Semua Bab Madu Untuk Suamiku: Bab 101 - Bab 110
143 Bab
Kabar Bahagia
Shofia tersenyum haru mendengar kabar yang ia dapatkan hari ini dari sang adik. Ia makin tak sabar menunggu penerbangannya ke tanah air yang tinggal menghitung hari. Setelah ini tak ada lagi yang perlu dikhawatirkan Shofia jika memang Allah akan memanggilnya.Jihan telah menemukan laki-laki terbaik yang akan menjadi imam kehidupannya. Begitupun sang suami-Ustaz Subhan-, Shofia telah mempersiapkan Kiyada untuk menggantikan perannya. Apalagi Kiyada sekarang tengah hamil, pasti kehidupan rumah tangga mereka akan jauh lebih bahagia kedepannya.“Betapa beruntungnya Kiyada, baru beberapa bulan menikah Allah telah mempercayakan titipan dalam rahimnya,” ratap Shofia di sela-sela kesedihannya.Namun, Shofia sadar jika ia tak boleh egois. Bagaimanapun kehidupan Kiyada jauh lebih sengsara darinya. Sedari kecil hanya berdua dengan sang ibu, juga ekonomi yang serba pas-pasan. Tentu Kiyada berhak mendapat kebahagiaan atas kesusahannya selama ini.Bukankah Allah itu Mahaadil? Dia dzat yang membagika
Baca selengkapnya
Teka-teki Perjodohan
Farhan memanglah laki-laki yang baik. Dia juga sangat piawai bila harus berbicara di depan khalayak. Tak heran jika dulu semasa di pesantren cukup banyak santri putri yang mengagumi akan sosoknya.Shofia beberapa kali menceritakan bisik-bisik santri putri membicarakan perihal Farhan. Saat itu tak pernah terbesit dalam benak Ustaz Subhan bahwa abah akan menjodohkan pemuda itu dengan Jihan. Mengingat Jihan sendiri adalah tipikal yang tak suka diatur. Sangat berbanding terbalik dengan Shofia yang lebih penurut.Mendengar Farhan akan menikah dengan Jihan, seolah ada yang mengganjal dalam benak Ustaz Subhan. Hubungan masa lalu Farhan dan Kiyada tak bisa diabaikan begitu saja. Bahkan sorot mata Farhan pada Kiyada cukup menjelaskan semuanya.“Mas, kok malah melamun sih? Kamu nggak seneng adik aku mau menikah?” Shofia memukul palan lengan Ustaz Subhan.“Senang lah. Farhan sangat pantas bersanding dengan Jihan,” tutur Ustaz Subhan dengan senyum mengembang.“Semoga Farhan bisa membuat Jihan men
Baca selengkapnya
Hati yang Terluka
Ustaz Subhan kehilangan stok kata-kata. Ia bingung memilih kalimat yang tepat untuk memberikan respon atas ucapan Shofia. Dengan penuh kelembutan Ustaz Subhan mengusap pipi Shofia yang basah menggunakan ibu jarinya.Seulas senyum yang ditampilkan Shofia tampak jelas jika tersimpan kegetiran di sana. Kehamilan Kiyada memanglah tujuan Ustaz Subhan menikah lagi. Namun saat hal itu benar terjadi, ternyata justru menimbulkan kepiluan tersendiri bagi Shofia.Sejak awal menikah, Shofia memang yang paling antusias membicarakan perihal anak. Bahkan ia rela meminum berbagai ramuan pahit yang katanya bagus untuk kesuburan wanita. Entah sudah berapa macam racikan herbal maupun modern yang telah dicoba. Namun, Allah belum mempercayai mereka untuk memiliki keturunan.Hingga kini Shofia divonis kanker darah, maka seolah benar-benar pupus harapan untuk memiliki keturunan. Kini harapan terbesar Ustaz Subhan adalah kesembuhan Shofia. Atau paling tidak sang istri bisa bertahan lebih lama lagi di sisinya
Baca selengkapnya
Saling Mengiklaskan
