All Chapters of Tambah Istri Gara-gara Kambing: Chapter 11 - Chapter 20
28 Chapters
11. Musibah yang tidak terduga
Pagi-pagi sekali Salman sudah bangun dan berkemas sendiri. Istrinya Yasmine sedang sibuk mengurus Papa mertuanya yang setiap pagi harus rutin olahraga ringan agar kakinya bisa bergerak kembali. "Pi, gak papa nih gak Mami bantu? " tanya Yasmine dengan tidak enak hati. "Gak papa Mi! Papi bisa kok berkemas sendiri, lagian kan Papi bawa baju cuma untuk dua hari! " jawab Salman santai. "Ya udah! Mami mau bantu Papa dulu karena bentar lagi instruktur olahraga nya Papa datang! " sahut Yasmine dengan berjalan keluar kamar mereka. Setelah mempersiapkan mertuanya, Yasmine juga mempersiapkan diri untuk pergi ke butiknya. Sedangkan Papa mertuanya saat siang hari ada perawat yang akan menemani dan menjaganya di rumah. Yasmine dan Salman berpamitan pada Tuan Besar Sultan Ahmer Hidayatullah yang sedang duduk di kursi roda nya. "Kami berangkat dulu ya Pa! Kalau ada apa-apa sama Papa langsung hubungi kami ya Sus? " ucap Salman berkata pada Papanya dan perawatnya. "Iya Pak, Bu..! " jawab sang su
Read more
12. Pergi ke Jerman
Sudah dua hari Yasmine terbaring di ranjang rumah sakit. Saat ini kondisi kakinya dalam masa pemulihan pasca operasi. Selama dua hari Salman selalu menemaninya di rumah sakit dan Papa nya di rumah di jaga oleh adik laki-laki Salman yang baru datang dari Dubai kemaren malam. Safran Maher Hidayatullah anak bungsu keluarga Hidayatullah yang bekerja sebagai pengacara di panggil paks Salman untuk pulang ke Indonesia guna membantu merawat Papa mereka selama Yasmine sakit. Salman di anjurkan untuk membawa Yasmine berobat ke luar negeri agar Yasmine bisa berjalan kembali seperti dulu. Untuk itulah ia memanggil adik bungsu nya untuk pulang. "Rama, dua hari lagi saya akan ke Jerman untuk pengobatan Yasmine agar cepat pulih dan berjalan lagi! Tolong kamu datangi Hanum di Kota S dan katakan lah sejujurnya apa yang terjadi di sini sehingga aku tidak bisa mengunjungi nya dalam waktu yang lama! Sampaikan permintaan maaf ku karena belum bisa mengunjungi nya! " ucap Salman saat mereka hanya berdua
Read more
13. Kabar kehamilan Hanum
Rama pun menceritakan detail musibah yang dialami Yasmine dan Salman kepada Hanum dan Umi Sarah sebanyak yang ia tahu selama menjadi asisten nya Salman. Hanum menangis di dalam pelukan Umi Sarah karena merasa dirinya sudah berburuk sangka pada sang suami. "Hu... Hu... Hu...! Hanum menyesal Umi sudah berburuk sangka pada Mas Salman! Hanum mengira selama ini Mas Salman tidak peduli dengan Hanum karena pernikahan ini ada karena keadaan! Hanum menyesal Umi... Hanum menyesal! " ucap Hanum dengan terus menangis. "Sudah Nak, sudah! Apa kau tidak kasihan pada bayimu jika kau menangis terus? Bayimu pasti merasakan kesedihan Ibu nya dan itu tidak bagus untuk perkembangan bayimu! Sekarang kita sudah tau apa yang terjadi dengan suamimu, dan saatnya kamu menjaga janin ini dengan baik hingga nanti Salman kembali sebelum janin kalian lahir! " sahut Umi Sarah dengan lembut mengusap punggung putri nya. "Iya Mbak..! Selagi Pak Bos pergi menemani Nyonya Yasmine berobat, Mbak Hanum harus tetap sehat
Read more
14. Bahagia berselimut duka
