All Chapters of Kontrak Eksklusif untuk KANAYA: Chapter 41 - Chapter 50
106 Chapters
Gara-gara berkas
"Apa yang ia lakukan? Apa dia tak risi tidur menggunakan gaun seperti itu?" gumam batin Alen menutup kedua matanya kembali saat Naya berbaring menghadap dirinya."Padahal, aku hanya ingin minta tolong untuk membuka resleting gaun ini, Mas. Tanganku tak sampai menggapainya.  Andai saja, mas Alen sabar menunggu aku ganti baju di sana, mungkin saat ini aku sudah tidur lelap, seperti Mas Alen. Jujur, Mas! Aku juga capek, aku lelah!" lirih naya yang mengejutkan Alen.Pejamkan saja mata kamu, Naya. Pasti kamu akan bisa tidur dengan sendirinya! gumam batin Naya mencoba untuk memejamkan kedua matanya.Matahari pagi mulai memunculkan cahayanya. Semilir angin berhembus menembus ke arah jendela yang sudah terbuka di balik kamar milik pengantin baru itu.Alen menyeringai.  Kedua matanya tak berhenti menatap wajah cantik dan imut yang di miliki naya."Mas, Jika boleh, ijinkan aku memakai kimono yang biasa mas pakai. Aku ingin sekali memakainya!" K
Read more
Mencari alasan
BrakNaya terkejut saat Alen melempar berkas itu tepat di atas meja."Apa aku  menyuruh kamu yang mengantar berkas ini?" ketus Alen memicing."Bukan begitu, Mas. Hanya saja, Dhaniel ...," kata Naya terhenti saat tangan Alen mengkodenya untuk diam.Tok tok Naya dan Alen menoleh."Masuk!" kata Alen datar.Lentik indah bulu mata naya tak berhenti mengerjap  saat sekertaris suaminya datang menghampiri. Cantik, menawan dan mempesona terlihat jelas di diri sang sekretaris itu."Maaf, Pak. Semua staff sudah menunggu di ruang rapat!" kata sekretaris cantik itu terlihat begitu sempurna."Baik, saya akan segera ke sana!" jawab Alen dengan senyum tipisnya.Dahi naya mengernyit. Ia tak menyangka jika sang suami bisa bersikap sopan pada orang selain dirinya."Baik, Pak. Kalo begitu saya permisi!" ujar sekretaris itu pergi sembari tersenyum ke arah naya.Naya memaksa untuk tersenyum meski h
Read more
Di balik mangga muda
Aku menatapmu karena aku sangat merindukanmu, Mas. Rindu ini semakin besar sejak mas alen pergi tanpa ke kantor tanpa sepengetahuanku. Ya Tuhan, baru kali ini merasakan hal tak biasa dalam diriku. Rasa sayang ini, rasa cinta ini seakan sudah mendarah daging dalam tubuhku!" gumam batin Naya melirik ke arah tangan suaminya."Mas, nanti kalo di jalan melewati apotek, Kita berhenti dulu, ya. Aku mau beli ...," kata Naya terhenti."Jangan terlalu sering minum obat tidur, aku tak suka mempunyai istri yang kecanduan mengkonsumsi obat tidur!" tutur Alen menoleh ke arah naya sebentar dan fokus mengemudi kembali."Tapi, Mas!" "Jangan membantah!" kata Alen yang membuat naya terdiam seketika.Naya seakan tak mampu menegak salivanya sendiri. Ia bingung dengan apa yang dilakukan oleh suaminya.Kenapa mas Alen membahas tentang obat tidur? Aku ke apotek kan hanya untuk membeli vitamin buat Surti! gumam batin naya seraya melipat bibir mungilnya. Ta
