Luna, seorang pengacara muda berbakat, harus rela melepaskan karirnya setelah dinikahi oleh putra seorang konglomerat. Dia dinikahi hanya untuk dijadikan pembantu juga pengurus nenek berusia 80 tahun dengan dimensia. Luna bahkan melewati malam pertamanya dengan Vero putra sang konglomerat setelah 6 bulan pernikahan. Setelah sepuluh tahun pernikahannya, Luna mendapati sang suami berselingkuh hingga memiliki seorang putra. Suatu malam Luna didorong dari jembatan hingga jatuh ke sungai, dengan bantuan sahabat lamanya, dia akhirnya selamat dan berniat balas dendam untuk semua ketidak adilan yang diterimanya selama sepuluh tahun terakhir. Akankah Luna bisa membalaskan dendamnya?
Lihat lebih banyakLuna berusaha keluar dari air, arus yang begitu deras membuatnya kesulitan. Mulutnya ingin bersuara namun udara dingin membuatnya tidak mampu mengucapkan sepatah katapun. Dia tercekam dalam ketakutan, merasakan tubuhnya begitu dingin dan hampir beku.
Dia berusaha berenang sekuat tenaga, mencari tepian dari lautan yang luas ini. Matanya sudah tidak dapat melihat dengan jelas, samar samar dia melihat ada bongkahan kayu yang cukup besar, dengan sisa sisa kekuatan dia berenang mendekati bongkahan kayu itu, memeluknya erat. Sepertinya ini adalah akhir dari hidupnya, dia sudah tidak sanggup lagi berenang ke tepian.
Dalam detik detik yang menegangkan ini, ingatannya mulai tergambar jelas mengenai peristiwa mengerikan yang telah menimpanya. Semua itu membuat semangat hidupnya padam, tidak ada harapan dan keinginan untuk hidup. Dia pasrah pada Tuhan jika memang hari ini adalah ajalnya, mati mengenaskan di tengah laut, sendiri, dalam kedinginan yang menusuk tulang, gelap dan sepi.
***
Tiga jam sebelum Luna terdampar di tengah laut.
Dia terlibat perkelahian dengan seorang pria yang tidak lain adalah suaminya sendiri, yaitu tuan muda Vero dari Berlian Grup, Grup terkaya yang menguasi berbagai industri di Jakarta, terutama dibidang perhotelan dan pariwisata, kota besar yamg begitu padat dan sibuk.
Luna marah dan tidak mampu menahan amarahnya mana kala dia mendapati suami yang begitu dia cintai telah berselingkuh dengan sahabatnya sendiri. Sudah banyak yang telah dia korbankan, banyak sekali, namun selama sepuluh tahun pengorbanan dan pengabdian sebagai istri, seolah hanya sia sia saja, suami yang dia harapkan akan menjadi pemimpin bagi hidupnya hanya bisa memberikan duka dan lara.
Mereka terlibat dalam pertengkaran hebat, tuan muda Vero dengan penuh amarah memaki Luna begitu kasar, itu pertama kalinya Vero melakukannya atau lebih tepatnya dia sudah berhenti untuk berpura pura menjadi suami yang baik, setia dan penuh kasih.
Mereka bertengkar di sebuah jembatan yang menghubungkan antara dua kota, jembatan yang dibawahnya adalah sungai dengan arus yang begitu deras, mengalir hingga ke lautan yang jaraknya tidak terlalu jauh.
"Vero, kenapa kau menghianatiku, aku sudah memberikan semuanya selama sepuluh tahun pernikahan kita," ucap Luna seraya menangis.
"Itu karna kau tidak bisa memberikan keturunan untukku," ucap Vero dengan raut wajah yang begitu marah.
"Apa itu hanya kesalahanku? Kau tidak pernah berusaha lebih keras, kau tidak pernah mau mengunjungi dokter bersamaku," ucap Luna. Suaranya terdengar begitu lirih, diterpa angin malam yang dingin dan seolah menembus hingga ke tulang belulang di dalam tubuhnya.
"Sudahlah, ini adalah akhir dari hubungan kita, aku sudah tidak tertarik kepadamu," ucap Vero dengan begitu kasar.
"Kau mencampakkan aku begitu saja?" tanya Luna dengan lelehan air mata yang tak juga berhenti menetes.
