Semua Bab My Boyfriend is a Vampire: Bab 11 - Bab 20
40 Bab
MBV 11
"Cris." Annabele terkejut sampai memegangi dada, ketika melihat Cristian berdiri di dekat jendela dengan kedua tangan bersidekap. 'Ba-bagaimana--" Annabele malah terlihat kebingungan, hingga menunjuk ke pintu dan jendela, seakan sedang mempertanyakan dari mana Cristian masuk. "Kamu lupa siapa aku? Aku bisa masuk lewat mana saja," ujar Cristian yang berjalan ke arah ranjang Annabele dan duduk di sana. Annabele memutar bola mata, lalu meniup poni yang jatuh ke dahi ketika ingat siapa pria yang ada di kamarnya. Annabele meletakkan tas di kursi yang terdapat di kamar, kemudian duduk di samping Cristian. Cristian mengamati foto Annabele dan keluarga yang terpajang di atas nakas, membuat sudut bibirnya tertarik ke atas. "Kamu masuk lewat jendela?" tanya Annabele memastikan, melihat kalau daun jendela terbuka. "Ya, apa kamu mau aku lewat pintu d
Baca selengkapnya
MBV 12
"Kamu tidak tahu siapa aku, pergi dari sini atau kamu akan mati!" Cristian berusaha mengusir Annabele, tak ingin melukai gadis itu. Annabele memeluk kedua kaki yang sudah ditekuk, lantas meletakkan dagu di atas kedua lutut. "Aku tidak takut mati, karena pada akhirnya juga akan mati," ucap Annabele dengan tatapan sendu. Bagi dia yang kala itu baru berumur 13 tahun, sangat mengherankan karena kematian memang tak menakutkan baginya. Pertengkaran kedua orangtua dan rasa sakit yang dideritanya selama bertahun-tahun ini, serta tak memiliki teman untuk bermain, membuat Annabele putus asa. Cristian membeliak mendengar ucapan Annabele, bagaimana bisa gadis itu bicara tentang kematian semudah itu. Ia menelan saliva saat semakin mencium bau manis darah gadis itu, masih berusaha menekan rasa haus agar tak menyakiti gadis kecil itu. "Pergilah dari sini, aku benar-benar tidak bisa menahannya.
Baca selengkapnya
MBV 13
'Aku menyukai dekapannya meski tak terasa hangat, mungkin aku yang akan memberikan sebuah kehangatan untuknya.' Malam sudah semakin larut, Cristian masih berada di kamar Annabele. Ia duduk bersandar headbord, sedangkan Annabele duduk bersandar pada bahunya dengan jemari saling bertautan. "Jika sepuluh tahun lalu aku memanggilmu dengan sebutan 'paman', apa aku sekarang juga harus memanggilmu seperti itu?" tanya Annabele yang tentu saja mengandung sebuah candaan. Ia menengadahkan wajah untuk bisa menatap ekspresi wajah Cristian. "Jika kamu mau, aku tidak masalah," timpal Cristian untuk menanggapi candaan Annabele. Annabele tertawa kecil mendengar ucapan Cristian, hingga kemudian menatap ke arah genggaman jemari mereka. "Kamu seorang vampir, tentu saja wajahmu tak berubah meski sudah bertahun-tahun lamanya, karena aku dengar kalau mahluk seperti kalian ini abadi. Katakan padaku, ber
Baca selengkapnya
MBV 14
'Saat aku cemas jika akan kesepian, ternyata ada dia yang kini menemani. Kini aku merasa seperti putri yang dijaga oleh seorang pangeran.' Udara dingin mulai menerpa, terdengar suara ranting tertiup angin dan mengetuk jendela. Annabele memeluk selimut yang menutup tubuh, hingga tersadar akan sesuatu. Ia membuka mata, melihat sisi ranjangnya yang kosong, Cristian sudah tidak ada di sana. Annabele mencoba membuka kelopak mata agar bisa terbuka sempurna, hingga memilih bangun dan duduk. "Kapan dia pergi?" tanyanya dalam hati. Annabele mengedarkan pandanga, tapi tak melihat apa yang ingin dilihat, hingga memilih menengok jam dinding yang ternyata sudah menunjukkan pukul enam pagi. Annabele mengulas senyum, lantas turun dari ranjang untuk mandi dan mempersiapkan diri pergi ke perusahaan.--Annabele berangkat ke kantor menggunakan bus seperti biasa, hanya saja pagi ini dirinya terlih
Baca selengkapnya
MBV 15
Annabele sudah bersiap pulang. Ia merapikan barang yang ada di meja sebelum pergi. "An, apa mau pulang bersama?" tanya Sam yang sudah berdiri di samping Annabele. "Owh, sepertinya aku akan pulang sendiri, ada beberapa hal yang ingin aku lakukan," jawab Annabele dengan tangan yang masih sibuk merapikan berkas di meja. Sam menatap Annabele, hingga memilih bersandar di tepian meja. "Kamu, benar-benar berpacaran dengan CEO kita?" tanya Sam yang teringat dengan pengakuan Cristian saat di kantin. Annabele terlihat kikuk karena pertanyaan Sam, bahkan sampai menyelipkan berulangkali helaian rambut ke belakang telinga. "Ya, benar." Annabele mencoba jujur, lagipula berbohong pun takkan bermanfaat baginya. Sam terkesiap dengan jawaban Annabele, lantas meraih telapak tangan gadis itu dan menggenggamnya erat. "Apa kamu tidak bisa
Baca selengkapnya
MBV 16
