Dendam Istri Presdir Yang Diperlakukan Seperti Pembantu

Dendam Istri Presdir Yang Diperlakukan Seperti Pembantu

last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-07
Oleh:  Nietha_setiajiTamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
1 Peringkat. 1 Ulasan
130Bab
31.1KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Luna, seorang pengacara muda berbakat, harus rela melepaskan karirnya setelah dinikahi oleh putra seorang konglomerat. Dia dinikahi hanya untuk dijadikan pembantu juga pengurus nenek berusia 80 tahun dengan dimensia. Luna bahkan melewati malam pertamanya dengan Vero putra sang konglomerat setelah 6 bulan pernikahan. Setelah sepuluh tahun pernikahannya, Luna mendapati sang suami berselingkuh hingga memiliki seorang putra. Suatu malam Luna didorong dari jembatan hingga jatuh ke sungai, dengan bantuan sahabat lamanya, dia akhirnya selamat dan berniat balas dendam untuk semua ketidak adilan yang diterimanya selama sepuluh tahun terakhir. Akankah Luna bisa membalaskan dendamnya?

Lihat lebih banyak

Bab 1

Bab 1 Peristiwa mengerikan

Luna berusaha keluar dari air, arus yang begitu deras membuatnya kesulitan. Mulutnya ingin bersuara namun udara dingin membuatnya tidak mampu mengucapkan sepatah katapun. Dia tercekam dalam ketakutan, merasakan tubuhnya begitu dingin dan hampir beku.

Dia berusaha berenang sekuat tenaga, mencari tepian dari lautan yang luas ini. Matanya sudah tidak dapat melihat dengan jelas, samar samar dia melihat ada bongkahan kayu yang cukup besar, dengan sisa sisa kekuatan dia berenang mendekati bongkahan kayu itu, memeluknya erat. Sepertinya ini adalah akhir dari hidupnya, dia sudah tidak sanggup lagi berenang ke tepian.

Dalam detik detik yang menegangkan ini, ingatannya mulai tergambar jelas mengenai peristiwa mengerikan yang telah menimpanya. Semua itu membuat semangat hidupnya padam, tidak ada harapan dan keinginan untuk hidup. Dia pasrah pada Tuhan jika memang hari ini adalah ajalnya, mati mengenaskan di tengah laut, sendiri, dalam kedinginan yang menusuk tulang, gelap dan sepi.

***

Tiga jam sebelum Luna terdampar di tengah laut.

Dia terlibat perkelahian dengan seorang pria yang tidak lain adalah suaminya sendiri, yaitu tuan muda Vero dari Berlian Grup, Grup terkaya yang menguasi berbagai industri di Jakarta, terutama dibidang perhotelan dan pariwisata, kota besar yamg begitu padat dan sibuk.

Luna marah dan tidak mampu menahan amarahnya mana kala dia mendapati suami yang begitu dia cintai telah berselingkuh dengan sahabatnya sendiri. Sudah banyak yang telah dia korbankan, banyak sekali, namun selama sepuluh tahun pengorbanan dan pengabdian sebagai istri, seolah hanya sia sia saja, suami yang dia harapkan akan menjadi pemimpin bagi hidupnya hanya bisa memberikan duka dan lara.

Mereka terlibat dalam pertengkaran hebat, tuan muda Vero dengan penuh amarah memaki Luna begitu kasar, itu pertama kalinya Vero melakukannya atau lebih tepatnya dia sudah berhenti untuk berpura pura menjadi suami yang baik, setia dan penuh kasih.

Mereka bertengkar di sebuah jembatan yang menghubungkan antara dua kota, jembatan yang dibawahnya adalah sungai dengan arus yang begitu deras, mengalir hingga ke lautan yang jaraknya tidak terlalu jauh.

"Vero, kenapa kau menghianatiku, aku sudah memberikan semuanya selama sepuluh tahun pernikahan kita," ucap Luna seraya menangis.

