All Chapters of Aku, Musuhku dan Para Pemburu: Chapter 51 - Chapter 60
118 Chapters
Kau ingin menikam jantungku, 'kan?!
Jamie sebenarnya tak ingin berhadapan dengan Carden, tetapi ia perlu berterima kasih atas kejadian malam itu. Ia tak ingin suatu saat Carden memberi label pada dirinya sebagai orang tak tahu terima kasih.Setelah mata kuliah selesai, ia berderap mengikuti Carden yang sudah lebih dulu keluar kelas. Alih-alih keluar menuju parkiran, dia justru berderap menuju bagian belakang kampus.Jamie beberapa kali memanggilnya agar memperlambat langkah, tetapi Carden mengacuhkannya.“Apa dia tuli?” gumam Jamie.“Carden!” panggil Jamie memekik karena diabaikan.Carden baru berhenti di koridor belakang. Sebuah koridor dengan jalanan agak panjang dan sepi.Dinding koridor yang berbatasan dengan gedung kampus terbuat dari bebatuan putih dan pilar yang berjarak setiap tiga jendela kaca setinggi dua meter. Sedangkan di seberang dinding koridor hanya pilar-pilar sebagai pembatas antara koridor dan pekarangan belakang kampus yang di kelili
Read more
Carden pasti memakan Olivia, Frank dan George!
Setelah kejadian Jamie dan Carden di koridor belakang kampus. Ia tak lagi melihat trio roh telur mata sapi. Jika sebelum-sebelumnya Jamie sempat melihat mereka sejenak, kemudian mereka langsung menghilang. Tak dengan sekarang. Mereka sama sekali tak menampakkan sosok mereka.Begitu juga dengan Carden. Sudah satu minggu Carden juga tak menghadiri kelasnya. Sepertinya Carden tak akan datang kembali setelah Jamie mengetahui siapa dirinya.Kejadian hari itu, awalnya ia yakin Carden adalah vampire setelah menyentuhnya, tetapi perubahan Carden dalam penglihatannya membuat Jamie bergidik—ngeri. Ditambah, ia melihatnya secara langsung bagaimana Carden bisa berubah.Carden dapat membuka mulut selebar itu, kemudian seolah ada angin dari dalam mulutnya dan mengisap trio roh telur mata sapi ke dalam. Dia juga dapat menyentuh George dalam genggamannya. Jamie yakin, Carden memakan trio roh telur mata sapi.Yang paling menakutkan melihat perubahan Carden.
Read more
Kau belum sepenuhnya berubah, Elena.
“Tidak. Anak itu mengerikan!” pekik Carden.Damien yang meminta pihak kampus mengganti kelas Carden menjadi daring sejak kejadian terakhir kali. Dia tentu saja tak mendatangi kampus, memalsukan tanda tangan Darick dan mengirim asisten mereka datang mengurus kuliah Carden atas nama Darick.Darick baru tahu Carden tak lagi kuliah di kampus. Dia pikir Carden masih libur kuliah, tetapi dia heran libur Carden terlalu lama dan akhirnya dia menanyakan pada Carden mengapa dia tak ke kampus.Jawaban Carden membuat Darick terkejut. “Apa? Kau tak ke kampus karena anak itu mengerikan?”“Kemampuan dia luar biasa. Kami menolongnya malam itu di klub malam dan balasannya yang kuterima malah hampir terbunuh!” Carden menggelengkan kepala. “Tidak, aku tak mau kembali ke kampus, Darick.”Carden tak lagi merajuk. Dia hanya tak ingin lagi pergi ke kampus atau berada di sekitar kampus. Dia tak ingin membahayakan dirinya dan
Read more
Masukkan taring dan kukumu, Bro.
