Semua Bab Muslihat Cinta Sang Produser: Bab 51 - Bab 60
97 Bab
51. Feeling Cassie
Setelah membaca semua scene yang akan di perankan Regina, insting Cassie mengatakan kalau antara dia dan Regina, kemungkinan besar akan bersinggungan. Peran Regina di skenario itu menurut Cassie sangat kuat, dan dia harus mengantisipasinya. Robby tannya Cassie tentang peran Regina, "Udah baca semua Cassie? Gimana menurut kamu?" Tanya Robby"Kuat sekali ya mas perannya, dan karakternya pas banget sama Regina." Jawab Cassie"Kok kamu punya pikiran gitu? Emang kamu sudah kenal karakternya Regina?""Feeling aku aja sih mas, sejak kenal dan ketemu Regina, kesan aku karakternya persis seperti Audri."Robby memberikan masukan pada Cassie untuk mengantisipasi, agar gak berbenturan dengan Regina. Robby menyarankan agar menjaga jarak dengan Regina, atau malah sebaliknya berlaku akrab dengannya. Cassie kasih alasan kalau dia punya cara sendiri untuk menghadapi orang seperti Regina. "Tenang aja mas, In Sha Allah aku bisa atasi soal
Baca selengkapnya
52. Perang Batin
Shooting hari pertama, Regina di tempatkan satu ruangan dengan Cassie. Kehadiran Regina di ruangan Cassie di terima dengan baik oleh Cassie. Dia tidak komplin pada Kiano, bahkan Cassie berusaha untuk menghargai Regina sebagai sepupu Kiano."Kamu gak keberatan kan aku ada di ruangan ini?" Tanya ReginaDengan sikap yang ramah, Cassie menjawab pertanyaan Regina, "sama sekali enggak mbak, saya malah senang ada teman ngobrol.""Asal kamu tahu aja ini bukan kemaun aku, karena aku sudah minta ruangan khusus sama Kiano, tapi dia minta aku disini aja.""Ya gak apa-apa mbak, kita sama-sama aja, di sini kita bisa reading nantinya." Cassie kembali menyibukkan diri dengan membaca skenario, sementara Regina keluar ruangan, dia mencari keberadaan Raga. Di sebuah koridor di lokasi shooting, dia melihat keberadaan Raga.Regina menyapa Raga dan menghampirinya,"Kirain kamu belum datang Ga? Lagi ngapain disini?" Tanya Regina"Aku baru aja nyampe Gina, bias
Baca selengkapnya
53. Kedatangan Tak Terduga
Kiano sengaja datang ke lokasi secara diam-diam, dia ingin melihat langsung seperti apa perilaku Regina di lokasi. Sama Cassie pu dia tidak kasih tahu kalau hari itu dia akan ke lokasi. Bagi Cassie sudah biasa kalau mendadak Kiano hadir di lokasi, berbeda dengan Regina, karena sikapnya di depan dan di belakang Kiano selalu berbeda. Regina bisa bersikap manis di depan Kiano, tapi di belakang Kiano watak aslinya tidak bisa dia sembunyikan. Apa yang dikuatirkan Kiano benar-benar terjadi, dia menyaksikan sikap Regina terhadap Cassie. "Sekarang kamu tunjukkan dong kalau kamu artis hebat!! Aku tantang kamu untuk reading!!" tantang Regina"Apa harus seperti itu sikapnya mbak? Salah aku apa? Kan aku gak pernah pamer sebagai artis hebat?" Tanya Cassie"Ada apa ini!!?" Serga Kiano yang muncul tiba-tibaRegina langsung berubah mimik mukanya, yang tadinya sangat jutek, sekarang dia manis-manisin, "Gak  apa-apa Kiano, aku cuma lagi
Baca selengkapnya
54. Persiapan Pernikahan
