All Chapters of Aku Rela Dimadu!: Chapter 31 - Chapter 40
46 Chapters
BAB 31 : Memata-matai
Gea yang tidak jadi berbelanja memutuskan untuk pulang ke rumah Linda menceritakan semua yang ia lihat pada mama nya dan meminta saran pada wanita itu mengenai langkah apa yang harus ia ambil, cukup lama keduanya bertukar fikiran akhirnya mereka sampai di keputusan akhir dimana mereka akan memata-matai Zahwa seharian ini mencari celah sedikit saja perbuatan Zahwa yang bisa mereka gunakan untuk melakukan rencana selanjutnya.Info terakhir yang Gea dapatkan mengenai Zahwa adalah wanita itu tinggal di apartemen Bram, namun karena apartemen suaminya itu hanya ada dua disini Gea memutuskan untuk mencarinya tau sendiri bio data Zahwa di salah satu apartemen tersebut, sampai akhirnya ia mendapatkan info kalo Zahwa menginap selama satu bulan belakangan ini di apartemen pusat kota.Bersama dengan Linda keduanya memata-matai apartemen tersebut dari dalam mobil. Satu jam, dua jam, tiga jam, sampai mata hari menunjukan sore hari mereka tidak mendapatkan tanda-tanda mengenai Zahwa keluar apartemen
Read more
BAB 32 : Menimang Abel
Selesai menyantap hidangan makan malam Zahwa melanjutkan beres-beres rumah yang harus ia lakukan pada malam hari, karena kalo pagi sampai sore hari ia akan di sibukkan dengan kegiatan mengajar dan mengurus Abel belum lagi jika bayi itu tiba-tiba rewel mau tidak mau Zahwa harus mengendong bayi itu seharian sampai Abel kembali tenang.Hampir setiap sudut apartemen Zahwa bersihkan, perhatian nya teralih saat bel apartemen berbunyi di jam yang menunjukan pukul delapan malam membuat Zahwa sedikit takut jika yang menekan bel tersebut adalah orang yang memiliki maksud jahat apa lagi kini ia dirumah seorang diri bersama dengan seorang bayi.Masih memiliki fikiran positif membuat Zahwa akhirnya nekat berjalan ke arah pintu dengan hati yang berdebar. Meremas handle pintu kuat detak jantung Zahwa semakin di uji pasal nya orang di luar sana juga memutar handle pintu namun tidak bisa di buka nya."Tuhan lindungi aku dan Abel" guman Zahwa memejamkan mata sesaat, perlahan tangan nya memutar handle d
Read more
BAB 33 : Memberi Waktu Lebih Lama
Oek...oek...oek...Bram yang mendengar tangis melengking itupun menatap Zahwa dengan tatapan khawatir bahkan tangan yang tadi menepuk paha Abel berhenti berubah menjadi kaku. "Za" panggil Bram lirih."Jangan tegang mas, tetap santai dan jangan panik" Bram yang tidak bisa tenang pun terus menggambarkan kecemasan nya melalui ekpresi wajah. "Dia terus menangis, apa yang harus aku lakukan?""Kuncinya tenang mas, tarik nafas panjang" Zahwa memberikan aba-aba dan hal itu tentunya langsung di lakukan Bram. "Buang, tenang jangan ikut panik jika dia menangis, tetap tepuk paha nya pelan seperti tadi" aba-aba Zahwa untuk kedua kalinya yang langsung di lakukan Bram."Jika bisa gendongan nya sambil di gerakan sedikit, ke kanan...ke kiri...kanan lagi... kiri lagi...Iyah seperti itu" ucap Zahwa terus memberikan aba-aba. Zahwa yang tau jika Abel buang air besar pun tidak langsung mengantikan popok nya namun memanfaatkan situasi itu agar Bram merasakan bagaimana asik nya menjadi orang tua seperti diri
Read more
BAB 34 : Adopsi
Di rasa tangis Zahwa mulai reda Bram memberi ruang antara keduanya, menangkup wajah putih Zahwa di hapus nya jejak air mata wanita itu dengan lembut menggunakan ibu jari. "Kalo kamu mau adopsi Abel, mas izinkan"Zahwa menjeda tangisnya menatap serius kedua bola mata Bram. "Ma-mas serius?" dengan suara serak nya Zahwa bertanya dengan perasaan bahagia. "Mas bolehin Za adopsi Abel?"Bram mengangguk cepat. "Asal kamu tidak menangis lagi mas mengizinkan kamu adopsi Abel"Dengan mandiri Zahwa menghapus air mata yang sempat jatuh kembali dan langsung mengangguk setuju. "Makasih ya mas" ucap Zahwa penuh kebahagiaan. "Za janji Zahwa akan merawat Abel dengan baik, Za janji bayi itu tidak akan membuat mas pusing"Baram meraih pundak Zahwa terlihat pria itu menggeleng kecil. "Kita urus dia sama-sama ya"Seketika tubuh Zahwa diam di tempat tidak ada perkataan yang bisa ia lontarkan selain kontak mata yang masih saling tatap tersebut. Bram yang sempat bersih keras tidak memberikan nya izin merawat
Read more
BAB 35 : Kamu Selingkuh?
"Mas gak pulang ke rumah mama?""Mungkin besok, hari ini mas masih mau disini" ucap Bram fokus pada bayi mungil di hadapan nya.Pagi hari sebelum istri dan Abel bangun Bram sudah meminta orang hotel untuk membeli cukup banyak mainan dan di buatkan nya sebuah tempat bermain di apartemen yang sangat luas tersebut agar bayi mungil itu tidak bosan. Tapi jika di lihat-lihat justru Bram yang sangat bersemangat mengajak Abel bermain. Bayi yang masih bisa terlentang itu hanya memperhatikan Bram silih berganti menunjukan mainan di tangan nya."Ini namanya ayah yang main bukan Abel" goda Zahwa.Bram menatap sang istri yang senyam-senyum menatap keduanya. "Nanti kalo Abel besar juga bisa main, tapi sekarang biar ayah dulu yang main""Dasar" Zahwa geleng-geleng kepala di buat nya."Ternyata asik loh Za ternyata main seperti ini""Ini baru mainan nya, mas belum pernah kan merasakan biskuit bayi? rasanya enak banget" refleks Zahwa menutup mulutnya."Kamu pernah makan biskuit bayi?" satu Alis Bram t
Read more
BAB 36 : Harapan Besar
"Gak mas, Zahwa gak mungkin selingkuh" Zahwa mencoba meyakinkan pria di hadapannya itu."Terus kenapa bisa kamu duduk di taman dengan seorang pria?"Zahwa meremas ujung bajunya begitu tatapan sendu Bram terus menatap nya. "Hari itu...""Sudah jangan di jelaskan!" sela Ayu. "Percuma kamu menjelaskan nya, karena mama akan urus perceraian kalian berdua, hari ini!" tekan Ayu pada kalimat terakhirnya.Bram yang mendengar kata cerai pun berbalik. Sedangkan hati serta fikiran Zahwa sudah melayang kemana-mana ia tidak menyangka kejadian di taman hari itu bisa menimbulkan masalah sebenar ini, dan kini Ayu akan mengurus perceraian keduanya? tidak Zahwa tidak ingin hidup sebatang kara di luar sana ia tidak ingin pisah dengan laki-laki yang ia cintai segenap hatinya."Kenapa harus sampai cerai sih ma? masalah ini bisa kita selesaikan baik-baik mendengar penjelasan Zahwa mengenai foto itu" Bram yang juga tidak ingin cerai pun tetap ingin mendengar penjelasan Zahwa dulu."Mama tidak butuh penjelasa
Read more
BAB 37 : Ke Cemaskan Ke Dua Nya
Gea yang ketinggalan lift serta ketinggalan mobil pun semakin kesal dibuatnya. Tidak memiliki cara lain dirinya memutuskan untuk naik taksi mengikuti mobil Bram dari belakang yang lebih dulu melaju di didepan nya. Berhenti di lobi rumah sakit lagi-lagi Gea ketinggalan jejak keduanya yang sangat cepat melangkah masuk."Mereka kemana sih" Gea yang sudah menyusuri lorong rumah sakit pun berhenti merasa kaki nya sudah sangat pegal berjalan kesana keri tidak juga menemukan Bram dan Ayu. Berniat menghubungi Bram ponsel pria itu di angkat karyawan apartemen yang memberitahu ponsel Zahwa dan Bram ketinggalan di sana, beralih menghubungi Ayu wanita itu malah tidak mengangkat ponsel nya. "Baru juga dapat berita yang belum ada kepastian nya aku sudah di abaikan seperti ini, bagaimana jadinya kalo Zahwa benar-benar hamil nanti!""Apa aku celakai saja Zahwa sampai bayi itu keguguran? atau lebih bagus lagi dirinya juga ikut celaka?" ide gila yang terlintas di fikiran Gea membuat wanita itu menggelen
Read more
BAB 38 : Iri
