All Chapters of Gadis Kecil di Pelaminanku: Chapter 41 - Chapter 50
72 Chapters
Bab 41
GADIS KECIL DI PELAMINANKU 41      Aku memalingkan wajah saat tahu siapa yang hendak bersalaman denganku. Dia, pria dingin dan angkuh yang tadi pagi aku temui di mall. Lebih tepatnya, dia ayah dari anak kecil yang aku temukan. "Kalian sudah saling kenal?" tanya wanita yang aku yakini ibu dari pria itu. "Kenal di mana?" tanya Papa padaku. "Itu, loh Pa. Tadi pagi kita ketemu di mall. Kebetulan, Nak Azzam ini ayah dari anak kecil yang kita tolong di mall." Mama menjelaskan yang kami alami tadi pagi. "Oh, jadi Yumna, penolong yang kamu ceritain ke Mama, Zam?" Wanita yang memakai hijab lebar itu menoleh pada putranya, mencari jawaban tentang yang ia tanyakan. Lelaki bernama Azzam itu hanya mengangguk singkat dan langsung memalingkan wajah. "Oalah, pantas kamu ngomong kayak gitu,
Read more
Bab 42
GADIS KECIL DI PELAMINANKU 42    "Selamat malam untuk Bapak Direktur Utama PT. Teh Ayu. Yakni, Bapak Zakaria beserta keluarga. Selamat malam juga untuk para tamu undangan yang sudah hadir di sini. Ijinkan saya untuk menyampaikan beberapa susunan acara yang akan kami selenggarakan malam ini.1. Pembukaan.2. Penyambutan oleh Bapak Direktur.3. Pemotongan kue.4. Hiburan dan makan bersama.5. Beberapa permainan oleh karyawan.6. Penutupan.Untuk yang pertama, ialah acara pembukaan.Pertama-tama, mari kita panjatkan puji dan syukur kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita, sehingga malam ini kita bisa berkumpul bersama dalam acara ulang tahun PT. Teh Ayu yang ke dua puluh tiga. Yang tidak lain adalah perusahaan teh terbesar di kota ini. Yang kedua, ialah acara penyambutan yang akan disampaikan Bapak Zakaria selaku pemilik perus
Read more
Bab 43
GADIS KECIL DI PELAMINANKU 43    Tubuhku limbung dan ambruk setelah ada benda besar yang menghantamku. Sakit, perih, sepertinya ada darah yang merembes keluar dari tubuhku. Dalam kegelapan ini aku sudah tidak berdaya. Tubuhku tidak bisa aku gerakan. Perlahan, tubuhku terasa melayang dan kesadaranku menghilang.Setitik cahaya membuatku tersadar, perlahan aku membuka mata hingga semuanya terlihat kembali terang. Aku menarik napas panjang seraya memindai ruangan yang serba putih ini.'Mungkinkah aku berada di rumah sakit? Ah, ya pasti.''Namun kenapa tidak ada orang menungguiku di sini?''Papa, Mama, ke mana mereka?'Aku mencoba untuk bangun, tapi sakit di kepalaku membuatku tidak berdaya. Aku memilih tetap berbaring seraya terus mengingat kejadian malam itu.Ceklek!Pintu terbuka, seseorang masuk dan menghampiriku. Aku merasa lega, ternyata Surya yang datang.
Read more
Bab 44
GADIS KECIL DI PELAMINANKU 44       Sungguh, saat ini aku tidak berguna. Tubuhku sangat lemah. Dan, kakiku tidak bisa aku gerakkan sedikit pun. Ingin bangun untuk duduk pun, rasanya sangat berat. Aku hanya bisa terkapar lemah di atas pembaringan."Apa kamu bilang? Aku jahat? Kamu yang jahat Yumna! Kamulah penyebab aku tidak bisa jadi wanita seutuhnya!" ujar Mama sangat emosi."Sayang, sudahlah. Lebih baik kita pergi dari sini," uajr Surya menyentuh pundak Mama. Menjijikkan."Tidak. Dia harus tahu yang sebenarnya." Sekarang, Mama kembali mendekati ranjangku. Ia duduk di pinggir ranjang dengan tangan yang simpan di sebelah kanan dan kiri tubuhku. Lebih tepatnya, Mama mengukungku dengan kedua tangannya."Kaulah yang membuatku tidak bisa mengandung. Kau anak yang telah merenggut rahimku. Kalau bukan karena menyelamatkanmu dari mobil yang henda
Read more
Bab 45
GADIS KECIL DI PELAMINANKU 45      Seperginya wanita tadi, aku langsung mamakai ponsel yang ia berikan padaku. Aku mengesampingkan rasa lapar dan lebih dulu menghubungi orang yang bisa membantuku keluar dari tempat ini. Aku berhenti sejenak saat ponsel sudah menyala. Bingung, aku harus menghubungi siapa sekarang. Papa? Pasti Mama akan tahu jika aku diberikan ponsel oleh orang yang dia suruh untuk merawatku. Teman-temanku. Ya, mereka pasti bisa membantuku. Aku mengetik dua belas angka nomor telepon milik Salsa dan memanggilnya. Namun, sayang nomornya tidak aktif. Aku mencobanya lagi, tapi masih sama, dia tidak bisa dihubungi. Aku menyandarkan punggungku pada sandaran ranjang. Menarik napas dalam-dalam lalu mengembuskannya perlahan. [Sal, bantu aku. Aku disekap oleh Surya dan Mama Hamidah. Tolong aku, Salsa.] 
Read more
Bab 46
GADIS KECIL DI PELAMINANKU 46         Aku tidak melanjutkan ucapanku, saat Surya mengacungkan pisau di belakang Viona. Aku mengerti dengan isyarat itu. Surya menyuruhku untuk diam, tidak melanjutkan ucapanku. Ternyata, Viona hanya dijadikan alat oleh Surya dan Mama. Dia tidak tahu, jika Surya memiliki hubungan terlarang dengan Mama. Viona sudah dibutakan oleh cinta. Cinta membuatnya menjadi gelap mata. Kebersamaan kita sebagai sahabat, ia lupakan demi mengikuti kemauan pria yang sebenarnya tidak mencintainya dengan tulus. Aku menyesal sempat berpikir jika Surya menyukaiku. Aku juga menyesal pernah menaruh hati pada pria yang aku anggap lelaki shaleh itu. Sekarang, aku bisa melihat wajah asli dia. Sarung dan peci yang sempat ia kenakan hanyalah sebagai tameng untuk menutupi kebusukannya. "Sini, beri
Read more
Bab 47
GADIS KECIL DI PELAMINANKU 47       "Yum, bangun, Sayang. Ini sudah pagi lho. Kamu tidur, kok lama sekali. Dari siang sampai pagi lagi. Emang gak lapar, gak haus? Gak capek tiduran?" Perlahan aku mengerjapkan mata saat mendengar orang yang berbicara padaku. Masih sama seperti kemarin, tubuhku sakit. Terlebih, kakiku sekarang mati rasa. Semakin aku membuka mata, semakin jelas pula siapa yang saat ini berada satu ruangan denganku. Mas Daffa, dia tersenyum padaku. Tuhan, kenapa harus dia yang menolongku? "Mas ...." "Iya, Sayang. Akhirnya kamu bangun juga. Lama sekali kamu tidur," ujar Mas Daffa. "Aku ada di mana, Mas? Kenapa kamu yang menolongku?"  "Kita ada di vila, Sayang." "Vila? Kita ada di Bogor?" tanyaku mengernyitkan kening.
Read more
Bab 48
GADIS KECIL DI PELAMINANKU 48   Tubuhku kembali jatuh. Sakit? Tidak aku rasa, meskipun memang sakit. Perjuanganku masih panjang untuk bisa keluar dari sini. "Alhamdulillah," lirihku, saat aku sudah berada di bawah. Aku mengambil kursi roda dan membuka lipatannya hingga bisa aku duduki. "Ya Allah, mudahkan jalanku untuk keluar dari sini," kataku seraya membenarkan letak jilbabku yang sudah berantakan. Ah, aku tidak tahu ini jilbab milik siapa, yang aku ingat, pashmina milikku sudah aku gunakan untuk menutupi wajah Surya saat di mobil waktu itu.Perlahan, sedikit demi sedikit aku memutar roda, agar bisa berjalan menjauh dari kamar itu. Aku harus pergi lewat belakang, karena jika lewat depan pastinya akan ketahuan oleh Mas Daffa."Mau kabur, ya? Mau dibantuin?" Aku mendongak. Mulutku menganga menyadari ada orang yang memergoki dan menggagalkan pelarianku."Ma—Mama Arum?!"&nb
Read more
Bab 49
GADIS KECIL DI PELAMINANKU 49        Kedua pria tadi berucap syukur karena telah berhasil membawaku pergi dari sana. Satu pria duduk di sebelahku, dan satu pria lagi duduk di depan, tepat di samping pengemudi yang ternyata seorang wanita. Wanita itu menoleh sebentar dengan tersenyum penuh arti padaku. "Salsa?" "Sa, itu elo, 'kan?" cecarku. Namun, orang yang aku tanya hanya diam tanpa kata. Bukan hanya itu, berbagai pertanyaan juga bersarang di benakku. Apakah Salsa berada di pihak Viona, yang akan menghancurkanku? Jika iya, aku berada dalam bahaya saat ini. Mobil tiba-tiba berhenti dan Salsa melepaskan sabuk pengamannya. "Gue udah gak tahan, gantian lo, yang nyetir," ujarnya pada pria di sampingnya. Pria itu keluar berbarengan dengan Salsa yang ikut
Read more
Bab 50
GADIS KECIL DI PELAMINANKU 50         Andra, dia masuk dengan membawa sebuah amplop besar di tangannya. "Bagaimana keadaanmu, Yum?" tanyanya seraya menjatuhkan bokong di sofa yang ada di ruangan ini. "Seperti yang kamu lihat, Dra. Aku tidak baik-baik saja, setelah aku tahu jika aku ... lumpuh," kataku lirih. Aku menahan air mata yang hendak jatuh kembali. Andra menghela napas berat. Aku tahu dia prihatin dengan keadaanku sekarang. Kemudian, dia berdiri dan berjalan menghampiri ranjangku. "Kamu harus kuat. Ini hanya sementara. Hanya soal waktu, dan kamu harus berjuang untuk bisa berjalan kembali," ujar Andra menepuk pundakku. Aku mengangguk lemah. Kalau bukan untuk orang lain, setidaknya aku harus sembuh untuk diriku sendiri. "Oh, iya in
Read more
PREV
1
...
345678
DMCA.com Protection Status