Semua Bab Sang pemilik Hati: Bab 31 - Bab 40
73 Bab
Bab 30
Hari demi hari kedekatan Najwa dan Zaki semakin terlihat, meskipun orang-orang tak akan bisa melihatnya dengan jelas, tapi sebagai seorang istri Intan dapat merasakan perbedaan itu.Zaki yang awal pernikahannya begitu romantis dan memanjakan dirinya, tapi sekarang berubah begitu jauh. Pria itu lebih sering menghabiskan waktu bersama sang sepupu. Meskipun itu atas paksaan Najwa dan juga persetujuannya, tetap saja perasaan cemburu tak bisa ia hindari.Seperti sekarang ini, suaminya kembali pulang telat seperti sebelumnya. Sudah bisa ia tebak, pasti alasan yang sama.“Mas, kamu dari mana?” Intan bertanya penuh selidik.“Tadi mas nemenin Najwa pergi ke mal. Dia merengek minta di temani.” Intan tersenyum sinis mendengar pengakuan suaminya.“Seharian bepergian berdua, memangnya dia tidak punya teman?” kali ini wanita itu tak bisa lagi menyembunyikan rasa tak sukanya.“Loh, memangnya kenapa? Wajar lah dek, seorang kakak nemenin adiknya jalan-jalan.” Jika kemarin-kemarin ia masih bisa berpik
Baca selengkapnya
Bab 31
Sudah dua hari semenjak Najwa tinggal di ramah mereka. Gadis itu cukup tahu diri untuk tak membuat Istri sang pemilik rumah kesal. Intan pun mulai berusaha berdamai dengan hatinya, ia mulai bisa menerima keberadaan gadis itu. Sejauh ini gadis itu belum berbuat macam-macam, jadi Intan tak keberatan dengan keberadaannya.Pagi ini seperti biasa Zaki akan pergi ke kantor. Pria itu sudah siap dengan pakaian rapi dan tas kerjanya yang disiapkan sang istri tercinta. Intan tersenyum manis melihat pria itu mendekat padanya yang sedang sibuk membuat sarapan pagi. Semenjak ia berhenti kerja, ia benar-benar menjadi istri yang baik untuk mengurus rumah dan suami.“Wah, kamu terlihat tampan sekali, mas.” Goda Intan membaut Zaki terkekeh kecil. Pria itu langsung memeluk Istrinya dari belakang.“Tampan karena istrinya rajin merawat suami, tapamu apalah artinya aku.” Intan terkekeh geli dengan gombal suaminya. Tapi meskipun begitu ia cukup bahagia mendapatkan kata romantis pagi-pagi dari suaminya se
Baca selengkapnya
Bab 32
Zaki melangkah kakinya masuk kedalam ruangan kerjanya. Sebagai anak pemilik perusahaan tentu saja ia harus disiplin dalam waktu agar karyawan-karyawan di kantor ini bisa ikut disiplin. Tapi akhir-akhir ini pikirannya sedikit terganggu dari pekerjaan, ia memikirkan nasib rumah tangannya yang akhir-akhir ini sering kali memanas karena kedatangan sepupunya.Zaki sendiri tak mengerti kenapa Intan begitu cemburu pada Najwa, padahal ia sudah berusaha memberi pengertian pada wanitanya itu. Bukan ia punya hubungan dengan Najwa, tapi ia hanya mencoba menjaga gadis itu selama ini.Sebenarnya dulu ia tidak terlalu peduli, tapi entah mengapa sekarang tantenya itu sering sekali meneleponnya menyuruh menjaga sang putri manjanya itu. Awalnya Zaki ingin menolak, karena ia merasa itu bukan kewajibannya. Tapi saat Sanak dari ibunya itu memohon ia merasa kasihan, ia berpikir mungkin Najwa memang butuh seorang kakak untuk melindunginya.Tapi terkadang ia juga merasa jengah dengan sikap Najwa yang begitu
Baca selengkapnya
Bab 33
“Bagus ya mas, hadiahnya.” Ucap Intan menatap suaminya yang sedang berganti pakaian. Ia berniat menyindirnya pria itu, tapi pertanyaan dari Zaki membuat hatinya kembali merasa perih.“Kamu suka?” “Suka ... Kalau boneka itu kamu beli untuk aku. Tapi sayang, suamiku memberikan untuk wanita lain!” Tangan Zaki yang sibuk mengancing bajunya langsung terhenti mendengar ucapan istrinya. “Wanita lain?” Tanya Zaki bingung.Intan tersenyum sinis. Ia terlihat santai bersandar di kepala ranjang, tapi sesungguhnya hati didalam bagaikan ditusuk-tusuk. Melihat respon Zaki yang pura-pura bingung membuat intan tertawa kecil. Apa pria ini tidak merasa bersalah?“Tentu saja ... Bukankah kamu membelinya untuk Najwa, sepupu kesayangan mu itu?”Zaki tertegun. Jadi hadiah yang ia berikan bukan Intan yang mendapatkannya, tapi Najwa. Pantas saja gadis itu bilang Makasih tadi saat ia baru sampai di depan pintu masuk.Zaki menatap istrinya. Meskipun terlihat duduk santai, tapi tatapan sinisnya membuat pria
Baca selengkapnya
Bab 34
Pukul lima sore, Zaki kembali dari kantor. Pria itu langsung menuju kamarnya.Zaki sedikit heran melihat istrinya tertidur dengan pulas, tak biasanya Intan mau tidur di sore hari. Pelan-pelan ia mendekati sang istri, ia menatapnya dari jarak dekat. Zaki terenyuh melihat wajah pucat Intan, apalagi pipi wanita itu semakin terlihat tirus, Zaki merasa hatinya tersayat melihat kondisi wanita yang dicintainya.“Dek?” Zaki mengusap pelan pipi mulus istrinya. “Ayo bangun, udah mau magrib loh,” Kali ini pria itu sedikit mengoyakkan tubuh wanita itu, tapi tak juga ada jawaban.Zaki mulai merasa kawatir, dengan sedikit keras ia mengguncang tubuh istrinya, barulah Intan mulai melenguh panjang.Zaki bernafas lega. Tadi ia sangat kawatir, takut jika ada apa-apanya dengan sang istri.“Mas ... Kamu sudah pulang?”“Mm, ayo bangun dek. Udah mau magrib, gak baik tidur lagi.”Merasa sangat malas Intan tak langsung bangun, ia memilih untuk malas-malasan. Zaki yang melihat istrinya tak mengacuhkan ucapanny
Baca selengkapnya
Bab 35
Kali ini Ferdi merasa mendapat ketenangan saat pulang ke rumah. Saat ia terbangun ia menyadari dirinya tertidur cukup lama. Ia mulai bangkit dan ingin membersihkan dirinya dikamar mandi. Saat ia melihat jam, ia terkejut ternyata dirinya tertidur hampir enam jam, sungguh luar biasa, padahal sebelumnya ia sedikit susah dalam masalah tidurnya. Mengingat sesuatu yang penting ia langsung bangkit dan menyambar handuk dengan cepat. “Sial! Malam ini ada acara, aku harus segera bersiap.” Ferdi masuk ke kamar mandi. Malam ini ia harus menghadiri pesta pertunangan teman bisnisnya, tapi malah lupa karena tertidur pulas. Bagaimana tidak, malam kemarin ia bahkan bergadang sampai subuh, bukan karena pekerjaan tapi lagi-lagi karena galau patah hati. Satu malam ia habiskan dengan merokok dan minum minuman beralkohol, meskipun yak sampai mabuk tapi mampu membuatnya kehilangan akal sesaat. Setelah keluar dari kamar mandi Ferdi langsung menyambar ponselnya, ia harus menghubungi sang asisten untuk
Baca selengkapnya
Bab 36
Cahaya yang masuk di celah-celah jendela membuat tidur seorang wanita terganggu, ia mencoba menghalau cahaya yang menyilaukan matanya sehingga tak bisa melihat. Sepertinya ia lupa menutup jendela tadi malam. Bella menggeliat pelan, saat ia merasa sesuatu menyentuh tangannya, ia menghentikan gerakannya.“Mas Ferdi?” Bella terlihat tak percaya melihat suaminya mau tidur disamping-Nya. Apa ia sedang bermimpi?Ia melihat sekeliling, Kenapa dia bisa didalam kamar bersama pria ini? Siapa yang mengangkatnya tadi malam? Pertanyaan-pertanyaan itu tak perlu ia jawab lagi, tidak mungkin bibik di bawah yang melakukannya, mana kuat wanita tua itu. Ini pasti Ferdi yang bernuat, tapi ... Apa mungkin? Memangnya sejak kapan pria ini peduli padamu.Seulas senyum terbit di bibir wanita itu, entah mimpi apa tadi malam sampai-sampai mendapatkan kebahagiaan pagi-pagi begini?Tangan Bella terangkat untuk menyentuh wajah tampan suaminya, tapi ia tak punya keberanian sebesar itu sehingga hanya mampu terga
