Semua Bab Racun Mulut Tetangga: Bab 61 - Bab 70
259 Bab
Hansip Ikut bergosip
Ternayata itu adalah pak Hansip warga kami. Beliau melerai kedua belah pihak agar tidak ada yang bertengkar sampai jambak-jambakan lagi."Bu mutia duluan yang melakukan kejahatan pak. Dia mau jual anak saya katanya!" seru bu Endang sambil membetulkan kerudungnya."Halah bu Endang duluan yang ikut campur urusan anak saya yang hamil lagi," jelas bu Mutia sewot."Anakmu hamil lagi?" tanya pak hansip terkaget-kaget.Pak Hansip yang kaget itu refleknya sungguh lucu. Aku terpingkal saat ia mencengkram lengan tangan bu Mutia lalu di suruh duduk di bale-bale dan di introgasi."Biasa saja pak Hansip. Memang benar kok kami semua tadi habis ke rumah si lelaki itu tapi nggak mau tanggung jawab lagi," jawab bu Sri."Bu Mutia apakah betul apa yang dikatakan oleh bu Sri barusan?" tanya pak hansip.Bu Mutia membetulkan apa yang dikatakan oleh bu Sri. Ia juga mengomel warga desa sukma jaya itu suka ikut campur terlalu dalam urusan pribadi tetangganya.
Baca selengkapnya
Curiga pada suami
Pak hansip desa kami pergi sampil memberikan kode dari tangannya. Tapi aku tidak tahu apa artinya itu. Ibu-ibu pada ngomel dan tertawa lagi karena tingah lucu pak hansip. Beliau itu memang kalau sore apalagi malam suka keliling sekitaran desa untuk patroli. Aku rasa pak hansip kabur karena melihat sesuatu yang membuatnya takut."Walah ada ibu-ibu cantik di sini pantesan hansip saya kok nggak nongol-nongol, sampai lupa di mintai tolong apa," ucap pak rw yang berkeliling menggunakan motor."Eh pak rw memangnya pak hansip dimintai tolong apa pak?" tanya bu Endang."Ya sesuatu yang bersifat rahasia pokoknya," balas pak Rw."Jangan-jangan pak rw punya istri muda ya?" tanya bu Endang lagi menyelidik.Pak rw tersenyum sinis pergi meninggalkan ibu-ibu yang masih sibuk bergosip. Beliau menyalakan motor dan kembali berkeliling desa. seperginya pak rw dari lingkungan tempatku tinggal mereka kembali sibuk bergosip."Bu kok suami saya nggak pulang-pulang
Baca selengkapnya
Romantis
Bapakku tersenyum ke arah ibu tapi belum berbicara apa yang beliau mau. Bapak melanjutkan makan sampai selesai barulah mengutarakan isi hatinya."Bapak mau pergi mancing bu sama pak somat. Sama pak nurdin juga," jawab bapakku meminta ijin pada ibuku."Mancing apa mancing keributan. Malam-malam mau mancing kemana. Lebih baik juga istirahat di rumah pak-pak!" seru ibuku.Bapak masih memohon dengan merayu dan menjanjikan nanti akan di bawakan ikan yang banyak kalau diijinkan memancing bersama teman-temannya atau bapak-bapak yang lain yanh juga warga komplek desa ini."Sekali saja bu nanti bapak bawain ikan yang banyak bu, percaya deh sama bapak," bujuk bapakku."Halah di rumah ini loh ikan banyak nggak usah mancing segala ke rawa-rawa. Setiap hari juga ada banyak ikan sampai ember pada penuh!" tegas ibuku.Bapak tak kehabisan akal. Beliau mengeluarkan uang dari saku celananya dan menyerahkan pada ibu. Melihat banyak uang yang diserahkan padanya
Baca selengkapnya
Penasaran