Tidak ada keraguan lagi di hati Kiano untuk menikahi Cassie, dia tidak lagi peduli terhadap pemeo yang mengatakan; populeritas Cassie akan surut kalau menikah disaat sedang populer. Kiano sangat yakin kalau niat baiknya tidak ada yang bisa menghalangi, apa lagi kalau Tuhan sudah merestuinya. Kiano sudah tidak lagi mempersoalkan, kalau pun Cassie akan kehilangan penggemarnya. Satu langkah terakhir yang harus dia hadapi adalah meminta restu Papanya. Bagi Kiano, direstui atau tidak oleh Papanya, dia akan tetap melangsungkan pernikahannya. Pagi-pagi sekali, Kiano mengunjungi rumah Papanya di sebuah kawasan bisnis di daerah Kuningan Jakarta. Kiano tahu kalau Papanya biasa jogging di kawasan itu, dan benar saja, belum sampai di rumah Papanya, Kiano bertemu. Kiano memarkir mobilnya di tepi jalan, dan menyapa Papanya, "Pagi Pa.." Sapa Kiano sambil menghampiri Santoso"Pagi Kiano.." Jawab Santoso dengan terengah-engah sehabis jalan
Baca selengkapnya
55. Cassie Curiga
Cassie tidak bisa menyimpan perasaannya, dia merasa ada yang mengganjal di hatinya. Nalurinya mengatakan kalau Kiano bukan hanya sekadar sepupu dengan Regina, karena sikap Regina terhadap Kiano bukan hanya seperti saudara."Mas.. gak ada yang kamu sembunyikan dari aku kan?" Cassie mulai menyelidiki"Sembunyikan apa maksud kamu Cassie? Apa aku pernah tidak jujur sama kamu?"Bukannya menjawab pertanyaan Cassie, Kiano malah balik bertanya."Gak pernah sih, maaf mas aku curiga sama hubungan kamu dan Regina, mungkin aku salah menafsirkannya."Kiano akhirnya cerita pada Cassie, tentang hubungannya dengan Regina di masa lalu. Kiano katakan kalau hubungannya dengan Regina saat mereka masih remaja, dan Kiano menganggap itu bukanlah hubungan yang serius."Aku gak bisa bilang kalau hubungan aku sama Regina itu sebagai hubungan yang serius." "Kenapa mas? Tapi kamu dan Regina benar pacaran kan?""Gak juga sih, awalnya hanya kedekatan sebagai saudara,
Baca selengkapnya
56. Terjadi Gesekan
Cassie duluan sampai di lokasi, di ruangannya sudah ada Kokom yang rupanya sudah lebih duluan dari Cassie."Wah ternyata aku keduluan sama mbak Kokom, tumben mbak datang duluan?" Tanya Cassie sambil meletakkan barang bawaannya diatas meja."Iya mbak, tadi pak Kiano telepon minta aku datang lebih awal." Jawab Kokom sambil membenahi barang bawaan CassieMemang sudah tugasnya Kokom, yang harus mengawasi barang-barang Cassie. Di luar, bodyguard Cassie juga sudah datang, rupanya Kiano memperketat penjagaan terhadap Cassie. Dia ingin begitu Cassie sampai lokasi, Kokom dan bodyguard sudah ada di lokasi."Ada apa ya mas Kiano sampai begitu banget? Tadi aku lihat, bodyguard juga sudah datang duluan.""Ya bagus dong mbak, itu tandanya pak Kiano sayang sama mbak Cassie.""Aku sih senang diperhatikan gitu mbak, tapi kalau berlebihan aku juga gak suka."Cassie melihat skedul shooting yang di berikan Kokom, dan dia memperhatikan scene-scene yang akan diambil. Di
Baca selengkapnya
57. Raga Rayu Regina
Raga sangat sadar kalau Regina tidak mudah untuk ditaklukkan, namun dia tidak menyerah begitu saja. Dia terus mengeluarkan jurus-jurus rayuannya, dia yakin kalau dia bisa menaklukkan Regina. "Kamu sama pak Kiano itu sepupu atau punya hubungan khusus?" Tanya Raga"Perlu gak sih aku jawab pertanyaan itu?" Regina balik bertanya sambil mengumbar senyumnnya pada Raga"Ampun deh.. aku gak kuat kalau kamu udah senyum gitu.""Emang kenapa senyuman aku? Menggoda ya?""Kalau aku di posisi pak Kiano, aku akan luluh karena senyuman kamu."Regina curiga dengan Raga, dia merasa kalau tahu obsesinya pada Kiano. "Kenapa kamu bilang gitu Ga? Emang kamu tahu apa tentang aku sama Kiano?" Tanya Regina"Aku gak mau jawab, cukup aku yang tahu ... bagi aku itu sesuatu banget." Jawab Raga tanpa menatap ReginaRegina penasaran dengan Raga, dia terus paksa Raga, tanpa dia sadari, dia semakin mendekat dengan Raga. Tangannya mengguncang-guncang bahu Raga
