Lahat ng Kabanata ng BOSKU MANTAN SUAMIKU: Kabanata 21 - Kabanata 30
79 Kabanata
21. Bosku Mantan Suamiku
Aku menghela napas panjang. Galau berat membuat aku membisu untuk beberapa saat. Sementara sorot mata Jamie menuntutku untuk lekas berbicara.Baiklah ... aku harus jujur. Ibu benar, Jamie adalah ayah kandung dari Kimie. Dia berhak tahu keberadaan anak itu.Lagian aku kenal wataknya. Jamie bukan tipe pria jahat. Pastinya dia tidak akan merampas Kimie dari tanganku. Jika pun itu terjadi aku akan siap pasang badan sampai titik darah penghabisan."Kira?""Iya, Jam." Aku menyahut pelan, "jadi gini ...." Kutata hati sekuat mungkin. "Dulu sewaktu kita resmi bercerai, ternyata aku tengah me--""Selamat siang, Mas Jamie." Pengakuanku harus tertunda minat kedatangan Sandrina. Wanita itu menyelenong masuk tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu. "Hei! Ada Mbak Kira. Apa kabar, Mbak?" Gadis yang hari ini tampak modis dengan outfit kekinian. Celana Khaki warna cream ia padu padan dengan kemeja hijau tosca yang ia masukan ke dalam celana. Tangannya menjijing bungkusan."Baik." Aku membalas pelan denga
Magbasa pa
22. Gadis Kecil Itu Putriku
(POV Jamie)Kurasa mempekerjakan Shakira adalah keputusan yang tepat. Dia wanita yang super. Biar pun sudah punya calon suami yang siap sedia menanggung segala beban. Shakira tidak mau hanya sekedar berpangku tangan. Walau pada akhirnya, aku kena tegur Aldi."Kenapa harus nerima Kira kerja sih, Jam?" sungut Aldi tanpa mau memandangku.Lelaki itu mengunjungiku untuk tanda tangan kontrak usai mengantar Shakira. Usai membubuhkan paraf tidak kusangka Aldi mengajukan pertanyaan seperti itu. Wajah keruh dan gesturenya menandakan jika dia tengah termakan cemburu."Ya, karena dia butuh perkerjaan." Aku menjawab tenang. Aku sendiri sedang fokus memeriksa laporan."Bukan karena ingin balikan sama dia lagi?"Tebakan asal dari Aldi membuatku mengangkat wajah dari layar monitor. "Maksud kamu apa?" Tatapan tajam dariku membuat Aldi salah tingkah."Jam ... aku sangat mencintai Kira. Delapan tahun aku menunggu dia.""Aku gak akan ngerebut Kira darimu. Percaya deh!" janjiku tegas. Melihat Aldi terdiam
Magbasa pa
23. Kimie dan Aldi
(POV Jamie)"Kimie rindu banget sama Ayah, tapi bunda gak punya fotonya," tutur Kimie polos. Mata bulat berbulu lentik itu bergerak-gerak sedih. "Kata bunda, waktu itu bunda dan ayah belum punya uang untuk beli hape yang ada kameranya," imbuhnya mulai terisak. "Jadi gak ada foto yang bisa Kimie lihat." Gadis kecil itu benar-benar menangis sekarang."So sad ... uhhh, Sayang." Sandrina spontan memeluk Kimie. Gadis itu memang suka sekali anak kecil. Mendekapnya erat seperti keponakan sendiri.Sementara aku ... rasanya hati ini teriris sembilu saat mendengar penuturan bocah cantik itu. Di sisi lain, Shakira sama sekali tidak mau mengangkat wajahnya."Kenapa kamu melarang anak itu mengetahui wajah ayahnya, Kira?"Merasa cukup dipeluk, Kimie melepaskan diri. Lucunya setelah menangis sedih gadis kecil itu kembali meringis lucu. Dia mengusap pipinya dengan telapak tangan."Kata bunda, aku harus rajin belajar biar nanti bisa sekolah ke luar negeri terus ketemu ayah." Kini Kimie berujar semanga
Magbasa pa
24. Pengakuan Shakira
