All Chapters of Rahasia Sang CEO: Chapter 61 - Chapter 70
100 Chapters
Bab 61. CCTV Tak Pernah Berbohong
Lody dan Brent telah sampai di sebuah kantor dinas perhubungan, di mana Lody meyakini jika mobil yang dicurigai melewati jalan yang diperkirakan oleh Lody sebelumnya. Mencari seseorang hanya melalui mobil yang mungkin saja plat digunakan bukanlah plat asli, akan cukup menyulitkan.Sesampainya di kantor dinas perhubungan, Lody segera menuju sebuah ruangan. Brent cukup merasa kagum dengan tindakan Lody, dia sendiri tak menyangka betapa banyak koneksi orang-orang penting yang dikenal oleh asisten sekaligus pengawal pribadi Chris yang sangat tampan itu. Saat Lody memasuki ruangan, seorang pria kurus bertubuh tinggi, langsung bangkit berdiri dari kursi yang didudukinya. Dia tersenyum begitu pria yang menemuinya saat ini.“Tuan Lody, senang bertemu dengan Anda. Sepertinya tidak mungkin sebuah kebetulan Anda datang ke tempatku,” ucap pria tua itu dengan nada bicara yang ramah. Melalui aksen bicaranya, tampak kentara dia bukan lah penduduk asli Amerika. Aksen British yang
Read more
Bab 62. Dendam Gerald
Lagi-lagi belum sempat Blake melancarkan aksinya, sebuah bunyi pintu yang ditendang dengan begitu kencang dari luar membuat perhatian Blake dan Thompson teralihkan. Blake segera memakai kembali celana panjangnya dengan tergesa, lalu bergegas keluar bersama Thompson untuk melihat apakah penyusup yang baru saja melakukannya.Dilihatnya, tak ada siapa pun di dalam ruangan itu.Lalu, darimana bunyi suara yang mengagetkan keduanya tadi?“Siapa di sana!” seru Blake seraya mengambil pistol miliknya yang tergeletak di atas meja.Tak ada jawaban sama sekali.Thompson dan Blake menjadi sangat awas pada keadaan sekeliling. Jelas-jelas dia mendengar suara yang pintu depan ditendang dengan sangat kencang, tapi begitu keduanya keluar, tak ada siapa pun di sana. Hanya pintu yang terlihat terbuka sangat lebar, selebihnya hening tak ada suara manusia, hanya embusan angin yang cukup kencang masuk melalui pintu yang telah terbuka sangat lebar itu.
Read more
Bab 63. Malaikat Pencabut Nyawa
Sudah hampir dua puluh menit dari terakhir Lody menghubungi Chris, di mana Chris mengatakan dia sudah dalam perjalanan menuju lokasi penyekapan Clara. Tapi belum juga ada tanda-tanda kemunculan Chris di sana.Brent dan Lody masih tetap berada di dalam mobil, setia menunggu Chris hingga tiba di tempat.Brent menyalakan sebatang rokok untuk mengusir rasa bosan, karena sudah hampir setengah jam lamanya mereka hanya berada di dalam mobil tanpa melakukan sesuatu.“Apa Chris sudah dalam perjalanan?”“Tak lama lagi dia akan sampai. Aku hanya takut, mereka sudah melakukan sesuatu pada Clara. Gadis itu tidak bersalah, dia hanya korban keegoisan dari Chris. Seandainya Chris mau melepaskan sejak dulu, Clara tak akan mengalami hal seburuk ini, Tuan Muda Miller.”Brent mengangguk. Memang, Chris memiliki sifat yang sangat egois. Tak ada yang bisa menentang dirinya untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkan. Terkadang, dia merindukan Chris
Read more
Bab 64. Terluka
 Wajah Lody yang tanpa kacamata tak lagi memberikan kesan ramah, wajah itu terlihat benar-benar menyeramkan di hadapan mereka semua. Bahkan tak ada yang berani maju, melihat salah satu kawan mereka langsung terkapar di tempat dengan kepala bersimbah darah. Menandakan jika Lody tak akan main-main dengan ucapannya untuk mengahabisi siapa pun yang berani bergerak.“Siapa pun yang berani maju, aku tak segan memecahkan kepala mereka,” ucap Lody.Brent sendiri yang menyaksikan adegan baru sampai berpikir, jika Lody yang dilihatnya saat ini adalah Lody yang berbeda dengan Lody yang bersamanya di dalam mobil beberapa saat lalu. Kedua mata yang tajam, dingin, dan gelap itu membuatnya terlihat jauh lebih menyeramkan, semua menahan nafas seakan dewa kematian benar-benar hadir di hadapan mereka.“Lepaskan Tuan Muda Chris dan juga gadis itu, kalau kalian tak ingin mengalamin nasib yang sama seperti pria yang barusan kubuat mati di tanah!”
