All Chapters of Gadis Kecil di Pelaminanku: Chapter 11 - Chapter 20
72 Chapters
Bab 11
GADIS KECIL DI PELAMINANKU 11 "Aduh, aku jatuh gak, nih?" tanyaku dengan kaki yang bergetar.Kalau aku jatuh, bukan Mas Daffa yang aku temui, melainkan malaikat maut yang menjemput. Astaghfirullahaladzim!"Kalau jatuh, kita akan ketahuan. Makanya hati-hati, dan jangan berisik." Surya berucap dengan sangat pelan.Surya mabantuku memakaikan full body harness ke pinggangku. Entah dari mana dia mendapatkan ini, aku tidak tahu. Sepertinya ini memang sudah ia persiapkan sebelum datang ke mari.Setelah mengaitkan tali pada salah satu railing balkon, Surya menyuruhku untuk turun. Demi Tuhan aku takut jatuh dari sini. "Ya, sakit kalau jatuh.""Tali ini, tidak akan sampai tanah, Non. Paling kaki Non Yumna saja yang akan menyentuh tanah. Jadi, non tidak akan jatuh. Loncat juga gak akan buat tubuh Non terhempas ke tanah," bisik Surya.Aku melihat ke bawah dengan menelan ludah yang semakin
Read more
Bab 12
GADIS KECIL DI PELAMINANKU 12        "Mau pergi, atau tetap di sini?" tanyanya menghentikan ucapanku. Aku mengangguk dan bersiap untuk turun. Tidak ingin gagal lagi dan dengan tekad yang kuat aku memberanikan diri untuk melepaskan tanganku dari besi.  Mau jatuh, mau sakit itu urusan belakangan. Yang penting, aku kelaur dari sini. Tubuhku melayang setelah pegangan tanganku terlepas. Aku tidak berani membuka mata sebelum tali ini berhenti mengayun. Akhirnya aku membuka mata saat sebelah kakiku mulai merasakan menyentuh tanah. Aku selamat dan masih sadar menyentuh tanah. Di luar dugaan, Surya turun dengan tangan kosong. Tidak menggunakan pengaman seperti yang dia berikan padaku. Dengan menggunakan kekuatan tangan dan kakinya, Surya turun dari balkon kamarku dengan beg
Read more
Bab 13
GADIS KECIL DI PELAMINANKU 13    Wanita yang pernah aku lihat di kafe dengan seorang anak kecil, dia ada di sini. Lalu, apa hubungan dia dengan suamiku?Sepertinya dia terkejut melihat aku ada di sini. Terlihat dari mimik wajahnya yang berubah pias."Mas, dia siapa? Kenapa dia ada di sini denganmu?" Aku bertanya setelah melepaskan diri dari pelukan suamiku.Mas Daffa bergeming. Begitu pun dengan wanita itu."Mas, jawab dong. Kenapa diam saja. Apa jangan-jangan, kalian—""Saya sepupunya Mas Daffa, Mbak. Mbak pasti istrinya, 'kan?" Wanita itu memotong ucapanku dengan cepat.Dia menghampiriku yang masih berdiri di ambang pintu. Dengan senyum yang manis, dia mengulurkan tangan dan menyebutkan namanya."Nabila."'Nabila?''Apa dia Bila yang Ibu maksud?'Meski ragu, aku pun membalas uluran tangan itu. "Mas Daffa sering bercerita tentang
Read more
Bab 14
GADIS KECIL DI PELAMINANKU 14     Aku menguap meraba kasur di sampingku. Tidak ada. Ke mana suamiku? Terpaksa aku bangun dan mencari keberadaan suamiku. Awas saja jika dia sedang bersama wanita itu."Mama, sih malah menyeret dan memarahi Yumna, jadinya dia kabur 'kan?"Itu suara suamiku. Dia berdiri membelakangiku, melihat pada hamparan kebun teh lewat jendela kaca yang berada di ruang tengah.Rupanya dia sedang berbincang lewat sambungan telepon, dan aku tahu siapa yang sedang ia telepon. Mama Arum."Ma, Yumna itu tidak bisa dikasarin, semakin kita kasar, dia akan semakin berontak."Oh, dia protes pada Mama karena sudah kasar padaku. Baguslah, biar Mama tahu kalau aku tidak suka dikekang."Sudahlah, biar aku pikirkan nanti," pungkas Mas Daffa. Dia menyimpan ponselnya ke dalam saku celana. Melihat dia sudah selesai bertelepon dengan Mama Arum, aku pun mengh
Read more
Bab 15
GADIS KECIL DI PELAMINANKU 15           "Eh apa-apaan kalian?!"   Nabila buru-buru melepaskan genggaman tangannya pada tangan suamiku. Mas Daffa berdiri dari posisinya yang duduk di kursi meja makan.   "Jadi, begitu kelakuan kalian jika sedang berdua?" tanyaku dengan dada yang bergemuruh.    Bagaimana aku bisa diam melihat suamiku berpegangan tangan dengan wanita lain. Meskipun sepupunya.    "Sayang, kamu salah paham. Ini tidak seperti yang kamu kira, Sayang." Mata Mas Daffa melihatku dengan sendu.   "Tuh, 'kan sudah aku bilang tidak usah, ya tidak usah. Kamu ngeyel, sih. Jadinya Yumna salah paham, 'kan?" Kini Mas Daffa berkata pada Nabila dengan sorot mata yang tajam.   "Maaf, Mbak. Tadi, tangan Mas Daffa terkilir, aku cuma mau bantu urut saja," ucap Nabila dengan menundukkan
Read more
Bab 16
