All Chapters of Izinkan Aku Mencintaimu : Chapter 121 - Chapter 130
148 Chapters
Kenyataan yang Sebenarnya Terjadi.
Dari balik pintu Aditya bisa melihat ada seseorang yang tengah adu pendapat, ia tidak tahu bahwa yang datang tersebut, Kevin, anaknya sendiri. Aditya mengerutkan keningnya seorang laki-laki muda yang masih dalam keadaan terkantuk bangkit dari tempat tidurnya.Laki-laki muda tersebut hendak menuju kamar mandi. Aditya yang tidak tahu menghentikan aksi laki-laki tersebut. “Permisi, jangan di buka pintunya,” cakap Aditya yang memberitahunya.“Hmm.” Laki-laki tersebut berdeham. “Aku ingin ke kamar mandi,” ujarnya yang memberitahu.“Tolong, untuk sementara waktu jangan dulu,”“Dasar aneh,” umpat laki-laki tersebut dengan langkah gontai laki-laki itu meringsek maju ke depan.Cklek!Suara pintu terbuka Kevin terperanjat bahkan ia dan Linda jatuh berduaan ke lantai yang di saksikan oleh ayahnya sendiri. “Kevin!” pekik Aditya.Linda dan Kevin sama-sama ketakutan mereka harus menjelaskannya sementara mata Aditya membulat seketika itu melihat Kevin berduaan dengan wanita lain yang tak bukan adala
Read more
Menemui si Kepala Harimau
Bram bersama dengan yang lainnya keluar dari ruang perawatan Aditya. “Kalian berhati-hatilah,” usul Felix. “Untuk kesehatan ayahmu jangan kau hiraukan, dia pasti akan sembuh sedia kala,” lanjut Felix.Kevin menepuk pundak sahabatnya tersebut. “Tolong jaga ayahku dan calon istriku. Aku akan menemui kakekku,”“Kau juga, jaga dirimu,” kekeh Felix.“Kami pamit,” kata Bram kepada Felix.“Kalau begitu aku juga,” sahut Miranti. “Felix, kau juga, nak.” Felix tak menjawab ia hanya menganggukkan kepalanya tanda setuju ia juga tidak ingin banyak bicara ketika akhirnya mereka mengetahui bahwa sang kakek ada di belakang mereka semua.Selama keluar dari rumah sakit semuanya membisu tidak ada yang berbicara satu sama lain, mereka juga tidak memungkiri bahwa setidaknya mereka masih harus memiliki satu tugas yang lain.Bram dengan segera menghubungi Erick dan Mike yang berada di pusat. “Mike, aku punya tugas untuk kalian,” sapa Bram di ujung telepon. “Tolong pastikan alamat Villa ‘De Mouse,” sambung B
Read more
Surat Penangkapan
Bram menelan salivanya. “Karena kau di sini kepalanya, menurutmu siapa yang harus aku tangkap terlebih dahulu?” Semua terdiam sejenak tidak ada yang bicara satu sama lain, ia berusaha mendapatkan jawaban yang tepat.Rudy memandang kepada Bram dengan tatapan penuh percaya diri. “Kau sudah tahu jawabannya, lalu, mengapa menanyakan hal tersebut?” tanya balik Rudy.“Kita tidak punya bukti cukup untuk menangkap wanita tersebut,” cakap Bram yang memberitahunya.“Mungkin tapi kita sudah memiliki bukti. Seluruh bukti illegal, sudah menjadi legal,” kata Rudy yang memperjelas posisi mereka.Bram terdiam sejenak memikirkan perkataan Rudy. “Kalau begitu kami harus pamit.” Bram bangkit dari tempat duduknya, ia juga melirik kepada Hendra.Kevin yang mendengarnya terkejut, jam di ruang tengah menunjukkan pukul 00.30. “Hei! Kau gila?! Kau tidak melihat jam di sana?” tandas Kevin yang tak suka dengan sikap Bram. “Kita baru sampai belum lama, seketika itu juga kau ingin kita pergi dari sini lagi?”Bram
Read more
Menangkap Si Kepala Ular 1
Bram kembali menuju ruang kerjanya, ia yang awalnya stress bukan kepalang menjadi sedikit lega ketika mereka berhasil mendapatkan surat penangkapan. Bram melempar tubuhnya ke atas sofa hingga dirinya tertidur lelap hingga pagi hari.Bram yang terbangun melihat ke sisi sofanya. “Astaga. Kau mengejutkan saja,” kejut Bram yang sembari menghapus kotoran matanya sendiri, ia duduk di sofanya sembari menyadarkan dirinya sendiri.Kevin menghela napasnya sembari mengigit camilan. “Kenapa kau membiarkan mobilmu menyala? Kau mau aki mobilmu habis hanya karena membiarkan Air Conditioner menyala seharian begitu saja,” oceh Kevin yang sudah melihat Bram terbangun.“Aku tak tega melihatmu. Aku juga punya anak, jadi aku paham,” ceramahnya balik.“Ini.” Kevin mengembalikan kunci mobil yang sudah ia matikan tiga jam yang lalu sementara itu ia bangkit dan keluar dari ruangan Bram menuju ruang kerja anak buahnya. “Kau masih mau di sini?” ejek Kevin.“Keluarlah! Aku tak ingin melihatmu, lebih baik kau ma
Read more
Menerima Konsekuensi.