Read more
Perhatian Alen
"Kak Naya, untuk mangga muda ini biar saya yang membayarnya, ya. Saya adalah fans berat kak Alen, jadi tolong jangan menolaknya. Saya sangat senang dengan kabar gembira ini." Perkataan karyawan yang mengingatkan Alen kembali."Apa hubungannya mangga muda ini dan kabar  gembira? Apa maksud mereka?" Alen mengeryit sembari melipat bibir sexynya."Heh, ngapain juga aku memikirkan hal yang tak penting itu," ucap alen menutup pintu kulkas itu kembali.Keesokan harinya, naya terkejut melihat semua barang belanjaannya sudah berada di tempatnya masing-masing.  Perlahan, ia mulai duduk dan mengingat kembali apa yang terjadi semalam."Tidurlah! Biar aku yang membereskan semuanya!" Perkataan Alen yang benar-benar membuatnya terbelalak kaget. "Masa' iya mas alen membereskan ini semua? Dan membiarkanku tidur begitu saja?" Kedua mata indahnya berputar. Bibirnya melipat seakan tak percaya dengan apa yang ia ingat. Perlahan
Read more
Naya adalah Eila
"Kamu yakin, dia tinggal di sini?" tanya mama dina yang mulai jenuh menunggu terlalu lama."Iya, mereka tinggal di sini. Suaminya sangat pintar dan tak pernah percaya dengan tipu muslihat orang. Jadi, saya harap anda bisa berhati-hati dalam berucap. Sedikit saja perkataan anda yang menyinggung hatinya, bisa-bisa anda akan masuk ke dalam jeruji besi!" Perkataan Roy yang mengejutkan mama Dina."Benarkah?" tanya mama Dina terkejut akan penuturan dari kaki tangannya pak Lukman."Alangkah baiknya jika anda berpikir dua kali dengan rencana anda itu." Perkataan Roy membuat mama dina tak mampu menegak salivanya sendiri. Ia berpaling seraya tersenyum sinis menatap ke arah luar jendela mobil yang di tumpanginya. Kamu pikir aku tidak bisa menaklukkan hatinya apa? Pak Lukman yang terkenal mafia dan psikopat itu saja bisa aku tipu, apalagi suami naya yang terlihat jelas akan ketampanannya dan sama sekali tak memiliki wajah galaknya. Roy ... Roy ... Aku tau,
Read more
Rencana mama Dina
Alen berjongkok tepat di pusara sang ayah. Ia berdoa dan memperkenalkan naya dalam hatinya.Sejenak, Ia melirik ke arah naya yang juga berdoa untuk sang ayah. Wajah cantik dan polosnya membuat alen tak mampu menahan rasa bahagianya itu.Kenapa aku merasa kalo dia adalah Eila? batin alen berharap.Om Dhaniel, ini aku Eila. Gadis kecil yang dulu pernah mendapatkan kasih sayangmu yang begitu luar biasa. Hari ini, aku datang bukan menjadi anak dari sahabatmu melainkan menjadi menantu untukmu," kata batin naya menatap ke arah pusara sang mertua.Sesaat, naya mendongak. Kedua matanya mengernyit melihat tubuh tinggi Alen berdiri di sampingnya.Lentik indah bulu mata naya tak berhenti mengerjap, tegakan salivanya mengalir dengan paksa saat senyum manis alen tertuju kepadanya."Kita pulang?" ucap alen seraya mengulurkan tangannya.Senyum naya merekah, tangannya mulai  meraih tangan kekar yang dimiliki suaminya itu."Iya, Mas!" 