Dari dalam mobil hitam milik Vero, terlihat seorang wanita dan juga anak laki laki kecil, anak laki laki itu mengintip dari balik jendela mobil bagian belakang, dia memperhatikan semua yang terjadi dengan Luna dan juga Vero, walaupun angin menyamarkan semua hal yang mereka bicarakan.
"Ayah!" teriak anak laki laki yang berumur sekitar sepuluh tahun itu. Samar samar Luna mendengar suara itu, anak laki laki memanggil suaminya dengan sebutan ayah.
"Ayah? Apa kau memiliki anak dengan Rose?" tanya Luna dengan wajah yang penuh kesedihan bercampur dengan amarah, semakin lama semakin terkumpul di dalam dirinya.
"Itu bukan urusanmu Luna, mulai malam ini aku menceraikanmu!" ucap Vero yakin, lalu tanpa perduli Vero terlihat membalikkan badan dan pergi.
Dengan sigap Luna menarik tangan Vero, semua ini tidak adil untuknya, dia adalah istri yang menemani suaminya mengarungi betahun tahun waktu, harus dibuang begitu saja dengan alasan tidak bisa memberikan keturunan, ini sungguh sangat menyakitkan.
"Tidak Vero, kau tidak bisa melakukan ini kepadaku," ucap Luna yang terus berusaha mencegah kepergian Vero.
"Lepaskan aku Luna, aku sudah tidak menginginkanmu," ucap Vero yang terus berusaha untuk melepaskan Luna.
"Tidak Vero, kau tidak bisa melakukan ini," Luna masih berusaha keras, beberapa saat mereka terlibat dalam tarik menarik yang cukup sengit.
Dengan segala kekuatan, Vero mendorong tubuh Luna, hingga luna jatuh dari jembatan yang memiliki pagar yang tidak terlalu tinggi itu. Tubuhnya terjun bebas ke dalam sungai yang memiliki arus air yang begitu deras.
"Verooooo" teriak Luna yang semakin lama semakin mengecil suaranya dan hilang.
Vero mulai menyadari perbuatannya, ada rasa takut yang begitu mendalam di dalam hatinya, apa malam ini dia telah membunuh istrinya?
Gerimis mulai turun dari langit, seolah menambah suasana menjadi semakin dramatis. Vero mulai ketakutan, mulai berlari secepat mungkin meninggalkan tempat itu, tanpa melihat ke arah sungai di mana Luna terjatuh. Vero berlari ke arah mobilnya, membuka pintu mobil dengan begitu gugup. Semua kejadian itu disaksikan oleh seorang anak yang berada di dalam mobil itu, seorang anak yang berumur sekitar sepuluh tahun, bernama Noah, yang diakui Rose sebagai anaknya dan juga Vero.
Rose adalah sahabat karib Luna, mereka bersahabat sejak masih duduk di bangku kuliah. Luna tidak menyangka jika Rose akan melakukan hal sekejam itu, berselingkuh dengan suaminya, bahkan perselingkuhan itu berlangsung lebih dari sepuluh tahun, melebihi usia pernikahannya.
Tubuh Luna terjun bebas ke dalam sungai, diterima oleh air yang terasa begitu dingin menusuk kulit. Arus air yang begitu deras membuatnya tidak mampu berbuat banyak, tubuhnya hanyut, lalu terbawa arus sungai hingga berakhir di lautan lepas yang tidak jauh dari jembatan.
Luna menelan banyak air, namun kesadaran masih dimilikinya, dia masih bisa berusaha untuk berteriak berusaha meminta tolong, walau suara itu tidak mampu dikeluarkannya dari tenggorokan. Luna hanya bisa pasrah, berusaha berenang ke tepian hingga akhirnya menemukan balok kayu itu.
Beberapa saat tubuhnya terombang ambing, ketakutan sudah menjadi perasaan satu satunya, dia hanya pasrah, jika memang ini adalah akhir hidupnya. Dia akan meninggal sebagai seorang janda yang dicampakkan oleh suaminya yang berselingkuh dengan wanita lain yang tidak lain adalah sabahatnya sendiri, memiliki anak dan mereka akan hidup bahagia setelah kepergiannya.
Semua orang akan melupakannya, mungkin sang mantan suami akan membuat karangan cerita mengenai kepergiannya, yang akhirnya hanya akan membuatnya meninggalkan kenangan buruk bagi orang orang yang pernah mengenalnya.
