All Chapters of BEDA ISTRI BEDA REZEKI: Chapter 21 - Chapter 30
82 Chapters
21. Syarat Dari Banyu
Hani terjepit. Baik Kenzi maupun Panji sama-sama mencecarnya. Wanita itu menghirup oksigen dalam-dalam. "Stay cool, Hani," batin Hani mengingatkan. EHEM-EHEM. Hani berdeham untuk mengatur strategi. "Mas, kamu itu mau saja dibohongi sama Kenzi, ya," ujar Hani mulai bersikap licik, "dia nuduh aku nyuri duitnya sepuluh juta, emang Kenzi dapat duit dari mana? Kayak kita gak tahu Layla aja. Dia janda. Kerjaan juga cuma asistennya Seli. Gak gede-gede amat gajinya. Enak aja mau fitnah aku," beber Hani seraya melirik sengit ke arah Kenzi. "Sudah kubilang duit yang aku pegang tadi sore itu kepunyaan Ibu Lita," pungka
Read more
22. Jaran Goyang
"Syaratnya cukup mudah dan murah," balas Banyu tetap bersikap tenang.  Manik Banyu menatap lamat-lamat pasangan suami istri di hadapannya itu. Dua pemandangan yang berbeda. Jika Hani terlihat tenang dalam kepura-puraannya, lain lagi dengan Panji. Tampak betul pria itu dilanda risau. "Saya bisa saja meminjamkan uang sebanyak yang kalian pinta tanpa bunga," tutur Banyu dengan lugas, "ingat tanpa bunga!" Iris hitam Banyu menangkap pergerakan pada bibir Hani. Benar ... dalam tangisnya, wanita itu tersenyum. Sedangkan Panji terlihat begitu tegang. Seolah dirinya tengah menanti suatu keputusan berat. "Tapi ... tolong berikan hak asuh Kenzi dan Azriel pada ibunya," pungkas Banyu dengan senyum kalemnya. "Mana bisa begitu, Pak Banyu." Panji langsung menginterupsi. Banyu sendiri sudah menduga jika pri
Read more
23. Kelakuan Hani
Hani turun ke dapur. Dia ingin membuatkan minuman untuk Panji. Siang nanti, dirinya bersama sang suami akan bertemu dengan Banyu berserta pengacara pria itu guna melakukan transaksi.Hani membuka kabinet dapur atas. Tangannya meraih dua toples kaca. Satunya berisi kopi hitam dan satunya lagi berisi gula pasir. Wanita itu meracik kedua bahan tersebut ke dalam cangkir.Hani mulai menyeduh kopi tersebut. Selagi tangannya mengaduk bibirnya merapalkan mantra. Dia menginginkan Panji benar-benar takluk kepadanya. Seperti masa enam tahun silam.Benar ... Hani mendapatkan Panji memang dengan cara main belakang. Makanya saat itu, Panji yang amat mencintai keluarganya mendadak menjadi pria yang bengis.Semenjak Zea masuk sekolah, Hani memang sudah jarang menjampi Panji. Makanya pria itu sudah mulai tidak patuh padanya.
Read more
24. Kelakuan Atha
"Baik semua berkas sudah ditanda tangani, saya nyatakan kesepakatan kita sudah deal dan meeting berakhir.” Gilang berbicara dengan lugas dan tenang.Di sampingnya Banyu diam mendengarkan dengan wibawanya. Sementara di sebelah kanannya Banyu, Layla duduk dengan perasaan haruBeberapa kali wanita itu mendongak guna menahan luapan air matanya. Tentunya ini air mata kebahagiaan. Bagaimana tidak, kesedihan hatinya selama enam tahun menemui ujung. Sebentar lagi Layla akan bisa mendekap kedua putranya tanpa halangan.“Untuk pengesahan legalitas hak asuh nanti akan ditangani oleh Pak Beni selaku pengacaranya Pak Banyu,” kata Gilang seraya menunjuk pria paruh baya yang duduk di sebelah kirinya, “nanti Pak Panji tinggal mengikuti prosedurnya saja,” imbuhnya menjelaskan.
Read more
25. Hotel Melati
Layla tengah berkutat di dapur. Untuk merayakan kembalinya anak-anak, wanita berbibir tipis itu sengaja membuat banyak makanan. Karena tidak mungkin dibuat sendiri ada beberapa menu yang ia pesan dari rumah makan.Untuk menambah meriahnya acara, Layla mengundang Seli berserta Chelsea. Sang sahabat kini ikut membantunya membuat nasi liwet, ikan bakar dan sambal terasi.Sementara Chelsea sudah bergabung dengan Kenzi dan Azriel. Tentunya ada Om kesayangannya yakni Banyu. Keempat orang itu asyik bermain monopoli. Hingga akhirnya Layla dan Seli datang membawakan makanan.“Wahhh ... harum sekali baunya. Jadi gak sabar pengen makan,” celetuk Chelsea seraya membaui aroma makanan yang dibawa oleh ibunya.“Ayo anak-anak sini kumpul!” seru Layla dari meja makan.
