Semua Bab Acara di Rumah Ibumu (Pura-pura Tak Tahu): Bab 41 - Bab 47
47 Bab
Part 41 Pengakuan
ACARA DI RUMAH IBUMU#Pura_pura_tak_tahuPart 41 ( Pengakuan ) Tok tok tok! Pintu diketuk lagi. "Ya tunggu sebentar!" sahutku dari dalam sambil melangkah ke pintu. Pintu kubuka. Terdiam menatapnya. Mata berkaca, menatapku sendu. Ternyata bukan kelaki aneh itu. Dan .... "Sarah, tolong maafkan aku." Ia memelukku dengan penuh haru. Pelukannya tak kubalas.  Kata maaf dan penyesalan terlihat dari sorot matanya. Tapi untuk apa lagi kata maaf ini. Ia sudah merasakan apa yang kurasakan. Suaminya juga selingkuh.  "Oke, aku sudah memaafkanmu, Mbak. Sekarang biarkan aku dengan kehidupanku. Kita bukan keluarga lagi, tapi mantan keluarga," ucapku tegas. Pelukan
Baca selengkapnya
Part 42 Karma Itu Ada
ACARA DI RUMAH IBUMU#Pura_pura_tak_tahuPart 42 ( Karma itu ada ) "Rumahku ..., aaa hidup kita hancur, Fer. Rumah kita akan disita. Kita tinggal di mana, aaa." Ibunya meraung duduk dilantai teras. "Tenang, Bu. Tenang." Mas Feri berusaha menenangkan ibunya meskipun percuma. "Ini salah kamu, Mar! Kamu meminjam sertifikat itu untuk suamimu!" Sambil menangis, ibu mantan mertua menunjuk mbak Imar.  "Aku juga nggak tau ia selingkuh, kenapa Ibu salahkan aku! Lagian Ibu juga rela meminjamkannya. Kalau tak suka kenapa pinjamin." Mbak Imar tak tinggal diam. "Seharusnya kemarin kamu segera ke leasing, sudah jelas Haris selingkuh dan diusir, kamu hanya bisa mewek tanpa bertindak!" "Aku kalut, Bu. Aku masih shock dan rasanya tak percaya
Baca selengkapnya
Part 43 Pembalasan Imar
ACARA DI RUMAH IBUMU#Pura_pura_tak_tahuPart 43 ( Pembalasan Imar ) Pov Feri "Dasar wanita berhati batu! Luarnya aja kelihatan baik, tapi ia sama sekali tak punya perasaan!" Amarah ibu saat kami baru menginjakkan kaki di rumah. "Aku harus gimana? Mana sanggup aku bayar cicilannya, Bu." rengek mbak Imar dalam rasa merasa bersalah. "Itu makanya jadi perempuan ya harus teliti. Masak menggunakan rekening suamimu! Kukira kamu pintar, tapi bodoh!" "Ibu cuma bisa menyalahkanku saja. Aku juga nggak yakin Mas Haris selingkuh mmm." Tangis Imar pecah lagi. "Uh! Dasar bodoh!" "Sudah sudah! Aku pusing nih. Sekarang ke mana kita bisa cari Haris? Mbak pasti tau tempat tujuannya." 
Baca selengkapnya
Part 44 Tersangka
ACARA DI RUMAH IBUMU#Pura_pura_tak_tahuPart 44 ( Tersangka )  Aku diminta ke kantor polisi. Melihat siapa dalang dari kejahatan ini. Sudah tiga kali percobaan menabrak Naswa dan tiba-tiba Boy datang menyelamatkan. Dan ternyata firasatku benar. Ini semua sebuah taktik yang dicontoh dari adegan sinetron. Apakah ini perbuatan mas Feri dan ibunya? Atau Mas Haris dengan Tuti, atau lagi bisa jadi mbak Imar dan mas Feri. Aaah! Semuanya mencurigakan. Karena satu tujuan mereka, yaitu menguasai putriku hingga hartanya bisa beralih tangan. "Ma, mungkin saja ini perbuatan pelakor itu dan Om Haris. Karena mereka sudah selingkuh bertahun-tahun," ucap Naswa sambil menyetir mobil. "Entahlah, Mama pun bingung. Mereka semua tertuduh di pikiran Mama." "Padahal Mama sudah banyak
Baca selengkapnya
Part 45 Mungkin Ini Jalannya
ACARA DI RUMAH IBUMU#Pura_pura_tak_tahuPart 45 ( Mungkin ini jalannya ) "Bu, tolong lepaskan. Ibu bisa menghabiskan hidup dipenjara jika membunuh seseorang. Sadarlah, Bu. Jika ada masalah mari bicarakan baik-baik." Lelaki itu berusaha menenangkan mantan ibu mertuaku agar aku tak disakiti. Meski tak yakin apakah ia berhasil. Yang menodongku seperti orang stres dengan banyak tekanan. Ini contoh manusia tak kuat iman. Umur sudah tua tapi tak menyadari kesalahan. Astagfirullah'alaziim, maafkan dengan penilaian buruk hamba ya Allah .... "Apa urusanmu! Ia mantu tak tau diri, putraku ditolak rujuk, Imur dipenjara dan Imar, Imar di rumah sakit jiwa. Apa kamu merasakan yang kurasakan? Oooh, tentu kamu tak mersakan karna mereka anakku. Lah kamu siapa!"  Astaga, aku tak menyangka ibu mas Feri seperti ini.  
Baca selengkapnya
Part 46 Terlambat Menyadari
ACARA DI RUMAH IBUMU#Pura_pura_tak_tahuPart 46 ( Terlambat Menyadari )  Pov Feri Hidupku kacau. Sarah sama sekali tidak menginginkanku kembali ke sisinya. Tatapan matanya tak pernah seperti dulu lagi. Bahkan yang kurasakan ia memendam benci. Aku salah. Kuabaikan luka perasaanya. Kukira ia seorang wanita yang bisa kuperdaya demi nafsu duniaku. Justru aku terperangkap dalam masalah yang dibuat. Inilah karma.  "Pa, sebaiknya Papa temui Pak Adam. Ia terluka ulah Nenek." "Ya, Nak. Bisa Papa minta alamatnya?" "Bentar aku Wa aja." Lalu Naswa mulai memencet ponselnya. "Nanti kunci pintu ya, Nas," ucap Sarah sambil membuka pintu. "Sarah."&
Baca selengkapnya
Part 47 Tamat(Kata-kata itu Doa)
❤️TAMAT❤️ ACARA DI RUMAH IBUMU#Pura_pura_tak_tahu( Kata-kata itu do'a )  Aku tersentak saat mas Feri tiba-tiba berada di depan pintu. Dan ini bertepatan waktu aku dilamar mas Adam.  Beberapa bulan ini, mas Adam mendekatiku. Awalnya ia hanya mengantarkan putrinya berkunjung. Tapi lama kelamaan kami berkomunikasi nyambung dan aku pun merasa nyaman. Setelah masa iddah berakhir, baru secara jelas mengatakan ingin menikahiku. "Sebentar kupanggilkan Naswa," ucapku bangkit dari duduk. Belum juga memberi jawaban ke mas Adam. "Mau gabung di sini, Pak Feri?" tanya mas Adam ramah. "Tunggu, Sarah! Bisakah aku bicara dengan Pak Adam?" pinta mas Feri. Tawaran mas Adam diabaikan sejenak. "Tapi, bu
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12345
DMCA.com Protection Status