Read more
Kartu kredit
Naya ... Naya ... Masih saja kamu bodoh dan gampang untuk di tipu. Argh, aku pastikan mulai sekarang nasib baik akan hilang darimu!" kata batin mama Dina senang bukan main."Ya sudah, kalo begitu naya pulang dulu, ya, Ma. Mas Alen sudah menunggu!" Naya mulai bangkit dari duduknya. "Naya, apa kamu punya sedikit uang?" tanya mama Dina seraya memegang lengan naya.Naya tersenyum tipis. Raut wajahnya yang cantik dan penuh dengan kelembutan, membuat mama Dina begitu yakin kalo anak tirinya itu telah masuk dalam jebakannya."Apa mama perlu uang?" Pertanyaan Naya yang membuat mama Dina senang bukan main. Senyumnya mengembang mengimbangi rasa bahagia yang datang menghampiri wanita paruh baya tersebut."Iya. Bukankah dulu kamu pernah menggunakan uang mama?" tutur mama Dina berusaha mengingatkan naya akan hutangnya di masa kuliah dulu."Uang yang mana, Ma?" tanya Naya belum tau pasti uang yang di gunakannya.Mama Dina tersenyum. Ia sudah mengira kalo anak tirinya itu akan lupa dengan uang yang
Read more
Kesialan mama Dina
Sesampai di apartemen, Naya menghela nafas panjang. Bibirnya melipat seraya menatap ke arah atap-atap plafon yang tersedia di apartemen. "Ya Tuhan, hutangku semakin menumpuk saja. Belum satu miliar lunas, sekarang di tambah dengan uang lima juta plus kartu kredit yang di gunakan mama Dina. Bagaimana bisa aku mengembalikannya?" gumam Naya memiringkan tubuhnya. Sesaat, kedua bola mata Naya mengerling melihat sang suami yang baru saja keluar dari kamar mandi. Tubuh yang sexy dan berotot membuat naya seakan tak mampu menegak salivanya sendiri. Lentik indah bulu matanya tak berhenti mengerjap menatapnya.Mas Alen, andai mas Alen menikahiku bukan karena terpaksa. Sudah pasti aku akan berlari memeluk tubuhmu itu! gumam batin Naya tersenyum dan dengan cepat memejamkan kedua matanya saat Alen berbalik ke arahnya.DegDegupan jantung Naya berdetak kencang. Hentakan kaki Alen terdengar jelas berjalan menghampiri.Apa mas Alen ke sini? batin Naya bertanya. Saking penasarannya, ia mengernyip mem
Read more
Di balik mangga muda
"Kenapa Sur?" tanya Bunda penasaran."Asam, Bun!" ucap Surti mengernyip."Surti pikir buah melon, ternyata potongan mangga muda."Mangga muda? Apa jangan-jangan Naya lagi ngidam? batin Bunda berharap. Senyum manisnya tertoreh menatap ke arah pintu kamar yang tertutup rapat itu.Di kamar,Alen menghela nafas panjang. Kedua tangannya menopang di pinggang seraya menatap wanita yang kini menjadi istrinya. Terlihat tertidur pulas dengan posisi tak karu-karuan.Tumben dia sudah tidur? kata batin Alen menatap ke arah jarum jam yang melingkar di pergelangan tangannya.Perlahan, ia melangkah mendekati naya yang mendekap guling yang selalu menjadi penengah di antara mereka di malam hari."Naya, bangun!" kata Alen mengoyak tubuh naya yang padat berisi itu.Naya menggeliat dan meraih tangan Alen yang menyentuh dirinya.GlekAlen menegak salivanya dengan paksa. Kedua mata indahnya tak mampu berpaling saat telapak tangannya menyentuh buah dada yang di miliki istrinya itu."Jangan pergi, Mas! Biarkan
Read more
Tangan dan kaki
"Untuk mangga muda ini biar saya yang membayarnya, ya, Kak. Saya berharap, kakak benar-benar lagi ngidam." Perkataan karyawan minimarket saat itu.GlekTegakkan saliva naya mengalir begitu saja.Ngidam? Apa aku ini ...."Spontan, Naya menutup mulut dengan telapak tangannya. Kedua bola matanya terbelalak kaget mengimbangi tegakan saliva yang mengalir begitu saja.Sesaat, ia menunduk. Jari jemari tangannya mulai memegang perutnya yang masih rata.Apa iya ada bayi di rahimku ini? batin Naya mengusap secara perlahan. Tubuhnya meremang, senyumnya tertoreh berharap kabar baik itu terjadi pada dirinya."Aku akan jadi ibu," lirih Naya menatap ke arah perutnya.PrankBunyi pecahan kaca mengejutkan kanaya.Naya ... Naya ...Naya menoleh saat teriakan Alen terdengar begitu memekak telinganya."Iya, Mas!" jawab Naya berlari menghampiri suaminya.CeklekNaya terperangah dan terbelalak kaget melihat tangan kekar suaminya berdarah. Sejenak, kedua matanya mengerling saat melihat vas bunga kesayangann
Read more
PREV
1
...
34567
...
11
DMCA.com Protection Status