All Chapters of Qolbu Quddus: Chapter 51 - Chapter 60
152 Chapters
Chapter 51 Disiksa
Sesampainya dirumah, benar saja apa yang dipikirkan oleh Fikri, mamanya akan mengomel karena dirinya dan Safira tidak pulang kerumah seharian. Sebuah tamparan cukup keras telah mampir dengan mulus kewajah Fikri. “Kau apakan Safira sehingga dahinya terluka?” bentak sang mama. Fikri hanya mendengus kesal. Percuma dia jelaskan semuanya, sudah pasti mamanya tidak akan mempercayainya dan akan memukulnya lagi. “Katakan!” teriak sang mama. “Maaf, bu…. Kepala saya terbentur saat hendak masuk kamar mandi…..” jelas Safira perlahan. “Bohong!” bentak Hanum. Kembali tamparan mengenai wajah Fikri lagi. Hanum menarik Fikri dengan kasar, sedangkan saat hendak mencegat Hanum untuk melakukan sesuatu pada Fikri, tangan kekar seseorang menghentikan Safira. “Jangan campuri urusan seorang anak dan ibunya!” peringat suara itu dengan tegas. Safira menoleh kearah sumber suara tersebut. “Maaf pak, seharusnya kalian sebagai orang tua tidak pantas selalu memukuli tuan Fikri saat melakukan kesalahan maupun
Read more
Chapter 52 Ditangkap Polisi
Breaking news…. Beberapa warga menemukan dua mayat tergeletak ditepi jalan. Dua mayat tersebut berjenis kelamin lelaki. Kemungkinan terjadinya baku tembak antar pelaku dan korban ditempat kejadian. Barang bukti yang ditemukan, terdapat dua senjata api tergeletak disamping jalanan. Untuk motif pembunuhan ini, polisi masih menyelidiki dan melakukan pencarian terhadap pelaku. Saya Melinda Sari melaporkan dari televisi riau. Saat Safira sudah siap-siap untuk mengantarkan Fikri kesekolah. Dia sangat terkejut saat melihat tiga orang polisi sedang berbicara dengan Hartawan Wijaya Kusuma. Tidak lama kemudian Fikri keluar dari kamarnya, dan langsung diborgol saat polisi melihat Fikri. “Ada apa ini?” tanya Fikri mengeryitkan dahinya saat dua orang polisi mendekatinya dan memborgolnya. “Kamu ditangkap atas tindakkan pembunuhan orang….” Safira menatap Fikri diam yang juga menatap dirinya. Fikri dibawa kekantor polisi. Safira menguntit tiga polisi tersebut. “Mau kemana kau?” Surtinah menarik t
Read more
Chapter 53 Hacker
Fikri nampak mengerutkan keningnya dan menatap kepergian Safira dengan tatapan penuh curiga. Fikri mencoba mengejarnya, namun dilihatnya motornya dibawa oleh Safira. Fikri memasuki bagasi rumahnya dan segera memasuki mobilnya. Fikri menguntit Safira. Sedangkan Safira meraih handphonenya dan menelpon seseorang. “Apakah kau punya kenalan hacker?” tanya Safira disebrang telepon. “David, dia seorang hacker….” jawab Abbas. “Bukan seorang polisi yang saya mau.” potong Safira dengan cepa dan tegas. “Baiklah akan saya kirim nomornya.” “Beserta alamatnya…..” sambung Safira. Saat sudah mendapat nomor telepon tersebut, Safira segera menelponnya dan menjanjikan pertemuan. Safira berhenti sebuah kafe. Safira celingk celinguk mencari sosok yang dia cari. Safira langsung mengenali pria tersebut, saat sang pria memberitahu melalui cath pakaian yang dia kenakan dan berdehem saat Safira sudah disampingnya. Safira segera duduk dan Fikri duduk tidak jauh dari tempat duduk keduanya. Fikri memakai hoo
Read more
Chapter 54 Hukuman