GADIS KECIL DI PELAMINANKU 16    Mas Daffa langsung menjatuhkan sepedanya saat itu juga. Mungkin dia menyadari kalau tadi dia tengah berbohong padaku."Aduh, ini juga sebenarnya sakit, Sayang. Tapi, karena kamu ingin naik sepeda, makanya aku tahan sakitnya." Mas Daffa merintih dengan mengurut pelan pergelangan tangannya. Bersandiwara."Nanti aku urut, ya?" ujarku dan langsung masuk ke dalam vila. Perutku sudah terus berbunyi karena kosong dari semalam. Kemarin aku makan, tapi cuma sedikit karena ibu mertua yang tidak bersahabat.Makanan sudah terhidang di meja makan. Tanganku sudah terulur untuk mengambil makanan itu. Namun, aku menariknya kembali saat aku ingat jika itu masakan Nabila.Bisa saja dia menaburkan sianida di makanan itu. Atau, dia kasih obat tidur agar aku terlelap dan dia bisa berduaan dengan suamiku. Tapi, ke mana dia sekarang? Apa dia beneran pergi
Read more
Bab 17
GADIS KECIL DI PELAMINANKU 17      Mereka berdua berseru bersamaan. "Jadi ini yang kamu bilang sepupu, Mas? Jadi begini kelakuan kamu dengan sepupumu? Mandi bareng hingga mendesah bersama?!" "Yumna, aku bisa jelasin, Sayang," ucap Mas Daffa hendak menggapaiku. "Stop!" Aku mengangkat kedua tanganku ke udara.  "Ternyata, kecurigaanku terjawab sudah. Kamu berengsek, Mas. Kamu berengsek!" Aku memukul-mukul dada suamiku.  Aku melampiaskan amarahku yang sudah di ubun-ubun dengan terus menghujani dia dengan pukulan. "Maafkan aku, Yumna." Plak Sebuah tamparan aku layangkan padanya. Maafnya tidak akan bisa mengembalikan kepercayaanku yang sudah dia rusak. Bukan hanya kepercayaan yang hilang, tapi hatiku terasa dicabik-cabik melihat
Read more
Bab 18
GADIS KECIL DI PELAMINANKU 18     "Aku tidak bisa memilih, Yumna. Jangan paksa aku," tutur Mas Daffa menggelengkan kepala.Aku tersenyum kecut melihatnya.Jika dia tidak punya pilihan, maka aku yang akan memilih. Dengan kasar, aku mengusap pipi yang terus dihujani air mata. Aku bangkit dan berdiri di depannya yang masih berlutut."Baiklah, aku anggap ucapanmu barusan adalah sebuah jawaban. Dan jawaban itu, perpisahan diantara kita." Aku beranjak dan keluar dari rumah itu. Baru saja kaki ini sampai di teras rumah, langkahku terhenti saat Mas Daffa mengejar dan menarikku ke dalam dekapannya."Tolong jangan pergi, Yumna. Aku mohon, jangan tinggalkan aku," ujarnya semakin menambah sakit hatiku.Tidak. Aku tidak ingin menambah luka dengan terus bertahan dalam pernikahan yang penuh dengan kebohongan. Aku melepaskan kedua tangan Mas Daffa, aku terus berontak hingga bisa
Read more
Bab 19
GADIS KECIL DI PELAMINANKU 19  "Hentikan musiknya, Surya!" Aku berteriak dari belakangnya."Baik, Non."Perjalanan kembali hening. Kedatanganku ke sini akhirnya membuka rahasia yang selama ini mereka tutupi. Jadi inilah alasan kenapa Mama Arum tidak mengizinkanku menyusul Mas Daffa ke sini. Karena ada rahasia yang mereka tutupi.Tunggu. Mama Arum tahu tentang pernikahan mereka? Jahat sekali dia jika ternyata Mama Arum ikut andil dalam kebohongan besar ini.Mas Daffa, lelaki yang aku agungkan, lelaki yang aku puji di depan Mama dan Papa. Dengan bangga aku menyebut dia pria paling setia, karena jarak jauh hubungan kita saat itu tidak membuatnya berpaling dariku. Namun, aku salah. Aku keliru. Rupanya dia tidak sebaik yang aku kira. Dia tidak setia, dan kini aku telah membuktikannya sendiri. Sakit? Jangan ditanya. Dadaku begitu sesak ketika mengingat kejadian di rumah itu tadi. 
Read more
Bab 20
GADIS KECIL DI PELAMINANKU 20  Saat aku berada di ujung tangga, Mama yang baru keluar dari kamarnya menegurku. Tidak aku jawab pertanyaan Mama, dan malah segera masuk ke dalam kamarku.Melihat Mama saja aku sudah merasa sedih. Mama yang banyak memberikan nasihat padaku tentang pernikahan, tentang menjadi istri yang disayang suami, tentang bagaimana cara agar rumah tangga selalu damai dan tentram. Entah bagaimana jika nanti ia tahu rumah tangga anaknya sudah diterpa badai di minggu awal pernikahannya.Duduk termenung dalam keheningan. Foto serta beberapa barang pemberian Mas Daffa semasa pacaran dulu masih terpampang indah di tempatnya. Aku edarkan pandangan ke sekeliling kamar. Semua tentang dia ada di sini. Meskipun dia tidak pernah tidur di kamar ini, namun kenangannya seraya hidup mengelilingi isi kepalaku.Pintu kamarku terbuka, Mama masuk dengan menatapku sendu. "Yumna ....""Ma ... aku—""M
Read more
PREV
123456
...
8
DMCA.com Protection Status