Semua Bab MELACUR KARENA TERPAKSA : Bab 31 - Bab 40
114 Bab
Bab 31. BERKHIANAT
Kamilia memandang ibunya, meminta penjelasan. Wanita yang kini beranjak tua itu menunduk, memainkan ujung bajunya. Dia sedang mencari kata-kata yang tepat untuk memulai berbicara. Kamilia menunggu dengan sabar. "Ayo ngomong!" bentak Ibrahim. "Iya, Freza tahu kalau ini adalah tulang punggung keluarga ini. Melihat engkau sudah lupa dengan keluargamu, Freza berbaik hati membantu keluarga ini." Wajah sendu mengungkapkan Kamilia, mengharapkan pembelaan.
Baca selengkapnya
Bab 32. PERJANJIAN NISTA
Kamilia memandang mobilnya yang penyok. Dia sudah menghubungi Hendra dan Bagas. Tidak satu orang pun yang muncul. Kamilia kesal jadinya. Dia harus berurusan dengan polisi."Ke mana sih, Hendra kok gak nongol-nongol?" gerutu Kamilia."Ayo ke kantor!" ajak Pak Polisi."Tunggu teman saya, Pak, ini bukan salah saya!" tawar Kamilia."Nona bisa jelaskan nanti di kantor!" kata Polisi itu lagi.Sebuah mobil minibus hitam tampak akan berjalan mendahului mobil Polisi. Polisi serta-merta mencegatnya. Polisi marah kepada sopirnya. Saat sedang mendamprat sopir itu, tiba-tiba Polisi itu mendapat telpon. Langsung Polisi itu memeriksa nomor plat mobil. Sang supir pucat pasi. "Minggir!" bentak Polisi.Beberapa orang Polisi menggeledah isi mobil tersebut. Tidak ada yang mencurigakan, tetapi Polisi tidak putus asa. Mereka tetap mencari. Sampai ada sesuatu yang mencurigakan di kolong jok mobil. Polisi cepat-cepat mengambilnya."Naaah! Keluar
Baca selengkapnya
Bab 33. KEMBALI KE DUNIA HITAM
Mata Kamilia mulai berkabut karena air mata. Dulu dia membantu lugu saat dimintai tanda-tangan. Sekarang barulah dia mengerti. Mau ke mana dia mencari uang untuk menebus dirinya sendiri. Uang hasil dia menjadi model entah ke mana. Dia sudah menemukan buku tabungan di rumah Hendra, kosong. hampir dua tahun ingatannya hilang.Dunia ini terasa sangat tidak adil bagi dirinya. Tidak ada kebahagiaan dalam alur lakonnya. Kamilia selalu menjadi bagian pent
Baca selengkapnya
Bab 34. SIKSAAN
Kamilia mengantar Bagas sampai depan rumah. Dia lalu berkemas untuk pergi dari rumah besar ini. Kamilia sewaktu-waktu memandang berkeliling. Dua tahun dia menghuni kamar ini.Tidak terbersit di benaknya sedikit pun, hidupnya akan kembali berkisah tentang kepedihan. Wanita itu seperti dejavu saat dirinya berkemas dulu. Memasukan baju-baju usang ke dalam tas. Baju-baju yang kini entah ada di mana, mungkin sudah menjadi lap.Kamilia goyah, ingi
Baca selengkapnya
Bab 35. MEMELIHARA DENDAM
Sejenak Tante Melly menggeser duduknya untuk menghilangkan grogi di hatinya. Bimbang antara harus jujur atau berbohong. Bagas sudah tak sabar menunggu penjelasan dari mulut Tante Melly."Maaf Bagas, dengan sangat menyesal aku tidak tahu tentang Kamilia," ujar Tante Melly. Lega rasanya sudah menjawab seperti itu.Bagas tidak percaya begitu saja. Dia menatap mata Tante Melly, mencari kejujuran di sana. Tante Melly tersenyum menyembunyikan gundah hatinya. Sebenarnya dia merasa khawatir dengan kondisi Kamilia.Setelah tidak berhasil mengorek keterangan dari Tante Melly, Bagas pergi dengan hati kacau. Ke mana lagi harus mencari informasi. Bagas memukul stir mobil karena kesal.Freza sangat marah saat tahu Bagas gagal mencari informasi. Lelaki itu memaki-maki Bagas sebagai seseorang yang tidak berguna. "Disuruh begitu saja gak becus, bisamu apa!?" Tuan Freza sangat marah sekaligus khawatir dengan Kamilia yang tidak ada kabar. "Ponselnya juga mati,
Baca selengkapnya
Bab 36. MISTERI TERKUAK
Bagas menggebrak meja Tuan Arya dengan penuh kemarahan. Tuan Arya terkejut, sekaligus marah. Lelaki itu tidak mengenal Bagas. "Siapa dia!?" tanya Tuan Arya."Maaf Tuan, ia tadi menerobos masuk," kata resepsionis kantor Arya."Aku Bagas, di mana Kamilia!?" tanya Bagas dengan keras."Aku tidak tahu siapa Kamilia, pergi dari kantorku!" usir Tuan Arya. "Aku tidak mau pergi sebelum kau menyebutkan di mana Kamilia berada, atau kulaporkan polisi?" ancam Bagas.Tuan Arya tidak menjawab, dia menelpon seseorang. Tidak lama kemudian datang dua orang sekuriti, memaksa Bagas untuk pergi. Karena mengundang keributan, terpaksa Bagas keluar dari kantor tersebut. Bagas menunggu di luar kantor, akan dia buntuti ke mana Tuan Arya pergi."Kau tidak akan bisa lari dariku, Arya!" Bagas berkata sendiri dengan keras.Menjelang kantor tutup, Bagas bersiap melihat siapa-siapa yang keluar. Bahkan mobil Arya sudah dia hafal nomornya. Tadi lelaki itu sempat berkeliling ke tem