Aku jadi celingukan melihat sekitar apakah ada orang yang mencurigakan atau tidak. Aku sungguh penasaran dengan siapa Irma makan siang hari ini. Duh sampai segini keponya aku ya."Sudah ah jangan kepo lagi yuk kita bayar makan habis itu kita kembali ke kantor," ajak Desi."Ya udah ayo kita bayar dulu. Sudah siang juga nanti keburu lewat kena omel kita," ucapku.Kami semua sudah membayar dan pulang ke kantor. kami langsung mengerjakan tugas kami masing-masing. Entah kenapa aku masih penasaran dengan siapa Irma makan siang tadi."Duh kenapa pikiranku nggak bisa fokus sih," keluhku."Kenapa sih Dar. Apa ada masalah?" tanya bu Sari."Enggak sih bu cuma ada sedikit kendala saja," jawabku.Bu Sari mengernyitkan dahinya dan menatap dengan tatapan tajam padaku. Aku tak bisa menyembunyikan kebohongan dan menceritakan apa yang aku lihat tadi siang. Bu Sari menganggukkan kepala tanda mengerti."Kamu tidak usah lagi mencampuri urusan orang
Baca selengkapnya
Ibu-Ibu Konyol
Aku tak bisa menahan tawaku terhadap kekonyolan para ibu-ibu tetanggaku yang salah paham itu. Aku terpingkal sendiri dan membuat mereka heran. Sikapku membuat mereka heran dan tidak sabar menunggu jawaban dariku."Kamu ini ditanya kok malah ngakak nggak karuan itu bagaimana sih!" seru bu Endang kesal."Iya Dara kamu jangan drama deh pagi-pagi," ucap bu Arum.Siapa juga yang drama sih ibu-ibu aku ini sungguh ngakak karena sikap kalian yang kepo dan suka ingin tahu urusan tetangga saja. Bu Endang dab bu Arum sudah tidak sabar menunggu jawaban dariku."Cepat berhenti tertawa dan jawab pertanyaan kami!" gertak bu Arum."Aku bukan dilamar. Aku ini menangis karena terharu bisa lolos masuk sidang. Aku ini kan selalu mendapat nilai akademin yang pas-pasan ini perjuangan sekali loh ibu-ibu. Kalau Ratna mungkin ini hal yang kecil dan dia akan melewatinya dengan mudah. Sedangkan aku ini merupakan suatu mukjizat dari Tuhan," jawabku.Ibu-ibu para tetang
Baca selengkapnya
Kenalan Dari F******k
Nungki bercerita dia berkenalan dengan seorang cewek dari facebook dan sekarang sedang janjian untuk bertemu mumpung sedang istirahat makan siang. Jadi memanfaatkan waktu untuk ketemuan."Aku ada janji ketemuan sama cewek kenalan di facebook Dara. Kalian mau aku kenalin ke cewek itu?' tanya Nungki."Boleh deh kita mah senang nambah teman kok," jawab Metta.Aku lihat temanku itu sedang mencari dimana teman kencannya yang baru saja dia temui. Tapi sepertinya ada yang aneh. Dia sampai minta ijin untuk pergi mencari wanita itu. Apa wanita yang berkencan dengannya sudah pergi duluan atau sedang menghindari kami?"Tunggu dulu ya tadi dia ada kok. Apa dia sudah kembali ke kantornya ya," ucap Nungki sambil pergi meninggalkan kami."Oke kalau begitu kami mau lanjut ngerumpi dulu deh. Nanti kenalin saja kalau masih ada di sekitar sini," balasku.Kami saling pandang dan curiga apakah orang yang bersama Nungki temanku adalah Irma si pencari masalah deng
Baca selengkapnya
Amarah Irma
Aku seperti seorang pelakor yang sedang dilabrak istri sah. Semua orang berbondong-bondong menuju ruangan kerjaku. Betapa malu diri ini jika benar terjadi aku ini sebagai seorang pelakor. "Dasar tidak tahu diri pembawa sial kamu itu Dara. Kenapa hidupku menjadi hancur semenjak adanya kamu di perusahaan ini, Kamu wanita jalang!" seru Irma. "Kamu yang jalang Irma. Aku sudah menahan diri selama ini agar tidak marah dan membalas semua perbuatan kejimu terhadapku. Tapi nyatanya kamu tetap jahat padaku," jawabku karena hari ini Irma telah keterlaluan. Biarlah hari ini orang mau menilaiku apa. Aku sudah muak dan jenuh dengan pertikaan seperti ini. Aku sudah memberi Irma pelajaran walau tidak ada kontak fisik hanya sebuah peringatan. Sekarang saatnya membuktikan kalau aku juga manusia biasa yang bisa marah. Tidak bisa ditindas secara terus menerus. "Terus kamu mau apa hah. Mau memukulku mau menamparku. Berani kamu? Gara-gara kamu aku tak jadi mendapatkan Nungki
