All Chapters of Terjebak Mantra!: Chapter 41 - Chapter 50
102 Chapters
Kerja Sama
Musyawarah berjalan tidak sesuai dengan dugaan sebelumnya, bahwa musyawarah akan berjalan dengan alot dan banyak yang protes. Namun nyatanya tidak, tidak banyak protes, bahkan hampir tidak ada, tidak ada sama sekali yang protes pada keputusan ketua pasukan Kali Asin, entah karena sudah lelah atau sudah setuju dengan keputusan yang diambil tersebut.Kanisan berkata, “Meskipun musyawarah ini berjalan dengan lancar, sepertinya kita tetap harus berhati-hati dengan semua orang, termasuk dengan pasukan Kali Asin sekalipun. Sebab, tadi aku merasakan energi buruk datang pada kita.”Nai menyahuti, “Aku rasa juga demikian. Aku juga merasakan sebuah energi yang tidak pernah aku temui sebelumnya, mungkin perasaanku bisa salah juga bisa benar. Tapi selama ini yang terjadi adalah banyak benarnya.”Akhirnya mereka berjalan beriringan dengan pasukan-pasukan lain menuju moter masing-masing. Mereka saling berbincang satu dengan yang lainnya, merasa perlu m
Read more
Kisah Masa Lalu
Kehidupan bukanlah sebuah hal yang terlihat sederhana seperti ini, bahkan lebih dari itu. Kehidupan adalah apa yang terjadi, apa yang diketahui, dan apa yang tidak diketahui oleh manusia. Bahkan hal yang diketahui manusia cenderung lebih sedikit dari pada apa yang diketahuinya.Dalam kehidupan, Tuhan telah menciptakan berbagai hal untuk menjadikan segala sesuatunya lebih berwarna. Tuhan menciptakan masalah, pun Tuhan pastilah telah menciptakan sebuah solusi untuk masalah tersebut. Bukankah demikian?Dan pohon kehidupan adalah salah satu ciptaan Tuhan yang sangat luar biasa, membuat hidup menjadi semakin hidup. Terlepas dari apakah pohon kehidupan itu benar-benar burwujud pohon atau hanya kiasan belaka, manusia patut bersyukur sebab Tuhan telah menciptakannya.Manusia mencari berbagai hal adalah dengan satu tujuan, menjadikan hidup bahagia dan damai. Nah, dalam perjalanannya tersebut manusia banyak yang tertipu oleh apa yang mereka cari. Misal ada anak mencari ua
Read more
Strowberi
Sesuai dengan jadwal yang telah pasukan Kali Asin rencanakan, pada dini hari, mereka berjalan dengan moter masing-masing, meninggalkan lembah Agung, sebuah lembah yang meninggalkan kenangan pada setiap orang yang berjalan, atau melakukan sebuah kisah pada setiap perjalanannya.Matahari mulai naik menuju langit, menyalakan sebuah sinar kekuningan yang nanti siang akan berubah menjadi cahaya terang putih. Demikian, matahari itu kini tengah menemani perjalanan pasukan Kali Asin dan seluruh orang yang berada di dalamnya. Subuh telah terlalui dan sebentar lagi akan menjelang siang, semua pasukan telah siap dengan diri masing-masing. Meski di dalam moter tidak banyak hal yang bisa dilakukan, tetapi mereka tetap tidak menghabiskan waktu untuk tidur dan terlelap pada masing-masing, termasuk Nia yang biasanya suka sekali menghabiskan waktu untuk tidur.Safa kini tengah menikmati sinar kemerahan matahari yang tengah terbit. Andai saja dia sekarang ini membawa ponsel, maka dia ak
Read more
Rintangan
