Warning!! Konten dewasa, bijak memilih bacaan bagi yang belum 18+ Danu seorang laki-laki setengah baya yang terjebak dalam cinta ABG, sehingga bercinta dengan ABG menjadi 'Habit'. Terus bertualang cinta dengan ABG, namun dia tidak bisa melupakan gadis pertama yang dijumpai dalam petualangannya. Danu selalu terobsesi dengan Noni ABG yang dianggapnya lugu tapi bisa membakar gairahnya pada usianya yang sudah menua. Karena terobsesi oleh Noni, Danu terus bertualang mencari sosok Noni pada setiap ABG yang dikencaninya. Seperti apa akhir petualangan Danu? Ikuti ceritanya..
View More[Salam kenal ya om…] sebuah pesan yang muncul di chat Messenger, saat aku baru saja on line, segera aku balas.
[Salam kenal juga..] [Ganggu gak om…?] dia kembali membalas Pesan ku, aku pun kembali membalas pesannya. [Gak juga sih… emang kenapa?] balasku lagi. [Aku cuma mau bilang terima kasih aja om.. ] balasnya[Terima kasih untuk apa? ] tanyaku merasa aneh, gak dikasih apa-apa kok mengucapkan terima kasih? Pikirku saat itu. [itu lho om… om kan sudah confirm permintaan pertemanan ku.. hehehe.. aku senang banget om sudah mau kenalan..] balasnya.Sambil terus chat, aku coba buka profilenya, mencari tahu imformasi tentang dirinya. Sementara dia terus mencecar pertanyaan yang aneh-aneh. namanya Noni evengelesta, umurnya 18 tahun, masih kuliah. Kalau lihat fotonya cantik juga. Tapi, aku curiga sama namanya, pastilah ini nama hanya di dunia maya.Setelah itu dia kembali kirim pesan, [Om aku boleh minta no telpnya Ga?] aku mulai mikir, ini anak kalau dikasih nomor hape ntar malah telepon terus. Ujung-ujungnya minta duit seperti kebanyakan akun ABG di medsos pikirku. Aku kembali balas pesannya dengan bertanya, [Buat apa..?] aku mencoba menyelidik.[Tuh.. kan! pasti Ga boleh nih… ya untuk ditelponlah, kok nomor telp aja pelit?] balasnya lagi. Aku mulai tidak respek sama anak ini, jujur aku takut jangan-jangan nanti aku jadi korban penipuan lewat F******k lagi. Akhirnya aku pamit untuk offline.Besoknya kembali aku membuka F*, ada satu pesan masuk di messenger-ku, pengirim pesannya Noni, masih anak yang kemarin.[sory om ganggu lagi.. kenapa sih om kayaknya ga mau kasih aku no telp? padahal aku pengen ngobrol sama om.. pliiis.. deh om! suer aku gak akan macam-macam deh..] cukup panjang isi pesannya. Aku bertanya dalam hati, apa sebetulnya yang diinginkan anak ini? aku replay pesan singkatnya dengan hanya mengirimkan nomor ponselku.Aku terus online sambil meng-update status, yang memang sudah beberapa hari ini belum pernah di ganti. Beberapa menit kemudian ponselku ada notifikasi masuk. Tapi, dari unknown number, aku coba angkat,”Hai.. om, aku senang banget om mau angkat telponku.. hehehe.” Ujarnya sambil terkekeh-kekeh. “Ada apa non?” Tanyaku dengan malas-malasan. “Eh om… telpon balik ya! pulsaku gak cukup nih… kan aku dari bandung om..” jawabnya.Wah mulai nih masalah.. dalam hatiku, dengan berat hati aku coba telpon juga,“Ada apa non? maaf ya aku gak banyak waktu..” ujarku“Aku tuh kagum tauk sama kata-kata om yang di status F*, makanya juga aku add…” Noni mulai memuji aku. Aku tanya lagi dia,“Kagum kenapa? emangnya kata-kata aku menghipnotismu?” “Ya…om, kayaknya om bijak banget…” pujinya lagi. wah aku mulai tersanjung nih, apalagi suaranya yang manja kekanak-kanakan itu. aku yang mulai penasaran ternyata. “Terus apa lagi.. yang membuat kamu mau kenal sama aku?” aku sengaja membahasakan diri dengan ‘aku’ supaya lebih enak komunikasinya. “Om fotonya cute banget… kayak anak muda aja…” pujinya sekali lagi. Alah mak!! mati aku sama pujian anak ini.. kok aku yang deg-degan jadinya? yang tadinya aku gak respek sama sekali, sekarang malah aku yang dibikin penasaran.