"Itu karna kau tidak bisa memberikan keturunan untukku," ucap Vero dengan raut wajah yang begitu marah.

"Apa itu hanya kesalahanku? Kau tidak pernah berusaha lebih keras, kau tidak pernah mau mengunjungi dokter bersamaku," ucap Luna. Suaranya terdengar begitu lirih, diterpa angin malam yang dingin dan seolah menembus hingga ke tulang belulang di dalam tubuhnya.

"Sudahlah, ini adalah akhir dari hubungan kita, aku sudah tidak tertarik kepadamu," ucap  Vero dengan begitu kasar.

"Kau mencampakkan aku begitu saja?" tanya Luna dengan lelehan air mata yang tak juga berhenti menetes.

Dari dalam mobil hitam milik Vero, terlihat seorang wanita dan juga anak laki laki kecil, anak laki laki itu mengintip dari balik jendela mobil bagian belakang, dia memperhatikan semua yang terjadi dengan Luna dan juga Vero, walaupun angin menyamarkan semua hal yang mereka bicarakan.

"Ayah!" teriak anak laki laki yang berumur sekitar sepuluh tahun itu. Samar samar Luna mendengar suara itu, anak laki laki memanggil suaminya dengan sebutan ayah.

"Ayah? Apa kau memiliki anak dengan Rose?" tanya Luna dengan wajah yang penuh kesedihan bercampur dengan amarah, semakin lama semakin terkumpul di dalam dirinya.

"Itu bukan urusanmu Luna, mulai malam ini aku menceraikanmu!" ucap Vero yakin, lalu tanpa perduli Vero terlihat membalikkan badan dan pergi.

Dengan sigap Luna menarik tangan Vero, semua ini tidak adil untuknya, dia adalah istri yang menemani suaminya mengarungi betahun tahun waktu, harus dibuang begitu saja dengan alasan tidak bisa memberikan keturunan, ini sungguh sangat menyakitkan.

"Tidak Vero, kau tidak bisa melakukan ini kepadaku," ucap Luna yang terus berusaha mencegah kepergian Vero.

"Lepaskan aku Luna, aku sudah tidak menginginkanmu," ucap Vero yang terus berusaha untuk melepaskan Luna.

"Tidak Vero, kau tidak bisa melakukan ini," Luna masih berusaha keras, beberapa saat mereka terlibat dalam tarik menarik yang cukup sengit.

Dengan segala kekuatan, Vero mendorong tubuh Luna, hingga luna jatuh dari jembatan yang memiliki pagar yang tidak terlalu tinggi itu. Tubuhnya terjun bebas ke dalam sungai yang memiliki arus air yang begitu deras.

"Verooooo" teriak Luna yang semakin lama semakin mengecil suaranya dan hilang.

Vero mulai menyadari perbuatannya, ada rasa takut yang begitu mendalam di dalam hatinya, apa malam ini dia telah membunuh istrinya?

Gerimis mulai turun dari langit, seolah menambah suasana menjadi semakin dramatis. Vero mulai ketakutan, mulai berlari secepat mungkin meninggalkan tempat itu, tanpa melihat ke arah sungai di mana Luna terjatuh. Vero berlari ke arah mobilnya, membuka pintu mobil dengan begitu gugup. Semua kejadian itu disaksikan oleh seorang anak yang berada di dalam mobil itu, seorang anak yang berumur sekitar sepuluh tahun, bernama Noah, yang diakui Rose sebagai anaknya dan juga Vero.

Rose adalah sahabat karib Luna, mereka bersahabat sejak masih duduk di bangku kuliah. Luna tidak menyangka jika Rose akan melakukan hal sekejam itu, berselingkuh dengan suaminya, bahkan perselingkuhan itu berlangsung lebih dari sepuluh tahun, melebihi usia pernikahannya.

