All Chapters of Cinta dari Perempuan Berwujud Iblis: Chapter 51 - Chapter 60
133 Chapters
51. Biji Kenari
“Celaka kalau begitu,” ucap Orlando cemas. “Jika permata itu dimiliki oleh manusia, bukankah sesuatu akan terjadi, Kaliya?”Kaliya mengangguk. “Aku pernah memegang batu itu dan aku tahu bagaimana auranya. Jika batu itu ada di sekitarku, aku pasti bisa merasakannya.”“Kalau begitu kita harus menyusun strategi untuk mencari batu itu. Semakin cepat kita mengumpulkan batu itu, maka semakin cepat pula aku bisa melepaskan perjanjian ini denganmu, Kaliya.”Rasa tersinggung langsung menyentil hati perempuan iblis itu. Ditatapnya Orlando dengan pandangan tak suka. Sekilas, matanya berkilat kemerahan. Kaliya bisa melihat tubuh Orlando menegang. Sepertinya lelaki itu takut mendapat lemparan bola api dari Kaliya.“Kenapa kamu bicara begitu, Orlando? Kita baru saja memulai, dan kamu ingin segera mengakhiri perjanjian ini? Yang benar saja!” desis Kaliya tajam. “Dengar, ya, jika aku tidak melindungimu mun
Read more
52. Hantu Evelyn
Sambil memperhatikan, Kaliya menunggu. Dan benar saja, dua biji kenari kembali dijatuhkan dari lantai dua.“Siapa di sana?” tanya Kaliya geram. Dia bisa merasakan aura lain. Seorang hantu. Tapi Kaliya ingin memastikan kalau radarnya memang benar.“Jika kamu ingin menggangguku, maaf, aku tidak akan terpengaruh. Pergilah sekarang juga sebelum aku mengirim kamu ke neraka,” ujar Kaliya kemudian.TUK.“AW!” pekik Kaliya kaget. Sebuah biji kenari tiba-tiba saja terlempar tempat ke pangkal hidungnya.Tentu saja Kaliya murka. Rasa nyeri membuat emosi wanita iblis itu kembali memuncak.“Jangan bermain-main denganku! Cepat tunjukkan siapa dirimu atau aku akan membakar habis rumah ini,” desisnya tajam. “Aku tahu kamu tidak bisa tinggal tanpa tempat ini, jadi keluarlah!”Belasan biji kenari tiba-tiba berjatuhan dengan sembarangan ke lantai bawah. Dan hal itu membuat sudut bibir Kaliya te
Read more
53. Kejahilan Evelyn
“Apa? Kamu bilang apa tadi?” tanya Kaliya sedikit terkejut.“Aku yang membakar tempat ini,” ulang Evelyn tanpa ragu. Meski begitu, raut wajahnya terlihat sangat polos. Kaliya bahkan tidak bisa melihat sorot dendam dari matanya.Jika manusia bertemu dan melihat sosok orang mati, pasti yang mereka rasakan hanyalah kehampaan. Beda lagi dari sudut pandang Kaliya. Dia adalah iblis. Dan dia bisa melihat, merasakan, dan berinteraksi dengan berbagai makluk yang tidak bisa dilihat oleh manusia.Kaliya tidak menyangka akan mendapatkan jawaban ekstrem tersebut. Dia mengedipkan matat. Tatapannya tak pernah beralih dari sesosok hantu di depannya.“Jangan bercanda, tidak mungkin makhluk polos sepertimu melakukan hal itu,” ujar wanita iblis itu kemudian.Evelyn mendengus. Hantu gadis kecil itu tidak suka ketika ada orang atau makhluk yang yang memanggilnya dengan sebutan lucu atau menggemaskan.“Aku tidak polos!&rd
Read more
54. Penglihatan Orlando
Beberapa biji kenari kembali mendarat. Bukan hanya di kepala tetapi juga di tubuh Orlando.“Apa yang sedang kamu bicarakan, Kaliya? Apa kamu sudah gila?” tanyanya agresif. “Berhentilah melakukan ini padaku! Hentikan serangan biji kenari itu!”Kaliya tertawa puas ketika melihat Orlando kewalahan akibat serangan biji kenari yang dilempar oleh Evelyn. Hantu gadis cilik itu sendiri juga menikmati kegiatannya. Dia tampakanya sedang bersenang-senang.“Hentikan, hei, hentikan! AW...! Jangan lemparkan itu ke arah mataku!” teriak Orlando lagi.“Sudah hentikan, Evelyn!” seru Kaliya sambil menahan tawa. “Kasihan dia! Cepat hentikan!”Evelyn menoleh ke arah Kaliya kemudian mengangguk. Karena biji kenari di tangannya juga sudah habis, dia akhirnya berhenti menjahili Orlando.Orlando terkesiap. Kedua lengannya terangkat menutupi wajah. Namun ketika dirasa lemparan kenari itu sudah tak ada, barula
Read more
55. Pecahan Pertama
“Heh, sungguh! Siapa kamu? Kenapa kamu tiba-tiba muncul? Padahal hanya ada aku dan Kaliya sebelumnya di sini!” ucap Orlando bertubi-tubi.Kaliya menyeringai. Kemudian dia menepuk kepala Orlando dengan tangannya hingga lelaki itu mengaduh.“Kamu ini bodoh atau apa, sih? Kamu tidak bisa melihat ya, kalau gadis kecil itu adalah hantu?”“A-apa? Hantu?” pekik Orlando, sembari melihat ke arah Kaliya dengan mata melotot.Kaliya mengangguk. “Ya, hantu. Evelyn, bukankah kamu harus memperkenalkan diri?” tanyanya kepada gadis kecil itu. “Kini lelaki bodoh ini sudah bisa melihat wujudmu.”“Ah, terima kasih!” seru Evelyn girang. “Namaku Evelyn!” lanjutnya sembari menatap Orlando.Orlando mengangkat tangannya kemudian melambaikan jemarinya pelan.“Ha-hai, Evelyn,” sapanya tergagap. Bulu kuduk lelaki itu rasanya masih merinding.“Aku tidak pe
Read more
56. Perjalanan Sesungguhnya
“Hei, apa yang sedang kalian bicarakan?” seru Evelyn menimpali. Dia tidak suka jika kedua makhluk di depannya malah asyik sendiri.Entah kenapa, perkataan Orlando memengaruhi pemikiran Kaliya. Yang tadinya dia tidak yakin dengan hal itu, kini malah ikut curiga. Ketika mendengar cerita dari Evelyn, Kaliya hanya menerka-nerka mungkin saja gadis hantu itu berbohong. Dan kalau pun dia berkata yang sesungguhnya, Kaliya ragu jika batu yang ditemukan oleh ‘pria tua pencuri’ itu adalah permata Katastrof.Setahu Kaliya, manusia seumuran dengan Evelyn bisa saja salah mengenali suatu benda. Bagaimanapun, mereka masih lah anak-anak yang tidak mungkin mengerti tentang semua hal.Kaliya segera beralih memandang Evelyn.“Eve, apa kamu masih ingat bagaimana ciri-ciri batu permata yang ditemukan oleh pria itu?”“Kenapa kamu bertanya?”“Tidak apa-apa. Hanya saja kami takut jika batu tersebut adalah permata
Read more
57. Kesedihan Evelyn
Kaliya sudah memutuskan. Begitu pun dengan Orlando. Laki-laki itu siap untuk berpetualang. Tidak seperti sebelumnya, kini keberanian Orlando mulai tumbuh sedikit demi sedikit. Mungkin ini juga adalah pengaruh baik karena dia banyak menghabiskan waktu bersama Kaliya.“Jadi kalian akan pergi mencarinya?” Suara Evelyn kembali memecahkan keheningan.Kaliya dan Orlando mengangguk kompak.“Tapi bagaimana denganku? Itu berarti kalian akan meninggalkan aku di sini?” Gadis hantu itu bertanya dengan nada sedih.“Benar, Evelyn. Kami terpaksa harus meninggalkanmu. Kami juga memang berniat untuk singgah sebentar di tempat ini. Dan kami tidak menyangka akan bertemu denganmu,” ucap Kaliya menjelaskan.Mendadak, Evelyn memasang ekspresi murung.“Tidak bisakah aku ikut bersama kalian? Aku tidak mau hidup kesepian di sini lagi.”Orlando dan Kaliya saling melempar tatapan saat mendengar pertanyaan dari Eve
