Acara di Rumah Ibumu (Pura-pura Tak Tahu)

Acara di Rumah Ibumu (Pura-pura Tak Tahu)

last updateHuling Na-update : 2022-04-17
By:  Rita FebriyeniKumpleto
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
13 Mga Ratings. 13 Rebyu
47Mga Kabanata
306.4Kviews
Basahin
Idagdag sa library

Share:  

Iulat
Buod
katalogo
I-scan ang code para mabasa sa App

Mereka kompak mendukung pernikahan suamiku dengan wanita lain, diam-diam di rumah ibu mertua. Aku akan membalas mereka dengan pura-pura tidak tahu. Akan tiba waktunya, suami akan menyesali hingga tak ada maaf dariku. Aku tak akan meratapinya lagi.

view more

Kabanata 1

Part 1 Pernikahan Suamiku

 

"Mas kok rapi sekali? Bukankah sekarang hari minggu?" tanyaku sambil meletakan secangkir kopi di meja.

 

"Ada orang dari kantor pusat datang, mau tak mau ya harus kerja, Sar," jawab mas Feri sambil menggulung lengan kemejanya hingga pertengan pergelangan.

 

Ada rasa mengganjal. Biasanya ke kantor tak pernah pakai kemeja putih polos. Tapi kuabaikan karena merasa tak mungkin jika mas Feri mengkhianatiku. Kami sudah punya seorang putri, perekenomian keluarga bisa dibilang lebih dari cukup karena punya warisan orang tuaku, seperti tiga ruko yang kukontrakan. Rumah pun sudah punya karena ini rumah peninggalan orang tuaku juga. Dalam keseharian, aku juga membuka mini market tepat di samping rumah. 

 

Apa lagi yang kurang? Bahkan aku tak pernah ingkar memenuhi kebutuhan bathin suamiku. Tak masalah gaji mas Feri tak seberapa, toh aku juga punya uang. Tiap bulan aku juga memberi uang rutin ke ibu metua karena penghasilanku lebih banyak dari mas Feri. Ibu mas Feri kuperlakukan seperti almarhum ibu kandungku. Lagian adiknya mas Feri juga janda beranak satu.

 

"Padahal aku ingin sekali jalan-jalan, dari kemaren Naswa minta ke danau, lagian ia sedang libur sekolah, Mas."

 

"Lain kali aja, liburan masih lama kok."

 

"Ya udah, ayo kita serapan dulu."

 

Di meja makan sudah terhidang nasi goreng lengkap dengan ayam goreng. Tak lupa potongan pepaya kesukaan mas Feri. 

 

"Aku terburu-buru, Sarah, kamu makan bersama Naswa aja, aku berangkat dulu ya." Lalu keningku dikecup, kubalas mencium punggung tangan mas Feri.

 

"Hati-hati ya, Mas," balasku di sela senyum.

 

Mas Feri berlalu pergi dengan mobilnya. Maksudnya mobil yang kubeli untuk mas Feri berangkat kerja. Hanya dua hasil dari kontrakan ruko, mobil bisa kubeli. Ruko yang kumiliki terletak di lokasi strategis, khusus untuk lokasi perkantoran. Alhamdulillah, setiap tahun jika ingin membeli mobil, aku pasti sanggup. Tak perlu nunggu gaji suami di akhir bulan.

 

"Ma, jadi kita jalan-jalan?" tanya Naswa setelah ke luar dari kamar.

 

"Nanti aja kalau Papamu tidak sibuk."

 

"Yaaah, kan sekarang hari minggu, Ma." Lalu Naswa duduk dengan rasa kecewa karena mukanya manyun.

 

"Sabar dulu, pasti ada waktu kok, ayo kita sarapan." 

 

"Papa selalu sibuk, emang kerja bagian marketing sesibuk itu ya, Ma?"

 

"Iya mungkin, buktinya hari minggu Papamu juga ke kantor."

 

"Bosan di rumah melulu."

 

"Jangan banyak mengeluh, Nas, ayo makan." Kuletakan sepiring nasi goreng di depannya.

 

Putriku bukan tipe anak yang suka nongkrong di kafe dengan teman seusianya. Ia lebih suka jalan-jalan bersamaku atau jika ada waktu juga bersama mas Feri. Kalaupun pergi main, paling ke rumah sahabatnya, tapi kondisi sekarang sahabatnya pulang kampung karena libur. 

 

"Ma, kita ke rumah Nenek aja, lagian kemaren mangga di rumah Nenek berbuah lebat, kata Papa nggak sempat bawa karena terburu-buru."

 

"Kemaren Papamu ke rumah Nenek?"

 

Mas Feri sibuk. Tapi kok bisa singgah ke rumah ibunya? Bahkan pulang pun sering kemalaman.

 

"Iya kayaknya, Papa keceplosan bilang mangga di belakang rumah Nenek lebat, Ma."

 

"Ya udah, selesai sarapan kita ke rumah Nenek."

 

Di mini market aku sudah punya beberapa orang pegawai. Jadi kalau aku ada urusan tak perlu repot meninggalkan usahaku itu.

 

Kali ini aku dibonceng Naswa naik motor ke rumah ibu mertua. Naik mobil kelamaan karena sering macet di jalan memasuki perumahan. Naswa sudah punya SIM karena umurnya memasuki 18 tahun. Ya, Naswa kelas 3 SMA. Aku sudah cukup bahagia meskipun belum dikaruniai anak ke dua. Tak pernah KB, entah kenapa belum juga hamil lagi.

 

"Ma, kayaknya Nenek banyak tamu, lihat ada mobil dan motor depan pintu," ucap Naswa saat kami sudah melihat rumah mertuaku dari persimpangan.

 

"Kita lewat pintu samping aja, parkir di samping biar tak sempit," jawabku.

 

Rumah ibu mertua terletak di bagian hook perumahan sederhana. Jadi jika masuk melalui pintu samping bisa melalu jalan samping juga. Sementara halam kecil sudah penuh dengan satu unit mobil parkir dan dua unit motor lainya. Entah tamu dari mana. 

 

"Ma, kok ada mobil Papa?" 

 

Naswa memarkir motor tepat di belakang mobil mas Feri. Kini, kami sudah di tepi jalan samping rumah ibu mertuaku.

 

"Iya ya? Kata Papamu tadi sibuk dan mau ke kantor."

 

"Ayo kita turun dulu, Ma."

 

Kami turun dari motor. Masuk melalui pintu samping kami sampai di dapur. Sepi, terlihat di selah daun pintu papan yang tak rapi tertutup, beberapa orang duduk melingkar di karpet terbentang di lantai. Tapi, kok ada mas Feri duduk di tengah-tengah mereka? Dan wanita berkebaya putih di sampingnya siapa?

 

"Mama, kok Papa seperti mau ijab kabul?" bisik Naswa juga mengintip.

 

Aku terpana melihatnya. Suasana terlihat hening dan khusuk.

 

Mas Feri seperti bersalaman dengan seorang lelaki, layaknya mau ijab kabul. Mereka berada di tengah-tengah beberapa orang termasuk mertua dan ipar-iparku. 

 

"Saya terima nikahnya dan kawinnya Tuti wulandari bin Rajab dengan mas kawin seperangkat alat sholat dibayar tunai." Kata-kata itu keluar lancar dari mulut suamiku. 

 

"Giman saksi, sah?" ucap seorang lelaki lainya yang duduk di dekat suamiku.

 

"Sah!"

 

"Sah!"

 

Seketika ragaku terasa lemas. Hampir mau jatuh tapi untung Naswa menahan tanganku. Air mata ini tak kuasa kutahan seiring sakit hati dengan kenyataan yang kulihat. Suamiku baru saja melangsungkan ijab kabul menikahi wanita yang sama sekali tidak kukenal.

 

Badanku gemetar. Rasanya tak percaya apa yang kulihat. 

 

Terlambat kami datang beberapa detik. Hingga ijab kabulnya sudah selesai.

 

Yang membuatku hatiku sangat perih, ibu mertua, kakak ipar dan adik iparku tersenyum seiring kata 'sah' keluar dari mulut beberapa orang yang menghadiri pernikahan ini.

 

"Ma, Mama, jangan menangis, ayo kita pulang," bisik Naswa sambil menarik tanganku ke pintu keluar.

 

"Tidak! Biar kita kacaukan semua ini, Nak."

 

"Tidak ada gunanya, Ma, wanita itu sudah sah jadi Istri Papa, biar kita pikirkan cara membalas mereka, Mama jangan sedih, masih ada aku, aku janji akan membalas mereka, kita punya senjata untuk melawan, jika mereka pura-pura baik di depan kita, kita balas pura-pura juga."

 

Mungkin rasa sakit ini harus kunikmati. Melalui sebuah proses, hingga proses itu berakhir. Aku harus bisa berdiri lagi, kuat dan tak akan menyerah. Karena menyerah akan membuatku hancur. 

 

Demi anakku satu-satunya, aku harus kuat.

 

Apakah aku akan memaafkan mereka? Jawabanya tidak! Karena rasa sakit ini akan kujadikan kekuatan untuk membalas mereka. 

 

Silahkan tersenyum di belakangku. Senyum itu akan kubuat mereka menangis. Tuhan, maaf aku tidak bisa memaafkan mereka. Luka ini terus menganga hingga aku lupa apa rasanya sembuh.

 

Bersambung

 

 

 

Palawakin
Susunod na Kabanata
I-download

Pinakabagong kabanata

Higit pang Kabanata

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Mga Comments

user avatar
hoyanah abdul muis
ceritanya bagus
2025-01-17 18:57:45
0
user avatar
Nada Azzah
Bagus ceritanya ......🫰
2024-11-24 19:51:03
0
user avatar
Safiya Alisha
suka banget sama ceritanya
2023-11-27 00:59:48
0
user avatar
Qushdiyati Shobar
bagus dan menarik
2023-07-21 22:36:02
0
user avatar
Amartha Dinata
terinspirasi sekali...haha bisa dijadikan panduan biar kita sebagai wanita harus bisa juga pakai otak gak melulu pakai emosi
2023-07-06 15:52:09
1
user avatar
Ade Hutabarat
novelnya bagus
2023-06-02 09:43:56
0
user avatar
Alif Abrisam
mksh Thor....byk sekali pelajaran berharga dari karya ini.... lanjutkan dgn karya selanjutnya
2022-12-07 00:05:08
1
user avatar
Aizah Not
baru kali ini baca novel sampai TAMAT biasanya berhenti ditengah2 krn sudah bs nebak endingnya, dan kadang gak masuk akal banget MANTABBBB kak novelnya beda dgn novel2 lainnya
2022-08-26 08:12:45
2
user avatar
Fitri Shi Brindil-Brondol
seru seakan ikut kedalam ceritanya..mantap
2022-07-30 17:29:06
1
user avatar
Setyowati Soebroto
menarik semoga happy ending
2022-07-27 09:09:41
1
user avatar
Dyg Ku Norvianty Izwah
terbaik, semoga terus sukses
2022-06-23 14:56:41
2
user avatar
Resya Rere
gemesssssiiiin ceritanya
2022-06-08 18:37:31
3
user avatar
Tyas Jasmine
lpenasaran akan ceritanya lagi seru serunya bab terkunci gak bisa lanjut, sebenarnya kecewa tapi mungkin itu udah prosedur nya mo gmn
2022-05-23 11:03:57
7
47 Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status