“Eh Non.. maunya kamu itu apa sih? kok maunya beteman sama om-om seperti aku?” aku mencoba menyelidik ingin tahu. “Justeru enakan temanan sama orang seperti om tauk! kalau sama anak pantaran aku cuma dimainin om.. “ “Ya kalau temanan di F* aja sih aku gak keberatan.. anakku juga cewek lo… pantaran kamu juga.” Ujarku.“Ya gak papa dong.. emang kenapa om? gak mau nih?“ tanyanya dengan manja. Ini dia nih.. yang dibilang godaan ABG itu lebih berat, apa lagi ada teman yang bilang, kalau berteman dengan ABG itu bikin kita tambah muda. “Non… udahan dulu ya ngobrol nya, aku mau terusin kerjaan nih.. ”Aku mau sudahin aja obrolannya, aku takut malah jadi kebawa arus sama alam pikirannya. Apalagi aku gak bisa berbahasa sebagai orang tua menghadapi anak-anak seumuran itu. Tapi, Noni gak mau mematikan teleponnya. “Tuh kan.. om jahat!! baru sekali ngobrol aja sudah mau menghindar!!” ujarnya dengan sewot. Aku mencoba mengubah cara berbahasaku, agar dia merasa dianggap sebagai anak, “Bukan begitu sayang… om kan mau kerja….”“Apa om? om bilang sayang? aduh om… Noni jadi deg-degan nih….” Ujarnya dengan senang hati. Mati aku… jadi salah bahasa lagi aku, aku gak tahu lagi harus gimana menghadapi anak ini, “Ya udah! gitu deh, pokoknya udahan dulu ya, ntar om telepon lagi.” Ujarku. Aku gak tahu lagi, aku cuma ingin segera mengakhiri saja pembicaraan itu. Tapi, Noni terus ngomong dan akupun sudah mau menutup telepon, tapi tiba-tiba dia ngomong sambil berbisik,“Om kapan kita ketemu di bandung? mau ya? pliiis….”“Untuk apa Non? kan om udah bilang kita temanannya di F* aja, kan kita juga baru kenalan…” Jawabku.“Yaudah… kalo om gak mau, ya gak papa… aku gak maksa, tapi kalo ada waktu kita ketemuan ya…” jawabnya dengan manja. ***Dua hari ini aku coba online di F*, tapi aku seperti kehilangan Noni. Sudah dua hari ini tidak online, aku mulai penasaran, aku coba kirim pesan ke ponselnya, tapi tidak dibalas. Aku telpon dia, tapi gak nyambung-nyambung, kenapa perasaanku jadi galau gini? Dalam hatiku. Tiba-tiba aku merasa kehilangan dan merindukan Noni.Bersambung196. EndingTiga bulan kemudian Noni yang pada awalnya tidak tertarik dengan Nara, menjalin hubungan hanya untuk menyenangkan hati orang tuanya. Lambat laun cintanya berlabuh juga pada Nara, “Mas.. Kok kamu sabar sekali menghadapi aku?” itu dikatakan Noni satu hari sebelum akad nikahnya dengan Nara padaku. “Non, aku sangat yakin dengan kekuatan cinta, mencintai itu seperti titik air di atas batu. Harus intens dan serius, itulah yang akhirnya aku dapatkan.” jawab Nara penuh keyakinan Noni memeluk Nara sangat erat, “Kamu hebat, mas, kesabaran kamulah yang membuat aku jatuh cinta pada akhirnya.” bisik Noni. Nara jelaskan pada Noni, bukan hanya dalam mencintai harus yakin pada perasaan. Tapi, dalam segala hal manusia harus serius pada tujuan hidupnya. Bagi Nara, cukuplah penderitaan sudah menjadi bagian hidupnya. Sekarang dia ingin menghiasi cintanya pada Noni penuh dengan kebahagiaan. “Aku sangat berharap Papa besok hadir pada pernikahanku, tanpa ada Papa hidupku belumlah lengkap.
