All Chapters of Maaf Om, Karena Cintaku Menyusahkanmu: Chapter 31 - Chapter 40
126 Chapters
Sorry 30
  Aku sudah melangkah sejauh ini, maka aku tak akan pernah mundur. Rencana gila sekalipun akan kujalankan untuk mencapai tujuanku. Seperti hari ini.Aku sengaja turun di depan cafe dekat kantor Hans untuk membeli makanan kesukaannya dengan membawa Joane tentu saja. Aku datang pagi sengaja menunggunya di sebrang jalan. Saat melihatnya turun dari mobil aku memanggil."Hans!" panggilku sambil tersenyum dan melambai ke arahnya."Daddy!" Joane pun ikut berseru.Hans menoleh melihat kami. Awalnya dia diam saja namun melihat Joane yang terus melambai dan berseru girang tak urung membuatnya tersenyum. Saat kami menyeberang sebuah mobil melaju dengan cepat menghantam tubuhku. Untungnya aku masih sempat mendorong tubuh Joane ke arah trotoar. Bunyi decit rem dan teriakan kaget orang- orang masih bisa tertangkap oleh indra pendengaranku. Saat mataku mulai memberat, aku melihat Hans berlari ke arahku dengan wajah panik bahkan say
Read more
Sorry 31
 Reyna lebih dulu melarikan pandangan karena tak kuat berlama- lama menatap mata coklat Brandon. Brandon meraih jari- jemari Reyna yang terasa dingin."Rey, saya ingin lebih dekat sama kamu. Bukan sebagai atasan dan bawahan tapi sebagai seorang pria dan wanita," Reyna menegang mendengar pernyataan Brandon.Reyna yang minim pengalaman mengenai hubungan dengan lawan jenis tak tahu bagaimana harus bersikap. Keberadaan Reyhan pun bukan karena adanya romansa tapi paksaan. Namun ia tak bisa mengabaikan rasa nyaman saat bersama Brandon.'Apa aku salah jika mempunyai perasaan ini? Apa tidak apa- apa jika aku berharap lebih?' tanyanya dalam hati."Good night Brandon," suara seorang pria yang seumuran dengan Brandon memecah kebisuan di antara mereka."Hei, good night Jordan!" Brandon bangkit dari duduknya dan bersalaman ala eksmud.Reyna pun ikut bangkit dan tersenyum ke arah kolega Brandon yang terlihat datang membawa pasangan yang canti
Read more
Sorry 32
  Reyna POV"Bertunangan atau menikah, maybe?"Aku melotot kaget mendengar jawaban Pak Brandon."Bapak becandanya gak lucu," balasku menimpali."Saya gak bercanda, Rey. Saya mendekati kamu bukan untuk main- main," kata Brandon serius membuatku terdiam beberapa saat."So? Apa jawabanmu?" tanya Brandon setelah melihat keterdiamanku yang nampak berpikir."Bapak bisa dapat yang lebih dari saya," ucapku.Brandon menghentikan mobil di parkiran gedung apartemen. Dilepasnya seat bealt dan duduk menghadapku sepenuhnya."Saya tidak mau yang lebih, Rey. Saya mau kamu," kata Brandon mantap. Ia menatapku yang juga tengah menatapnya. Aku bisa melihat kejujuran di matanya tapi entah kenapa perasaanku gamang."So?" Brandon masih menuntut jawabanku.Aku memantapkan hati sebelum kemudian mengangguk. Brandon tersenyum lebar dan meraihku ke dalam pelukannya. "Thank you," bisiknya se
Read more
Sorry 33
