Semua Bab Dendam Istri Presdir Yang Diperlakukan Seperti Pembantu: Bab 101 - Bab 110
130 Bab
BAB 101 Jangan Menilai Dari Luar
Jangan Menilai Dari LuarLaura berjalan mengelilingi mall yang indah dan luas itu, lalu langkahnya berhenti di sebuah butik, butik mewah yang menyediakan barang barang berkualitas tinggi, dari brand keluaran terbaik, deretan brand yang begitu laris di luar dan dalam negeri.Laura masuk ke dalam butik itu, menuju ke arah deretan kemeja putih. Laura terlihat memilah milah, lalu mengambil sebuah kemeja dari gantungan.“Maaf, tolong jangan diambil, itu sangat mahal,” ucap pelayan toko.“Saya akan membelinya, tolong ambilkan ukuran yang pas,” ucap Laura.“Ini sangat mahal,” ucap pelayan itu. Mendengar hal itu, Laura terdiam.“Sebera mahal?” tanya Laura.“Mungkin anda tidak akan mampu membelinya,” ucap pelayan itu dengan wajah yang cukup menyebalkan.“Benarkah?” tanya Laura.“Ya, saya sudah bekerja di sini lima tahun dan sudah mengenali setiap langganan,” ucap pelayan toko itu.“Hahn” desah Laura seraya mengambil nafas untuk mengisi hatinya dengan kesejukan.“Mengenali pelanggan,” gumam Lau
Baca selengkapnya
BAB 102 Kematian Yang Tidak Alami
Kematian Yang Tidak Alami Evan meminum minuman dingin itu, cukup banyak, bahkan hampir seluruh isi dari botol ukuran tiga ratus mili itu, sepertinya dia begitu menyukai minuman itu.“Aku merasa seperti sedang mabuk,” ucap Evan.“Kau tidak mabuk, kau hanya akan menjadi lumpuh, akan kehilangan tenaga sehingga membuatmu sulit bergerak, berjalan. Setelah itu kau akan sulit bernafas, lidahmu akan kelu, setelah itu kau akan tertidur,” ucap Rose seraya melihat ke arah Evan yang mulai tidak bisa duduk dengan tenang.“A-apa maksudmu Rose?” ucap Evan.“Kau juga akan ditemukan karna bunuh diri,” ucap Rose datar, tanpa ekspresi sedikitpun, seolah dia sudah pernah melihat hal seperti ini sebelumnya.“A-apa maksudmu Rose,” ucap Evan dengan mata nanar, menatap ke arah mantan kekasihnya itu.“Kau tahu, kau sendiri yang membuatku melakukan sejauh ini, ini bukan salahku,” ucap Rose.“Kau, kau,” ucap Evan yang mulai ber
Baca selengkapnya
BAB 103 Kecurigaan
KecurigaanRadit duduk di kursi kerjanya, dia masih belum bisa mengerjakan semuanya dengan baik, dia masih memikirkan Evan, sahabatnya.“Dia tidak mungkin melakukan itu, bahkan ketika terpuruk sekalipun,” gumam Radit seraya menggerak gerakkan kursi kerjanya.“Tuan, file yang anda minta sudah ada di sini,” ucap sekretaris Nade seraya meletakkan amplop coklat di atas meja kerja Radit.“Kau sudah mendapatkannya?” tanya Radit.“Sudah tuan, saya menghubungi detektif Yusuf yang menangani kasusnya,” ucap sekretaris Nade. Mendengar hal itu Radit terdiam, seraya menempelkan jari telunjuknya di depan bibir.“Nade, kau mengenal Evan, apa mungkin dia melakukan itu?” tanya Radit.“Hmm, saya tidak bisa mempercayai ini, tapi hasil pemeriksaan tidak mungkin salah,” ucap sekretaris Nade. Radit segera meraih amplop itu, lalu membukanya.Dia membaca hasil autopsi dengan seksama, hasilnya memang benar, di dalam darah Evan ditemukan Amitriptilin dan klorfenamin, itu membuat polisi menyimpulkan bahwa Evan
