All Chapters of Crazy Maid ( Indonesia ): Chapter 21 - Chapter 30
66 Chapters
Bag 21
“Kau tidak perlu menghindariku! Aku bukan monster!” Ugh! Jerrald sudah tidak tahan lagi dengan situasi ini. Sudah dua hari sang maid menghindarinya seperti dia ini adalah virus mematikan. Mereka selalu bersama, tapi seperti berada di tempat yang berbeda. “Apa?” “Lepaskan syalmu! Kau seperti orang bod0h yang memakai syal di musim panas!” Jerrald menatap aneh bercampur jengkel penampilan sang maid. Apa maidnya itu tidak merasa panas melilitkan syal tebal itu di lehernya? Terlebih Jerrald sengaja mematikan mesin pendingin di ruangan ini, agar maidnya itu tidak lagi bertindak bod0h. Licik? Ya, entah sejak kapan Jerrald merasa jika dirinya menjadi pria yang licik. Bagaimana dia tidak bersikap licik, jika sang maid tak ketinggalan syal saat bersamanya. Di mana pun mereka berada. Di apartemen, di mobil, bahkan di kantor. Gadis itu
Read more
Bag 22
“Kau sibuk?” Jerrald mengalihkan padangan dari berkas yang dipelajarinya saat mendengar sebuah suara yang berasal dari pintu ruangannya yang baru saja terbuka. “Paman?” Jerrald langsung beranjak dari duduk saat tahu siapa yang datang, dan berjalan menghampiri seseorang yang dia panggil ‘Paman’ itu. “Ada apa Paman ke mari?” tanya Jerrald setelah sampai di depan pria yang sebaya dengan Pah-drehnya itu. “Kau tidak suka paman mengunjungimu?” tanya pria paruh baya itu. Mata Jerrald melebar. Ia segera menggeleng. “Bukan seperti itu, Paman. Hanya saja sudah lama Paman tidak berkunjung ke mari. Aku sedikit terkejut.” “Paman dan Noe tadi habis menghadiri seminar di dekat sini. Jadi paman pikir tidak ada salahnya paman mampir sebentar.” “Begitu? Duduklah dulu,
Read more
Bag 23
“Nona Floy—” “Nona? Hey… bukankah kita sudah sepakat kalau kita saat ini sudah berteman? Kau cukup memanggilku Cia. Ingat, Eloy?” Eloy langsung terdiam. Ia meringis malu dengan wajah merona. Sejak setengah jam yang lalu, ia berbincang seru dengan maid sang bos yang duduk di sofa yang berada tak jauh di depan meja kerjanya. Sebenarnya lebih banyak gadis muda itu yang bertanya padanya ini itu. Lebih banyak tentang perusahaan ini, dan beberapa tempat wisata di kota ini ( Madrid ) dan juga Seville. Ternyata gadis muda itu cukup tahu banyak. Saat Eloy bertanya tahu dari mana, gadis itu mengatakan beberapa kali ikut dengan mantan majikannya berlibur ke negara ini. Wah… sepertinya mantan majikan gadis itu royal juga. “Maaf… aku masih sedikit canggung, Ci-Cia.” “Karena aku orang yang baik hati, maka
Read more
Bag 24
“Kenapa kau diam? Apakah suaraku kurang jelas, Eloy Damario?” tanya Jerrald kembali saat mendapati sekretarisnya berubah menjadi patung.   Rahang Jerrald masih betah mengeras. Bahkan kedua tangannya sudah terkepal kuat.   Eloy kembali menelan saliva susah payah. Keringat dingin mengalir di punggungnya. Sumpah demi apa pun, Eloy lebih suka ekspresi bosnya yang seperti biasa, datar dan tak terbaca, daripada seperti sekarang. Itu bukan Jerrald yang dia kenal selama ini.   “Apa kalian sedekat itu sampai kau memanggilnya dengan akrab?” Jerrald kali ini bersedekap sambil melirik sang maid yang terlihat bingung. Jerrald memang menggunakan bahasanya, karena tak ingin sang maid tahu apa yang dia katakan pada Eloy.   Suasana kembali hening. Eloy masih belum mampu mengeluarkan suara. Ia bukanlah pria polos yang tak tahu jika sang bos sepertinya menaruh hati pada wanita menggemaskan yang berada di sampingnya ini
Read more
Bag 25