 Senyumnya menular kepadaku. Sungguh beruntung Rayan memiliki kekasih seperti dia."Thanks, Ra. Betapa beruntungnya aku punya temen seperti kamu dan Rayan," aku memeluk Faira erat."No. Kita bukan temen Rey. Kita saudara, dan aku yang beruntung punya saudara seperti kamu," Faira mengelus punggungku sebelum mengurai pelukan kami."By the way kamu sama Brandon tadi ngapain aja?" tanyanya sambil menarik turunkan alisnya menggodaku."Ck... kumat lagi usilnya," gerutuku memanyunkan bibir."Yah aku kan penasaran, Rey. Kalau bos besar itu kencannya kemana? Tentunya gak kayak kita dong, ya? Apalah daya anak sekolah, restoran fast food aja udah girang banget," cerocos Faira panjang lebar."Gak tahu aja kamu, Ra. Rayan tuh juga calon bos di Indonesia sana!" balasku."Hah? Serius? Tahu gitu aku minta kencan di restoran mewah bukan restoran fast food yang buka 24 jam sambil ngerjain tugas," ucap Faira bersungut- sungut."Iya a
Read more
Sorry 34
 Gosip kedekatan kami langsung menyebar begitu kami terlihat keluar bersama dari mobil Brandon. Tapi Brandon tidak peduli dengan hal itu. Di kantor kami tetap profesional seperti atasan dan bawahan pada umumnya. Bisik- bisik dan tatapan menyelidik dari orang- orang membuatku risih dan mulai tidak nyaman dengan keadaan seperti ini. Mungkin Brandon tidak terlalu peka dengan semua itu karena dia atasan yang cukup berwenang di perusahaan ini. Tapi aku? Aku hanya bawahan yang mereka pandang rendah dan tak pantas untuk bersanding dengannya. "Emang bener ya, kamu ada hubungan dengan Pak Brandon?" tanya Livi teman satu divisiku."Aku gak pantes ya, jalan sama Pak Brandon?" tanyaku balik."Bukan gitu. Di kantor ini banyak banget yang mengidolakan Pak Brandon. Jadi ya gitu... banyak yang jealous mungkin?" Livi mengangkat kedua bahunya."Sebenarnya aku mau keep it secret tapi Pak Brandon menolak," kataku."Ya iyalah. Kalau aku
Read more
Sorry 35
 Aku juga menghubungi Anjas selaku rekan bisnis yang sebenarnya kami akan melakukan meeting setelah makan siang dan juga memberitahunya mengenai kejadian pagi ini.Setengah jam kemudian Anjas datang membawa makanan untukku. Aku memang belum makan siang bahkan aku tak merasa lapar."Bagaimana keadaan Jessica?" tanya Anjas."Dia masih di ruang observasi," jawabku sambil mengunyah makanan.Anjas mendekat ke ranjang Joane. Bocah masih tertidur. Joane merengek lirih namun kembali tenang saat Anjas mengelus kepalanya."Kamu sudah yakin dia anakmu?" pertanyaan Anjas membuatku menghentikan kunyahanku. "Hhhh...," aku menghela napas dalam."Entahlah. Tapi dia memiliki kebiasaan yang sama denganku," jawabku."Apa?""Kebiasaan makan keripik kentang.""Ck.. bodoh!" maki Anjas padaku sambil menarik rambut belakangku sampai terasa pedih.Aku hanya menyipitkan mataku tanda tak terima dengan perlakuan kuran
Read more
Sorry 36
  "Malam ini kita makan di luar ya, Rey?" kata Brandon saat dalam perjalanan ke kantor. "Tapi..." "Aku udah minta tolong Rayan untuk jagain Reyhan," Brandon buru- buru memotong balasan dari Reyna yang berbau penolakan itu. "Emang Rayan bisa? Takutnya dia ada acara," Reyna masih mencari celah untuk menolak. "Gak ada katanya," balas Brandon. "Jadi? Kita makan di luar?" tanya Brandon memastikan. Merasa tak ada alasan lagi untuk menolak akhirnya Reyna menganggukkan kepalanya. "Bagus, nanti gak perlu pulang ke apartemen dulu. Nanti aku antar kamu ke salon aja," putus Brandon dengan senyum merekah di wajahnya. "Salon?" Reyna mengernyitkan keningnya heran. 'Kenapa harus ke salon kalau cuma makan malam biasa?' lanjutnya dalm hati. "Iya. Aku pengen kenalin kamu ke orang tua aku," kata Brandon santai tapi membuat Reyna terperanjat. "Ke.. kenalin ke orang tua kamu?" tanya Reyna terbata. "Iya. Mumpung m