Kilas balik: Sesaat setelah perkelahian Carden dan Ben. Talon, Zaros dan Carden sedang berada di balkon belakang. Si kembar Cathains masih menenangkan Carden setelah perkelahiannya dengan Ben siang tadi.Carden masih sangat marah setiap mengingat ucapan Ben yang ia baca dari dalam kepalanya. Jika dia masih manusia, darah dalam tubuhnya akan mendidih-didih.Talon menyarankan untuk mencari Ben dan membaca pikirannya agar mereka dapat mendapat bukti kejahatan Ben, kemudian menyerahkan pada polisi.Elena tak sengaja menguping pembicaraan mereka yang membangkitkan masa lalunya. Dia berniat membantu Carden membalas Ben, si penjahat kelamin.“Ayo, balas dendam,” ajak Elena semangat. “Aku akan bantu kalian.”Talon, Zaros dan Carden menoleh bersamaan. Mereka terkejut melihat kedatangan Elena di belakang mereka dan menawarkan balas dendam.Dulu, Elena memiliki seorang kakak perempuan, Thana. Usia m
Read more
Mengapa dia sangat dingin?
Kilas balik: Malam penghakiman. Memang Ben bukan pelaku di masa lalu Carden atau pelaku biadab pada Thana—kakak Elena, tetapi Ben pelaku kejahatan di masa kini.Mereka yang memiliki masa lalu menyedihkan, hidup berkepanjangan dihantui rasa bersalah dan kemarahan yang tak henti-henti. Rasanya tak rela melihat manusia seperti Ben berkeliaran.Ben masih memiliki kesempatan hidup layak dengan darah yang mengalir, air mata yang masih mengalir dan masih banyak hal lain yang tak lagi terjadi dalam hidup mereka, tetapi tega berbuat jahat dan biadab pada manusia lainnya.Mereka tak dapat membiarkan Ben dan temannya melakukan aksinya. Mereka akan melakukan yang perlu mereka lakukan dan biarkan Tuhan melakukan apa yang harus Dia lakukan.Bukankah manusia hidup atas kehendak Tuhan?Elena malam itu mengenakan gaun seksi yang baru dibelinya secara daring tadi. Sebuah gaun pendek berbahan renda dengan tali tipis. Bagian depan g
Read more
Pergilah ke neraka!
“Mungkin karena gaunnya sangaaattt … terbuka,” jawab teman lainnya terkekeh. “Tenang, nanti kita buat dia panas.”Mereka pun tergelak bersama. Suasana di dalam mobil menjadi gaduh karena suara mereka bercampur musik yang disetel kencang. Bau alkohol pun menyengat dari botol minuman yang mereka bawa di dalam mobil.Perjalanan mereka semakin jauh, tetapi tak menyadari dua mobil mengikuti jauh di belakang. Carden menghubungi Zaros yang berada di mobil depannya. Zaros menyalakan pengeras suara, jadi Talon dapat mendengar pembicaraannya dengan Carden.“Kamera jalanan?” tanya Carden.“Tenang, semua mati dari sini sampai Aylmer. Saat kalian di dalam tadi, Talon mengawasi di luar dan aku pergi membereskan itu semua.”“Thanks, Bro.”“Kita ambil alih di sini?” tanya Talon dari sebelah Zaros.Carden setuju dan mereka bertiga berhenti di pinggir jalan, turun d
Read more
Aku akan menghancurkan jantung kalian ...
Hari yang ditunggu telah tiba. Hari kelulusan Jamie di Universitas Trinity Toronto, Kanada. Upacara kelulusan akan diadakan siang hari di aula terbesar gedung kampus yang berada di lantai dasar. Sebuah ruang berbentuk lingkaran menyerupai teater yang akan digunakan untuk menampung lebih dari lima ratus mahasiswa mahasiswi. Upacara kelulusan juga akan digelar selama empat hari. Jamie beruntung mendapat tanggal upacara kelulusan yang sama dengan Leslie di bulan November. Walaupun langit terlihat mendung, tetapi tak membuat Jamie murung. Ia sudah sangat menantikan harinya sejak ujian terakhir diselenggarakan. Jamie sudah bangun sejak pagi dan pergi ke salon. Ia memakai gaun terbaiknya dibalik jubah hitam yang menjadi pakaian wajib mahasiswa mahasiswi yang akan menerima gelarnya. Ia sangat tak sabar dan terus menerus merengek agar Liam—ayahnya, segera berangkat dan membawa mereka ke kampus. “Jamie, ini masih dua jam lagi. Perjalanan ke kampusmu ta
Read more
Aku tak tahu mereka vampire … awalnya.