Baca selengkapnya
Bab 37
Hari Senin kembali, seperti biasa Ferdi harus pergi ke kantor untuk bekerja. Istirahat di hari libur rasanya sudah cukup, Minggu ini ia merasa mendapatkan ketenangan dalam dirinya. Tak ada pertengkaran, Tak ada yang mengatur dirinya, Ferdi cukup senang.Memulai dari awal, tak apa-apa ia belajar untuk menerima perhatian yang diberikan Bella. Ferdi tersenyum kecil, ternyata masakan wanita manja ini lumayan enak juga. Ia merasa keputusan yang ia ambil tak salah, ia bisa mencoba dan mencoba sampai hatinya siap menerima.“Aku akan berangkat kerja,” Bella berkedip lucu, ia masih belum terbiasa dengan perubahan sikap pria ini. Ferdi yang tak mendengar jawaban istrinya membuat ia berbalik.“Kamu gak ingin mengantarkan ku?”“Eh?” Bella ragu, “apa harus?” ia takut disalahkan lagi, tak ingin terulang kedua kali kebodohannya.Ferdi mendekat, ia mengambil duduk di sebelah Bella. “Aku ingin ... Kita akan mulai semuanya dari awal lagi dengan baik dan benar. Aku akan berusaha menerima keberadaan mu
Baca selengkapnya
Bab 38
Cukup rasanya ia mendiami sang suami selama ini, sudah dua hari mereka saling mengacuhkan dan tak saling sapa. Intan tak ingin masalah ini semakin panjang kedepannya yang akan membuat pernikahannya hancur. Ia tahu apa yang ia lakukan itu dosa, tapi bagaimana lagi jika hati berkata tidak sanggup.Cukup menyiksa baginya harus berjauhan dari suaminya sendiri, ia merasa ada yang kurang, tapi ia harus terbiasa seperti ini. Terbiasa untuk bersikap dingin pada suaminya sendiri, meskipun itu sangat sulit ia lakukan. Tak apa ia mengalah, “Mas, hari ini kita jalan yuk?” Ajak Intan. Ia bosan seperti ini, bisa dikatakan mereka jarang jalan-jalan setelah menikah.Sudah lama juga mereka tak menghabiskan waktu berdua, dan ia rasa sekarang waktunya. Ia juga ingin jalan-jalan bersama suaminya, yang super sibuk ini.“Emang kamu mau kemana, dek?” Intan berpikir sejenak, “kita ke mal yuk, mas. Udah lama aku gak belanja.”“Mm, tempat yang lain aja kenapa dek? Bosan mas kesana terus, biasanya Najwa juga
Baca selengkapnya
Bab 39
Bella mengepal erat tangannya, ia masih ingat pertemuan dirinya dengan sang mantan kekasih dari suaminya. Sekarang ia berpikir, pantas saja Ferdi mengajaknya pindah kesini, ternyata inilah tujuannya. Pikiran buruk tentang suaminya semakin bergelayut di benaknya, ia belum bisa percaya Ferdi benar-benar sudah menerima dirinya.Bella membanting tubuhnya di atas ranjang empuk. Apartemen Ferdi ternyata tak terlalu buruk, malah terasa lebih nyaman dari pada rumah mertuanya. Tapi kali ini ia tak bisa menikmati suasana nyaman ini, pikiran tentang tadi siang masih bergelayut di benaknya.“Apa mas Ferdi masih ingin mengejarnya?” Memikirkan itu hatinya kembali menjadi suram. Ada rasa tak rela, tapi bukankah kemarin ia berjanji akan merelakan suaminya jika ada kesempatan kedua? Tapi kenapa sekarang ia tak bisa? Kenapa sekarang ia merasa berat untuk melepaskannya?Ia mencoba mengosongkan pikirannya, tapi sulit. Isi kepalanya penuh dengan pikiran-pikiran buruk dan itu membuat dirinya semakin meras
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234568
DMCA.com Protection Status