Read more
Bab 65. Kecemasan Audrey
 Lody yang menutup panggilan telepon lebih dulu, lalu nada suaranya yang terdengar begitu tergesa-gesa serta suara nafas yang terdengar memburu di telepon, membuat Audrey bertanya-tanya dalam hatinya. Apa yang sebenarnya terjadi, sekilas dia mendengar Lody mengerang.Terdengar seperti erang kesakitan, baru setelahnya Lody menutup telepon dan mengakhiri pembicaraan.Sebenarnya dia hanya ingin memberitahu Lody, jika dokter memperbolehkannya pulang besok hari. Luka-luka yang ada di tubuhnya pun sudah mulai mengering, lalu memar-memar yang ada di tubuhnya pun sudah mulai sedikit memudar. Leon sempat menawarkan diri untuk menjemput Audrey besok, tapi wanita itu menolak jika Lody yang harus bertanggungjawab dengan keadaannya. Karena itu harus Lody yang mengantarnya pulang, dia tak mau Lody bisa seenak hati lepas dari tanggungjawab.Jika bukan karena Lody yang membawanya ke hadapan Chris, tentunya Audrey tak akan menjadi babak belur dan masuk rumah sakit!
Read more
Bab 66. Perasaan Yang Sulit Dimengerti
 Pada akhirnya Lody dirawat di ruangan yang bersebelahan dengan Audrey. Dia masih tak bisa memahami perkara yang terjadi pada Lody. Sebetulnya, apa yang menimpa pria itu sampai dia bisa terkena luka tembak dan mengalami pendarahan sehingga tak sadarkan diri.Tentu saja, Audrey tak pernah berharap dia benar-benar mati.Audrey tahu jika Lody dirawat di ruang sebelahnya, dia pun memutuskan untuk menjenguk pria yang menurutnya sangat menyebalkan itu. Saat dia memasuki ruangan di mana Lody dirawat, dia melihat pria yang selalu terlihat kuat di hadapannya itu kini terbaring lemah dengan wajah yang pucat.“Hei, Lody,” panggil Audrey.Wanita itu berdiri di tepi ranjang Lody. Diamatinya wajah Lody. Wajah pria yang sedang terbaring dan belum sadarkan diri, terlihat menyedihkan.“Sebetulnya, apa yang terjadi padamu? Baru saja aku mau memakimu, karena semalam kamu tak membawakan apa-apa. Lody, apa kamu mendengar apa yang sedang a
Read more
Bab 67. Pertanyaan Yang Sulit
 Setelah membantu Lody duduk di sofa dan turut duduk di samping pria yang masih saja menatap Audrey dengan tatapan yang sama sekali tak dimengertinya, Audrey pun menjawab, “Tak perlu mencoba menjadi orang baik dengan ingin membuatku kembali seperti dulu.”“Kenapa?”“Semuanya tak akan lagi sama seperti dulu, Lody. Aku tak lagi bisa berpikir optimis, selagi Chris masih meneror hidupku. Kau pun tahu, seperti apa Tuan Mudamu itu,” jawab Audrey datar.Setiap kali dia menyebut nama Chris, luka yang masih membekas di dalam dirinya, kembali membangkitkan amarah, juga ingatan-ingatan yang begitu pahit.Lody menyentuh wajah Audrey, membuat Audrey kembali menatap wajahnya.“Hari ini kukatakan di depanmu, aku tak akan membiarkan siapa pun menyakitimu. Aku ingin kau bisa mendapatkan kebahagiaanmu tak perlu mengingat lagi apa yang dilakukan Chris padamu. Bukankah, sebentar lagi kamu akan bertunangan dengan T
