Semua Bab JODOH TAK TEPAT WAKTU: Bab 61 - Bab 70
84 Bab
61. WANITA YANG SAMA
POV Fahri"Apa, kamu mencintai orang lain Rindu?" Tanyaku dengan segelintir asa yang masih tersisa. Tetap berusaha menguatkan hati untuk menerima kenyataan terpahit sekali pun."Iya Pak, saya sudah memiliki pilihan sendiri dalam hati saya dan yang pasti bukan Bapak orangnya,"*Lagi, aku tersenyum.Sebuah senyum sarat kepedihan.Aku sudah berusaha, meyakinkan Rindu akan kesungguhan hatiku. Bahwa aku mencintai Rindu bukan atas dasar perasaan bersalah melainkan tulus dari dasar hatiku sendiri. Aku sudah berusaha meyakinkan Rindu, bahwa aku sama sekali tak keberatan dengan keadaannya saat ini.Namun, usahaku kini harus berujung pada kesia-siaan dan kekecewaan.Tepatnya setelah aku mengetahui bahwa Rindu sudah memiliki tambatan hati lain.Nyatanya, Rindu memang tak pernah menyimpan perasaan sedikit pun terhadapku. Rindu tidak mencintaiku, itulah sebabnya dia menghilang tanpa kabar, selama ini.Bisa
Baca selengkapnya
62. PENGAKUAN AZZURA
Dua minggu berjalan, keadaan Rindu semakin membaik meski dia masih belum bisa banyak bergerak.Sejauh ini, sejak Rindu tersadar pasca operasi yang dia jalani, Rindu tak pernah lagi mendengar kabar Fahri atau pun mendapati Fahri menghubunginya.Ponsel pemberian Fahri terus saja hening.Fahri tak sama sekali memberi kabar apa pun, lelaki itu menghilang begitu saja bagai ditelan bumi.Sementara Rindu, tak memiliki keberanian untuk sekadar bertanya bagaimana keadaan Fahri, apalah lelaki itu masih di Kalimantan atau sudah kembali ke Surabaya. Rindu tahu diri, dia sudah menyakiti hati Fahri, jadi mana mungkin dia kini memiliki nyali untuk menghubungi Fahri lebih dulu meski dalam lubuk hatinya yang terdalam, sesungguhnya Rindu sangat mengkhawatirkan kondisi Fahri.Apakah dia baik-baik saja?Kenapa dia tidak memberi kabar kalau memang harus pergi?Tidak mungkin dia tidak mengetahui apa yang terjadi padaku saat ini?Guma
Baca selengkapnya
63. KEMBALI KE SURABAYA
Hari ini Rindu sudah diperbolehkan pulang dari rumah sakit setelah hampir tiga minggu menjalani rawat inap.Luka bekas operasi di perutnya memang sudah kering namun dokter menyarankan pada Rindu untuk tetap berhati-hati dalam beraktifitas karena luka yang dia alami cukup dalam. Itulah sebabnya, Rindu belum diperbolehkan untuk melakukan banyak kegiatan di rumah.Bisma yang mengantarkan kepulangan Rindu dari rumah sakit.Dengan begitu telaten, Bisma membantu Rindu berdiri dan mendudukkan Rindu di kursi roda.Saat lelaki itu hendak membantu Rindu berpindah tempat ke tempat tidur, Rindu menahan niat baik lelaki itu dan mengatakan bahwa dirinya bisa bergerak sendiri."Terima kasih ya Mas," kata Rindu begitu dirinya sudah terbaring di atas tempat tidur di dalam kamarnya.Bisma tersenyum tipis. "Aku senang bisa membantu, kalau perlu apa-apa jangan sungkan-sungkan, segera hubungi aku ya?" Kata Bisma sebelum akhirnya lelaki itu pamit undu
Baca selengkapnya
64. RENCANA BISMA
Fahri baru saja selesai memimpin sebuah rapat penting di kantor ketika sekretarisnya mengatakan pada Fahri bahwa lelaki itu kedatangan tamu."Katanya dia teman dekat Pak Fahri namanya Bisma," ucap Nurul sang sekretaris."Oh, begitu? Suruh dia ke ruangan saya sekarang ya Nurul," sambut Fahri dengan penuh sukacita.Fahri hendak masuk ke dalam ruangannya ketika dia teringat sesuatu. Lelaki berjas hitam itu pun kembali berbalik ke arah sang sekretaris yang baru saja selesai menelepon."Oh ya Nurul, kamu kapan mengajukan cuti melahirkan?" Tanya Fahri pada Nurul yang memang sedang hamil tua."Hm, mungkin bulan depan Pak," jawab Nurul."Sudah dapat penggantinya? Sebab akhir-akhir ini pekerjaan sedang banyak, aku memerlukan sekretaris baru secepatnya,""Baik Pak, pihak HRD sudah tahu kok soal ini,"Fahri mengangguk sambil tersenyum. "Bagus kalau begitu. Saya masuk dulu, nanti bawakan saja ke meja saya semua berkar yang
