Hari demi hari, Narandra terus memperlihatkan sikapnya yang jujur dan apa adanya. Aku menganggap Narandra sebagai seorang pembelajar yang baik. Dia mau belajar banyak dariku, baik dari cara aku memperlakukan orang lain, juga bagaimana aku menuntaskan pekerjaan. Noni pun kerap mengunjungi aku di kantor, kadang sekadar untuk makan siang. Sikap Noni juga sudah banyak berubah, dia semakin dewasa. Suatu ketika Noni bertanya tentang Narandra, itu dia tanyakan saat dia mengunjungiku di kantor, “Pa.. Nara itu angkuh ya? Dia sih gak celamitan, tapi cueknya keterlaluan.”Aku mencoba menggoda Noni, untuk mengetahui perasaannya pada Nara, “Kamu ke sini sengaja menemui Papa, atau mau ketemu Nara?” godaku. “Ya ketemu Papa lah, masak mau ketemu Nara? Ngobrol juga gak pernah, kok!?”Aku jelaskan pada Noni, bahwa Nara itu orangnya apa adanya. Nara bersikap cuek karena terlalu serius dengan pekerjaan. “Yang jelas, Nara itu kurang pergaulan, Non. Dia belum pernah dekat dengan wanita, jadi dia belum
Baca selengkapnya