Semua Bab Madu Untuk Suamiku: Bab 61 - Bab 70
143 Bab
Kisah yang Rumit
Pagi ini Kiyada terbangun dengan perasaan yang sulit didefinisikan. Pasalnya sore nanti sang ibu akan melakukan penerbangan dari Singapura ke tanah air. Rindu, tentu saja. Namun, perihal pernikahannya dengan Ustaz Subhan bukanlah masalah yang ringan.Bahkan, hanya untuk membayangkan bagaimana reaksi ibu nantinya, Kiyada tak berani. Kecewa pasti, ibu mana yang rela putrinya menikah secara sembunyi-sembunyi seperti ini. Apalagi kini telah tumbuh janin dalam rahimnya.“Kamu cepatlah mencari pasangan hidup, Ki. Agar Ibu bisa tenang jika sewaktu-waktu dipanggil Yang Mahakuasa,” ungkap ibu suatu hari lewat sambungan telephon.Kiyada tercekat. Perkataan ibu seolah menamparnya. “Ibu harus sembuh dulu, ya. Jangan memikirkan yang lain-lain.”Selama sekitar dua bulan ibu berada di sana, Kiyada hanya tiga kali melakukan sambungan telephon dengan beliau. Alasannya, ibu ingin fokus berobat agar bisa segera pulang. Sebab beliau tak tega meninggalkan putrinya seorang diri di rumah.Kiyada mengembuska
Baca selengkapnya
Menahan Debar
“Tolong kamu antar Kiyada menjemput ibunya di bandara malam ini. Subhan tidak bisa, karena ia juga harus ke luar kota.”Titah abah sore itu benar-benar mengejutkan Farhan. Tentu saja ia tak dapat menolak dengan alasan apapun. Bertemu kembali dengan Kiyada adalah sesuatu yang ingin ia hidari untuk saat ini. Farhan butuh waktu untuk benar-benar menghapus rasa untuk wanita itu.Entah perintah abah tersebut dengan sepengetahuan Ustaz Subhan atau tidak. Sebab melihat dari sikap Ustaz Subhan yang tak sehangat dulu kepadanya, Farhan menduga jika Kiyada telah menceritakan hubungan mereka di masa lalu.“Jihan, kamu nanti ikut Farhan menjemput ibunya Kiyada di bandara,” pinta abah pada putri bungsunya yang saat itu tengah membawakan dua cangkir teh hangat.“Jihan sibuk, Bah,” tolak Jihan datar.Sudah bukan hal yang langka jika Jihan kerap menolak perintah abah. Jika Shofia sangat penurut dan hampir tak pernah membantah, maka lain halnya dengan Jihan. Gadis itu tak segan menolak sesuatu yang tak
Baca selengkapnya
Gejolak Rasa
Perjalanan menuju bandara mereka lalui dalam hening. Jihan tetap pada posisinya sejak berangkat dari rumah tadi, duduk di samping Farhan selaku pengemudi. Sedangkan Kiyada memilih duduk di belakang seorang diri.Berulang kali Kiyada melihat layar gawainya, menanti notifikasi dari Ustaz Subhan. Seperti kata Farhan tadi, Ustaz Subhan tengah ke luar kota. Namun, kenyataannya sang suami sampai detik ini belum mengkonfirmasi meski sekadar lewat pesan singkat. Dalam hati Kiyada juga bertanya-tanya, apakah Farhan mengantarnya ke bandara atas inisiatif Ustaz Subhan sendiri atau perintah dari Kyai Zuhair?Sementara Farhan dan Jihan seolah sibuk dengan pikiran masing-masing. Sesekali Farhan melirik ke spion depan, di sana tampak Kiyada tengah fokus dengan gawai di tangannya. Bohong jika Farhan berkata telah melupakan Kiyada, wanita yang kini terlihat semakin menawan setelah diperistri Ustaz Subhan.Berulang kali Farhan menggumamkan istighfar dalam hati. Sebab tak seharusnya ia masih menyimpan r
Baca selengkapnya
Kabar Mengejutkan
