All Chapters of Aku, Musuhku dan Para Pemburu: Chapter 41 - Chapter 50
118 Chapters
Bukankah vampire takut dengan matahari?
Sejak perjumpaan dengan keempat laki-laki di koridor tadi, Jamie tak henti-hentinya melamun. Memikirkan keempat sosok yang tak tampak seperti manusia. Sosok laki-laki yang paling tinggi terlihat seperti sosok laki-laki bertubuh tinggi dan besar yang menolongnya dari Elena. Walaupun malam itu kediaman Keith—keluarga Josh hanya disinari lampu temaram, tetapi Jamie masih dapat mengingat dan melihat sosok yang berdiri tepat di hadapannya. Jika memang keduanya sama, Jamie semakin bingung. Sebab, jika dia manusia, bagaimana mungkin dia tak terbunuh oleh Elena. Dan jika dia vampire, apa alasannya dia menolongnya malam itu. “Sepertinya mereka laki-laki yang sama. Haruskah aku bertanya? Bagaimana jika dia benar-benar vampire? Apa dia akan menghisap darahku? Tapi … bukankah dia menolongku malam itu?” Jamie mendesis ragu seraya mengigiti kuku ibu jarinya. Pikirannya berganti pada sosok laki-laki paling muda yang terlihat seperti sosok y
Read more
Dia tak mungkin membunuhku di sini, 'kan?
Ketampanan keluarga Cathains berhasil membuat mahasiswi satu kampus gempar dan berlomba-lomba mencari perhatian mereka. Termasuk, Leslie.Yap, Leslie sedang mabuk kepayang. Dan yang membuat Leslie memikirkannya setiap malam dan tak sabar menanti hari kuliah adalah Zaros Leon Cathains.Well, sebenarnya si kembar dari keluarga Cathains, Talon dan Zaros, sama-sama tampan bahkan Talon sekitar lima persen lebih tampan dari Zaros, tetapi Talon memiliki raut wajah lebih lembut, dibandingkan Zaros. Leslie menyukai Zaros karena terlihat lebih jantan.Dan Leslie sangat yakin, anak kedua dari keluarga Cathains juga pasti sangat tampan, mengingat keempat yang lainnya tampan.Jujur saja, Jamie tak mengerti maksud dari Leslie karena Jamie belum tahu yang mana Talon dan yang mana Zaros. Yang Jamie tahu hanya si laki-laki paling tinggi yang bernama Darick dan si laki-laki paling muda yang kebetulan sekelas dengan mereka, Carden.Mengapa? Karena keduanya y
Read more
Tak sulit bagiku membunuh kalian semua ...
Jamie melirik ke arah lengan Carden yang tertutup dengan kemeja kotak-kotak berlengan panjang yang dia kenakan sebagai luaran. Ia berharap akan merasakan lengan dingin dan kaku seperti ia menyentuh sosok di malam Halloween.Telapak tangan Jamie diam-diam dan perlahan bergerak mendekati lengan Carden. Semakin lama semakin dekat.Namun, sayangnya, kedua lengan Carden bergerak ke belakang tubuhnya—menghindari telapak tangan Jamie.“Apa kau perempuan mesum??” tanya Carden sedikit memekik.Jamie sedikit ternganga. Tak percaya dengan apa yang ia dengar. Ia sedikit melirik ke arah mahasiswa mahasiswi yang berada di sekitar Jamie dan Carden, mereka sekarang memandangnya seraya menaikkan sebelah alisnya.Perlahan ia mengatupkan mulutnya, menurunkan kembali tangan yang terangkat ke arah Carden, berganti mengangkat kedua telapak tangannya—mengelak sembari menggelengkan kepala.“Tidak, bukan seperti itu,” ucap Jamie m
Read more
Apa aku mati?