Sontak mata Aldi terbuka lebar mendengar penuturanku. "Ka-kamu?" Aldi tidak melanjutkan ucapannya. Lelaki itu malah tergelak kecil. "Becandamu lucu. Anakmu Gibran sudah lama meninggal. Ingat itu, Jamie!" tutur Aldi mengingatkan. Tawanya yang sumbang disertai dengan gelengan kecil.Aku memilih bergeming. Tidak disangka Aldi bisa begitu rapi membohongi aku. "Maju! Giliranmu sekarang!" suruhku ketika Aldi hendak berbicara lagi.Aldi mendengkus kasar. Tak urung ia maju juga. Karena hanya membeli satu buah item, kasir begitu cepat melayaninya. Lelaki itu berlalu tanpa bicara lagi. Dari ekor mata,bkulihat Aldi langsung menghambur menemui Kimie.Usai membayar sesuai total, aku pun menemui gadis kecil cantik itu."Untuk Kimie dari om," ucapku sambil menyerahkan tiga paper bag berisi perlengkapan sekolah serta tas koper pilihannya.Baik simi dan Shakira menatapku takjub. "Buat Kimie?" Bocah itu menunjuk hidungnya sendiri."Iya." Aku tersenyum padanya.Bocah itu menatap ibunya. Dan kulihat Shak
Magbasa pa
25. Aku Masih Mencintai Kamu
(POV Jamie)"Kalian lagi ngapain?" Mata Sandrina menyipit. Refleks tangan ini lekas kuturunkan dari pipi Shakira. Kami berdua sama-sama salah tingkah."Bunda, aku kebelet pipis." Kimie mendekati ibunya."Oh ya udah bareng bunda sini!" Shakira langsung menggandeng tangan anaknya. Wanita itu terselamatkan dengan kehadiran Kimie. Kini keduanya masuk ke toilet perempuan."Kenapa Mas Jamie ada di toilet perempuan?" tanya Sandrina lagi.Aku tercekat. Sialnya otak ini tidak bisa langsung merespon untuk membuat jawaban palsu."Eum ... aku ... aku tadi--""Kenapa salah tingkah gitu sih?" Kini kening Sandrina berkerut, lalu tersenyum kecil. "Suka ya sama Mbak Kira?" Tebakan mendadak dari Sandrina kian membuatku tidak berkutik. Lagi-lagi wanita dua puluh lima tahun itu tersenyum. "Kok tambah tegang gitu? Ya ampun! Aku cuma bercanda doang kok, Mas." Kini Sandrina benar-benar tergelak. "Akutu kenal sama kamu, Mas. Gak bakalan kamu tertarik sama Mbak Kira. Dulu aja waktu kuliah banyak yang kamu cue
Magbasa pa
26. Liquid Dream
Acara makan selesai. Shakira mengajak pulang. Padahal Kimie masih ingin bersenang-senang di mal ini. Ketika anak itu merajuk, Shakira cukup menatap tajam dan Kimie menunduk takut. Bocah itu salim padaku dan Sandrina dengan wajah muram."Terima kasih banyak untuk hadiahnya, Om." Gadis itu kembali terima kasih saat pamit. "Kalo ada waktu main ke rumah aku bareng Tante Nina, ya?""Oh ... tentu, Sayang," sahut Sandrina hangat. Tunanganku memeluk anak kecil yang terlihat cemberut itu."Ayo, Kimie! Udah malam ini." Shakira menarik lengan Kimie dengan agak keras. Membuat gadis itu terseok-seok mengikuti langkah ibunya. Aldi sendiri sudah jauh melangkah.Andai punya kuasa sudah kutegur Shakira untuk tidak setegas itu pada Kimie.Tapi, bukankah Kimie putri kandungku? Aku berhak atas dia. Sekarang yang membuat aku lemah adalah keberadaan Sandrina.Karena memang sudah lelah, Sandrina pun meminta balik. Wajah nelangsa Kimie membuat aku tidak fokus mengendara. Anak itu masih ingin bersenang-senang
Magbasa pa
27. Ikatan Batin Kimie dan Jamie
(POV Shakira)"Bunda aku masih ingin jalan-jalan di sini," rajuk Kimie ketika aku memintanya untuk pulang. "Masih mau lihat-lihat lagi," imbuhnya terdengar merengek.Kimie bukan bocah yang manja. Namun, dia tetaplah anak kecil yang akan merajuk jika permintaannya tidak dipenuhi. Apalagi selalu ada Aldi yang siap membelanya."Kimie, ini udah malem. Besok kamu harus sekolah kan?" Aku mengingatkan dengan tenang.Tetapi, pancaran mata ini sengaja aku bulatkan. Membuat Kimie langsung menunduk karenanya. Anak itu begitu memang begitu patuh padaku."Sekarang salim sama mereka!" suruhku sambil menunjuk Sandrina dan Jamie.Kimie menurut. Dengan bermuram durja ia mencium punggung tangan Sandrina dan Jamie secara bergantian dan hormat."Makasih banyak atas hadiahnya ya, Om," ucap Kimie pada ayahnya. Jamie menanggapi dengan senyuman kecil. "Kalo ada waktu main ke rumah aku bareng Tante Nina, ya."Aku tercekat mendengar ajakan anak kecil itu. Kenapa Kimie cepat tumbuh dewasa seperti itu? Di sisi l