Selepas kepergian Bu Aminah, Shofia terpekur seorang diri di kamar. Pembicaraan dengan wanita paruh baya tersebut masih terngiang dengan jelas. Bagaimana masa lalu Bu Aminah yang ternyata begitu suram.Namun, sejatinya Allah adalah dzat yang Maha Pengampun. Seburuk dan sebesar apapun kesalahan hamba di masa lalu, pintu maaf Allah akan selalu terbuka lebar selama manusia bertekat benar-benar ingin berubah.“Kenapa Ustazah menutup rapat penyakit ini dari keluarga?” tanya Bu Aminah saat pertama kali mengetahui penyakit yang dideritanya.Shofia terdiam sejenak. Ia menarik napas panjang beberapa kali untuk menetralkan debar jantungnya. Mendadak Shofia merasa sangat bersalah pada Bu Aminah. Sebab keegoisannya, ia meminta Kiyada untuk menjadi istri ke dua sang suami. Dan itu semua tanpa sepengetahuan Bu Aminah, selaku satu-satunya keluarga yang Kiyada miliki.“Sama seperti yang Ibu lakukan, saya pun tak ingin Abah, Jihan, juga Mas Subhan merasa terbebani dengan sakit yang saya derita.” Shof
Baca selengkapnya
Luapan Rindu
Kiyada menunggu sang ibu di terminal kedatangan luar negeri dengan jantung berdebar. Setelah dua bulan tak bersua, ia begitu merindukan sosok ibu. Tak sabar rasanya ingin memeluk tubuh yang selalu memberinya ketentraman tersebut.“Ibu ...,” lirih Kiyada dengan suara bergetar. Ia membekap mulutnya agar tak mengeluarkan suara isak tangis.Dari jarak beberapa meter ibu tampak dipapah oleh seorang wanita dengan rambut sebahu. Badan ibu terlihat jauh lebih kurus dari saat terakhir mereka bertemu. Dua pasang mata ibu dan anak tersebut saling menatap sendu.Kaki Kiyada serasa membeku tak dapat bergerak barang sejengkal pun. Saat ibu semakin mendekat, tangis keduanya pecah tak terbendung. Tak dipedulikan lagi lalu lalang oran-orang di area bandara. Toh kebanyakan dari mereka sibuk dengan kepentingan masing-masing.“Kiyada rindu, Bu,” ungkap Kiyada dengan suara tercekat. Ia masih tersedu di balik punggung ibu. Merasakan tubuh yang kini seolah tinggal tulang dan kulit. Keadaan yang membuat hati
Baca selengkapnya
Mengganjal
Semenjak pertemuan dengan ibu tadi, Kiyada benar-benar melupakan telephon genggamnya. Luapan rundu yang selama ini terpendam, berhasil mengalihkan seluruh perhatiannya. Bahkan, ia seolah lupa jika kini tengah mengandung anak dari laki-laki bergelar suami tersebut.Dada Kiyada kian bergemuruh. Menebak tujuan apa kiranya Ustaz Subhan menunggu kepulangan mereka. Bukankah tadi ia telah berjanji untuk merahasiakan pernikahan ini dari ibu untuk sementara waktu?Sebelum Kiyada membuka pintu di sisi kanan sang ibu, ia sempat melihat pemandangan yang cukup mengusik hatinya. Farhan sedikit menyentuh pundak Jihan untuk membangunkan gadis yang tengah tertidur pulas tersebut.“Ada Ustaz Subhan, Ki?” Suara ibu segera mengalihkan perhatian Kiyada. Dengan cepat ia menepis perasaan yang tak seharusnya itu. “I-ya, Bu,” jawab Kiyada sedikit terbata.Dengan telaten Kiyada membantu ibu untuk turun dari mobil. Samar-samar ia masih mendengar Farhan membangunkan Jihan dengan lembut. Namun, sepertinya Jihan
Baca selengkapnya
Melepas Rindu Bersama Ibu
Dada Bu Aminah berdebar hebat. Namun, ia masih berusaha menghalau segala pikiran negatif yang menghantui. Wanita itu memilih duduk di ranjang seraya harap-harap cemas menanti kadatangan Kiyada.Di sampingnya satu koper berukuran sedang masih utuh tak tersentuh. Dua hari sebelum kepulangannya, Ustazah Shofia sempat menitipkan oleh-oleh gamis untuk Kiyada. Mengingat kebaikan keluarga Ustaz Subhan, membuat hati Bu Aminah menghangat. Paling tidak jika suatu hari nanti Allah memanggilnya, masih ada orang-orang yang menyayangi Kiyada.“Ibu belum tidur?” Kiyada datang membawakan segelas teh hangat untuk sang ibu.“Kamu sakit? Kenapa tiba-tiba muntah, Ki?” Bu Aminah menghujani putri semata wayangnya dengan pertanyaan beruntun. Ia memandang Kiyada penuh selidik.Wajah Kiyada yang tampak lebih pucat, membuat Bu Aminah begitu khawatir. Wanita yang masih mengenakan gamis yang sama saat tadi di bandara memilih untuk menghindari tatapan sang ibu.“Palingan Cuma masuk angin biasa, Bu. Sekarang Ibu c
Baca selengkapnya
Rasa yang Tersirat
Saat melihat kalender di layar gawainya, Kiyada baru ingat jika hari ini adalah hari ulang tahun Ustaz Subhan. Usia sang suami genap memasuki 36 tahun. Kiyada berpikir keras bagaimana cara untuk memberi hadiah spesial di hari sakral kelahiran laki-laki yang kini bergelar suaminya tersebut.Untuk menemui Ustaz Subhan pun pasti akan sulit. Sebab sekarang ada ibu yang belum tahu perihal pernikahan mereka. Seumur hidup Kiyada tak pernah memberikan kejutan ulang tahun untuk laki-laki. Dulu saat bersama Farhan, ia hanya memberikan ucapan selamat juga doa-doa terbaik. Kali ini Kiyada bertekad harus memberikan sesuatu spesial yang tak akan terlupakan untuk sang suami. Berselancar di dunia maya adalah jalan ninja Kiyada mencari referensi hadiah ulang tahun.Saat jemarinya asyik menari di atas layar, sebuah panggilan masuk berhasil menyita perhatian Kiyada. Jantung Kiyada kembali berdebar, ia melihat ke arah ibu yang tampaknya masih tertidur pulas. Dengan gerakan sepelan mungkin Kiyada turun d
Baca selengkapnya
Pacaran Diam-diam
Kiyada bernapas lega begitu ibu kembali ke kamar. Beruntung beliau tak kembali mengajukan banyak pertanyaan setelahnya. Sebab Kiyada bukanlah tipe anak yang pandai berbohong pada ibu.“Besok ada kuliah jam enam, Bu. Jadi teman aku nelponnya sekarang,” urai Kiyada berbohong untuk yang kesekian kali.Entah sudah berapa banyak kebohongan yang Kiyada lakukan pada ibu semenjak kedatangannya dari Singapura. Padahal sebelum ini, ia nyaris selalu berkata jujur tentang masalah apapun pada ibu. Satu kebohongan saja akan melahirkan kebohongan-kebohongan berikutnya. Itulah yang dialami Kiyada kini."Terkadang kita perlu berbohong dalam beberapa hal demi kebaikan," ungkap Farhan dua tahun lalu. Saat itu ia tengah kebingungan mencari alasan sebab tak membawa tugas yang diminta dosen.Jadilah Farhan menyuruhnya untuk pura-pura sakit. Agar tak mendapat murka dari dosen paling kiler di fakultasnya.Apakah yang dilakukannya sekarang termasuk dosa? Entahlah, Kiyada benar-benar tak memiliki pilahan lain
Baca selengkapnya
Hati yang Terlalu Berharap
Kiyada mematut diri di depan cermin. Memastikan penampilannya sempurna hari ini. Tak sabar rasanya ia ingin memberi kejutan sederhana ini untuk sang suami. Tadi ia juga telah berpamitan pada ibu jika ada keperluan di kampus. “Nasi kuningnya mau kamu bawa ke kampus, Ki?” tanya ibu begitu melihat Kiyada menata nasi dengan bentuk bulat menyerupai kue ulang tahun. “Iya, Bu. Mau aku kasih sama teman-teman kosan. Sekalian tasyakuran juga karena kemarin aku diterima jadi guru privat.” Kiyada menatap Ibu dengan raut berbinar. Apa yang ia katakan tak sepenuhnya bohong. Dirinya memang berencana pergi ke kampus hari ini untuk menyerahkan tugas. Namun, ia tak mengatakan jika ke sana di antarkan Ustaz Subhan.Kemarin sang suami juga telah mengajukan dirinya untuk menjadi guru privat bahasa inggris di tempat kursus yang dekat dengan rumah Ustaz Suban. Kesempatan itu tentu tak akan disia-siakan oleh Kiyada. Meski ia telah menjadi istri sah Ustaz Subhan, tetapi untuk menghidupi ibu tak mungkin diri
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
56789
...
15
DMCA.com Protection Status