Read more
58. Para Pria Mencurigakan
Dengan raut murung, Evelyn terpaksa melepas sosok Kaliya dan Orlando. Gadis hantu itu menyaksikan dari balik jendela rusak di rumah tersebut. Dia sedih karena harus kehilangan sosok Kaliya dan Orlando. Padahal, Evelyn ingin ada seseorang atau makhluk lain yang bisa menemaninya di sini. Tapi sepertinya itu adalah hal yang sulit.Orlando dan Kaliya sedang masuk ke dalam mobil mereka. Beberapa saat kemudian, Orlando melambaikan tangan ke arah Evelyn dan berseru, “Jaga dirimu baik-baik!”Dan Evelyn pun menjawabnya dengan anggukan kepala. Dia melambaikan tangan ke arah mobil mereka.Ketika suara mesin mobil itu terdengar, Evelyn tahu kalau dia akan kembali sendirian di tempat ini. Tapi tak apa, Orlando tadi sudah meninggalkan beberapa barang yang laki-laki curi dari mini market. Salah satunya adalah senter mini dan mainan bola pingpong. Hal itu cukup untuk menghilangkan kebosanan Evelyn untuk beberapa waktu ke depan.Kaliya juga berseru dengan sema
Read more
59. Hampir Ditangkap
“Haish, dasar kamu tidak becus!” Kaliya mengumpat dalam. Dia melayangkan pandangan tajam ke arah Orlando.“Kalau saja sayapku pulih, pasti aku akan terbang cepat untuk menghindari kejaran mereka!” lanjutnya penuh sesal.“Jangan berbangga diri! Saat ini kan, sayapmu sudah hilang!”DOR!“AAAA!” teriak Orlando dan Kaliya bersamaan.Tiba-tiba sebuah tembakan dilayangkan. Orlando dan Kaliya spontan merunduk serta memekik kaget. Kaliya melirik ke belakang, dan melihat jika peluru itu menembus salah satu tempat duduk penumpang.“Apa-apaan mereka! Apa mereka mengajakku untuk berperang?!”“Sial. Kita akan celaka jika mereka sampai menembak ban mobil ini, Kaliya! Kita bisa mati!”“Hal itu tidak akan terjadi!” ujar Kaliya percaya diri. Dia melayangkan tatapan tajam ke arah dua mobil yang masih mengikuti mereka.“Orlando, bawa mereka ke jalanan
Read more
60. Orlando Terluka
Rekan-rekan timnya juga tertawa kecil. Masing-masing dari mereka mengacungkan pistol ke arah Kaliya dan Orlando. Dengan wajah menyebalkan, mereka bahkan sengaja menggoda Kaliya.Salah satu dari mereka bersiul.“Lihatlah wanita cantik ini! Bukankah bajunya terlalu kotor untuk wanita sepertimu? Sepertinya kamu harus ikut bersama kami, Nona! Kami akan memberikan pakaian yang lebih layak!”“Ya, kamu lebih cocok memakai baju tahanan!” seru yang lain diiringi tawa.Kaliya berdecak kesal. “Cih, dasar manusia-manusia sombong!”Wanita iblis itu melirik ke arah Orlando. Dia bisa merasakan jika saat ini Orlando ketakutan. Meski begitu, Kaliya tidak peduli. Bagaimanapun, Kaliya ingin Orlando fokus untuk melindunginya.“Dah oh, lihatlah betapa kacaunya pria ini! Apakah pria itu kekasihmu, Nona?” ucap salah satu dari mereka ketika melihat Orlando. Lagi-lagi suara tawa menggema.“Mengapa kalian i
Read more
PREV
1
...
45678
...
14
DMCA.com Protection Status