Luna hanya bisa pasrah, itu yang bisa dia lakukan. Dia sudah tidak lagi merasakan bagian tubuhnya yang terendam air, mungkin sebentar lagi bagian tubuh atasnyapun akan mengalami hal serupa.
Samar samar Luna melihat sorot lampu yang mengarah ke tubuhnya, sorot lampu kecil, berasal dari sebuah speedboat. Beberapa detik setelahnya tubuh Luna terasa diangkat dari dalam air oleh seseorang yang memiliki tenaga begitu besar, lalu dia kehilangan kesadaran.
Setelah sadar, dia mendapati tubuhnya sudah berganti pakaian dengan pakaian hangat, tertutup selimut tebal, di sebuah kamar yang nyaman. Luna yang masih begitu lemah hanya bisa menghela nafas lega, bersyukur Tuhan memberinya hidup kedua.
Samar samar dia melihat sosok yang sudah tidak asing lagi, dia adalah Radit, teman Luna sewaktu masih duduk di bangku kuliah, yang selalu menjadi sahabat setianya hingga saat ini. Ternyata yang menolongnya adalah Radit, pengacara ternama di kota Jakarta. Radit sahabat baiknya yang tidak berhenti mencintainya walaupun tidak pernah sedikitpun memiliki ambisi untuk memilikinya.
Sejak hari itu, Luna berniat untuk membalas dendam atas semua ketidak adilan yang menimpanya. Dia akan membuktikan kepada semua orang yang pernah meremehkannya, bahwa dia bukan wanita yang lemah, dia bukan benalu yang hanya hidup dari bayang bayang suaminya, dia bukan hanya sekedar pengurus rumah tangga yang pantas untuk direndahkan.
Sejak malam itu, tekat bulat Luna sudah terbentuk. Dendam membara terukir jelas di hati dan pikirannya. Dia hahya ingin membalas denda kepada mantan suaminya yang telah menceraikannya secara tidak hormat dan bukan hanya itu, yang juga nyaris menghilangkan nyawanya tanpa belas kasihan sedikitpun.
Semua Telah BerakhirPersidangan Vero telah usai, dengan hasil yang sangat di luar dugaan, namun hal itu sebenarnya sudah sesuai dengan rencana Radit dan juga Laura. Tim pengacara Vero tidak menyangka, bahwa ibu Rahma, ibu dari wanita yang meninggal karena tenggelam dan jenazahnya dimakamkan atas nama Luna hadir, datang, memberikan kesaksian.Vero tidak bisa berkutik, dia menjadi orang satu satunya yang harus bertanggung jawab. Walaupun dia selalu menyatakan bahwa apapun yang dia lakukan dibawah tekanan Rose, namun semua itu tidak memiliki bukti yang kuat. Dia bisa saja menolak, bisa saja tidak menuruti apa yang Rose inginkan, untuk menyingkirkan Luna.Ditambah lagi dengan bukti rekaman CCTV juga tangkapan video amatir, itu semua cukup untuk mendakwa Vero dengan pasal pembunuhan berencana. Mungkin dia memang tidak memiliki niat, namun dari tangkapan video, Vero terlihat jelas jelas mendorong istrinya, Luna, hingga jatuh dari sungai. Bahkan ketika Luna meminta tolong, bergelantung di
Memperlihatkan Wajah AsliTim pengacara bertemu dengan Vero di dalam sebuah ruangan pribadi.“Tuan, saya harap tuan jujur dan terbuka mengenai apa yang sebenarnya terjadi,” ucap salah seorang pengacara.“Jujur? Apa yang harus aku katakan,” ucap Vero kesal.“Tuan, jaksa memiliki saksi yang masih dirahasiakan, kami kesulitan mencari informasi, kami khawatir saksi itu akan memberatkan, sedangkan tuan bersikeras tidak mau menceritakan yang sebenarnya,” ucap pengacara.“Apa firma hukum loyal tergabung menjadi tim pengacara?” tanya Vero.“Iya tuan, tapi karena kegagalannya membantu nyonya Rose, firma hukum loyal memilih mengundurkan diri dari tim pengacara tuan muda,” ucap salah seorang pengacara dari ketiga orang pengacara yang ada di sana.“Rose? apa tidak salah. Dia memang istriku, tapi dia membunuh orang yang sangat aku sayangi. Bahkan jika dia mendapat hukuman mati, aku tidak akan menyesalinya,” ucap Vero.Vero terlihat diam, menunduk, seperti memikirkan sesuatu yang sangat penting.“R