Tubuh Luna terjun bebas ke dalam sungai, diterima oleh air yang terasa begitu dingin menusuk kulit. Arus air yang begitu deras membuatnya tidak mampu berbuat banyak, tubuhnya hanyut, lalu terbawa arus sungai hingga berakhir di lautan lepas yang tidak jauh dari jembatan.

Luna menelan banyak air, namun kesadaran masih dimilikinya, dia masih bisa berusaha untuk berteriak berusaha meminta tolong, walau suara itu tidak mampu dikeluarkannya dari tenggorokan. Luna hanya bisa pasrah, berusaha berenang ke tepian hingga akhirnya menemukan balok kayu itu.

Beberapa saat tubuhnya terombang ambing, ketakutan sudah menjadi perasaan satu satunya, dia hanya pasrah, jika memang ini adalah akhir hidupnya. Dia akan meninggal sebagai seorang janda yang dicampakkan oleh suaminya yang berselingkuh dengan wanita lain yang tidak lain adalah sabahatnya sendiri, memiliki anak dan mereka akan hidup bahagia setelah kepergiannya.

Semua orang akan melupakannya, mungkin sang mantan suami akan membuat karangan cerita mengenai kepergiannya, yang akhirnya hanya akan membuatnya meninggalkan kenangan buruk bagi orang orang yang pernah mengenalnya.

Luna hanya bisa pasrah, itu yang bisa dia lakukan. Dia sudah tidak lagi merasakan bagian tubuhnya yang terendam air, mungkin sebentar lagi bagian tubuh atasnyapun akan mengalami hal serupa.

Samar samar Luna melihat sorot lampu yang mengarah ke tubuhnya, sorot lampu kecil, berasal dari sebuah speedboat. Beberapa detik setelahnya tubuh Luna terasa diangkat dari dalam air oleh seseorang yang memiliki tenaga begitu besar, lalu dia kehilangan kesadaran.

Setelah sadar, dia mendapati tubuhnya sudah berganti pakaian dengan pakaian hangat, tertutup selimut tebal, di sebuah kamar yang nyaman. Luna yang masih begitu lemah hanya bisa menghela nafas lega, bersyukur Tuhan memberinya hidup kedua.

Samar samar dia melihat sosok yang sudah tidak asing lagi, dia adalah Radit, teman Luna sewaktu masih duduk di bangku kuliah, yang selalu menjadi sahabat setianya hingga saat ini. Ternyata yang menolongnya adalah Radit, pengacara ternama di kota Jakarta. Radit sahabat baiknya yang tidak berhenti mencintainya walaupun tidak pernah sedikitpun memiliki ambisi untuk memilikinya.

Sejak hari itu, Luna berniat untuk membalas dendam atas semua ketidak adilan yang menimpanya. Dia akan membuktikan kepada semua orang yang pernah meremehkannya, bahwa dia bukan wanita yang lemah, dia bukan benalu yang hanya hidup dari bayang bayang suaminya, dia bukan hanya sekedar pengurus rumah tangga yang pantas untuk direndahkan.

Sejak malam itu, tekat bulat Luna sudah terbentuk. Dendam membara terukir jelas di hati dan pikirannya. Dia hahya ingin membalas denda kepada mantan suaminya yang telah menceraikannya secara tidak hormat dan bukan hanya itu, yang juga nyaris menghilangkan nyawanya tanpa belas kasihan sedikitpun.

Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

user avatar
Wahyuni
novel ini tiap hari up ngga?
2023-01-26 14:31:19
1
130 Bab
Bab 1 Peristiwa mengerikan
Luna berusaha keluar dari air, arus yang begitu deras membuatnya kesulitan. Mulutnya ingin bersuara namun udara dingin membuatnya tidak mampu mengucapkan sepatah katapun. Dia tercekam dalam ketakutan, merasakan tubuhnya begitu dingin dan hampir beku. Dia berusaha berenang sekuat tenaga, mencari tepian dari lautan yang luas ini. Matanya sudah tidak dapat melihat dengan jelas, samar samar dia melihat ada bongkahan kayu yang cukup besar, dengan sisa sisa kekuatan dia berenang mendekati bongkahan kayu itu, memeluknya erat. Sepertinya ini adalah akhir dari hidupnya, dia sudah tidak sanggup lagi berenang ke tepian. Dalam detik detik yang menegangkan ini, ingatannya mulai tergambar jelas mengenai peristiwa mengerikan yang telah menimpanya. Semua itu membuat semangat hidupnya padam, tidak ada harapan dan keinginan untuk hidup. Dia pasrah pada Tuhan jika memang hari ini adalah ajalnya, mati mengenaskan di tengah laut, sendiri, dalam kedinginan yang menusuk tulang, gelap dan sepi. *** Tiga
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-04-12
Baca selengkapnya
Bab 2 Pertemuan Pertama
Luna adalah gadis cantik yang berasal dari keluarga sederhana, tinggal di salah satu kota di Jawa Tengah. Ayahnya hanya seorang petani sedangkan ibunya pengrajin batik dengan penghasilan kecil. Luna berhasil mendapatkan beasiswa, untuk belajar di Jakarta, fakultas Hukum, seperti cita citanya yang ingin menjadi seorang pengacara hebat, supaya dapat membantu masyarakat kecil yang membutuhkan bantuan hukum, tanpa mengeluarkan biaya sedikitpun. Luna tidak perlu mengeluarkan biaya apapun, kuliah, tempat tinggal, biaya makan, semua ditanggung oleh Berlian Brup, perusahaan yang menyediakan program beasiswa. Bekerja sama dengan universitas tempat Luna mendapatkan beasiswa. Luna hanya perlu belajar giat, menjadi lulusan terbaik dan bekerja di berlian grup sebagai team hukum.  
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-04-12
Baca selengkapnya
Bab 3 Perkenalan yang terencana
Pak Tian dan Luna sudah berada di dalam kedai kopi ternama di kota Jakarta. Pak Tian beralasan ingin membahas mengenai masalah penting perusahaan. Mereka duduk di meja yang letaknya berada di ujung, menghadap ke arah jendela kaca depan."Luna, ada sesuatu yang ingin saya bicarakan denganmu, namun sebelumnya, ada yang ingin saya tanyakan," ucap pak Tian dengan sangat hati hati."Iya pak, ada masalah apa? sepertinya cukup penting sampai sampai kita harus membicarakannya di sini," tanya Luna penasaran."Iya itu karna saya tidak ingin orang kantor mendengar apa yang kita bicarakan," ucap pak Tian serius. "Baiklah pak Tian," ucap Luna yang juga serius."Luna, saya ingin menanyakan sesuatu, apa kau sudah memiliki kekasih? Atau calon suami?" tanya pak Tian
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-04-12
Baca selengkapnya
Bab 4 Sebuah Rencana Terselubung
Beberapa bulan sebelum pertemuan Vero dengan Luna, keluarga Hermansyah yang terdiri dari Presdir Dipo Hermansyah, Anna Hermansyah, Vero Hermansyah dan Jihan Hermansyah, mereka terlibat dalam rapat keluarga yang begitu serius. "Vero, kau tau bukan, nenek divonis demensia, ayah hanya berpesan kepadamu, jika kita tidak bisa mendapat perawat yang tepat, kau harus mencari istri yang tepat, yang bisa merawat nenek dengan baik," ucap presdir Dipo yang merupakan ayah dari Vero Hermansyah. "Apa itu harus ayah, kita bisa mencari perawat  terbaik untuk nenek," ucap Vero."Kau ingat tidak Vero, perawat yang terakhir lalai memberikan obat nenek, tertukar dengan obat ayahmu, apa kau mau kejadian seperti itu teruang lagi, orang lain tidak akan memiliki tanggung jawab ti