Baca selengkapnya
65. MAK COMBLANG
Cuaca malam kota Surabaya weekend ini cerah.Bulan menampakkan cahayanya dengan sempurna ditemani bintang yang bertaburan di sekitarnya.Rindu sudah rapi dengan pakaian formalnya menunggu Bisma menjemput untuk makan malam."Ibu nggak punya baju bagus selain ini Rin? Nanti malu-maluin nggak? Apa Ibu nggak usah ikut aja ya?" Yanti keluar dari ruang tengah dengan pakaiannya yang memang dibilang sangat biasa. "Udah kamu pergi berdua aja deh sama Bisma, Ibu sama Azam di rumah aja," tambah Yanti lagi.Rindu mengesah seraya memutar kedua bola matanya. "Nggak usah pake modus ya Bu? Emangnya Ibu pikir Rindu nggak tau maksud Ibu?" Ucap Rindu yang memang sudah paham di luar kepala tabiat sang Ibu.Yanti yang hanya beralasan dengan tidak memiliki baju bagus agar dia dan Azam tidak menjadi penghalang di acara penting Rindu dan Bisma.Sebagai seorang Ibu, Yanti jelas sangat mendukung hubungan anaknya dengan lelaki yang berprofesi sebagai dokte
Baca selengkapnya
66. AMANAH YANG TERLUPAKAN
"Fahri dan Rindu itu sebenarnya saling mencintai, itulah sebabnya saya mempertemukan mereka di sini malam ini,"Yanti reflek menatap ke arah Fahri dan sang anak begitu Bisma selesai bicara. Raut wajah Rindu yang tiba-tiba merona dan Fahri yang terlihat salah tingkah cukup membuat Yanti mengerti.Wanita paruh baya itu pun tersenyum meski hanya dalam hati karena wajah Yanti terlihat datar cenderung kesal. Ya, Yanti kesal pada Rindu yang tidak mau jujur akan perasaan yang dia rasakan terhadap Fahri, pada Ibunya sendiri. "Sejak kapan kalian mulai menjalin hubungan? Kenapa kamu tidak bilang pada Ibu Rindu?" Omel Yanti kemudian.Rindu menggeleng cepat. "Ibu sudah salah paham. Aku dan Pak Fahri tidak memiliki hubungan apa-apa," Rindu mencoba meluruskan meski dia sadar bahwa dirinya sudah berada dalam posisi terjepit. Entah harus bagaimana lagi Rindu menjelaskan pada semua orang di sini bahwa dia tidak memiliki perasaan apapun pada Fahri. Rindu tidak ingin Fahri k
Baca selengkapnya
67. MATA-MATA AISHA
Seperti apa yang telah dia katakan di dalam pesan yang dikirimkannya ke Fahri, Rindu kini sudah menunggu Fahri di ruang kerja lelaki itu.Fahri yang memberitahu pada sekretarisnya bahwa dia akan kedatangan tamu penting bernama Rindu, itulah sebabnya Rindu langsung diizinkan masuk oleh sang sekretaris ke dalam ruang kerja sang Bos.Setengah jam menunggu, akhirnya lelaki yang hendak dia temui pun datang juga."Maaf ya, tadi ada rapat mendadak, penting," ucap Fahri saat itu."Oh tidak apa-apa, Pak,"Saat kemarin Fahri mendapat pesan pribadi dari Rindu di salah satu media sosial miliknya, Fahri jelas terkejut. Awalnya Fahri sempat berpikir apakah hal penting yang hendak dibahas oleh Rindu dalam pesannya itu berkaitan dengan hubungan mereka? Atau memang ada hal lain di luar itu.Fahri sendiri tak ingin berharap terlalu jauh karena tak ingin menanggung kecewa untuk kesekian kali."Apa kita perlu cari tempat lain untuk bicara?"
