Lahat ng Kabanata ng Sang Mantan Pelacur: Kabanata 11 - Kabanata 20
31 Kabanata
11. Kabar Angin
Happy Reading*****Sepeninggal orang tua Bila, Rian menelepon Anwar. Mengabarkan jika ibunya pingsan. Pemuda yang masih menempuh mata kuliah di kelasnya itu, panik. Dia memutuskan minta ijin pada dosen untuk mengakhiri kelas.Mengendari motor dengan kecepatan di atas rata-rata, Anwar tak memedulikan keselamatannya. Kesehatan Sumaiyah jauh lebih penting dari nyawanya saat ini. Jarak tempuh sepuluh menit saja, dia sudah sampai di rumah. Tanpa mencopot helm yang dikenakan, dia berteriak memanggil Rian."Mas, gimana itu? Sampai sekarang Ibu belum sadar," kata Rian."Kenapa bisa gitu, Dik? Udah manggil dokter?" tanya Anwar beruntun.
Magbasa pa
12. Teman Baru
Happy Reading*****Hari ini Adilla mengosongkan semua jadwal kerjanya. Ada kesakitan yang dirasakan mendengar desas-desus tentang pekerjaan yang dilakonkan saat ini. Dia menyesap wine merah di balkon kamar. Ditemani semilir angin dan cuaca panas, perempuan itu merenungi nasibnya."Aku nggak mau hidup begini, tapi takdir membawa dan memaksaku melakukannya. Bukan aku yang salah!" teriak Adilla sekencang mungkin. Dia meracau sendiri di temani rokok dan botol-botol minuman keras.Seseorang di luar kamar, mendengar teriakan Adilla. Sayup-sayup sebenarnya, tak jelas juga apa yang diteriakkan. Namun, rasa penasarannya kian tinggi karena orang yang ada di dalam kamar itu adalah Adilla. Bintang dan penyumbang terbesar pendapatan Eric sel
Magbasa pa
13. Order Fantastis
Happy Reading*****Perut keroncongan membuat Adilla turun dan melangkah ke arah dapur. Mencari-cari bahan yang bisa dia masak. Malas memasak, perempuan itu mengambil mi instan. Tangannya mulai menghidupkan kompor merebus air kemudian memasukkan mi."Lagi masak apa, Beib?" tanya Eric yang langsung meletakkan kepala di ceruk leher Adillla."Daddy kapan datang? Mau aku buatkan mi juga?" Dari aroma parfumnya saja, Adilla sudah mengetahui siapa yaang memeluknya kini."Asyik tuh menikmati mimu ini." Tangan lelaki itu meraba bagian vital Adilla. Si pemilik mendesah keenakan."Jangan sekarang, Dad. Aku laper, dari kemarin belum keiisi
Magbasa pa
14. Liburan dan Taruhan
Happy Reading*****Di tempat berbeda, empat orang lelaki mendatangi kantor salah satu sahabatnya yang terkenal paling dingin dan sedang dilanda kesedihan. Pasalnya, lelaki itu baru saja diminta oleh sang Bunda untuk menikah. Namun, bagaimana bisa dia melakukan jika mendiang istrinya masih bersemayan indah di hati dan kepergiannya baru dua bulan lalu."Nggak asyik lah, Yud. Masak kamu nggak ikut. Billy udah siapin hadiah buat kita, lho," kata salah satu dari mereka yang bernama Hasbi."Aku beneran enggak bisa. Putriku lagi butuh banget kasih sayang. Kalian tahu sendirilah gimana keadaanku sekarang." Lelaki yang bernama Angga Yuda itu menutup map di depannya, bersiap-siap meninggalkan para sahabat yang sejak tadi merecoki pekerjaan.
Magbasa pa
15. Sang Juara
Happy Reading*****Selesai mandi, mereka semua keluar kamar. Demikian juga Adilla, dia bersiap di meja makan. Sebelum keluar, perempuan itu sempat menghubungi Billy. Menanyakan makan malam untuk mereka semua."Hai, Beib. Kamu udah siap di sini ternyata. Boleh dong buatin kami sesuatu yang manis terlebih dahulu, kopi atau teh, misalnya," kata Billy yang wajahnya sudah terlihat segar."Aku nggak usah, mau bikin sendiri aja. Perempuan sepertimu mana tahu seleraku." Angga berkata sinis dengan melirik Adilla. Melangkah pergi melewati perempuan secantik dirinya begitu saja.Gila ni laki, nggak kegoda sedikit pun sama aku. Awas aja nanti. Adilla menggerutu dalam hati.