KepergianSetelah 8 jam.Dokter keluar dari ruang ICU, memberi kabar bahwa tuan Dipo tidak lagi bisa diselamatkan, semua alat hanya menunjang hidupnya, jika itu semua dilepas maka detak jantungnya akan berhenti.“Sebaiknya kita bicara di ruangan saya,” pinta dokter yang melihat nyonya Anna mulai histeris. Di sana masih dengan orang orang yang sama, nyonya Anna, jihan, Laura, Radit, tante Imelda dan juga nyonya Fuji. Mereka semua masih setia di sana.Nyonya Anna dan Jihan sudah berada di dalam ruangan dokter. Jantung mereka pun tidak baik baik saja, ada rasa khawatir juga ketakutan.“Dengan sangat menyesal kami harus menyampaikan ini,” ucap dokter.“Semua kami kembalikan kepada keputusan keluarga, kami sudah berusaha melakukan yang terbaik, kondisinya tidak juga stabil, kita tidak bisa melakukan apa apa,” ucap dokter.“Tidak dokter, tidak, selamatkan suami saya, tolong,” ucap nyonya Anna.“Kami sudah berusaha sebaik mungkin, maafkan kami,” ucap dokter.“Apa tidak bisa dioperasi?” tanya
Tuan Besar DipoNyonya Anna terlihat menangis di depan ruang ICU, menangis sejadi jadinya, menunggu keadaan suaminya membaik.“Kenapa hal ini terjadi, Sayang, jangan seperti ini, jangan tinggalkan aku,” ucap nyonya Anna yang menjatuhkan diri di lantai, tepat di depan ruang ICU, bersandar tembok, seperti orang pada umumnya yang begitu resah ketika menunggu kabar mengenai keluarganya yang sedang dirawat.“Ibu,” teriak Jihan ketika melihat ibunya duduk bersimpuh.“Jihan, Jihan,” teriak nyonya Anna yang kemudian segera berdiri mencari putrinya itu.“Bagaimana keadaan ayah?” tanya Jihan.“Ibu tidak tahu, dokter belum memberitahu ibu bagaimana kabar ayahmu,” ucap nyonya Anna.“Ayah, kenapa hal ini bisa terjadi,” gumam Jihan yang kemudian berjalan mendekat ke arah kaca besar, masih tertutup tirai, dia tidak bisa melihat ayahnya dari luar.“Ayah,” ucap Jihan. Air mata Jihan meluncur hebat, deras, dia benar benar tidak bisa menahan diri, hatinya begitu sakit melihat kondisi keluarganya saat in
Kelegaan LauraLaura dan Radit keluar dari ruang sidang, mereka terlihat senang dan puas dengan hasil sidang hari ini.“Ah, lega sekali, akhirnya Rose dijatuhi hukuman seumur hidup,” ucap Laura.“Aku tidak menyangka, ternyata Rose juga merupakan dalang dari kematian temanmu, bukan bunuh diri melainkan dibunuh,” ucap Laura seraya melihat ke arah Radit.“Aku juga tidak menyangka, Evan, dia orang yang sangat baik, wanita itu tega menghabisinya tanpa alasan yang jelas,” ucap Radit.“Oh iya di sebelah kantor pengadilan ada kafe minuman viral yang sedang ramai, mau ke sana?” tanya Radit.“Ayo, kita harus merayakan ini, ya walaupun ada kesedihan di dalamnya, namun kita wajib bernafas lebih baik,” ucap Laura seraya tersenyum.Laura dan Radit duduk di dalam kafe minuman pelangi yang sedang viral. Menurut informasi cafe sangat ramai, namun entah kenapa siang itu hanya ada mereka berdua.“Kau bilang ini kafe ini sedang hits, viral, namun kenapa sepi begini,” ucap Laura heran. Radit hanya terseny