Carden merajuk pada Darick. Dia mengatakan bosan mengikuti mata kuliah. Entah sudah berapa kali Carden mengulang-ulang pendidikannya sehingga rasanya ilmu yang dia ketahui sudah menempel di kepalanya.Awalnya dia sengaja melanjutkan pendidikan yang belum sempat dia selesaikan. Namun, Carden tak menyangka harus beberapa kali mengulang kuliah dalam penyamarannya.Sebelum pindah ke Kanada, sudah berapa keluarga yang dia awasi dengan menyamar sebagai seorang mahasiswa. Dan sekarang dia harus kembali lagi menyamar sebagai seorang mahasiswa.Walaupun berbeda jurusan, tetap saja beberapa mata kuliah dasar memiliki program pendidikan hampir sama. Membosankan.Carden memilih mengawasi keluarga yang anggota keluarganya sudah berumur atau paling tidak, tak ada yang masih bersekolah atau kuliah.“Jika kau bosan, apa bedanya dengan kami, Carden?” tanya Zaros lebih tua dari Carden.“Hei, hei, heiii … aku hampir seratus tahun lebih
Read more
Kau tak bisa membunuhnya seperti itu, Carden.
Liburan kenaikan semester ganjil akan segera tiba. Hampir satu tahun lagi berlalu di kampus itu. Sudah banyak kejadian yang Jamie alami. Jamie sudah mulai terbiasa dengan keberadaan keluarga Cathains di kampusnya dan hari-hari kuliah tanpa Josh. Jamie masih ingat dengan benar bagaimana kali terakhir ia bertemu dengan George dan dia memperingatinya tentang ‘mereka’, tetapi beberapa hari berselang, sesosok makhluk muncul di hadapannya, mengaku sebagai penjaganya dan mengatakan ‘mereka’ tak berbahaya. Jamie tak mengerti apa kata ‘mereka’ yang dimaksud adalah keluarga Cathains atau bukan. Ia tak lagi dapat berbicara dengan George dan tak tahu bagaimana cara memanggil penjaganya. Beberapa kali trio roh telur mata sapi muncul, tetapi belum sempat Jamie berbicara, mereka sudah hilang lagi. Jamie tak tahu mengapa. Ia memilih sebisa mungkin menghindari keluarga Cathains. Beruntung si kembar dari keluarga Cathains akan segera lulus. Jamie hanya perlu menghindar
Read more
Polisi mengatakan kemungkinan motifnya dendam.
Jamie masih tak mengerti apa yang terjadi pada Carden dan Ben beberapa hari lalu, tetapi kampus sudah mulai libur. Saat kuliah dimulai nanti Carden juga tak akan bertemu lagi dengan Ben pikirnya, karena jika nilai Ben cukup, Ben akan segera lulus. Begitu juga dengan Talon dan Zaros.Jamie sudah merencanakan liburan bersama Leslie dan beberapa temannya. Tahun lalu, ia tak pergi ke mana-mana dan sekarang ia tak ingin melewatkan libur kenaikan semester.Di saat Jamie sedang merapikan barang bawaan untuk liburannya, Anna—ibunya sedang menonton televisi di ruang keluarga bersama Liam—ayahnya, saat sebuah stasiun televisi kembali memberitakan kasus pembunuhan di kota Toronto.Kemarin dua jenazah ditemukan lebih dulu dan keduanya tak dapat dikenali karena kondisi yang mengenaskan. Sekarang dua jenazah lagi ditemukan. Salah satunya memakai jaket almamater kampus Jamie.Anna bangkit ke arah tangga rumahnya. Dia memanggil putrinya. “Jams, Jamieeee
Read more
Bagaimana jika aku isap darahmu lebih dulu?
Si laki-laki pirang membawa Jamie ke arah belakang klub malam. Dia hampir menyeret tubuh Jamie karena Jamie sudah tak sadarkan diri. Mereka keluar dari pintu belakang klub malam, menyusuri jalanan kecil panjang dan agak gelap. Hanya ada tiga lampu yang terpisah jauh satu sama lain.Mereka berderap agak jauh sampai kamera CCTV bagian belakang klub malam tak menangkap keberadaan mereka.Sekitar tiga meter setelah lampu bagian tengah jalanan kecil itu, Dua orang laki-laki lain menunggu di sana. Salah satunya adalah si laki-laki plontos yang tadi duduk di sebelah Jamie.“Gadis yang manis,” ucap si laki-laki plontos. “Siapkan kamera,” perintahnya pada teman yang satunya.Si laki-laki pirang menyandarkan Jamie pada tembok di jalanan kecil itu. Mereka bertiga menyeringai. “Halo sayang, mari kita bersenang-senang,” ucap si laki-laki pirang.Belum sempat mereka menyentuh Jamie, tiba-tiba terdengan suara seseorang mengenta
Read more
Hanya ada satu jalan keluar ...