Kiyada merutuki dirinya sebab tak bisa mengendalikan perasaan di depan Farhan. Harusnya sejak memilih untuk menerima tawaran menjadi istri ke dua ia sadar jika semua tak lagi sama. Farhan tentu berhak mendapat wanita yang jauh lebih baik. Dan Jihan adalah pilihan yang tepat.Kiyada memejamkan mata beberapa detik. Ia berusaha keras agar tangisnya tak semakin pecah. Jihan, adik dari kakak madunya adalah gadis yang cantik. Tak kalah cantik dengan Ustazah Shofia. Tentu mereka akan menjadi pasangan yang sangat serasi.“Kiyada ....”“Selamat, Kak,” tukas Kiyada cepat, tetapi ia tak kunjung berbalik badan. Gemuruh di dadanya begitu sulit untuk dikendalikan.Mengapa harus dengan Jihan, tak adakah gadis lain? Nyatanya sosok Farhan belum sepenuhnya bisa ia lupakan begitu saja. Di sudut hati Kiyada nama itu masih enggan enyah. Jika Farhan menikah dengan Jihan, artinya mereka akan sering bertemu. Kiyada tak ingin itu terjadi.Bagaimanapun Kiyada tengah berusaha menjadi istri yang berbakti pada s
Baca selengkapnya
Sedikit terobati
Selepas kepergian Farhan, Kiyada termenung mencerna kejadian beberapa jam yang lalu. Saat laki-laki yang pernah mengisi harinya itu mengungkapkan bahwa ia akan segera menikah. Kiyada merasa seolah ada yang hilang dari dirinya. Padahal di antara mereka sudah tak ada apa-apa lagi.Farhan adalah bagian dari masa lalu Kiyada. Sekian lama tak saling berkabar, kemudian kembali bertemu saat Kiyada telah menjadi Istri Ustaz Subhan. Bahkan, Kiyada berharap jika ia tak akan pernah bersua Farhan lagi. Sebab akan kembali membuka kisah manis yang pernah mereka lalui bersama.Ruangan dengan nuansa serba putih ini terasa semakin sunyi. Saat keadaan ibu semakin menurun, juga kabar pernikahan Farhan yang membuat Kiyada seolah ingin menyerah. Pesan yang ia kirim pada sang suami pun sama sekali belum terbalas hingga kini.Malam ini Kiyada berniat untuk tidur lebih awal, jiwanya begitu lelah. Apalagi keadaan ibu tak ada perkembangan berarti. Ia harus mempersiapkan mental juga fisiknya menghadapi hal-hal
Baca selengkapnya
Liku Semu
Pagi ini Shofia merasa lebih baik dari hari-hari sebelumnya. Ia yang biasanya malas untuk minum obat jika tak diingatkan, kini menjadi bersemangat. Setidaknya Shofia ingin menikmati sisa usia yang diberikan Allah untuknya.Shofia baru menyadari jika semenjak kembalinya Bu Aminah ke Indonesia ia belum menghubungi beliau sama sekali. Bahkan, Shofia juga tak sempat memberitahu Bu Aminah tentang pernikahan Kiyada dengan sang suami. Bagaimanapun pasti beliau tak akan rela sang putri tiba-tiba menikah dan menjadi istri ke dua.“Mas.” Shofia memanggil Ustaz Subhan yang tengah mengecek dan merapikan isi koper.“Iya, Sayang.” Ustaz Subhan menghentikan sejenak kegiatannya.Sebelumnya rutinitas mengecek barang bawaan ketika akan bepergian adalah tugas Shofia. Namun, kini semua tugas itu telah diambil alih oleh sang suami. Ustaz Subhan bersikeras melarang Shofia untuk melakukan banyak kegiatan yang menguras tenaga.Dari gerakannya tampak jelas jika Ustaz Subhan cukup kebingunan dengan hal itu. Me
Baca selengkapnya
Dua Istri Bertemu
Beruntung semua berjalan cukup lancar. Tak ada kendala berarti saat melakukan berbagai pemeriksaan di bandara internasional Singapura. Selama penerbangan pun Shofia juga tidak mengalami keluhan apapun. Di dalam pesawat ia tertidur pulas selama kurang lebih dua jam.Kekhawatiran Ustaz Subhan perihal kondisi fisik Shofia yang masih rentan, nyatanya tak terbukti. Sang istri masih sanggup melakukan perjalanan berjam-jam meski dalam keadaan cukup lemah. Shofia memang sosok wanita yang begitu tangguh, ia jarang sekali mengeluh meski sakit yang diderita tak bisa dikatakan ringan.“Kalau kamu lelah, nanti kita cari hotel dulu buat istirahat.”Shofia menggeleng pelan. “Kita langsung ke rumah saja, Mas.”Saat ini keduanya telah keluar dari terminal bandara. Sengaja Shofia tak memberitahu abah ataupun Jihan jika mereka pulang hari ini. Sebab ia ingin memberikan sedikit kejutan bagi keluarga yang teramat dicintainya itu. Shofia juga ingin memulihkan kondisi sejenak, agar ia terlihat baik-baik saj