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-04-12
Baca selengkapnya
Bab 5 Pertemuan Keluarga
Hari ini Vero berencana membawa Luna bertemu dengan keluarganya, ayah, ibu, adik dan juga neneknya, dalam acara makan malam yang hangat.Sejak pertemuan pertama mereka, Vero dan Luna sudah cukup sering berkomunikasi lewat pesan singkat maupun telephone, hubungan mereka mulai dekat dan cinta alami muncul di hati Luna dalam waktu yang begitu singkat. Pesona Vero sungguh mampu membius gadis pintar namun lugu itu. Mobil Vero berhenti di depan gerbang rumah kediaman keluarga Hermansyah. Rumah dua lantai dengan halaman yang cukup luas. Terdapat gerbang besi yang cukup tinggi dan juga pos penjagaan dengan dua orang satpam yang dengan sigap membuka pintu gerbang untuk majikannya. Hati Luna mulai berdegup kencang, dia menyadari bahwa dia berasal dari keluarga sederhana, dengan tiba tiba akan menjadi menantu dari keluarga kaya raya. Ada rasa takut terselip di hatinya, berusaha dia tahan sekuat mungkin. "Kau gugup?" tanya Vero. Luna menjawab pertanyaan itu dengan anggukan pelan."Tidak perlu
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-06-04
Baca selengkapnya
Bab 6 Sebuah Awal
Luna, Vero dan Jihan berjalan ke arah ruang makan yang cukup luas itu. Ada meja kramik berukuran cukup besar dengan delapan buah kursi. "Ibu ini Luna," ucap Vero. "Luna ini Ibuku, yang di sana nenek Ellin dan ayah, kau sudah mengenalnya bukan," ucap Vero mengenalkan seluruh anggota keluarganya. Luna terlihat menyalami semuanya, mencium pipi ibu dan nenek Vero, tidak ada yang aneh, semua sepertinya menerima dengan tangan terbuka. "Ini calon istrimu Vero, cantik," ucap nenek Ellin. "Iya nenek, ini Luna," ucap Vero seraya tersenyum ke arah neneknya. "Duduklah, kita langsung makan saja, ibu sudah cukup lapar," ucap nyonya besar Anna. "Ini semua makanan kesukaan Vero dan ayahnya, ada udang asam manis, ikan bakar, soup daging, tumis jamur dan perkedel jagung kesukaan nenek," ucap nyonya Anna seraya menunjukkan beberapa jenis masakan yang sudah tersaji di atas meja. Cukup lengkap, seperti yang baru saja nyonya Anna sebutkan, ditambah dengan aneka buah segar, minuman hangat dan dingin,
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-06-05
Baca selengkapnya
Bab 7 Restu Penuh Kekhawatiran
Kedua orang tua Luna sampai di Jakarta, menggunakan pesawat Elang Indonesia. Semua sudah disiapkan oleh keluarga Vero, Luna hanya tinggal menjalankan semuanya. Luna terlihat menunggu kedatangan orang tuanya di lobby bandara, lobby kedatangan penerbangan domestik.Luna melambaikan tangan kepada kedua orang tuanya, segera mendekat, mencium tangan kedua orang tuanya dan memeluk mereka erat."Ayah ibu, bagaimana perjalannya?" tanya Luna setelah bertemu dengan kedua orang tuanya. "Nduk, sekaya apa calon suamimu ini, ibu sampai bingung dijemput orang orang berdasi tadi pagi," ucap ibu Luna dengan logat bahasa daerah yang cukup kental, mendengar itu Luna hanya tersenyum. "Biasa saja ibu, orang biasa seperti pada umumnya," ucap Luna."Bapak juga sampai deg degan, ini pertama kalinya bapak naik pesawat, enak ternyata, satu jam sampai," ucap ayah Luna seraya tersenyum. "Iya pak, setelah ini bapak bisa sering sering mengunjungi Luna di Jakarata," ucap Luna pada bapaknya yang masih takjub den