Josh hanya khawatir dengan Jamie. Sejak mendengar berita yang terjadi di Toronto, Josh sengaja kembali untuk mencari Jamie. Ia tiba di depan kediaman Jamie tepat ketika Jamie masuk ke dalam taksi bersama Leslie dan menuju sebuah klub malam.Josh duduk dari kejauhan, ragu-ragu mendekati Jamie. Ketika Leslie pergi ke toilet, Josh berderap menghampiri Jamie, tetapi terjadi keributan di klub malam. Sama seperti Jamie, Josh juga menonton keributan itu.Setelah keributan selesai, Josh lagi-lagi hendak menghampiri Jamie, tetapi seorang pelayan klub malam menabraknya dan menumpahkan minuman pada pakaiannya. Josh terpaksa ke toilet untuk membersihkan diri lebih dulu.Saat kembali Jamie tak berada di kursinya. Josh menemukan ponsel Jamie terjatuh di lantai. Ia tahu sesuatu pasti terjadi pada Jamie. Ia berkeliling mencari Jamie dan melihat Leslie juga sepertinya melakukan hal yang sama.Josh memilih bertanya pada penjaga depan klub malam, tetapi mereka tak melihat p
Read more
Dia salah satu iblis yang membunuh mereka!
Kilas balik: Pencarian orang hilang. Ben adalah salah satu korban dalam kasus pembunuhan dan saat itu dia mengenakan jaket almamater kampus yang sama dengan milik Jamie.Awalnya, Ben hanya dilaporkan menghilang oleh keluarganya. Dia tak ada di apartemennya dan tak dapat dihubungi selama dua hari. Bahkan mobilnya juga tak ada di parkiran apartemennya.Polisi menelusuri berdasarkan rekaman kamera CCTV apartemen Ben. Ben pergi Sabtu malam dengan seorang temannya. Keluarga Ben mengenali teman yang pergi bersamanya. Polisi pun mendatangi kediaman temannya, tetapi keluarga temannya juga baru saja melaporkan anaknya menghilang.Setelah terus diusut, polisi akhirnya menemukan Ben terakhir terlihat di sebuah klub malam yang biasa Ben datangi. Dalam rekaman kamera CCTV di depan klub, Ben dan temannya yang juga menghilang, keluar dengan tiga orang teman laki-laki lain dan seorang perempuan sebelum tengah malam. Mereka semua terlihat mabuk.
Read more
Dia juga berada di sana malam itu.
Saat ini.   Jamie terima dirinya dihukum oleh orang tuanya. Suara ocehan Anna—ibunya, bahkan masih terdengar di telinganya. “Bagus! Janji pulang sebelum tengah malam, tetapi berakhir kau tak pulang sama sekali?! Apa Josh sudah menyampaikan pesanku?” Jamie menghela napas panjang jika mengingat lagi pesan Anna pada Josh. Ia merasa sangat malu pada Josh dan menerima sepanjang sisa liburannya ia habiskan hanya berada di kediamannya. Bagi Jamie tak masalah karena Josh juga sudah pergi lagi. Ia sengaja tak menanyakan di mana Josh berada untuk keselamatan Josh dan dirinya. Josh juga meminta Jamie tak mengingat dirinya sampai mereka bertemu kembali. Untuk saat itu cukup bagi Jamie. Keputusan sudah bulat. Ia akan menunggu Josh kembali. Perkuliahan sudah kembali berjalan. Leslie seperti biasa terlihat sangat ceria menyambut awal semester ganjil lagi, tetapi Jamie malah murung. Maklum tahun itu, Olivia tak menyambut mereka di depan
Read more
PREV
1
...
34567
...
12
DMCA.com Protection Status