Baca selengkapnya
Perbedaan
Pak Maulana tersenyum kembali Irma ini tidak bisa menyembunyikan kekesalananya sedikitpun dan selalu menyalahkan orang lain atas kegagalannya."Irma tentu saja kalaian memiliki perbedaan yang jauh sekali." ucap Pak Maulana sambil duduk di kursi terdekat."Aku tidak percaya kalau aku lebih buruk darinya. Kalian semua bodoh telah tertipu oleh Dara yang pura-pura baik tapi sebenarnya kejam!" seru irma.Pak Maulana hanya diam saja tetapi tersenyum penuh pertanyaan. Lalu beliau mengungkap perbedaanku dan Irma yang mencolok.Irma menyelesaikan kuliah dengan biaya dari Roni dan masuk kerja di sini dengan bantuan Roni adiknya. Sejak dulu dia sudah menjadi banyak simpananan om yang banyak duitnya. Yang paling lama ialah saat bersama Roni. Sampai nikah siri dan keluarganya di hidupi olehnya dengan uang dari Roni.Tidak sampai disitu saja. Pak Maulana juga mengungkit masalah yang kita semua sudah tahu adanya. bahwa kelaurga Irma menjelekkan bu Rania selaku is
Baca selengkapnya
Tidak Percaya
Irma tampak mengerutkan dahinya ketika melihatku memberikan kotak kado padanya. Padahal aku ini tulus memberikan ini padanya. Kenapa responnya sungguh buruk. Begitu tercelakah aku dimatanya."Ini untuk apa kau berikan kado untukku. Lalu apa isinya kau tidak mau ini adalah sebuah jebakan untukku!" tegas Irma."Ini bukan sebuah jebakan untukmu. Aku dengan sadar memberikannya untukmu. Lihatlah banyak saksi di sini mana mungkin aku menjebakmu," jawabku.Irma menerima kotak kado yang aku berikan untuknya. Mungkin saja dia selalu menggunakan trik ini untuk banyak orang sehingga dia curiga terhadapku. Menjebak bagaimana sih maksud  dia ini. Aku tidak tahu menahu soal apa yang Irma maksud ini. Irma sudah membuka kotak kado yang aku berikan padanya."Kau sungguh memberikan aku ini. Apa kau tidak akan menyesal nantinya?" tanya Irma."Tidak ini untukmu. Kau yang lebih berhak menerimanya karena kau adalah karyawan lama di sini. Maafkan aku jika pernah men
Baca selengkapnya
Gosip lagi!
Nungki masih mengikuti jalanku menuju ruangan kerja. Orang yang masih tersisa di kantor kenapa tidak menegur seorang yang bukan anggota dari perusahaan ini batinku. Itu bukan urusanku sekarang lagian sebagaian karyawan sudah tidak ada jadi tidak menimbulkan keributan."Kenapa masih mengikutiku sampai tempat ini. Aku tidak mau kau mengejarku. Karena aku tidak menjadi banyak musuh karena dekat denganmu!" tegasku menjawab pertanyaan Nungki."Banyak musuh. Kenapa bisa dekat denganku menjadi banyak musuh?" tanya Nungki lagi.Tentu saja jawaban dariku adalah karena banyak yang mendambakan seorang Nungki untuk menjadi miliknya. Banyak wanita yang mengejarnya aku tak mau menjadi buah bibir dan dimusuhi oleh kaum wanita yang sibuk mengejar Nungki."Semoga kau puas dengan jawaban yang aku katakan, sudah ya aku mau pulang jangan mengikutiku!" seru ku pada Nungku."Dara aku kan bisa mengantarmu. Kenapa kamu tidak memintaku untuk mengantarmu?" tany
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
56789
...
26
DMCA.com Protection Status