Satu bulan kemudianPernikahan pak Anggoro dan Adriana tidaklah dirayakan secara meriah, mengingat isteri pak Anggoro juga belum lama meninggal. Sebuah pernikahan yang sangat sederhana, yang dirayakan di villa pak Anggoro di puncak. Aku hadir bersama isteriku, sengaja aku minta Sri untuk menemaniku. Tadinya Sri tidak ingin pergi, karena dia tahu di acara itu pasti ada Widarti Mama Noni, yang merupakan mantanku sebelum menikahi Sri. “Mas.. biarlah aku di rumah saja, aku tidak ingin nanti Widarti malah tidak menerima kehadiranku.” ucap Sri saat itu“Sri.. mas justeru ingin perlihatkan pada Widarti, bahwa aku bahagia bersama kamu. Aku ingin semua orang tahu, bahwa aku bangga sama kamu, Sri.”Akhirnya Sri bersedia menemaniku malam itu. Sri terlihat cantik sekali, karena memang dia tidak pernah berdandan seperti itu. Kami berangkat dari rumah dengan menggunakan mobil kantor yang dipinjamkan pak Anggoro. Sampai di Villa kami agak terlambat, sehingga kedatangan kami menjadi perhatian bany
“Dalam keadaan habis sakit aja stamina om masih okey, gimana sebelumnya ya?” puji Virna “Om cuma bisanya seperti tadi itu, Virna, maaf ya performa om kurang bagus.” aku sedikit merendahkan diriVirna memelukku, “Om.. apa yang aku rasakan tadi sudah lebih dari cukup. Makanya aku membayangkan om saat masih sehat.”Aku jelaskan pada Virna, bahwa sesuai dengan usiaku saat ini performaku sudah jauh menurun. Namun, Virna menganggap kalau aku masih mampu mengimbangi durasinya dalam bercinta. Selama ini Virna bisa merasakan seperti itu jika berhubungan dengan lelaki seusianya. Baginya apa yang aku suguhkan padanya sudah lebih dari cukup. “Ada yang istimewa dari om, cara om memperlakukan aku. Om benar-benar pakai perasaan saat melakukannya.”“Kalau itu soal kebiasaan aja, Vir, om selalu menganggap pasangan bercinta itu adalah kekasih. Om tidak akan bercinta dengan wanita yang tidak om sukai.”Virna mempererat pelukannya, “Terima kasih om sudah perlakukan aku dengan penuh cinta.” ucap Virna
Keesokan harinya Pulang dari Bandung aku semakin percaya diri, terlebih lagi setelah kencan dengan Noni. Ternyata aku memang harus membebaskan diri dari berbagai ketakutan, aku harus lebih santai menghadapi keadaan. Virna memang tidak mungkin telepon aku, karena dia hanya memasukkan nomor ponselnya di daftar kontakku. Aku sangat yakin kalau dia mau menguji aku, apakah aku bersedia untuk meneleponnya. Saat aku berada di taman perumahan aku telepon Virna, “Hai Vir.. kok kamu gak kelihatan di taman?” tanyaku Virna katakan pagi itu dia tidak di rumah, dia sedang berada di luar rumah. Virna mengajakku untuk bertemu, “Di mana Virna?” tanyaku lagiVirna katakan kalau dia sedang staycation di sebuah hotel dan dia memberikan nama hotelnya, juga nomor kamarnya. Aku tidak buang kesempatan itu, aku segera pulang ke rumah untuk segera mandi. Saat aku sedang berpakaian, Sri masuk ke kamar, “Tuh kan! Kalau sudah sehat aja gak betah di rumah, mas mau kemana rapi gitu?” tanya Sri penuh kecurig
Di kantor, aku, Nara dan Noni membicarakan rencana pernikahan Noni dan Nara. Keluarga Noni menginginkan pernikahan dilaksanakan enam bulan lagi. Berbeda dengan keinginan Noni dan Nara, yang menginginkan pernikahan dilaksanakan tahun depan. Noni dan Nara butuh masukan dariku, “Pernikahan itu bisa dilaksanakan tergantung kesiapan kalian, karena yang akan menikah adalah kalian,” itu yang bisa aku katakan“Iya Pa, aku dan mas Nara siapnya tahun depan, tapi Papa dan Mama maunya lebih cepat dari itu.” ujar NoniNara pun menjelaskan, secara finansial dia baru bisa melaksanakan tahun depan. Namun, menurut Nara Jatimin menyanggupi untuk menutupi seluruh biaya. Alasan Jatimin, karena Noni anaknya satu-satunya. “Jadi, sebetulnya alasan kalian menunda juga terlalu prinsip, ya. Ikuti saja keinginan Papa kamu, Non, itulah yang paling baik. Aku jelaskan juga alasan Nara menunda bisa ditanggulangi Jatimin, jadi alasan Nara tidaklah menjadi halangan bagi keluarga Noni. Keluarga Noni tidak terlalu
Satu minggu kemudian Aku dijemput Noni dan Nara, alasannya Noni dan Nara banyak yang ingin dibicarakan di Bandung terkait rencana pernikahan mereka. Di Bandung aku nginap di rumah Nara, rumah yang pernah aku tempati sebagai kepala cabang. Saat aku di kantor menemani Nara dan bertemu dengan karyawan, Noni mengajakku keluar. Alasannya, dia ingin memberikan kejutan padaku. Aku minta izin pada Nara, “Nara.. om izin jalan sama Noni ya, Noni mau kasih kejutan pada om.”“Iya mas.. gak lama kok, aku mau perlihatkan sesuatu pada Papa.”“Okey.. Gak apa-apa kok, silahkan aja Pa.. saya belum bisa menemani karena lagi padat hari ini.” ucap Nara. Noni menyetir mobilnya, aku mendampinginya di depan. Noni cerita, bahwa rumah nenek sudah di renovasi, itulah yang ingin diperlihatkannya padaku. “Rumahnya sudah bagus Pa, yang renovasi Papa Jatimin.”“Jadi kamu mau kasih lihat rumah nenek sama Papa?”“Iya Pa, biar gimanapun rumah itu banyak kenangan kita, Pa. Papa senang gak aku ajak ke sana?”Aku me
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments