. Berulang kali dia minta izin masuk ke acara itu, tapi keduanya terus-terusan menolak.Karena kesal, dua penjaga itu mengancam akan menendang perut Davin apabila dia masih keras kepala. “Aku tidak pernah bermain dengan ancaman. Sekali aku berkata, aku akan melakukannya. Camkan itu!”Peringatan Vio tidak digubris Davin, hingga akhirnya terdengar suara seorang gadis dari balik tembok pintu masuk.“Ada keributan apa ini?”Seorang perempuan cantik memecah perdebatan antara Davin dan dua penjaga Midnight Entertainment.Davin menoleh. Sesosok bidadari berdiri di belakangnya. Rambutnya panjang semampai, hitam lebat, dan tentunya harum. Parfum avocadonya menyeruak. Pakaiannya sangat mewah bak seorang permaisuri raja.Ga
Read more
79. Masuk Midnight Entertainment
Davin memilih menjauh dari perempuan itu karena wajahnya begitu familiar. Seperti tidak asing, Davin pernah melihatnya, tapi lupa di mana.Dia seolah baru melihat perempuan itu beberapa hari lalu.Pemuda tampan itu terkejut kala sadar Bella sudah berdiri tepat di sampingnya, menggandeng tangannya melewati penjagaan dua petugas keamanan Midnight Entertainment.“Mari masuk bersamaku,” kata Bella sembari menyunggingkan senyum tipis.Davin terheran-heran, apa ini bukan mimpi, tidak mungkin sosok wanita terhormat seperti Bella menggandeng tangannya memasuki Midnight Entertainment.Dia menoleh sembari mengernyitkan dahi. Banyak sekali pertanyaan mengitari kepalanya saat ini, dia masih berpikir, apa Bella tidak salah mengajak orang.“Kenapa kamu mengajakku masuk?” tanya Davin.Bella menoleh sebelum melangkahkan kakinya. “Eh, kamu bilang apa tadi?”&l
Read more
80. Bidadari Baik Hati
“Ayo naik ke atas, ke ruang Super VVIP di lantai empat,” ajak Bella.“Eh, ngg-nggak usah. Nganter aku masuk ke Midnight Entertainment aja udah lebih dari cukup. Sungguh aku nggak punya malu kalau ikut kamu ke lantai empat. Aku sangat terima kasih karena sudah menolongku masuk ke sini.“Apa etis menolak orang yang sudah menolongmu?” Bella membalik omongan Davin hingga pria itu tidak bisa membalas.Baru kali ini Davin dibuat bungkam oleh seorang gadis seumurannya. Davin paham, kenapa Bella begitu disegani. Selain tampan anggun rupawan, dia juga punya kecerdasan di atas rata-rata.Bella, tanpa basa-basi, langsung menggandeng tangan Davin, mengajaknya naik melalui lift pribadi yang ada di bagian ujung tengah ruangan.“Lagian tampangmu cukup tampan untuk ukuran cowok-cowok di sini. Bahkan setara dengan artis-artis Hollywood. Tapi tenang, aku tidak bermaksud memanfaatkan ketampanan dan keelokan tubuhmu.&rdquo
Read more
PREV
1
...
678910
...
58
DMCA.com Protection Status