Grace yang sudah kepalang basah akhirnya hanya bisa mengambil pilihan yang di berikan Agustinus kepada dirinya. Dia dengan berat hati menuju ruang Agustinus yang sudah menunggunya.Langkah kaki Grace menuju ruangan, ia mengetuk pintunya. “Masuk,” jawab Agustinus dari dalam ruangannya.Klik.Suara pintu terdengar Grace masuk ke dalam ruangan tersebut. Agustinus mendongak melihat kepada Grace. “Kau sudah membuat keputusan?”“Ya.” Grace menyerahkan surat pengunduran dirinya. “Ini surat pengunduran diriku. Tolong, proses kapan saja.”“Tentu. Kau seorang polisi tapi mengaku membela orang yang salah bahkan menggunakan tindakan yang tidak harus di lakukan, bahkan menggunakan tindakan koersif di depan publik. Tentu saja, kau harus mengundurkan diri.”“Maafkan aku.”“Dasar brengsek, kenapa kau melakukan itu? Aku sudah bertahun-tahun mengenal dirimu. Aku tahu kau bukan orang yang seperti itu. Kau tidak menerima suap atau perlakuan khusus. Apa alasannya?” cecar Agustinus yang hendak berusaha men
Read more
Bukti Baru
Bram menatap bukti baru tersebut. “Apa yang terjadi antara dirimu dengan Indy?” tanyanya yang berusaha menguak kebenaran. Grace terhenyak mendengar pertanyaan tersebut, ia sebenarnya tidak ada hubungannya dengan Indy.“Aku dan Indy tidak terjadi apa-apa namun itu terjadi begitu saja,” akunya.“Lalu, apa yang membuat dirimu membantu dirinya?”“10 tahun yang lalu aku sedang menunggu Indy. Aku menunggu di atas atap kepolisian, katanya ia ingin mengatakan sesuatu kepadaku. Akhirnya aku ke atas atap dan menunggu, di saat yang bersamaan seseorang menelepon diriku mereka berusaha menangkap penjahat tapi kekurangan personil.”“Hingga akhirnya aku meninggalkan lokasi dan membantu mereka, ketika sampai di tempat perkara aku berhasil menembakkannya. Ternyata pelaku tersebut Bandar narkoba, Danny, orang yang sama yang kau tangkap tapi dia lari dari kami. Hingga akhirnya ia menyerahkan dirinya kepadamu, bukan?”“Tepat. Danny tiba-tiba menyerahkan dirinya. Lalu, kelanjutannya?” imbuh Bram.“Setelah
Read more
Menunggu Dengan Cemas
Kehadiran Bram di kantor kepolisian membuat semuanya memilih lebih respek terhadap Bram di bandingkan dengan Grace yang sudah menghebohkan jagat raya kepolisian tersebut. Mereka yang tahu sudah tidak berharap lagi kepada Grace.Berita di tangkapnya Grace di dalam kantor membuat mereka semua malu, mereka malah lebih baik memilih seorang preman yang masuk ke kantor pusat di banding seseorang yang bisanya menjilat orang lain dengan wajah polosnya.Walaupun Bram mendapatkan pengaruh besar di dalam kantornya sendiri di dalam hatinya gundah memikirkan Kevin yang sudah di anggapnya membantu sampai pada akhirnya. Wajahnya yang terlihat lesu bisa terlihat. “Pak Bram, kau baik-baik saja?” tanya Fitri.“Sudahlah.”Bram sedikit acuh dengan anak buahnya sendiri di dalam hatinya ia tidak ingin memberitahukan kepada anak buahnya sendiri. Erick yang melihatnya menyenggol Fitri. Fitri merasa tidak terima di senggol oleh Erick.Tatapan mata Fitri menyiratkan keingintahuannya. “Apa yang terjadi?” tanya
Read more
Tersangka Baru
Bram masih termenung dalam diam, ia sendiri tidak sanggup jika harus melakukan semuanya secara bersamaan. Di hari bahagiannya ia justru harus menerima kenyataan bahwa setidaknya dia juga harus bekerja sama dengan sebaik mungkin.Bram sendiri menunggu telepon yang akan memberi tahukan hasil dari penyidikan yang tengah berlangsung. Bram berdecak kesal sementara waktu terus berjalan, ia menantikannya dengan segera mungkin.Kring..Bram yang sudah tidak sabar mengangkatnya. “Halo,” sapa Bram.Jenderal Andi yang mendengarnya ikut berdecak tak percaya. “Ternyata kau cukup gigih,” basa-basinya.“Jangan banyak basa basi. Cepat, katakan!” sembur Bram yang sudah menunggu lama.“Ha-ha-ha. Sabar.” Andi tertawa sedikit meledek. Salah satu anak buahnya masuk sembari membawa hasil yang sudah di duga, ia membuka hasil laporan tersebut. “Salah satunya benar Reporter Jo dan salah satunya lagi.”Kedua mata Andi terbeliak terkejut melihat hasil laporan yang tertuju kepada salah satu nama yang terlihat ta
Read more
Rencana Baru
Di dalam benak Fitri ia hanya bisa memikirkan beberapa hal saja, ia mencari spidol dan menggambarkan skema terbaik yang bisa mereka lakukan. Sementara semuanya memperhatikan dengan seksama.Mike dan Erick memuji kepintaran Fitri dalam mengatur strategi baru yang mumpuni. “Kenapa kita tidak terpikirkan?” tanya Mike kepada dirinya sendiri. Mike maju ke papan tulis tersebut. “Pak Bram, Fitri benar. Kita bisa menuntut reporter Jo terlebih dahulu,” sambung Mike.“Buktinya?”“Rekaman itu,” lanjut Erick. “Aku paham maksud dari strategi yang disusun oleh Fitri. Dengan kita menangkap reporter Jo, lalu membungkam si dokter gila maka Ferdiansyah si kaki tangannya akan muncul. Kunci utama kita adalah Indy, dia akan mengungkap semuanya,” tutup Erick yang tak mau kalah.Bram termangu-mangu mendengar penjelasan Erick. “Kalau di luar rencana itu bagaimana?”“Seperti biasa. Kita mainkan peran mereka masing-masing tanpa mereka sadari,” timpal Fitri yang sudah tidak sabaran. “Bagaimana?” tanya Fitri.“K
Read more
Sekutu
Kaki Fitri melintasi jalan yang sudah tidak asing lagi, ia buru-buru masuk ke dalam mobil van hitam yang sudah menunggunya. Baik Mike dan Erick mengejarnya berharap Fitri tidak salah dalam bersikap hari itu juga.Mike mengambil langkah yang besar berusaha mengimbangi langkah kakinya dengan kaki Fitri. “Fitri, perlahan-lahan,”“Cepatlah aku sudah tak sabaran,” ajak Fitri.“Kami paham tapi setidaknya kita perlu untuk menyusun satu lagi langkah besar,” cegah Bram supaya Fitri tak salah memilih.Pundak Fitri merosot mendengar celotehan Bram, ia tahu bahwa terkadang perkataan Bram ada benarnya. Dia juga tidak ingin melakukan kesalahan di tempat kerja si reporter tersebut. “Aku terlalu bersemangat untuk menangkapnya,” ujarnya dengan polos.“Tenanglah. Ketika kau tenang semuanya akan berjalan sesuai dengan keinginan kita. Kau harus bisa mengendalikan emosimu,” cegah Bram sekali lagi. Bram memandang kepada Fitri, pundak Fitri merosot mendengar pernyataan Bram.Fitri menghela napasnya di satu
Read more
PREV
1
...
101112131415
DMCA.com Protection Status