Baru saja menginjakkan kaki di kota S, Salman langsung mendapatkan kabar buruk yang baru saja di sampaikan asistennya Rama dari sambungan telepon. "Astaghfirullahalazim... Ya Allah, kuatkan lah istri dan calon anakku... Selamatkan mereka berdua Ya Allah..! " gumam Salman sembari berlari keluar bandara untuk mencari taksi. Lututnya serasa lemas, dadanya sesak memikirkan keselamatan istri dan calon anak nya. "Pak, tolong ke rumah sakit umum ya? Cepetan jalan nya ya Pak karena istri saya mau melahirkan! " ucap Salman pada sopir taksi yang ia naiki. "Baik Tuan...! " jawab sopir taksi yang langsung tancap gas menuju rumah sakit. Sementara itu, Umi Sarah tidak henti-hentinya menguatkan Hanum agar tetap tersadar dan terus berdzikir untuk keselamatan anak dan cucunya. "Umi...! Sa-sakit Umi...! Hanum sudah tidak tahan lagi..! Sakit sekali...! " rintih Hanum kesakitan sembari memegang perut nya yang kencang dan kontraksi. "Kamu harus kuat Nak! Jangan putus asa untuk berdzikir memohon per
Read more
15. Bahagia berselimut duka 2
Umi Sarah yang mendengar ucapan menantu tentang anaknya sontak lemas di sekujur tubuhnya hingga ia hampir limbung ke lantai jika ia tidak berpegangan dengan lengan kursi tunggu. Salman masih terduduk di kursi tunggu dengan menangis sembari menutup wajahnya dengan kedua tangan. Isakan tangis pilu Salman semakin membuat Umi Sarah terpukul dan meremas dadanya yang sakit. Umi Sarah memejamkan matanya sejenak sembari lisannya berdzikir kepada sang pemilik kehidupan agar ia diberi kekuatan dalam menerima cobaan ini. "Nak, hati Umi sakit dan sedih dengan keadaan Hanum. Tapi kita tidak boleh lemah dan terus terusan terpuruk. Hanum butuh kita, butuh kamu suaminya. Hanum butuh doa kita Nak, InsyaAllah Umi yakin jika anak Umi itu kuat dan Hanum akan baik-baik saja! Bagaimana dengan cucu Umi? " ucap Umi Sarah lembut dengan suara yang bergetar berusaha kuat di depan menantunya. Salman langsung menegakkan tubuhnya saat mendengar ucapan mertua nya. Ia menghapus air matanya seraya berusaha untuk
Read more
16. Keputusan Berat Salman
Sudah dua hari Hanum terbaring koma di rumah sakit. Ia sudah melewati masa kritis nya beberapa jam yang lalu. Saga akan di bawa pulang ke rumah oleh Umi Sarah besok pagi sesuai keputusan dokter. Saat ini Salman sedang bermain dengan memegang jemari mungil Saga dengan jari telunjuknya. "Doakan Bunda mu ya Nak biar cepat sadar dan bisa memeluk Saga setiap hari. Jika Papi pulang ke Jakarta, Saga yang menemani Bundamu di rumah! InsyaAllah Papi nanti akan sering-sering datang ke sini mengunjungi kalian berdua! Maafkan Papi yang belum bisa mempertemukan Saga dengan Opa! " ucap Salman berbicara pada bayi nya yang masih merah itu. Karena Hanum koma, maka Saga meminum susu formula dengan kualitas yang terbaik di berikan Salman agar bisa tumbuh dan berkembang seperti bayi-bayi lainnya. Saat ini Salman berada di ruang bayi untuk bermain bersama sang anak selagi Ibu mertuanya berada di kamar Hanum karena sedang membersihkan tubuh Hanum. "Bangun lah Nak! Buka matamu..! Apa kau tidak ingin mel
Read more
17. Restu Umi Sarah.
Sehari sebelum kembali ke Jakarta, Salman nekat berbicara dengan ibu mertuanya tentang keinginannya membawa Saga bersama nya. Saat ini Salman sedang duduk ruang tamu rumah Hanum yang ia beli di kota S. Ia duduk berhadapan dengan ibu mertuanya yang sedang memangku sang cucu Saga dengan penuh kasih sayang. "Umi, sebenarnya ada hal penting yang ingin Salman katakan sama Umi! Maaf jika keinginan Salman membuat hati Umi sedih! " ucap Salman sedikit agak ragu untuk mengutarakan niatnya ini. Melihat keraguan di wajah sang menantu, Umi Sarah perlahan meletakkan Saga di bouncer nya agar tidak keganggu. "Katakan saja Nak, jangan ragu! InsyaAllah Umi tidak akan marah dan akan mencoba mengerti! " sahut Umi Sarah dengan lembut. Salman menghela napasnya dalam-dalam sebelum membuka mulut nya untuk bicara. "Salman di harus kan kembali ke Jakarta Umi karena perusahaan Salman membutuhkan Salman di sana! Kalau Umi mengizinkan, Salman ingin membawa Saga ikut salman ke Jakarta karena Salman tidak bi