"Mama jangan bilang kaya gitu, Gea ikut panik kalo mama bisa berfikiran yang macam-macam" Gea yang semakin panik di buatnya jalan kesana kemari membuat beberapa suster yang melewatinya menatap dengan tatapan bingung."Mama hanya takut""Apa lagi Gea ma, Gea juga lebih takut dari mama. Gea baru saja merasakan hidup enak tanpa harus capek-capek bekerja, masa ia masa itu hilang dengan sangat cepat""Kalo kamu tidak ingin ke hilangan masa-masa itu maka pintar-pintar lah mempermainkan kondisi""Bagaimana caranya"Linda menepuk jidat. "Sudah mama hilang pintar-pintar lah memainkan keadaan, malah tanya bagaimana caranya, ya mana mana tau Ge""Percuma aku telfon mama" Gea memutus sambungan telfon saat tidak menemukan solusi dari masalahnya.Tepat saat sambungan telefon nya berakhir terlihat Bram, Ayu, dan Zahwa keluar dari poli kandungan."Di jaga kandungan nya ya nona, jangan melakukan aktivitas berat atau sampai stres karena itu akan berpengaruh pada janin nya. Dan untuk vitamin nya bisa di
Read more
BAB 39 : Penolakan Tes DNA
"Lantas bagaimana dengan foto tadi? apa kamu juga akan membela Zahwa yang jelas-jelas salah?" ucap Gea yang masih tidak terima Zahwa selamat begitu saja dari kejadian ini kembali menyudutkan Bram."Kita semua belum mendengar penjelasan Zahwa mengenai hal ini jadi kita tidak boleh menyudutkan dia secara sepihak seperti ini"Brak...Zahwa yang berada di balik pintu pun tersentak kaget mendengar suara pukulan dari luar, terlihat Gea memukul meja di hadapannya dengan nafas yang menggebu-gebu. Bram dengan tenang menatap istri keduanya yang sangat marah akan ucapan nya. Ayu mengusap punggung Gea meminta wanita itu agar tetap tenang, ia tidak ingin amarah Gea berakibat pada janin nya."Bahkan di saat Zahwa mencoba menduakan mu kamu masih begitu membela nya, sedangkan aku yang hanya ingin kita akur selama mengandung saja sangat susah untuk kamu kabulkan!" "Kamu fikir aku tidak memiliki rasa iri? aku juga ingin menjalani rumah tangga kita dengan harmonis tapi apa yang kamu lakukan? tidak ada s
Read more
BAB 40 : Hampir Lelah
"Bisa gak kamu jangan bikin masalah lagi? sudah cukup suasana kemarin panas karena masalah ini. Satu lagi kamu jangan asal bicara mengenai orang lain tanpa ada bukti, bagaimana kalo Malik sudah punya istri dan istrinya marah begitu mendengar tuduhan tanpa bukti itu"Dengan santai Gea mengangkat bahu. "Kalo dia sudah memiliki istri seharusnya Zahwa tau, tapi di sini dia tidak menceritakan sedikitpun siapa dan tinggal di mana istri Malik itu""Karena aku baru mengenal nya, tidak pantas rasanya jika aku mengurus kehidupan pribadi orang lain" bela Zahwa."Sekedar bertanya tidak ada salahnya kan?""Sudah cukup!" lerai Ayu memijat pelipisnya yang terasa pusing begitu perdebatan ini tidak ada ujung nya. "Bisakah kalian diam? kepala mama mau pecah mendengar keributan seperti ini"Meja makan kembali hening tidak ada yang saling mengeluarkan suara, Zahwa yang memilih menunduk hanya bisa menumpahkan air matanya, sedangkan Gea dengan santai melahap buah yang ada di tangan nya."Za" panggil Ayu pan
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status