Magbasa pa
28. Kimie Sakit
Weekdays. Saatnya kembali ke rutinitas. Seperti biasa Aldi selalu datang ke rumah untuk mengantar Kimie ke sekolah, aku bekerja, dan Salwa ke kampus jika gadis itu ada kuliah pagi."Aku akan seminggu ke pelabuhan Ratu. Ada syuting di sana," pamit Aldi suatu pagi. Kami sedang dalam perjalanan menuju tempatku bekerja. "Lumayan walau bukan peran utama, tapi aku dapat banyak scene." Dia bercerita dengan bibir yang melukis senyum."Bagus itu," tanggapku ikut berbahagia."Kamu gak papa kan aku tinggal?" tanya Aldi lembut."Gak papa dong."Aldi melengkungkan bibir. "Aku akan kerja keras ngumpulin duit banyak. Biar bisa mewujudkan impian pernikahanmu," janjinya syahdu.Aku menggeleng. "Aku gak ada impian pernikahan. Yang penting nanti keluargamu menerimaku dengan baik itu sudah cukup.""Ya ... setidaknya aku bisa memberimu mahar dibanding Jamie yang bahkan cincin perkawinan pun dia tidak sanggup memberikannya. Mahar pun dia sampai harus pinjam uang--""Al, please jangan bahas dia!" pintaku te
Magbasa pa
29. Keinginan Kimie
(POV Shakira)"Apa kabar, Kira?"Mulutku cukup lama ternganga. Bagai melihat hantu di siang hari mendapati Jamie hadir di rumah ini. Seharusnya sebagai seorang wanita, aku merasa senang didatangi seorang pria tampan. Namun, hati ini justru dilanda takut."Nak Jamie?!" Aku berpaling. Sosok Ibu sudah berdiri tegak di belakangku. Wajah wanita itu tidak kalah terkesimanya melihat kedatangan sang mantan menantu. "Benarkah kamu, Nak Jamie? Mantan suaminya Kira?" tanya Ibu mendekati Jamie."Betul, saya Jamie, Bu." Jamie menyahut dengan senyum mengembang. Penuh kesopanan ayah dari anakku itu meraih tangan Ibu. Menciumnya takzim."Ya Allah ... Nak! Ke mana perginya kamu selama ini?" tanya Ibu sambil mengelus rambut tebal Jamie yang sedikit membungkuk saat salim. Wanita itu masih memperlakukan Jamie putra kandungnya sendiri. "Kamu tahu? Kira hamil begitu kalian bercerai. Kamu punya anak perempuan, Jamie. Cantik sekali, Nak," terang Ibu begitu menggebu. Air mata haru lolos dari kedua manik hitam
Magbasa pa
30. Sehari Menjadi Keluarga Utuh
Dua hari kemudian, kondisi Kimie kian membaik. Anak itu minta dihubungkan dengan nomor Jamie. Karena terus merengek terpaksa kupenuhi."Assalamualaikum, Om Jamie. Ini Kimie," sapanya riang gembira.[ ... ]Kimie tidak menyalakan loud speaker, sehingga aku tidak bisa mendengar suara Jamie di seberang sana."Iya, Kimie sudah sembuh. Beneran deh." Gadis kecil itu mengacungkan jari tengah dan telunjuk. Aku tergeli. Di sana Jamie mana melihat tanda swear-nya.[ ... ]"Asyik! Kimie tunggu besok, ya."[ ... ]"Walaikum salam!" Kimie menutup sambungan. "Yeayy ... Besok jadi jalan-jalan dengan Om Jamie!" serunya gembira. Usai menyerahkan ponsel padaku, gadis itu meloncat-loncat kegirangan. Bibirku berkedut senang menyaksikan kebahagiaan Kimie.Karena besok akan pergi jalan-jalan, kusuruh Kimie untuk tidur lebih awal. Anak itu menurut tanpa banyak bicara.Besok paginya, selepas menunaikan ibadah shalat subuh, Kimie sudah heboh. Anak itu mandi cepat. Sarapan pagi dengan lahap tanpa disuruh, lal
Magbasa pa
PREV
1234568
DMCA.com Protection Status