Baca selengkapnya
68. URUSAN PRIBADI
Ini adalah hari pertama Rindu kembali bekerja sebagai sekretaris di perusahaan milik keluarga Hendrawan.Rindu menerima pekerjaan ini semata-mata bukan karena dia memang ingin dekat dengan Fahri, namun karena dia sadar bahwa dia tak mungkin selamanya bekerja sebagai staff HRD di perusahaan penerbitan kecil yang gajinya bahkan tak cukup untuk membiayai kehidupan dirinya sendiri. Itulah sebabnya, Yanti dan Azam saling bahu membahu berjualan kue di lampu merah untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka semua.Bekerja sebagai sekretaris di perusahaan besar seperti He-Mart jelas menjadi impian semua orang. Dari segala aspek terjamin. Gaji besar, tunjangan kesehatan, bonus tahunan, Tunjangan Hari Raya, dan masih banyak lagi yang akan Rindu dapatkan jika dia bekerja di perusahaan ini.Bisa jadi, uang gajinya sebulan masih tersisa untuk ditabung.Itulah kenapa, Rindu tak berpikir dua kali saat Fahri menawarkan pekerjaan ini untuknya. Dia langsung menerima deng
Baca selengkapnya
69. MENJEMPUT AZZURA
Rapat baru saja selesai namun Fahri belum bisa meninggalkan kantor dikarenakan adanya pertemuan penting dengan beberapa rekan bisnis lain, padahal Heni baru saja menelepon untuk meminta tolong menjemput Azzura karena Heni dan Hendrawan ada urusan mendadak ke luar kota.Di tengah kesibukannya itu pikiran Fahri tak lepas dari Azzura hingga akhirnya Fahri pun meminta tolong pada Rindu sebagai satu-satunya orang yang dia percaya untuk menjemput sang anak ke sekolah."Hari ini semuanya serba kebetulan, Pak Kosim sakit dan tidak masuk. Pekerja rumah tangga di rumah yang mengurus Azzura pun sedang pulang kampung, sekali  lagi saya minta maaf karena sudah memberi kamu tugas di luar kantor," jelas Fahri merasa sungkan."Ahk, Bapak kayak sama siapa aja. Kirimkan saja alamat sekolah Azzura nanti saya jemput," ucap Rindu yang memahami betul bagaimana sibuknya Fahri di kantor saat ini."Oke baik, nanti kamu ajak saja Azzura ke sini. Di rumah tidak ada orang, j
Baca selengkapnya
70. LEUKIMIA
Sejak hari di mana Rindu mengetahui tentang sosok Azzura lebih dalam, hari-hari memang berlalu begitu saja. Bagai daun kering yang berguguran di musim semi, hilang terbawa angin tanpa menyisakan bekas apapun.Itulah waktu yang dilalui Rindu bersama Fahri.Mereka memang selalu bersama karena harus bekerja di satu tempat yang sama, tapi hubungan di antara mereka tak juga menunjukkan adanya perubahan. Padahal Fahri terus berusaha mencari celah untuk bisa memasuki hati Rindu, namun sepertinya Rindu sudah terlanjur membentuk benteng kokoh di hatinya yang memang sulit ditembus oleh Fahri.Namun, meski pun begitu Fahri cukup bersyukur. Berkat Rindu, perlahan sikap aneh Azzura mulai hilang. Kedekatan antara Rindu dengan Azzura yang terjalin sejak hari itu semakin intens.Bahkan Azzura seringkali meminta diajak oleh sang Papah ke kantor hanya karena bocah itu ingin bertemu dengan Rindu.Hingga pada suatu hari, Rindu menemukan Fahri menangis di rua
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
456789
DMCA.com Protection Status