Magbasa pa
16. Hadiah
Happy Reading*****Selepas dari kamar mandi, Adilla keluar hendak mengambil minum. Kebiasaannya, jika tidur harus tersedia air putih karena sewaktu-waktu terbangun perempuan itu selalu merasa haus. Dia mengambil air dingin di kulkas, matanya mencari-cari air lemon yang dibuat Angga tadi.Nihil, air lemon itu lenyap tak berbekas. Adilla menyipitkan mata, lalu berkata sendiri, "Pantas, tiap kali dia minta ijin ke belakang. Ternyata minun air lemon buat netralkan efek hangover. Licik, sih, tapi biarlah."Ketika masuk kamar, Angga tengah berdiri di depan jendela. Dia menatap foto pada ponselnya, tak jelas siapa. Sama sekali tak terganggu walau Adilla batuk-batuk agar kedatangannya di ketahui.
Magbasa pa
17. Obrolan Pembenci
Happy Reading*****Kabar kepergian Adilla ke Lombok dengan beberapa pria di dengar oleh Danang. Tanpa sengaja, lelaki itu mendengar salah satu dari perempuan yang datang ke vila tempatnya bekerja. Ketika itu, ada dua perempuan yang datang dan mereka membicarakan sang sahabat.Salah satunya berkata bahwa Adilla selalu bernasib mujur. Di suruh menemani lelaki kalangan atas, sedangkan mereka cuma mendapat kalangan biasa-biasa saja. Percakapan keduanya menimbulkan tanda tanya dan kecurigaan besar bagi Danang.Sempat menghubungi sahabatnya semalam, tetapi nomer Adilla tidak aktif. Di tempat kerja, lelaki itu mulai tidak nyaman. Pasalnya banyak kejadian yang membuat Danang bertanya, vila itu sesungguhnya tempat macam apa.
Magbasa pa
18. Saran
Liburan di Lombok terasa sangat menyenangkan bagi Adilla. Dia benar-benar berhenti melayani lelaki di ranjang bahkan permasalahan yang mengimpit keluarga di kampung sedikit terlupakan walau kabar buruk terus diperoleh. Angga sama sekali tak pernah menyentuhnya. Tidur sekamar bukan berarti mereka melakukan aktifitas panas.Angga selalu tidur di sofa dan menatap layar laptop. Tak jelas apa yang dilakukan di sana. Terkadang mereka berdua juga berbincang tentang banyak hal. Kini, lelaki itu tahu apa penyebab Adilla terjun pada pekerjaan haram. Miris memang, di saat kebanyakan lelaki seperti dirinya menginginkan istri diam di rumah dan hanya mengurus keluarga. Mantan suami perempuan itu malah menjualnya pada lelaki lain dengan alasan berbakti.Lelaki macam apa itu? Ketika ekonomi membelit kehidupan rumah tangga sang istri yang har
Magbasa pa
19. Kabar Buruk
Happy Reading*****Lelah menghubungi ponsel Eric, Adilla tertidur dalam keadaan menangis. Hari ini, dia sengaja mengosongkan jadwal selain suasana hati kian buruk, kesehatan tubuhnya pun melemah. Tak ada tempat berkeluh kesah bagi perempuan itu.Berminggu-minggu Adilla belum melihat Eric di rumah yang ditinggali kini. Satu per satu anak buah si lelaki juga kian berkurang, banyak yang keluar dari sana. Namun, Adilla masih tetap seperti biasa. Job-job selalu ada, meskipun bukan dari si Daddy. Genap sebulan dari menghilangnya Eric, dia mendapat chat dari seseorang tak dikenal yang mengatakan agar dirinya segera pindah dari rumah itu malam ini juga bersama yang lain jika ingin selamat.Hati-hati Adilla mencerna kata per kata yang di
Magbasa pa
20. Rencana Danang
Happy Reading*****Seberapa banyak air mata yang dikeluarkan Adilla saat ini tak akan bisa menyelesaikan masalah. Perempuan itu, hanya bisa pasrah jika tak bisa bekerja lagi. Malam ini adalah malam terpanjang baginya, dia harus berpikir ulang tentang masa depan dan kehidupan selanjutnya.Bolak-balik dia mengubah posisi tidur, matanya masih enggan terpejam. Adilla menyentuh ponsel, membuka bagian belakang dan mengeluarkan sim card. Perempuan dengan model rambut oval sebahu itu membuka tas dan mengeluarkan kartu baru.Ternyata saran Daddy beberapa waktu lalu baru kupahami sekarang. Adilla sempat bertanya-tanya mengapa mesti membeli kartu dengan nomor baru. Padahal n
Magbasa pa
PREV
1234
DMCA.com Protection Status