Lahat ng Kabanata ng Kontrak Eksklusif untuk KANAYA: Kabanata 51 - Kabanata 60
106 Kabanata
Tugas untuk Kanaya
"Seperti biasanya, Mas! jawab Dhaniel menaikkan alisnya.Naya mengernyit dan bingung dengan kode yang terjadi di antara mereka.Seperti biasanya? Apa maksud mereka? tanya batin naya penasaran.Sesaat, kedua bola Naya mengerling ketika kecupan manis suaminya mendarat tepat di pipi chubby yang ia miliki.Mas Alen! kata batin Naya menoleh ke arah alen."Sudah lihat, kan! Sekarang, pergilah! Sebentar lagi aku akan bersiap bekerja," usir Alen secara halus."Siap, Mas! Kalo begitu saya pulang dulu. Permisi, Mas, Mbak!" kata Dhaniel pergi meninggalkan mereka."Hati-hati!" teriak Naya mengejutkan Alen.Dahi Alen mengeryit. Ia menoleh ke arah istrinya yang begitu perhatian terhadap Dhaniel."Apa yang kamu lakukan?" tanya Alen dengan ketus.Naya menoleh. Wajah tampan yang dimiliki suaminya terlihat sembab dan terlihat menahan amarah yang tertahan."Apa kamu selalu berbuat seperti itu pada semua lelaki yang kamu kenal?" tanya Alen melepas pelukannya.Naya merapatkan bibirnya. Ia tak menyangka j
Magbasa pa
Pertemuan
Sempurna. Kata itulah yang memang sudah tertera di diri Naya.Perlahan, Alen ikut berbaring dan menopang tangan di kepala memandang wanita yang kini menguasai hatinya.Aku tak akan membiarkan orang lain menyentuh apa yang sudah menjadi milikku ini! kata batin Alen bersiap mengecup kening istrinya itu. Tapi, niatnya terhenti saat bunyi telpon miliknya berdering mengganggunya.Alen mendesah sebal. Perlahan, ia mulai bangkit dan mengambil ponsel miliknya yang tergeletak tepat di samping ponsel milik kanaya.Kedua mata Alen mengerling saat opa menghubungi dirinya. Dengan cepat dan tanpa protes sedikitpun, Alen menjawab vidio call dari sang opa."Iya, Opa?" jawab Alen memasang senyum indahnya."Apa kamu ke kantor?" tanya Opa yang terlihat sedang menyeruput kopi."Iya!" jawab Alen."Bagus! Datanglah bersama Kanaya. Ada seseorang yang ingin bertemu dengan kalian!" ucap Opa mematikan vidio call yang tersambung itu secara tiba-tiba."Seseorang? Siapa?" tanya Alen berpikir.Sesaat,Alen menghel
Magbasa pa
Dosen Naya
Pak Hotman dan istrinya saling menatap satu sama lain. Mereka seakan tak percaya dengan apa yang terlontar dari mulut Arga.Yes! Akhirnya mereka termakan dengan kata-kata mutiaraku. Hah, tak sabar melihat mereka merendahkan martabat dan harga diri dari Alen Towsar yang sombong itu! gerutu batin Arga tersenyum.Di depan restoran, Alen membenarkan rambut Naya yang sedikit berantakan. Rambutnya yang panjang ikal menggantung membuat istrinya begitu mempesona. Apalagi memakai dress berwarna hitam selutut, kulit putih mulusnya kian terpancar begitu saja."Sebenarnya siapa yang ingin bertemu dengan kita, Mas. Kenapa opa tak memberitahu kita?" tanya Naya penasaran. Jari jemari tangannya tak berhenti membenarkan jas milik suaminya yang sedikit berantakan."Mana ku tahu! Bersikaplah seperti pasangan pada umumnya. Dan ingat! Jangan pernah mempermalukanku di depan semua orang. Mengerti!" ucap Alen mengingatkan.Naya tersenyum. Perlahan, ia mulai meraih tangan alen dan menggenggamnya dengan erat.
Magbasa pa
Kecurigaan Alen
"Tapi, Mas. Jika aku pulang, bagaimana dengan mas Alen? Bukankah tangan mas sedang sakit?" tanya Naya."Jangan khawatir! Kalo aku membutuhkan sesuatu, aku akan minta tolong sekretaris kantor," jawab Alen yang membuat Naya terkejut mendengarnya.Sekertaris? Sekertaris cantik kemarin? batin Naya seakan tak mampu menegak salivanya sendiri."Pulanglah!" perintah Alen membuka pintu mobil untuk istrinya.Alen mengernyit menatap Naya yang sama sekali tak merespon apa yang ia perintahkan.Jentikan tangan Alen membuyarkan lamunan naya seketika."Masuk!" Naya tak bisa menolak. Tanpa banyak buang waktu Naya masuk ke mobil tanpa Alen di sampingnya."Langsung pulang!" pinta Alen terkejut saat Naya meraih tangan dan mencium punggung tangannya."Iya!" jawab Naya mencoba untuk tersenyum.Alen menutup pintu mobil itu secara perlahan. Tatapan matanya tak berhenti menatap ke arah naya yang mulai pergi meninggalkan dirinya.Hari ini, kamu sudah banyak membantuku. Dan aku tak mau kamu lelah mengurusi seg
Magbasa pa
Rumah sakit
"Makan rujak dan berkeinginan aneh merupakan ciri-ciri!" tulisnya dalam layar laptopnya.Sesaat, kedua matanya mengerling menatap ciri-ciri keanehan kanaya yang tertera dalam layar laptop miliknya."Orang ngidam? Hamil?" Alis Alen bertaut seketika. Tegakkan salivanya mengalir dengan paksa saat melihat kata-kata yang membuat dirinya seakan tak percaya."Apa iya dia sedang hamil?" tanya Alen merapatkan bibirnya seraya berpikir.Di mall, Naya turut prihatin mendengar cerita tentang perampokan yang terjadi pada Mama Dina."Mama sangat terluka waktu itu. Lihat! Tangan mama sampai seperti ini," ucap mama Dina memperlihatkan lengan miliknya yang tertutup dengan plester."Bahkan kartu kredit milik suami kamu pun raib di bawa perampok itu!""Sabar ya, Ma. Siapa tau dengan kejadian yang menimpa, Tuhan memberikan kita rejeki melimpah tak terduga!" ucap Naya seraya mengusap bahu milik mama tirinya itu. Argh! Malah ceramah lagi!! gumam batin mama Dina mencoba untuk tersenyum.Laura mulai beraksi.
Magbasa pa
Kelembutan hati Alen
"Apa seserius itu?" tanya Alen mengernyit saat anggukan Diego kepadanya.Jangan-jangan, keinginan aneh yang dilakukan naya karena pengaruh rasa sakitnya ini. Dan bukan karena hamil. Ya Tuhan, padahal aku sangat bermimpi menjadi seorang ayah! gumam Alen menghela nafas panjang."Mas!" Jentikan tangan Diego membuyarkan lamunannya.Alen mengecap bibirnya yang sexy seraya menopangkan kedua tangan di pinggang.Kedua matanya melirik ke arah sopir sekaligus bodyguard yang berdiri tepat di hadapannya."Apa jangan-jangan mbak naya keracunan, ya, Mas?" tanya Diego yang membuat Alen mengernyitkan dahi."Maksud kamu?" "Waktu di mall, saya melihat cewek tadi memasukkan sesuatu ke dalam minuman mbak Naya, Mas. Dan untungnya ada saya, jadi mbak Naya tak sampai meminumnya. Tapi, takutnya, sebelum kedatangan saya, mbak naya memakan sesuatu dari cewek itu," tutur Diego menjelaskan."Cewek itu? Siapa yang kamu maksud?" tanya Alen penasaran."Saya kurang tau, Mas. Yang jelas, mbak Naya memanggil wanita s
Magbasa pa
Bingung
"Suaminya sangat pintar dan cerdas. Jika anda memiliki kesalahan padanya, dia akan pastikan akan membawa anda ke dalam jeruji besi!" Perkataan Roy yang mulai terlintas dalam benak mama Dina.Apa mereka seorang polisi? Apa mereka datang karena suruhan dari suami kanaya? Kan, hanya kanaya yang memanggilku dengan sebutan mama Dina? tanya batin Mama Dina mengira. Ia seakan tak mampu menegak salivanya sendiri saat salah satu orang tersebut menyodorkan berkas untuknya."Bacalah dengan teliti. Jika anda mau menanda tangani surat perjanjian ini, anda bisa menerima uang yang ada di koper ini!" tunjuk orang tersebut membuka koper yang berisikan tumpukan uang.Seketika, dua bola mata indah mama Dina mengerling menatap uang yang berwarna merah berada di hadapannya. Uang yang sudah lama tak ia dapatkan selama ini.Uang? Ya Tuhan, apa aku sedang bermimpi? batin Mama Dina bertanya."Mama Dina?" tanya orang itu mengagetkan mama Dina."Ya," jawab Mama Dina mendongak menatap mereka yang terlihat menun
Magbasa pa
Pindah rumah lagi
"Heem," lirih Naya terkejut saat Alen tiba-tiba membopong tubuh ala bridal milik istrinya tersebut."Mas, kenapa menggendongku?" tanya Naya bingung."Aku yang akan mengantarmu!" ucap Alen mengejutkan istrinya itu."Tapi, Mas!" ucap Naya terhenti saat tatapan mata tajam mengarah padanya."Bukankah aku ini suami kamu? Apa kamu malu pada suami kamu sendiri?" Pertanyaan Alen benar-benar membuat Naya tak mampu menegak salivanya sendiri. Bibirnya merapat dan mulai menenggelamkan wajahnya tepat di dada milik suaminya."Tak mungkin aku malu, Mas. Tubuhku ini sepenuhnya sudah menjadi milikmu. Justru, aku berpikir mas Alenlah yang ...," kata Naya terhenti."Diamlah! Semakin kamu bicara, tubuhmu terasa sangat berat," ucap Alen seraya menggeret infus milik istrinya itu."Iya," jawab Naya yang tersenyum senang.****Di rumah, bunda Elena tak sabar menunggu kabar dari adik iparnya. Kabar yang mampu menjawab rasa penasaran yang selalu menaungi pikirannya."Kenapa Ana tak kunjung memberi kabar? Bukan
Magbasa pa
Takut kenapa-kenapa
Alen melirik. Bibirnya merapat saat melihat istrinya tersenyum ke arahnya."Jangan GR! Sudah cukup kemarin kamu membuatku kehilangan waktu menemanimu di rumah sakit!" tutur Alen memicing menatap Naya yang seketika senyumnya memudar."Iya, Mas!" lirih Naya melas.Bibirnya merapat. Kedua tangannya dengan erat merangkul leher suaminya.Apapun alasanmu, Mas. Entah kenapa, hatiku merasa nyaman dengan perlakuan istimewamu ini! gumam batin Naya menyandarkan kepalanya tepat di dada bidang yang di miliki suaminya itu.Alen menyeringai. Aroma wangi rambut naya yang begitu khas membuatnya tak berhenti menciumnya.Perlahan, Alen mulai merebahkan tubuh naya dengan hati-hati."Makasih, Mas!" ucap Kanaya seraya mengembangkan senyum manisnya."Untuk hari ini, kamu tak perlu melakukan aktivitas apapun. Dan jangan turun ke bawah meskipun ada orang yang datang ke mari. Mengerti!" tegas Alen mengingatkan."Tapi, Mas. Jika aku tak melakukan apa-apa. Trus, bagaimana dengan mas Alen? Apa mas Alen tak kelap
Magbasa pa
Tak mau Menunda lagi
"Iya, Mas. Aku tau! Tapi, beneran aku sudah baik-baik saja, Mas. Perutku, tubuhku sehat semua," protes Naya."Menurutlah! Aku tak mau terjadi sesuatu pada anak kita!" Perkataan Alen yang membuat Naya mengernyit mendengarnya."Anak kita?" tanya Naya terkejut setengah mati. Sebuah perkataan yang sangat bertentangan dengan isi surat perjanjian kontrak pernikahan mereka."Kamu hamil! Jadi, mulai sekarang jangan pikirkan diri kamu sendiri. Pikirkan juga keselamatan dan kesehatan anak kita," kata Alen menatap Naya dengan senyum manisnya."Anak kita? Apa itu artinya mas Alen mau menerimanya? Mas Alen mau mengakuinya?" tanya Naya memastikan.Perlahan, Alen menurunkan tubuh istrinya itu. Dengan lembut dan perhatian, jari jemari tangannya membelai rambut indah yang di miliki istrinya."Ya, aku akan menerimanya dan juga menerimamu, istriku!" Perkataan Alen yang manis membuat naya seakan tak mampu menegak salivanya sendiri. Apa ini kenyataan? batin Naya bertanya. Lentik indah bulu matanya tak be
Magbasa pa
PREV
1
...
45678
...
11
DMCA.com Protection Status