Read more
18. Jakarta, Saga datang!
Hari yang di tentukan telah tiba, Umi Sarah memeluk erat tubuh Saga dalam gendongan nya sebelum Saga pergi ikut ayahnya. Umi Sarah mencium lembut pipi bayi yang berusia 10 hari itu dengan penuh cinta dan terasa berat untuk melepaskan nya. Salman memutuskan pulang dengan menggunakan pesawat untuk kenyamanan sang anak. Lagipula dengan menggunakan pesawat jarak tempuh nya lumayan singkat dari pada pulang naik kendaraan darat. "Baik-baik ya Nak di sana sama ayah! Do'akan Bunda kamu agar cepat sadar dan bisa berkumpul lagi dengan Saga! Eyang akan selalu mendoakan Saga dan merawat Bunda Saga hingga beliau sadar dan sembuh seperti sedia kala! " bisik Umi Sarah lembut di telinga Saga. Umi Sarah menyerahkan Saga ke pangkuan sang ayah dengan berat hati. Salman menerima anaknya dan menciumnya sesaat sebelum Saga di letakkan di stroller nya. Bayi yang baru berusia seminggu itu tetap tertidur lelap tanpa menghiraukan suara hiruk-pikuk bandara. "Umi titip Saga ya Nak! Selalu kirimkan setiap pe
Read more
19. Siapa Saga sebenarnya?
Dua tahun kemudian... "Saga...! Jangan lari-lari Nak! Ayo pakai bajunya dulu! " pekik Yasmine sambil berlari mengejar Saga yang lari-lari sambil tertawa saat akan dipakaikan baju oleh Mami nya. Opa Sultan yang baru keluar dari kamarnya hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah cucunya yang semakin aktif semenjak bisa berjalan dan berlari. Hingga terkadang Yasmine sampai kewalahan mengimbangi tingkahnya yang terkadang membuat jantung copot. Saga makin tertawa melihat Yasmine mengejarnya karena mengira Yasmine mengajaknya bermain. "Ayo ain Ami! " teriak Saga yang belum terlalu lancar bicara. "Pakai bajunya dulu Nak, baru kita main! Mami akan bawa Saga main di taman! Di sana nanti banyak teman-teman seusia Saga! Ayo pakai bajunya dulu biar tambah ganteng anak Mami! " bujuk Yasmine dengan iming-iming main di taman depan komplek. Mendengar ajakan main di taman membuat langkah kecil Saga terhenti. "Ain di aman? " tanya pada sang Mami. "Iya main di taman Nak! Saga mau kan? Ayo pakai
Read more
20. Kejujuran Salman pada Papanya
Salman diam mematung saat mendengar suara Papa nya yang menanyakan siapa Saga sebenarnya. Matanya celingak celinguk mencari keberadaan seseorang yang membuat jantung nya berdetak tidak normal. "Yasmine sedang pergi ke toko kue bersama Saga! Jelaskan dengan jujur siapa Saga itu! Bagaimana bisa anak itu mempunyai tanda lahir yang sama dengan ku, kau dan Syahdan? Apa benar ia anak yang kamu adopsi dua tahun lalu atau jangan-jangan ia anakmu dengan perempuan lain! Ingat Salman, hanya keturunan Hidayatullah lah yang mempunyai tanda lahir di tempat yang sama! " ucap Tuan Sultan dengan ucapan yang begitu menohok di hati Salman. "Pa....! " desis Salman dengan lirih sembari menatap wajah tua Papanya dengan sendu. Tuan Sultan yang tau arti tatapan sendu Putra nya seketika shock dan langsung terduduk di sofa dengan tubuh lemas. "Ba-bagaimana bisa kau melakukan hal ini pada Yasmine, Salman! Kau sudah menyakiti perempuan malang itu dengan memiliki anak dari perempuan lain! Papa benar-benar tid
Read more
PREV
123
DMCA.com Protection Status