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-06-07
Baca selengkapnya
Bab 8 Menjelang Pertemuan Penting
Menjelang Pertemuan PentingIbu dan ayah Luna kelur dari butik Rudy Hun, di belakang langkah mereka sudah ada Rury dan satu kariawan lain, mereka membawa kotak besar di tangan, kotak besar berwarna merah tua, berisi gaun yang baru saja dibeli dengan harg seratus juta."Gaun dan jas sudah kami masukkan ke dalam bagasi nona, semoga acara nona dan keluarga berjalan dengan lancar," ucap Rury seraya membungkukkan badan."Terimakasih," ucap Luna, juga membalas bungkukan badan Rury sebagai tanda penghormatan dan ucapan terimakasih.Ibu dan ayah Luna masuk ke dalam mobil, duduk dengan perasaan bingung dan heran."Luna, apa benar gaun itu seratus juta? di kampung bapak bisa membeli lima ekor sapi Luna, lima ekor," ucap ibu Luna seraya menggoyangkan lima jari tangan kanannya di depan wajah Luna."Tidak apa apa ibu, sesekali membeli pakaian yang berharga untuk ibu dan ayah, bukan menjadi masalah besar," ucap Luna."Itu menggunakan uangmu atau uang calon suamimu?" tanya ibu Luna menelisik."Calon
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-06-17
Baca selengkapnya
Bab 9 Pertemuan Keluarga
"Luna bagaimana penampilan ayah?" tanya ayah Luna yang sudah berbalut jas mewah dan sisiran rambut rapi bergel. "Ayah, tampan sekali," ucap Luna memuji penampilan ayahnya. "Luna bagaimana dengan penampilan ibu?" tanya ibu Luna yang sudah terlihat begitu cantik dengan dress mahal buah karya desainer ternama Rudy Hun. Wajahnya terlihat segar atau bahkan lebih muda dari usianya, berkat keajaiban tangan Oci, make up artist ternama di Jakarta. "Ibu, wow, ibu seperti bidadari," ucap Luna. "Iya Luna, seumur hidup ayah baru kali ini melihat ibumu secantik itu," ucap ayah Luna memuji. "Ayah," ucap Ibu Luna kesal seraya mencubit perut ayah Luna dengan manja. "Ibu tidak cantik gitu maksudnya," lanjut ibu Luna. "Tidak ibu bukan begitu, ibu cantik dan ini lebih cantik," ucap ayah Luna meluruskan ucapannya. "Bagaimana, ayah dan ibu sudah siap?" tanya Luna. "Iya Luna, kita sudah siap," ucap ibu Luna. "Acara sebentar lagi akan dimulai, kita segera ke Hotel Graha," ucap Luna. "Luna, perias t
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-06-23
Baca selengkapnya
Bab 10 Malam Pertama
Malam PertamaAyah dan ibu Luna kembali ke hotel lama mereka untuk mengambil beberapa barang, mereka akan tinggal selama dua hari ke depan di hotel Graha, lalu pulang ke kampung halaman. "Bu, saya kok heran ya, apa benar besan kita sekaya itu, lalu kenapa tidak ada ritual sebelum pernikahan, tidak ada lamaran atau setidaknya minta izin secara resmi untuk menikah," ucap ayah Luna di dalam kamar hotel di hotel Graha."Pak, jangan mikir yang aneh aneh, lihat, besan kita saja menyediakan kamar hotel semewah ini, mereka orang yang baik," ucap ibu Luna."Mungkin mereka orang orang sibuk, tidak punya waktu untuk hal begitu, kita berdoa saja untuk anak kita, dan satu lagi, bapak tahu uang bahar itu diberikan untuk kita semuanya, tiga ratus juta, bayangkan pak, bekerja seumur hidup saja belum tentu menghasilkan uang sebanyak itu," ucap ibu Luna."Lastri, aku khawatir," ucap pak Junaidi."Pak, sudahlah, kalau bapak khawatir terus, Luna tidak akan tenang," ucap ibu Luna."Bu, kau masih ingat pe
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-12-08
Baca selengkapnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status