Read more
Bab 68. Penggoda Kesetiaan Seekor Anjing
 Syuting terpaksa ditunda karena keadaan Clara yang tak memungkinkan untuk melanjutkannya. Satu hari setelah kejadian itu, Clara benar-benar dibuat terpukul. Chris sendiri benar-benar tak memiliki hati untuk memikirkan keadaan Clara. Baginya, yang terpenting Clara telah berhasil diselamatkan, berikutnya tak ada lagi yang perlu dibicarakan lebih lanjut.Lody yang tak kembali ke villa saat setelah dia tertembak, membuat Chris yakin jika saat itu Lody pasti kembali ke rumah sakit di mana Audrey dirawat dan menemuinya. Ya, dia tak ambil pusing dengan masalah itu.Hanya saja, dia telah menyusun sebuah rencana yang lebih pahit dari sebelumnya, Dia tetap akan mengambil Jack secara paksa apapun caranya, jika Audrey tidak melepaskan Jack untuknya. Chris meraih ponsel yang tergeletak di atas nakas tempat tidur. Sudah seharian C
Read more
Bab 69. Kecewa
"Aku ingin kau benar-benar melupakan trauma tujuh tahun lalu, katakan padaku apa yang bisa kulakukan untukmu? Asal kau tak memintaku, mengkhianati seorang tuan yang telah memberi kehidupan padaku," ucap Lody lirih.'Ya Tuhan, apa yang terjadi padaku. Kenapa aku menjadi demikian lemah di hadapan wanita ini?'Tatapan Audrey berubah menjadi sayu, kedua mata yang menatap lekat pada Lody seakan menggoda pria itu untuk memberikan lebih dari sekadar kecupan-kecupan kecil yang sempat membuat darahnya berdesir. Lody mengerti arti tatapan itu. Meski Audrey tak mengatakannya secara langsung. "Kenapa, kenapa kau ingin melakukannya untukku? Aku hanya wanita yang telah kotor bekas jajahan secara paksa tuan mudamu," tanya Audrey berharap mendapatkan jawaban dari mulut Lody. 
Read more
Bab 70. Keputusan
 Stephany terlihat biasa saja mendengar kalimat yang baru saja diucapkan Gerald Beich–ayah dari Leon–dengan begitu menggebu-gebu. Seandainya saja Gerald tahu apa yang saat ini sedang dipikirkan Stephany. Wanita itu hanya memikirkan bagaimana caranya menguras dan memindahkan harta yang dimiliki Keluarga Beich padanya. Dia bersedia menerima perjodohan ini, bukan karena benar-benar memiliki perasaan pada Leon. Baginya pria itu sama sekali tak menarik, meski diakui Stephany, jika Leon memang tampan. Tapi pria itu sangat membosankan baginya.Bagaimana tidak membosankan, jika saat harus pergi berkencan, Leon begitu pasif, tak tahu bagaimana memperlakukan seorang wanita dengan mesra.Apa yang dilakukan memang beralasan, buat apa bersikap romantis dan mesra, jika dia pun tak memiliki sedikit pun perasaan pada wanita yang cantiknya menyerupai boneka itu."Lalu, kapan Leon akan kembali ke sini?" tanya Stephany seraya memainkan rambut
Read more
PREV
1
...
5678910
DMCA.com Protection Status