Read more
Sorry 37
  "Kamu makin hari makin absurd aja ya, Vi?" terdengar suara bariton memotong percakapan mereka membuat Livi menegang kaku karena sudah hafal betul suara siapa itu. "Eh.. Bapak. Selamat siang Pak, ada yang bisa dibantu?"  'Ratu ngeles emang pinter banget aktingnya,' kata Reyna dalam hati sambil geleng- geleng kepala. "Ya. Tolong tutup mulut kamu dan bekerja dengan benar!" kata Brandon tegas membuat Livi menciut di tempatnya. "Sudah makan siang, Rey?" Brandon bertanya pada Reyna yang masih sibuk mengetik laporannya. "Belum Pak. Sebentar lagi, ini lagi nanggung," balas Reyna tanpa mengalihkan perhatiannya dari PC dan keyboard di hadapannya. "Makan sekarang atau saya suapi di sini?!" bukan, itu bukan pilihan tapi ancaman membuat Reyna dengan terpaksa menghentikan kerjaannya dan membuka bungkusan makanan yang telah pria itu kirimkan lewat office boy tadi. "Bagus," katanya singkat kemudian berlalu. "Saya ga
Read more
Sorry 38
Reyna POVAku dan Brandon memasuki restoran yang sudah direservasi oleh Brandon sebelumnya. Kami memang agak terlambat karena lalu lintas yang macet tadi. Brandon menggenggam erat jemariku yang dingin karena aku tengah gugup. "Calm down, Rey," bisik Brandon sambil mengelus punggung tanganku dan kubalas dengan senyum tipis. Hal- hal kecil seperti ini yang kusukai dari Brandon.Kami melangkah menuju satu meja terlihat hampir penuh. 'Bukannya tadi Brandon bilang hanya dinner bersama kedua orang tuanya?' tanyaku dalam hati.Setelah lebih dekat Brandon terlihat menegang dan aku bisa merasakan itu dari genggaman tangannya yang semakin mengerat. 'Apakah ini pertanda buruk?' aku masih belum berani menyuarakan pertanyaan- pertanyaan yang bercokol dalam hati."Good night everyone," sapa Brandon pada orang- orang yang belum kukenal itu.Semua orang yang duduk di meja itu langsung terdiam dan menoleh ke arah Brandon denga
Read more
Sorry 39
 "Mamamu? Oh ya? Ah kami memang para wanita tua yang tidak mengerti bisnis ini memang membosankan," keluh Margareth agak dikeras- keraskan membuat orang- orang yang sedang membicarakan bisnis itu terhenti."Ah tidak juga, Tante. Kita sebagai wanita juga bisa kok membangun bisnis," jawabku berusaha membuat tante Margareth optimis. Aku tidak setuju setiap orang mengatakan bahwa wanita itu tugasnya di rumah mengurus rumah tangga. Kami sebagai wanita juga berhak berkarir sesuai keinginan kami. Hanya memang kami juga harus menjalankan tugas dan tanggung jawab tambahan sebagai ibu dan istri jika sudah menikah. Jadi tidak ada salahnya seorang wanita berkarir asalkan bisa membagi waktu dan sang suami juga harus mendukung. Reyna POV endReyna tidak menyadari bahwa orang- orang tengah memperhatikannya yang terus berbicara, tidak canggung dan takut seperti saat datang tadi. Karena sejatinya ia gadis yang cerdas apalagi soal bisnis tapi tidak
Read more
PREV
123456
...
13
DMCA.com Protection Status