Feli menatap layar besar di belakang meja kasir yang berisi menu makanan dan minuman di kafe yang dia datangi. Ia bingung menentukan ingin memesan kopi yang mana untuk sang majikan. Feli merogoh saku celana yang dia kenakan untuk mengambil ponselnya dari sana.   Saat benda itu hampir ia keluarkan, Feli berdecak kesal karena dia baru mengingat jika dia tidak punya nomer ponsel sang majikan.   “Bagaimana caranya aku tahu Si Pelit itu ingin meminum kopi yang mana? Aku tidak ingin kembali ke sana hanya untuk menanyakan pesanannya! Enak saja! Aku merasakan kakiku sudah membengkak. Dasar pria sialan! Dia pikir kantornya itu hanya dua lantai?! Mengapa dia tidak memesan online saja?! Tidak mungkin seorang CEO perusahaan jet ternama seperti dirinya tidak bisa memesan secara online!”   “Nona, Anda ingin memesan apa?”   Feli terkejut saat sudah tiba gilirannya untuk memesan. San
Read more
Bag 26
“Aku sudah curiga kalau pria yang menyelamatkanku dari trolley waktu itu adalah kau. Aku sangat mengenalimu dengan baik!” bangga Feli pada diri sendiri setelah Eric menceritakan semuanya. Ternyata selama ini sang daddy masih selalu mengawasinya melalui Eric. Pria yang duduk tegap di depannya ini sudah berada di negara ini sejak ia menginjakkan kaki di sini. “Santailah sedikit, Eric. Cara dudukmu membuatku pegal sendiri melihatnya.” Feli mendengus geli dengan tangan bersedekap. Sejak beberapa menit yang lalu, ia berada di dalam kedai es krim yang letaknya tak jauh dari kafe kopi tempatnya memesankan sang majikan kopi. Feli duduk menghadap ke luar kedai, sementara Eric menghadap meja kasir yang tak jauh berada di depan mereka. “Maaf, Nona, tapi pekerjaan saya mengharuskan saya selalu waspada.” “Tapi kau tidak perlu terlih
Read more
Bag 27
Feli urung menyuap es krim ke dalam mulut saat ponselnya berdering. Ia melirik ponsel yang berada di dekat gelas es krim yang akan ia nikmati. Matanya memicing curiga melihat deretan angka di layar ponsel itu. Ia mengetukkan jemarinya beberapa kali di atas meja pantri apartemen sang majikan. 
Read more
Bag 28
“Hasil keputusan rapat tadi, segera kau rapikan dan segera beri padaku, Eloy.” “Baik, Tuan.” “Bagaimana dengan proses launching Mendez Executive M190 Jet?” tanya Jerrald kembali. Mengingat jika tidak lebih dari setengah bulan lagi, perusahaannya akan launching private jet keluaran terbaru yang hanya bisa dimiliki oleh tiga orang di dunia. Perusahaannya sudah bertahun-tahun memproduksi pesawat serta jet pribadi, dan selalu tak habis peminat. Untuk produksi jet pribadi, MENDEZ AERO CORP selalu hanya memproduksi minimal 3-5 private jet setiap model yang dikeluarkan, dan tak pernah gagal memberikan yang terbaik bagi para pelanggannya. Baik dari segi mesin, serta interior mewah yang dirancang luar biasa nyaman. Kabin sekelas hotel bintang lima, selalu jadi andalan jet pribadi MENDEZ AERO CORP. Tentu hal itu membuat para pengusaha sukses sampai pejab
Read more
Bag 29
“Kita sudah sampai, Tuan, dan aku bisa jalan sendir—” “Diam.” Feli mendengus kasar. Akhirnya ia pasrah membiarkan Jerrald menggenggam jemarinya memasuki lobby apartemen, DENGAN-AMAT-SANGAT-TERPAKSA, LAGI! Wajah Feli terlihat gusar. Ia takut jika sang majikan mendengar jantungnya yang berdetak n4kal setiap kali berada di dekat pria ini. Pria ini semakin bersikap seenaknya, yang anehnya membuat Feli merasa nyaman, tapi tak nyaman secara bersamaan. Sudah beberapa hari ini Feli tidak dibiarkan berjalan sendiri tanpa dituntun. Feli jadi merasa seperti berjalan dengan daddy-nya, tapi ini berbeda. Ini Jerrald, bukan sang daddy. Pria yang berjalan di sampingnya ini adalah pria yang telah merenggut ciuman pertamanya. Diam-diam, Feli selalu mengingat rasa bibir sang majikan sampai detik ini. Namun
Read more
Bag 30
“Apakah ia akan baik-baik saja?” tanya Feli. Matanya terus memperhatikan sang majikan yang sedang berbaring lemah di atas tempat tidurnya. Pria itu masih belum sadar dari sejak mereka berhasil keluar dari lift satu jam yang lalu. Sebelah tangan Jerrald sudah dipasangi alat infus. Sementara hidungnya dipasang alat bantu pernapasan (nasal kanul ). Di samping ranjang Jerrald, terdapat tabung oksigen berukuran sampai setinggi nakas.
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status