Read more
26. Kabar Mengejutkan
Malam kian merangkak naik. Hani ditemani Panji menunggu kepulangan Atha. Namun, sampai jam besar berdentang dua belas kali belum ada tanda-tanda Atha akan pulang.Sebagai seorang Ibu, tentu Hani gelisah. Apalagi nomor telepon Atha tidak bisa dihubungi. Begitu juga dengan kontaknya Bela.“Ke mana sih itu anak?” gumam Hani gusar.Dia mondar-mandir membuka tirai jendela. Berharap putra kesayangannya akan menampakkan diri. Namun, sampai kakinya pegal, harapannya tetap nihil.Di lain pihak, Panji menelepon semua teman-temannya Atha yang ia kenal. Walau pun hanya anak tiri, tetapi rasa tanggung jawab Panji tetap besar untuk anak itu. Apalagi dia dalam pengaruh jampinya Hani.Panji menghembus napas lelah. Dari semua teman Atha yang dihubungi tidak ada satu pun yang me
Read more
27. Sanksi
Hari ini Tantri sengaja pulang lebih awal. Makanya begitu jam pulang tiba, wanita tiga anak itu langsung berkemas. Dia ingin berkunjung ke rumah Layla.Sudah lebih dari tiga bulan  tidak bertemu dengan anak-anaknya Panji. Alasannya tentu sibuk. Sebagai single parent dirinya harus banting tulang setiap waktu.Lembur hingga malam sudah menjadi makanannya sehari-hari. Tidak heran biarpun rumahnya tidak terlalu jauh dengan kediaman Panji, tetapi Tantri jarang berkunjung jika tidak ada kepentingan.Tantri mencangklong tasnya. Dia berpamitan pada rekan-rekannya yang masih berkutat pada pekerjaan. Wanita itu menderap langkah menuju pintu keluar.Kakinya terus mengayun hingga berhenti di parkiran. Mengendarai mobil sendiri sudah barang baru lagi untuk Tantri. Sebenarnya dia amat
Read more
28. Khitbah
Seperti yang sudah direncanakan, pagi-pagi sekitar pukul delapan pagi Banyu sudah menyambangi kediaman Layla. Namun, kedatangannya kali ini tidak sendiri. Dia membawa Seli beserta Chelsea. Tidak ketinggalan Gilang juga. Ya mereka akan melakukan perjalanan ke Banjarnegara guna melamar Layla secara resmi.Banyu mendapuk Gilang untuk dijadikan sopir pada perjalanan kali ini. Rasanya tidak sanggup jika Banyu menyetir sendiri. Jarak Jakarta ke Banjarnegara yang lumayan jauh dan memakan waktu sekitar enam sampai tujuh jam membuatnya mengutus Gilang untuk memimpin perjalanan.Kehadiran Banyu dan keluarga sudah ditunggu oleh Layla dan anak-anaknya. Azriel bahkan sudah tidak sabar ingin segera melakukan perjalanan. Anak itu menyambut kedatangan mobil Banyu dengan gembira.“Bun, aku duduk di depan, ya? Biar bisa lihat pemandangan dengan bebas,&rdquo
Read more
29. Hari yang Indah Untuk Hani
Atha gelisah. Sudah mau dua minggu dia berdiam diri di rumah terus. Sampai saat ini Hani belum bisa mencarikan sekolah untuk anak itu.Sebagai anak gaul yang doyan main dan hang out, Atha merasa jenuh. Teman-temannya susah dihubungi. Tidak ada yang mau diajak jalan. Begitu juga dengan Bela.Gadis itu memblokir kontaknya. Atha sendiri yakin pasti itu ulah orang tuanya. Karena dia tahu bagaimana perasaan Bela untuknya. Cewek itu begitu memujanya. Bucin istilah zaman sekarang. Sehingga tidak mungkin Bela akan menghindar.Di sisi lain, Atha juga merindukan gadis itu. Tapi dia bingung bagaimana caranya menghubungi. Pernah dia nekat dengan menghubungi Bela lewat telepon rumah, sialnya yang angkat justru ayah gadis itu. Alhasil Atha dapat semprotan makian.Bosan
Read more
30. Di Rumah Layla
Atha bingung harus berbuat apa. Sebagai seorang anak dia tentu kasihan melihat keadaan sang ibu. Kondisi Hani yang acak-acakan dan bau memang pantas jika disangka orang gila.Apalagi bau dari air comberan yang begitu menusuk membuat dirinya dan Kenzi harus menutup hidung. Azriel bahkan lari ke belakang karena tidak kuat menahan bau busuknya.“Udah lo jangan bengong aja, tolongin nyokap lo tuh!” perintah Kenzi dengan suara bindeng karena hidungnya tertutup.“Grrr!”Atha mengacak rambutnya dengan gemas. Dia sendiri juga tidak tahan dengan bau tubuh ibunya yang menyengat. Namun karena Kenzi terus mendesak, mau tidak mau atau mendekati ibunya.“Ma, Mama ... bangun, Ma!” Atha yang jijik membangunkan Hani dengan menendang-nendang tubuh wa
Read more
PREV
123456
...
9
DMCA.com Protection Status