Baca selengkapnya
BAB 104 Sindiran Keras
Sindiran KerasDi ruang makan keluarga Hermansyah, Rose terlihat menyuguhkan sarapan berupa nasi lembut dengan lauk pauk lengkap. Rose dengan hati hati menghidangkan makanan itu di depan tuan Dipo, nyonya Anna dan juga Vero.“Rose, apa Noah selalu berangkat pagi, akhir akhir ini aku jarang sarapan bersamanya?” tanya tuan Dipo pada Rose.“I-iya ayah, Noah ada bimbingan pagi, jadi pukul enam dia harus sudah berada di sekolah,” ucap Rose.“Dia pasti lelah, kasihan anak itu,” ucap tuan Dipo.“Ti-tidak ayah, Noah sudah terbiasa dengan rutinitasnya, dia ingin menjadi orang yang sukses seperti kakeknya,” ucap Rose. Mendengar hal itu, tuan Dipo tertawa.“Anak itu, dia selalu bisa membuatku senang,” ucap tuan Dipo.Vero terlihat melirik ke arah Rose, dia mengulaskan senyum sinis.“Apa kau tidak menghadiri pemakaman?” tanya Vero.“Pe-pemakaman?” tanya Rose yang terlihat mulai duduk di kursi makan yang tepat di sebelah Vero.“Ya, apa kau tidak tahu?” tanya Vero.“Dia mantan kekasihmu, kau pasti
Baca selengkapnya
BAB 105 Tangis Laura Di Makam Nenek Ellin
Tangis Laura Di Makam Nenek EllinLaura terlihat begitu anggun dengan balutan gaun serba hitam, tudung panjang hitam, juga kaca mata hitam. Dia turun dari mobilnya, dengan buket bunga berukuran cukup besar di tangan kirinya.Laura turun dari mobil, berjalan memasuki area pemakaman elit, yang memiliki harga jutaan untuk setiap petaknya.Laura mendekat ke arah sebuah makam yang di sana tertulis Ellin Fahra Hermansyah. Laura meletakkan karangan bunga yang dibawanya, lalu berlutut tepat di samping makan itu.“Nenek, Luna datang nek,” ucap Laura.“Bagaimana kabar nenek di sana? Nenek pasti sudah bahagia, tidak lagi merasakan sakit,” lanjutnya.“Laura sangat merindukan nenek, sangat sangat rindu,” ucapnya yang tanpa terasa air mata mulai jatuh, air mata itu seolah tak tertahan, meluncur dengan begitu derasnya.“Hanya nenek yang selalu baik pada Luna, menyayangi Luna dengan begitu penuh kasih. Maafkan Luna nek, belum bisa membalas semua kebaikan nenek,” ucapnya seraya memeluk ukuran keramik
Baca selengkapnya
BAB 106 Mayat Siapa Itu
Mayat Siapa ItuRadit terlihat memeriksa foto foto yang dia dapat dari detektif Yusuf, foto foto mayat yang diidentifikasi sebagai Luna. Radit memeriksa foto itu dengan seksama, sangat serius. Dia mengingat kejadian ketika menemukan Luna mengapung di laut.“Baju yang mayat ini pakai sama persis dengan baju Luna sewaktu aku menemukannya, sama persis,” gumam Radit.Di dalam foto itu, mayat terlihat sudah tidak dapat dikenali, akan sangat sulit jika dilihat dari wajahnya, kecuali segala hal yang dia pakai dan keluarga terdekat menyatakan kebenarannya.“Wah, sungguh sangat luar biasa, apa pria itu benar benar merencanakan semuanya sedetail itu?” gumam Radit. Dia masih berusaha menemukan sesuatu yang mungkin bisa menjadi petunjuk, lewat foto yang berhasil di dapatkannya lewat kekuatan koneksi.“Tok, tok, tok,” terdengar suara pintu diketuk.“Masuk,” ucap Radit. Beberapa detik setelah itu, terlihat sekretaris Nade masuk ke ruangan Radit dengan membawa beberapa berkas di dalam amplop putih.