Selesai membincangkan tentang asal mula kopi, akhirnya mereka berpindah pembahasan menuju hal lain, bukan lagi tentang makanan dan minuman. Pembahasan mereka sekarang adalah tentang planet pluto.“Apakah palent yang dikenal di bumi dengan sebutan pluto juga dinamakan demikian di kulstar ini?” tanya Safa setelah beberapa orang membincangkan tentang pluto.“Benar, itu adalah kesepakatan ilmuwan antar planet, mereka sepakat untuk memberikan nama sebuah benda laur angkasa, maksudnya benda-benda yang berada di luar planet masing-masing.” Jawab Karfan.“Benarkah demikian? Berarti apakah mereka selalu bertemu, maksudku adalah para ilmuwan antar planet tersebut?” tanya Safa lagi, dia benar-benar penasaran, sebab pelajaran seperti ini tidak akan pernah ada di Indonesia, khususnya di kelas SMA.Karfan menjawab, “Iya, benar. Akan tetapi, mereka tidak bertemu secara langsung. Hanya saja, siapa yang menemukan planet tersebut t
Read more
Mesin Pengiriman
Malam telah tiba, Kanisan dan kawan-kawan belum pula tersadarkan dari pingsannya. Entah ramuan atau obat apa yang digunakan oleh mereka, sehingga hampir malam seperti ini Kanisan dan kawan-kawan belum juga tersadarkan. Hanya saja, tadi, Karfan, sempat beberapa saat membuka mata tetapi tidak lama kemudian kembali terbaring pada pingsannya.Pada udara yang tidak terlalu dingin itu, tampak dua orang tengah berbincang-bincang serius di depan sebuah bangunan, di atas sebuah kursi mengambang berwarna putih, kursi itu berbentuk setengah lingkaran. Dua orang itu adalah Paja dan anak buahnya yang bertubuh pendek namun kekar. Mereka tengah membincangkan rencana nanti malam.Paja berkata, “Sepertinya enam orang itu cocok sekali dengan misi kita.”“Aku rasa begitu,” sahut Paniim, orang yang bertubuh pendek dan gempal itu. “Namun, aku tidak pernah melihat jenis energi manusia yang keluar dari salah satu di antara mereka. Aku tidak dapat mengenal
Read more
Teknologi Masa Depan
Waktu yang ditunggu-tunggu akhirnya telah tiba. Paja dan beberapa orang lain, mereka menyebut diri dengan sebutan satu tim, telah memasuki ruangan yang sekarang ini hanya terisi oleh sepuluh manusia. Enam orang adalah Kanisan dan kawan-kawan, sedang empat orang lainnya adalah tim Paja yang akan melakukan sebuah uji coba penemuan teknologi pengiriman masa depan, yaitu sebuah teknologi yang memungkinkan manusia untuk mengirim sebuah barang, bahkan manusia, menuju planet lain yang belum mempunyai server sekalipun. Ego dan kemauan ini benar-bena gila. Di Indonesia, bisa menguasai sebuah pulau saja sudah menjadi kebanggaan. Di kulstar, manusia akan mencari sebuah cara melalui teknologi untuk menguasai sebuah planet sekaligus, tidak tanggung-tanggung mereka melakukannya.“Siapkan mental mereka agar uji coba ini berjalan dengan baik. Suntikkan vitamin kepada tubuh mereka secukupnya, sedari pagi mungkin mereka belum makan.” Ujar Paja kepada tiga orang yang berada di sampi
Read more
Energi Terbesar
“Tenang saja, aku akan membantu kalian keluar dari ruangan terkutuk ini.” Kata salah satu penjaga kepada Safa, dia terlihat ingin membantu dengan tulus.Safa tidak menanggapi hal tersebut, sebab hal itu adalah hal yang sangat tidak mungkin. Bagaimana mungkin seorang penjaga yang ditugaskan untuk menjaga malah membantu yang dijaga melarikan diri? Lagi pula, bukanlah penjaga itu adalah bagian dari timnya Paja? Batin Safa.“Percayalah padaku, aku benar-benar ingin membantumu, aku sudah bosan menjadi babu di tempat terkutuk ini.” Kata penjaga itu sekali lagi untuk meyakinkan Safa yang terlihat tidak tertarik dengan penawarannya. “Perkenalkan, nama Dias, penjaga yang sudah belasan tahun bekerja di sini.” Katanya memperkenalkan diri.Mata Safa melirik orang itu sejenak, dia benar-benar tidak mudah percaya dengan kata orang yang memperkenalkan diri dengan nama Dias tersebut. Safa memalingkan wajahnya dan kembali mengamati Kanisan, In
Read more
Sakit Hati
“Safa, apa yang terjadi denganmu?” tanya Nia ketika tiba-tiba Safa terbangun dari tidurnya, dengan wajah kaget dan penuh dengan ketakutan.Safa menjawab, “Tidak, aku tidak apa-apa. Hanya saja tadi ketika tidur bermimpi aneh.” Katanya.Nia diam sejenak, seperti memikirkan sebuah hal. Beberapa saat kemudian ia berusaha mengumpulkan kata-kata terbaik untuk memberikan pemahaman kepada Safa. “Safa, kamu harus tahu bahwa setiap mimpi adalah sebuah isyarat. Semua mimpi mempunyai arti. Mungkin di bumi dan di kulstar arti sebuah mimpi bisa jadi berbeda, namun sekarang kamu tengah berada di dalam planet kulstar, sebuah planet yang telah memblokir mimpi-mimpi yang tidak mempunyai arti. Jadi, siapa pun ketika berada di kulstar dan mengalami sebuah mimpi, berarti mimpi itu pasti mempunyai sebuah arti dan sebagai isyarat kepada manusia agar melakukan sesuatu.” Keterangan panjang dari Nia. Nai terbangun mendengar mereka berdua yang tengah berbincan
Read more
Pengkhianatan
Safa menanti-nanti waktu yang dijanjikan penjaga itu dengan penuh kekhawatiran. Ada sebuah rasa bahagia, tapi selebihnya adalah rasa takut apakah misi ini akan benar-benar berhasil atau malah membuat Paja marah, sehingga perbuatannya tersebut secara tidak langsung menghantarkan nyawanya pada ujung kehidupan, kematian.Ruangan itu tampak lengang, seperti biasanya, tidak banyak suara-suara yang terdengar di dalamnya, kecuali beberapa kali terdengar suara garis-garis digital berjalan.Tit... tit... tit..Beberapa detik sekali, beberapa menit sekali, kemudian berulanglah siklus suara itu.Nai dan Nia tengah membantu Safa membebaskan tiga rekan mereka. Safa telah menjelaskan semua apa yang terjadi kepada mereka berdua, sehingga mereka yang awalnya tidak percaya kini menjadi sangat menaruh harapan kepada penjaga itu. “Semoga saja ini adalah arti dari isyarat yang datang pada mimpimu itu, Safa.” Ujar Nai beberapa saat lalu.Mereka saat ini ten
Read more
Pembebasan
Bom...Ledakan dahsyat terjadi. Moter Kanisan yang sekarang tengah dikemudikan penjaga memuntahkan peluru yang membuat kepulan asap hitam tebal terjadi. Namun hal itu sia-sia saja, sebab pintu yang menghubungkan ruang bawah tanah dengan permukaan itu tetap gagah pada tempatnya. Tembakan pertama sia-sia, lalu penjaga mengeluarkan tembakan selanjutnya, sia-sia juga. Hal tersebut membuat Nai bertanya, “Kenapa kamu tidak menggunakan remot rahasia atau mungkin kode rahasia untuk membukanya?”“Sia-sia, sebab pastilah Paja bangsat itu telah mematikan seluruh akses yang aku miliki. Pastilah Paja telah mengejar kita, maka jalan terbaik adalah menghancurkan pintu itu dengan tembakan-tembakan. Meskipun aku tidak begitu yakin bahwa pintu itu akan hancur dengan tembakan, tapi setidaknya kita telah mengerahkan kemampuan yang kita miliki.” Kata penjaga itu menjawab, sekaligus menerangkan hal-hal yang Nai membingungkannya.Nia dan Safa tidak tidak tahu h
Read more
PREV
1
...
34567
...
11
DMCA.com Protection Status