Hari kelulusan Jamie dapat dikatakan berakhir dengan tak mulus. Kebahagiannya mendadak berubah menjadi ketakutan karena kehadiran Elena. Riasannya hancur dan gaunnya kotor. Jamie sangat, sangat, sangat kesal. “Mengapa dia harus datang di acara kelulusanku?” Jamie menggerutu dalam hati. Setelah Jamie beserta keluarganya sempat bersitegang dengan keluarga Cathains dan Elena, mereka keluar gedung kampus. Anna—ibunya, sedang membantu Jamie merapikan riasan serta membersihkan gaunnya ketika melihat keluarga Cathains dan Elena berderap meninggalkan gedung kampus menuju pelataran. Dua mobil SUV berwarna hitam sudah menunggu. Mereka semua masuk ke dalam mobil tersebut. Hanya Jamie dan keluarganya menatap dingin ke arah mereka. Sedangkan tamu undangan lainnya begitu terpukau dengan penampakan kelima laki-laki anggota keluarga Cathains dan Elena. Jamie baru menyadari satu hal. Napasnya tersekat di tenggorokan. “Jadi … laki-laki di malam Halloween juga … masih s
Read more
Bertahan, Elena. Bertahanlah.
“Kalian pergilah lebih dulu. Aku akan menunggu Orson dan teman-temannya tiba,” pinta Darick pada Damien, Talon, Zaros, Carden dan Elena. Keluarga Cathains memiliki sebuah misi. Mengawasi sebuah keluarga dari sejak pertama kali Darick dan Damien berubah. Darick dan Damien berubah pun tak pernah dengan sengaja menjadikan manusia lain menjadi seperti mereka atau menjadikan anggota kelompoknya. Darick dan Damien hanya membantu mereka yang membutuhkan pertolongan bagi mereka yang belum ingin mati karena urusannya belum selesai. Setelah Darick dan Damien mengubah mereka, Darick dan Damien memberi waktu pada mereka untuk menyelesaikan urusannya masing-masing, kemudian memberi pilihan. Mati atau mengikutinya. Beberapa dari mereka memilih mati karena urusan mereka di dunia telah selesai, Darick dan Damien mengabulkannya, tetapi tak sedikit memilih mengikuti Darick dan Damien. Dengan begitu, mereka terikat perjanjian dan memiliki misi yang sama. ‘Ingat, kalian tak bole
Read more
Aku akan mencabik-cabik pembunuh adikku!
Adreana baru saja kembali. Dia meminta Thana menatap matanya agar dapat mengirimkan ingatannya. Adreana dapat melakukan hal tersebut pada siapa pun yang dia inginkan hanya dengan membuka ingatan sembari bertatapan. Thana seketika terjatuh. Tatapannya yang semula bingung berubah menjadi terkejut, lalu berganti kosong, lambat laun berubah sedih dan setelah beberapa detik memberikan tatapan bengis. Noir menghampiri Thana dan menanyakan apa yang terjadi. Armand menceritakan yang terjadi pada Elena. Noir akhirnya berjongkok di hadapan Thana dan beberapa anggota kelompoknya ikut mendekat. Thana menggelengkan kepalanya berkali-kali. Dia meraih lengan Noir dan meremasnya. “ARGHHHHHHH … TIDAAKKK!!! Aku akan membunuhnya! Aku akan mencabik-cabik pembunuh adikku! Arrrgghhhh!!!” Thana histeris dan Noir mendekap Thana. Thana adalah kakak dari Elena. Dia baru mengetahui kematian Elena. Suara jeritannya memenuhi seluruh kastil tertinggal di kota Querfurt, Jerman. Tha
Read more
PREV
1
...
45678
...
12
DMCA.com Protection Status