Baca selengkapnya
BAB 107 Kabar Kehancuran Vero
Kabar Kehancuran Vero“Sial, bagaimana ini bisa terjadi! apa kau tidak bekerja dengan baik Mike,” teriak Vero pada sekretaris pribadinya. Vero terlihat melemparkan ponselnya, dia begitu marah dan tidak percaya dengan berita yang baru saja dia lihat.“Ma-maafkan saya tuan, ini diluar kendali kita,” ucap sekretaris Mike.“Apa yang kau lakukan sampai sampai tidak tahu, bodoh sekali,” ucap Vero.“Maaf tuan, hotel Mariana memang sudah tidak bisa diselamatkan, sahamnya terus turun dan Berlian Group adalah pemilik saham terbesar,” ucap sekretaris Mike.“Apa maksudmu, apa kita bangkrut?” tanya Vero. Sekretaris Mike tidak berani menatap tuannya, dia menunduk, tidak memberikan respon apapun.“Tidak mungkin, ini tidak mungkin terjadi, tidak mungkin. Lakukan segala cara, selamatkan saham kita. Mana mungkin hotel semewah itu bisa bangkrut, kita tidak melakukan apapun,” ucap Vero yang tidak mengerti.“Se-sepertinya sudah ada rumor bahwa pemilik sebelumnya melakukan penggelapan dan akhirnya dana yan
Baca selengkapnya
BAB 108 Tidak Ingin Miskin
Tidak Ingin MiskinLaura duduk di samping nyonya Anna berbaring, dia begitu setia, bersama tuan Dipo yang terlihat sangat khawatir."Laura, apa yang sebenarnya terjadi, kenapa dia tiba tiba seperti ini?" tanya tuan Dipo pada Laura."Mungkin tante Anna kaget om," ucap Laura."Kaget? ada berita apa sampai sampai dia sekaget itu. Setahuku tidak ada hal yang bisa membuatnya kaget, apalagi pingsan, bahkan anak anaknya sakit saja dia tidak sepanik itu," ucap tuan Dipo."Ini mengenai perusahaan om," ucap Laura. "Berlian grup? ada apa dengan perusahaan?" tanya tuan Dipo."Mariana Hotel mengalami kebangkrutan, dan Vero sepertinya kebilangan banyak saham," ucap Laura."Apa!" teriak tuan Dipo dengan wajah kaget, diapun terlihat mulai lemas."Om, om tidak apa apa," ucap Laura yang kemudian membantu tuan Dipo untuk duduk.Tuan Dipo terlihat duduk di kursi yang ada di dalam kamarnya. Bik Inah membawakan segelas air hangat untuk tuan besarnya itu."Anak itu, dia benar benar keterlaluan. Apa dia mau
Baca selengkapnya
BAB 109 Rose Terdesak
Rose Terdesak“Untuk apa kau memintaku datang?” tanya Rose pada seseorang yang tidak asing baginya, dia adalah perawat Vanila, mantan pengasuh nenek Ellin sewaktu nenek Ellin masih hidup. Mereka sedang bertemu di sebuah cafe yang dekat dengan sekolah Noah.“Ada sesuatu yang penting nyonya,” ucap perawat Vanila dengan sangat santai.“Cepat katakan, jangan membuang waktuku yang berharga,” ucap Rose kesal.“Berharga? Ya, mungkin saat ini nyonya, namun sebentar lagi nyonya akan merasakan keadaan di mana nyonya ingin segera memutar waktu berkali kali lebih cepat,” ucap perawat Vanila.“Apa yang kau katakan, cepat, apa maumu?” tanya Rose.“Baiklah, saya tidak akan membuang waktu nyonya yang sangat berharga, saya hanya ingin menunjukkan sesuatu yang menarik,” ucap perawat Vanila. Dia terlihat mengambil ponsel dari dalam tasnya, membuka ponsel itu, lalu meletakkannya di depan Rose.Rose melihat ponsel itu dengan mata bulat penuh.“Apa ini?” tanya Rose.“Seperti yang nyonya lihat sendiri, sa
Baca selengkapnya
BAB 110 Pandangan Mendalam
Pandangan MendalamLaura masuk ke dalam ruang kerja Radit, membawa dua paket makan siang yang dibeli dari restoran langganan mereka berdua. Rose terlihat telaten menyiapkan makan siang untuk Radit.“Aku merasa seperti memiliki istri,” gumam Radit.“A-apa?” tanya Laura yang terlihat tersipu malu. Pipinya memerah, namun dia berusaha kuat untuk menyembunyikannya.“Ayo kita makan, aku membeli di restoran langganan kita dulu, sewaktu masih kuliah, daging panggang pedas,” ucap Laura seraya tersenyum.“Wah, kau mengingatnya, aku sudah lama sekali tidak makan ini,” ucap Radit seraya melihat hidangan yang disajikan oleh Laura.“Terimakasih,”” ucap Radit.“Ayo kita makan,” ucap Laura.Radit menatap ke arah Laura, dengan pandangan serius, lalu mengulaskan senyum.“Sepertinya kau sedang bahagia hari ini,” ucap Radit.“Ya, tentu saja, sejak kabar kebangkrutan hotel yang dibeli Vero, aku merasa titik pencapaian itu sudah sangat terlihat. Apalagi hari ini aku sudah menyulut api di dalam keluarganya,
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
8910111213
DMCA.com Protection Status