"Alex! Astaga kamu membuatku terkejut!" Annabele yang begitu terkejut langsung mengusap dada. "Itu siapa?" tanya Alex yang ternyata melihat Annabele keluar dari mobil. "Nggak perlu tahu," jawab Annabele yang mencoba mengabaikan rasa penasaran sang adik. "Apa dia pacarmu? Tampaknya dia kaya?" tanya Alex yang ternyata tidak mau menyingkirkan rasa penasaran. "Anak kecil nggak boleh bahas soal pacar," sangkal Annabele menjawab pertanyaan Alex. Tentu saja Alex mencebik kesal, hingga kemudian menyeringai ketika melihat Annabele yang sudah berjalan duluan ke rumah.  "Ma, kakak sudah punya pacar!" teriak Alex yang berlari dan menyerobot masuk ke rumah. "Alex!" Tentu saja Annabele begitu terkejut ketika Alex berteriak. Ia pun mengejar sang adik yang berlari masuk ke dalam mencari Samantha. Samantha yang tengah menyiapkan
Baca selengkapnya
MBV 17
Samantha merasa tubuhnya lunglai, berjalan dengan gontai setelah bicara dengan dokter yang menangani kondisi Annabele. Ia menghentikan langkah, kemudian mengingat perkataan dokter. "Kemungkinan ada beberapa saraf yang tidak bisa bekerja dengan optimal pasca operasi, itu juga bisa disebabkan oleh tumor yang tadinya sudah menggerogoti sistem otaknya. Namun, meski demikian, kita patut bersyukur karena dia selamat bahkan tak mengalami komplikasi lain selain kehilangan ingatannya." Seketika Samantha tersenyum, benar kata dokter itu jika dirinya harus bersyukur. "Benar, dengan begini aku akan lebih mudah membawa Annabele. Menjadikannya putri, dan menjauhkan dari orangtua yang tidak bertanggung jawab." Samantha akhirnya menemukan kebahagiaannya, menganggap hilangnya ingatan Annabele adalah mukjizat, dengan begini Annabele tak perlu tahu bagaimana menderitanya gadis itu sebelumnya. Ia sudah sampai di ruang i
Baca selengkapnya
MBV 18
'Dunia ini tak seperti yang kita lihat, sebab ternyata banyak misteri yang tak kita ketahui. Termasuk dia, pria yang kini menjadi kekasihku, pria yang tak tampak seperti yang kita lihat.' Annabele terlihat sedang berjalan di koridor perusahaan untuk masuk lift dan pulang. Hingga Sam datang menghampiri dan mengajak gadis itu masuk ke pintu tangga darurat. "Ada apa, Sam? Kenapa kamu sangat aneh." Annabele menatap Sam yang memang berilaku aneh setelah dirinya berhubungan dengan Cristian. "Jauhi dia, An. Demi kebaikanmu," pinta Sam. Annabele terkesiap dengan permintaan Sam, tak mengerti kenapa pria itu terus bersikukuh jika ingin Annabele tak dengan Cristian. Meski Annabele tahu siapa Cristian, tapi tak yakin kalau Sam tahu, hingga membuat temannya itu bersikukuh memintanya meninggalkan pria yang sudah mencuri hatinya. "Aku tidak suka caramu melarangku, Sam." Annabele menatap lekat w
Baca selengkapnya
MBV 19
Sam kembali ke apartemen setelah sebelumnya mencemaskan keadaan Annabele. Ia membuka pintu unit apartemen, hingga terkejut ketika seseorang mendorongnya masuk, bahkan langsung menyudutkannya ke tembok dengan tangan mencekik lehernya. Sam melihat Cristian kini berdiri di hadapannya, mata atasannya itu terlihat berwarna merah, menandakan jika sedang dalam penuh kewaspadaan. "Apa sekarang Anda juga senang mencelakai orang?" tanya Sam yang terlihat tak takut pada Cristian, bahkan senyum kecil terbit di wajah pria itu. "Jauhi dia, jangan lagi dekat dengannya!" perintah Cristian tanpa memedulikan pertanyaan Sam. "Kalau aku tidak mau, kamu mau apa?" Sam tak lagi memakai bahasa formal. Ia menunduk dengan seringai di wajah. "Akan aku pastikan hidupmu berakhir sampai di sini." Cristian menekan leher Sam sedikit kuat. "Apa sekarang kamu juga suka membunuh manusia? Apa kamu juga akan menghis
Baca selengkapnya
MBV 20
"Jangan tidur terlalu malam, An!" teriak Samantha setelah mendengar Annabele berpamitan ingin naik ke kamar. "Ya, Mam!" timpal Annabele yang sedang menaiki anak tangga. Annabele berjalan melewati kamar Alex, melihat lampu kamar sang adik yang masih menyala, membuat Annabele mencoba untuk melihat apa yang sedang dilakukan adiknya itu. "Lex, kamu belum tidur?" tanya Annabele seraya melebarkan daun pintu. Alex terlihat berdiri di tengah kamar seraya menggaruk tengkuk. Ia pun menoleh ketika mendengar suara Annabele. "Aku ingin tidur, hanya saja aku kehilangan headphone 'ku," jawab Alex kebingungan. Annabele mengerutkan kedua alis, hingga ikut mengedarkan pandangan mencari benda kesayangan adiknya itu. "Di mana terakhir kali kamu meletakkannya?" tanya Annabele mencoba membantu mencari, sampai-sampai menggeledah tas sang adik. 
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234
DMCA.com Protection Status