Baca selengkapnya
Berada Dalam Satu Tempat
Kejadian seperti ini sama sekali tak pernah terbayangkan dalam benak Ustaz Subhan. Bagaimana mungkin ia melupakan Bu Aminah yang kini tengah dirawat di tempat yang sama? Ia juga belum sempat memberitahu Kiyada jika akan pulang tepat hari ini.Setelah sekian lama tak bersua, kini kedua istrinya kembali berada dalam satu tempat yang sama. Ustaz Subhan dapat melihat dengan jelas ada raut kesenduan dari mata Shofia. Namun, sang istri pertama tersebut dapat menutupi dengan sangat rapi. Selang beberapa detik ketiganya saling terdiam, Shofia tersenyum hangat seraya menyapa Kiyada.“Assalamualaikum, Ki. Akhirnya kita bisa bertemu lagi.” Tanpa ragu Shofia menjabat tangan Kiyada dan memluknya sekilas.“Waalaikumsalam, Ustazah.” Kiyada tersenyum ragu. Ia sempat melirik Ustaz Subhan beberapa detik. “Bagaimana keadaan, Ustazah Shofia? Sehat ‘kan? imbuhnya berbasa-basi. “Alhamdulillah.” Hanya itu jawaban yang diberikan Shofia.Posisi Ustaz Subhan benar-benar merasa serba salah kali ini. Kiyada tam
Baca selengkapnya
Rindu Terpendam
Kiyada berdiri mematung di depan sebuah kedai. Peristiwa beberapa menit yang lalu masih membuatnya sedikt shock hingga saat ini. Ustaz Subhan memang memberi kabar jika akan segera pulang kampung. Namun, beliau sama sekali tak pernah mengatakan dengan jelas kapan waktunya.Hati Kiyada tiba-tiba terasa nyeri melihat kemesraan Shofia dan Ustaz Subhan. Laki-laki itu bahkan seolah bersikap tak acuh. Kiyada hanya berani melirik beberapa detik, ia tak memiliki cukup keberanian untuk menyapa terlebih dahulu. Meski tak dipungkiri jika rasa rindu itu ingin diluapkan.Namun, berkali-kali Kiyada memberi peringatan pada dirinya sendiri. Bahwa ia tak boleh mengharapkan lebih dari pernikahan ini. Sebab dari awal memang tak ada secuil pun cinta Ustaz Subhan untuk dirinya. “Kamu harus kuat berjuang bersama Ibu, Nak.” Kiyada bermonolog seraya mengelus lembut perutnya yang mulai sedikit membuncit.Beruntung ia hanya merasakan morning sickness pada bulan pertama saja. Selama merawat ibu di rumah sakit
Baca selengkapnya
Membohongi Dua Wanita
Rasa bersalah itu semakin kuat saat Ustaz Subhan melihat perjuangan Kiyada. Wanita itu sangat layak untuk dabahagiakan dan diratukan. Namun, sebagai suami ia belum bisa memberikan hak keadilan secara penuh pada Kiyada. Perjuangannya tentu tak mudah. Ia harus menjaga dan merawat san ibu seorang diri, dengan kondisi tengah berbadan dua.Bukankah kehadiran seorang anak menjadi dambaannya selama ini? Namun, saat Allah memberinya titipan, Ustaz Subhan justru kerap mengabaikan sang istri. Ia merasa gagal menjadi suami yang adil. Disadari atau tidak, nyatanya Shofia selalu menjadi prioritas.Ustaz Subhan menyempatkan diri menemui Kiyada saat Shofia –sang istri pertama- tengah berbincang dengan teman lamanya semasa di pesantren. Walau kondisi Shofia belum terlalu baik, tetapi melihat pncaran kebahagiaan di wajah wanita itu Ustaz Subhan memberi sedikit kebebasan pada Shofia.Hasil pemeriksaan menunjukkan tak ada yang terlalu perlu untuk dikhawatirkan. Shofia hanya butuh waktu istirahat lebih l
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
910111213
...
15
DMCA.com Protection Status