Baca selengkapnya
58. Sebuah Kejadian
Cassie sudah menanggap kalau Regina sudah kembali baik padanya, dan dia pun membalas kebaikan Regina. Memang kadang ada kecenderungan setiap manusia menilai seseorang bersandarkan pada perilakunya sendiri. Shooting sudah dimulai, Cassie dan Regina pun memainkan peran masing-masing, sesuai dengan porsinya. Semua beranggapan kalau keadaan berjalan normal, sesuai dengan harapan. Masing-masing pemain pun kadang bercanda antara satu dengan yang lainnya, sehingga situasi di Lokasi sangat kondusif. Sutradara sebagai panglima lapangan pun melihat kondisi itu sebagai sesuatu yang sangat positif. Raga terus membangun keintiman dengan Regina, demi peran yang mereka perankan. Dengan alasan membangun chemistry, Raga pun tidak segan-segan memperlihatkan kemesraannya di depan khalayak ramai. Saat Raga dan Regina mengeksekusi dialog, tiba-tiba Regina blank, dia lupa dialog yang harus diucapkannya, Regina teriak, "Cut!!.. cut dulu mas Robby." Te
Baca selengkapnya
59. Murkanya Kiano
Kiano masih murka saat ponsel Kokom sudah di rebut oleh Cassie, "Kom kamu belum jawab pertanyaan saya, kenapa!!?" Sergah KianoKiano tidak tahu kalau ponsel Kokom sudah di tangan Cassie, "Mas.. ini aku Cassie, aku yang larang Kokom untuk kabari kamu." Jawab Cassie"Cassie.. kenapa aku gak di kabari? Gimana keadaan kamu?" Pertanyaan Kiano mulai melunak, begitu dia tahu sedang bicara sama Cassie. "Ya gak perlu ganggu kamu lah mas, aku gak apa-apa kok, semua aman."Kiano memastikan ucapan Cassie, dia bilang mau ke lokasi, hanya saja Cassie melarangnya. Kiano percaya sama Cassie, dia pun membatalkan niatnya untuk ke lokasi. Kokom sempat kaget mendengar Kiano begitu murka, untungnya Cassie menjelaskan pada Kiano, kalau dia yang melarang Kokom melaporkan pada Kiano. Kiano bukan hanya telepon Kokom, dia pun telepon bodyguard dan marah pada bodyguard, karena tidak melaporkan insiden itu pada Kiano. Semurka-murk
Baca selengkapnya
60. Balasan Cassie
Cassie tidak hanya berpikir tentang kepentingannya, dia juga sangat memikirkan setiap resiko yang akan di hadapi Kiano, dari setiap masalah yang terjadi di lokasi. Sebaliknya, apa yang dilkukan Regina semata untuk mencari perhatian Kiano. Saat apa yang diharapkannya tidak tercapai, maka dia akan lampiaskan pada Cassie. Saat jeda shooting, Regina ajak Raga ngaso di ruangan Cassie. Di depan Cassie dia tidak segan-segan memperlihatkan kemesraannya. Bagi Cassie itu hak pribadi Regina, meskipun sangat mengganggu ketenangannyaRegina basa-basi dengan Cassie, "Cassie cantik.. kamu terganggu gak sih aku sama Raga di ruangan ini?" Tanya Regina dengan kenes"Sama sekali enggak mbak, silahkan aja," ucap CassieKokom sebal melihat kebaikan Cassie pada Regina, karena baginya Regina sudah sangat keterlaluan. Kokom hanya bisa mengekspresikan dengan sikapnya. Cassie mengajak Kokom keluar, karena dia tidak terlalu suka melihat keintiman Regi
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
45678
...
10
DMCA.com Protection Status