Baca selengkapnya
Bab 37. MEREBUT PERUSAHAAN
Anita sejenak tampak ragu-ragu untuk menjelaskan. Dia mendekati pemuda itu, mencari kehangatan di sana. Bagas menolak, tidak ada hasrat untuk bercinta kini. Lelaki itu hanya ingin segera tahu tentang Kamilia. Anita menggeser duduknya. Sekarang dia mengerti, untuk apa Bagas menyewa dirinya. Dia hanya perlu bercerita bukan membuka kancing baju. Anita merasa senang, malam ini dia terbebas dari tugas rutinnya. Namun, tetap mendapatkan uang. Wanita itu tersenyum."Ceritakan kembali tentang Arya!" suruh Bagas."Beberapa kali aku pernah dibooking Tuan Arya. Dia selalu bilang 'bermain-main' padahal itu menyakitkan bagiku. Mentang-mentang dia sudah membayarku," gerutu Anita."Apalagi?" tanya Bagas. "Kau tahu rumahnya?""Tidak," jawab Anita.Bagas mengantarkan Anita kembali ke tempat Tante Melly. Rupanya Anita tertarik kepada Bagas. Dia bersedia membantu Bagas mencari Kamilia.Malam semakin dingin, gerimis kembali membasahi Ibukota. Beran
Baca selengkapnya
Bab 38. GARGANIF
Tuan Arya tidak bisa memungkiri lagi. Kamilia bersedekap memandang Arya dengan tatapan dingin. Kini, dia telah mulai membalas dendam. Dokter yang datang menanganinya adalah dokter keluarga mereka juga. Rupanya Arya sudah salah memilih dokter."Kamu telah salah langkah Arya, kamu pikir ini perusahaan sudah mutlak milikmu," kata Tuan Freza. "Sekarang perusahaan ini menjadi milik putriku, Kamilia," lanjut Tuan Freza lagi."Papah!" seru Kamilia kaget. Dia tidak menyangka sedikit pun akan mendapatkan ini. Bukankah tadi cuma drama saja, dia duduk di kursi direktur."Papah sudah mengurus dokumennya," kata Tuan Freza. Tidak peduli dengan perkataan Kamilia. Tentu saja Kamilia tidak menyangka, semua terjadi begitu cepat. Kemarin dirinya masih meringkuk dengan takdir yang menyakitkan. Kini, kedudukan tinggi sudah pula diraihnya. Kamilia sungguh tidak mengerti apa yang tengah terjadi. Dia tidak pernah berharap kedudukan, lepas dari cengkeraman Arya saja dirinya
Baca selengkapnya
Bab 39. MENIKAH
Garganif berusaha untuk dekat dengan Kamilia. Kamilia tetap menghindar, sang pemilik mimpi –Saiful masih sering hadir. Dia masih datang mengganggu tidurnya.Garganif –pemilik mata teduh itu tetap meyakinkan Kamilia akan kesungguhan cintanya. Padahal Kamilia sudah mengakui kalau dirinya dahulu adalah seorang kupu-kupu. Kupu-kupu yang sudah melewati fase-fase kesakitan untuk menjadi dirinya yang seperti ini.Laki-laki itu tidak peduli dengan masa lalu Kamilia. Dia salah satu pemilik hati yang teguh. Kalau sudah merasa suka, dia akan mempertahankan dan memperjuangkannya. Lama-lama kebekuan hati Kamilia mencair juga.Senja ini Kamilia dan Garganif duduk menikmati senja di pantai. Sengaja Garganif membawa Kamilia ke sana. Pantai Ancol selalu membawa kenangan manis untuknya. Mereka duduk di pasir putih. Masih banyak pengunjung yang sengaja menunggu sunset."Mila kau lihat anak itu!" suruh Garganif."Kenapa?" tanya Kamilia heran. 
Baca selengkapnya
Bab 40. PAULINA
Kamilia melihat ke arah ponsel Garganif. Nama itu tertera lagi … berulang-ulang."Siapakah Paulina? Mengapa menelpon berulang-ulang sepertinya sangat penting?" tanya Kamilia dalam hati.Kamilia melihat ke arah suaminya yang tertidur pulas. Memperhatikan wajahnya, sambil menerka-nerka. Adakah kebohongan dalam dirinya. Garganif terlalu sempurna, dia tidak mungkin melakukan kesalahan. Apalagi berselingkuh. Malam terasa sangat panjang bagi Kamilia. Nama itu mengusik hatinya. Ini adalah malam pertamanya, harusnya tidak ada sesuatu yang mengganggunya. Kamilia ingin segera tahu yang dilakukan Garganif keesokan harinya. Jangan harap dia bisa lolos dari penyelidikannya.Rupanya Garganif terbangun oleh kegelisahan Kamilia. Dia membuka matanya perlahan. Melihat Kamilia terjaga, dia meraihnya ke dalam pelukan. Mendekapnya seolah-olah tidak ingin terpisahkan. Menghangat mata Kamilia membayangkan kecemasannya."Ada apa, Sayang?"Kamilia mengg
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
12
DMCA.com Protection Status