Safira menghela napas lega saat sudah sampai kerumah pribadi Fikri. Fikri memasukkan mobilnya kebagasi. Saat sudah turun, Fikri menatap Safira dingin dan melipatkan kedua tangannya kedada. “Apa sebenarnya yang terjadi? Siapa orang-orang yang menyerangmu itu? Dan siapa pria berjas itu?” tanya Fikri menatap dingin Safira. “Aku rasa, empat orang yang menyerang kita kemarin adalah orang-orang yang mengincar dirimu kan?” tanya Fikri dengan nada penuh intimidasi. Safira hanya diam. “Jawab!” “Aku tidak mengenal siapa mereka? Aku juga tidak tahu mereka mengincarku? Kenapa kau berpikir mereka mengincarku?” tanya Safira menatap Fikri dingin. Fikri tersenyum tipis, “Aku sengaja menjauhi mobilku, saat kau diserang enam orang itu, dan memelankan laju mobilku. Saat tiga motor itu melewati mobilku, mereka tidak menyerangku sama sekali, malah mereka sangat berambisi menembakimu. Itu sudah bisa menjadi bukti, bahwa mereka menginjarmu dan kejadian saat pria berjas itu berbicara denganmu, aku mende
Read more
Chapter 55 Tukang Paket
Sesampainya dirumah, saat sudah menyelesaikan hukumannya. Safira keluar dari rumah, dan bertemu dengan David. “Ada yang bisa aku kerjakan?” tanya David saat Safira sudah berada dirumah David. “Tolong lacak plat nomor ini!” ucap Safira memberikan selembar kertas yang berisikan nomor plat mobil. David langsung menghack plat mobil tersebut. Saat sudah mendapatkan informasi tentang plat motor itu, Safira segera mencari tahu tentang pria berjas hitam tersebut. Motor Safira berhenti disebuah rumah, Safira segera menelpon seseorang melalui earphonenya. “Bisakah kau melacak rumah yang akan saya kirimkan padamu? Apakah dirumah ini memiliki cctv?” “Baik….” ujar David segera melaksanakan perintah Safira. “Saya hanya mendeteksi adanya cctv dibagian depan rumah. Dibagian dalam rumah aman.” jelas David. “Bisa kau matikan rekamanan cctv nya?” tanya Safira lagi. “Baiklah….” perintah Safira segera dilaksanankan. “Sudah…” jelas David melalui earphonenya. “Terima kasih.” Safira melakukan penyam
Read more
Chapter 56 Ponsel Papa
Saat memasuki rumah Hartawan, Safira terkekeh saat melihat Fikri sedang sibuk mengepel lantai, bahkan kakinya sesekali tergelincir karena memijak lantai yang barusaja dipelnya. Merasa ada yang mengawasi, Fikri langsung melirik kearah Safira yang tersenyum tipis saat melihatnya. “Apa senyum-senyum? Kau pikir ada yang lucu? Kemana saja sih kau? Ngilang begitu saja! Bantu saya mengepelnya!” bukannya langsung membantu Fikri mengepel lantai, Safira malah menjulur lidahnya mengejek Fikri dan dengan santai menginjak lantai yang sudah dipel Fikri. Fikri yang geram melihat Safir mengejeknya, langsung hendak menyerang Safira, namun Safira lebih dahulu lari dari hadapan Fikri. “Sial….” desis Fikri kesal. “Akan kubalas kau….” gerutu Fikri. Safira memasuki kamarnya, dan memeriksa barang bukti kasus sebelumnya. Untung saja dia masih memegang barang bukti sebelumnya, dan barang bukti tidak jatuh pada orang yang salah. Safira menimang sebuah hp, yang diambilnya dari dalam kantong plastik. Safira k
Read more
Chapter 57 Misi Balas Dendam Part 1
Satu bulan yang lalu.... “Kamu tahu kenapa kamu dipanggil keruangan saya?” tanya Barra Rafeyza Zayan dingin. Safira hanya diam, menatap kepala sekolah dengan tatapan dingin juga. Dia yakin kepala sekolah akan berpihak pada anaknya. “Jika anda tidak ingin dikeluarkan dari sekolah ini, anda harus meminta maaf pada Davina Rafeyza Zayan.” ancamnya. “Saya tidak bersalah pak, kenapa harus meminta maaf?” Safira berujar. Matanya melotot menatap kepala sekolah. Tidak adil rasanya jika dia yang harus meminta maaf, padahal bukan dia yang memulai keributan. “Jika anda tidak bersedia meminta maaf, maka anda akan dikeluarkan dari sekolah ini.“ jawab Barra Rafeyfa Zayan tegas. Menatap sorot mata Safira dengan tatapan menantang. Safira tersenyum simpul, lalu badannya maju kedepan menatap tajam Barra. “Saya tidak akan meminta maaf! bukan saya yang memulai perkelahian itu dan bukan saya yang bersalah.” hatinya mendidih menatap Barra Rafeyfa Zayan. Dia bertekad tidak akan meminta maaf dan merendahka
Read more
Chapter 58 Misi Balas Dendam Part 2
Pagi-pagi sekali setelah menyelesaikan pekerjaan rumah, Safira memakai seragam Sma N Bangko mengetuk kamar Fikri. Fikri keluar, dan menaikkan satu alisnya, saat melihat Safira memakai seragam sekolah. Seperti tahu apa yang dipikirkan oleh Fikri, langsung Safira angkat bicara,”Mulai hari ini, saya akan bersekolah di Sma N Bangko.” jawabnya datar. Fikri hanya mengangukkan kepalanya, dan berlalu begitu saja dari hadapan Safira. Setelah mengantar Fikri, motor yang dikendarai Safira melaju menuju Sma N Bangko. Semua orang terpana dengan kehadirannya, dan juga penampilan barunya, mengendarai motor ninja milik Fikri, membuat banyak murid iri dan mengunjingnya. "Hmm, paling-paling semua itu hasil dari jual diri." gunjingan para siswi, saat Safira melewati para siswa. Safira hanya tersenyum sinis. "Tunggu saja tanggal mainnya." bathin Safira. Di hatinya ada dendam yang tiba-tiba mengelora di setiap aliran darahnya. Targetnya kali ini adalah kepala sekolah, anaknya Davina, dan juga teman-tem
Read more
Chapter 59 Aku anakmu, ibu!
Safira mengikuti Barra saat pulang sekolah. Dari rekaman cctv yang dia dengar, pria itu akan mengadakan pertemuan dengan seseorang. Safira tetap memantau dari jauh mengikuti Barra, saat sebelum motornya ditabrak oleh seseorang yang tidak dikenal. Tubuhnya terhempas di aspal. Safira berusaha bangkit dan meringis kesakitan. Namun saat hendak berdiri, seseorang menghajarnya hingga membuatnya kembali tersungkur ke aspal. Lima pria itu mengeroyoknya tanpa belas kasihan, dan Safira melepaskan beberapa tembakkan ke tubuh lima pria itu. Dia berdiri dengan amarah yang memuncak, dan memborgol para penyerang itu. Safira menelepon rekan kerjanya, dan membawa para penyerang ke mobil tahanan. Safira mengumpat saat kehilangan jejak Barra. Safira pulang dengan tangan kosong. Saat masuk kedalam rumah dan mendengar suara seseorang marah-marah. Safira segera berlari kearah sumber suara dan mendapati Fikri lagi-lagi disiksa oleh ibunya. Pria itu dicambuk, ditendang, dan disiram pakai air es membuat pr
Read more
Chapter 60 Diserang
Safira mengangkat pakaian dijemuran dan menyetrikanya. Safira mendengar dengan seksama percakapan seseorang dari earphone yang selalu dipakainya. Safira tersenyum, saat sudah mendapatkan informasi. Saat malam tiba Safira hendak keluar, namun dia kaget saat melihat Hanum menegurnya. “Saya mau keluar sebentar bu, ada kerja kelompok dengan teman-teman,” ucapnya berkelit. “Kok, kerja kelompoknya malam? Emang siang nggak bisa?” tanya Hanum mengerutkan keningnya. Jam sudah menunjukkan jam sepuluh malam. “Nggak tau sih bu, teman-teman sih mau malam bu. Saya hanya ikut saja.” jawab Safira dengan wajah sok polos. “Baiklah, hati-hati dijalan. Jangan pulang terlalu malam ya,” ujar Hanum mengingatkan. Safira menganguk menyalami Hanum dan meninggalkan rumah Wijaya Kusuma.” Safira mengendap dan menyiapkan pistolnya dengan posisi siap menyerang, pada beberapa orang yang sedang berbicara disebuah jalan dan juga gelap. Sedangkan beberapa orang tengah mengawasi dua orang yang sedang melakukan tran
Read more
PREV
1
...
45678
...
16
DMCA.com Protection Status