Mendepak Rose Dari Kehidupan Keluarga HermansyahRadit dan Laura terlihat keluar dari kediaman keluarga Hermansyah.Di dalam kamar tuan Dipo, dia terlihat masih dalam posisi berbaring.“Aku akan menghentikan semua bantuan hukum terhadap wanita itu, dia bukan lagi bagian dari keluarga Hermansyah,” ucap tuan Dipo.“Iya, iya, ingat apa yang tadi dokter katakan, jangan banyak pikiran, tekan darahmu naik dan itu tidak baik untuk kesehatanmu,” ucap nyonya Anna.“Ya, mungkin sekarang Vero sudah tahu apa yang terjadi,” ucap tuan Dipo.Di Kantor polisi, Vero terlihat duduk di kursi, menunjukkan wajah yang begitu sedih.“Apa ini benar Mike?” tanya Vero pada sekretaris pribadinya.“Iya tuan, saya mendapatkan video itu dari tim pengacara yang membantu nyonya Rose,” ucap sekretaris Mike.“Kenapa dia bisa melakukan hal gila seperti itu, dia yang membunuh nenek? apa ini bisa aku terima? dia tahu betul bahwa aku sangat menyayangi nenek Ellin,” ucap Vero.“Hal ini akan memberatkan nyonya Rose tuan, m
Kabar MengerikanLaura dan Radit terlihat memasuki area pemakaman di mana nenek ellin disemayamkan. Tegap langkah Laura beriringan dengan segala perasaan mendalam yang dia rasakan. Dia mengingat ingat semua waktu yang dia lewati bersama dengan nenek Ellin, satu satunya orang yang menerima juga menghargainya dengan sangat tulus.Kasih dan penerimaan keluarga Hermansyah kepadanya hanya berupa cangkang. Di luar, terlihat seperti itu, namun sebenarnya dia lebih menjadi seorang asisten dalam rumah tangga Hermansyah. Dia memang duduk di meja makan yang sama, memakan makanan yang juga keluarga Hermansyah makan, namun dialah orang dibalik semua hidangan lezat itu. Mulai dari membeli bahan mentah, memasak, menyajikan juga membereskan.Bahkan dia juga harus membersihkan seisi rumah, selayaknya seorang asisten rumah tangga, dengan berbagai kritik ketika semua pekerjaannya tidak sesuai dengan apa yang diinginkan tuannya. Dia bekerja dari fajar menyingsing, hingga matahari terbenam. Setiap hari ta
Laura Begitu MarahSekretaris Mimih terlihat sudah berada di rumah sakit, dia ingin segera memberitahu Laura mengenai video yang ditemukan.“Nona Laura pasti akan sangat sedih setelah melihat video ini,” ucap sekretaris Mimih sebelum masuk ke dalam ruang perawatan perawat Vanila.Sekretaris Mimih terlihatsw menarik nafas panjang.DI dalam ruang perawatan, terlihat Laura sedang berbincang dengan perawat Vanila.“Mimih kau sudah datang?” tanya Laura setelah melihat sekretaris Mimih masuk ke dalam ruang perawatan perawat Vanila.“No-nona,” ucap sekretaris Mimih terbata bata.“Ada apa? kenapa wajahmu seperti ada masalah?” tanya Laura yang menangkap ekspresi kesedihan di wajah sekretaris Mimih.“I-itu nona, meng-mengenai video yang tersimpan di penyimpan data milik perawat Vanila,” ucap sekretaris Mimih.“Pasti sudah melihat video itu ya?” tanya perawat Vanila lirih.“I-iya,” ucap sekretaris Mimih yang kemudian mendekat ke arah Laura dan perawat Vanila.“Ada apa?” tanya Laura penasaran.“I
Bukti Video Yang MenyesakkanSekretaris Mimih berhasil menemukan alamat kos perawat Vanila. Dia mencoba mencari pemilik kos itu atau yang tidak lain adalah ibu kos.“Saya ingin bertemu dengan ibu Endah,” ucap sekretaris Mimih pada seseorang yang dia temui di rumah kos itu.“Ibu Endah ada di rumahnya, di sana,” ucap wanita muda itu seraya menunjuk ke sebuah rumah yang ada di samping bangunan rumah kos.“Baiklah, terimakasih, saya akan mencari ibu Endah,” ucap sekretaris Mimih yang kemudian segera menuju ke rumah ibu Endah seperti yang sudah diinformasikan.Sekretaris Mimih terlihat berhenti di depan rumah pribadi ibu Endah.“Permisi, permisi,” teriak sekretaris Mimih. Beberapa saat dia menunggu, tidak ada orang yang keluar untuk menyambut kedatangannya sebagai tamu.“Ibu Endah, permisi,” ucap sekretaris Mimih.Sekitar lima menit, tidak ada tanda tanda orang yang keluar dari rumah itu.“Sepertinya tidak ada orang,” gumam sekretaris Mimih.Sekretaris Mimih melihat pagar tidak dikunci, la
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen