All Chapters of FLOWIE: Chapter 41 - Chapter 50
59 Chapters
40 – I LET YOU GO
Luke memasuki apartemennya dengan lesu. Ia melihat Elya yang sedang duduk di ruang tamu. Dengan tidak acuh Luke berjalan melewati Elya. “Luke!” panggil Elya yang membuat langkah Luke terhenti. “Bagaimana kabarmu, son? Mengapa kau tidak datang menemuiku? Sudah 1 bulan lebih kita bahkan tidak bertemu,” tanya Elya menghampiri Luke. “Apa kau tidak merindukan mama?” tanya Elya lagi sambil mengusap lengan Luke. Luke membalikan badannya dan menghempaskan tangan Elya dengan pelan. “Aku sangat kecewa padamu ma,” ucap Luke dengan tatapan sendu. “Apa maksudmu?” tanya Elya bingung. “Setelah mengusirnya dari sini, mama bahkan merusak toko bunga milik keluarga mereka. Mengapa mama tega melakukan itu semua?” tanya Luke dengan suara parau. Elya yang mengerti maksud Luke terpancing marah. “Tega? Dia sama jalangnya dengan ibunya. Menggoda pria kaya agar kehidupan mereka membaik,” bantah Elya membuang muka. “Hentikan, ma!” bentak Luke setengah berteriak. “Kau bahkan membelanya sekarang?” tanya
Read more
41 – I FIND YOU
Alvian menghentikan mobilnya tepat di depan sebuah rumah kayu yang cukup tua. Namun rumah kecil itu tetap terlihat manis karena dipenuhi dengan bunga-bunga yang mulai bermekaran. Alvian tersenyum simpul sebelum turun dan memperhatikan sekeliling. Daerah yang bersih, rapi dan nyaman. Ia memejamkan matanya sebentar untuk merasakan udara segar musim semi di daerah ini. Merasa puas menikmati pemandangan, Alvian membalikan badannya dan melangkah menuju pintu rumah kayu tersebut. Ada perasaan ragu saat Alvian hendak mengetuk pintu itu, namun setelah menimbang cukup lama, Alvian mengetuknya dengan pelan. Seorang wanita berlari kecil dari dapur menuju pintu, ketika ia mendengar seseorang mengetuk pintunya. Ia mengintip dari jendela dan melihat seorang pria berdiri di balik pintu sebelah luar. Tapi ia tidak mengenalnya. “Siapa?” tanya wanita tersebut sebelum membuka pintunya Alvian menelan ludahnya sendiri sebelum menjawab, “Ini aku. Alvian,” Hening seketika terjadi. CLEK Natalie membuk
Read more
42 – HANS CROOSE
5 Tahun Kemudian Flowie tampak sibuk membuat adonan roti untuk dipanggang pagi ini. Di hadapannya sudah tersedia begitu banyak loyang yang berisi roti-roti yang telah selesai dipanggang. Waktu sudah menunjukan pukul 6 pagi, tokonya akan buka 1 jam lagi dan tokonya sudah hampir siap untuk menyambut pelanggan yang ingin sarapan di tempatnya. Toko roti ini tidak besar, namun tidak kecil juga. Alvian mendesainnya dengan pas sehingga Flowie bisa mengelolah tempat ini dengan baik tanpa terlalu kelelahan. Setelah melahirkan, Flowie langsung terjun menekuni bisnis ini. Selain ia memang orang yang gigih dan pekerja keras, ia juga tidak ingin membuang waktunya meratapi kesedihannya membesarkan putranya sendirian tanpa Luke di sampingnya. Dengan bantuan Alvian membuka toko roti tersebut, ia kini berpenghasilan cukup untuk membeli apartemen kecil untuknya dan putranya. Toko rotinya kini bahkan sudah memiliki 3 orang karyawan untuk membantunya. Tidak terlalu banyak karena ia dan Tyo juga ikut mem
Read more
43 – DADDY AND SON REUNION
“Mengapa harus Slovenia?” tanya Luke tidak suka kepada Frisca yang kini sedang duduk di sampingnya. Mereka sedang di dalam mobil menuju kediaman Frisca di Paris. Frisca mengerucutkan bibirnya kesal, “Bukannya kau bilang aku bebas memilih akan ke mana untuk musim semi ini?” “Ya, benar, tapi tidak bisakah kita ke tempat yang hangat seperti Maldives atau Bali, misalnya?” tawar Luke lagi. “Tidak, Luke! Aku ingin ke Slovenia! Lagipula saat ini sudah mulai memasuki musim semi di sana,” ujar Frisca. Luke menghela napas jengah, “Whatever you want,” tukasnya lagi. “Jadi, kita akan berangkat besok ke Ljubljana, lalu kemudian ke Bled dan –” “Pilih saja sesukamu,” potong Luke cepat. Frisca kembali mengerucutkan bibirnya, “Dingin sekali,” “Ingat, aku akan menjadi istrimu. Tidak bisakah kau berlaku lebih baik?” cetus Frisca lagi. === Flowie berjalan gontai menuju kamar Hans. Jam baru saja menunjukan pukul 9 malam, namun entah mengapa ia merasa begitu lelah. Bukan hanya fisik, tapi batinn
Read more
44 - UNCLE LOLLIPOP
“Apa? Hans tidak ada di sekolah? Jelas-jelas tadi aku mengantarnya sampai pintu masuk,” tanya Flowie dengan terkejut dengan seseorang lewat ponsel pintarnya. “……” Entah apa yang dikatakan seseorang dibalik ponselnya, namun itu membuat Flowie menghela napas lelah. “Baiklah miss Silvi, aku mengerti,” ucapnya sambil memejamkan mata dan memijat keningnya yang mulai terasa pusing. “……” “Baik, miss. Maafkan aku. Aku juga akan mencarinya,” ujarnya sekali lagi sebelum mematikan sambungan telepon. Flowie kembali menghela napas berat. Baru saja ia mendapatkan laporan dari wali kelas Hans, bahwa Hans tadi berkelahi dengan seorang anak dan ia kabur entah ke mana. “Tyo, tolong ambil ahli toko sebentar, aku mau pergi mencari Hans,” ujar Flowie sambil pergi berlalu meninggalkan Tyo yang baru saja tiba dengan wajah kebingungan. === “Kau mau pulang?” tanya Luke saat ia melihat anak kecil yang duduk di sebelahnya tengah menyusun buku gambar dan crayonnya ke dalam tas. “Hmm, Miss Lena pasti su
Read more
45 - ALVIAN'S CONFESSION
Flowie melangkahkan kakinya dengan semangat pagi ini. Jika biasanya orang-orang membenci Senin, Flowie justru menyukainya. Kenapa? Karena setiap hari Senin, selalu ada pasar bunga di daerah tempat tinggalnya. Ia menyukai pasar bunga di musim semi. Hal itu membantunya dalam mengatasi rasa rindunya kepada ibunya yang sudah 1 tahun sejak terakhir belum mengunjunginya lagi. Setelah mengantar Hans ke sekolahnya dan memastikan toko rotinya sudah berjalan dengan baik, ia memutuskan untuk pergi sebentar untuk membeli bunga di pasar bunga mingguan. Baru saja keluar dari toko rotinya, dan hendak melangkahkan kakinya, Flowie berjingkat kaget saat menemukan Alvian sudah berdiri di hadapannya dengan senyum yang mengembang. “Astaga, Alv! Kau mengagetkanku!” seru Flowie menghembuskan napas sambil mengelus dadanya. “Maafkan aku Flow, tapi kau mau kemana?” tanya Alvian yang memperhatikan penampilan Flowie dari atas ke bawah. “Aku mau ke pasar bunga. Mengapa kau sudah datang tanggal segini?” tany
Read more
46 – WHEN OUR EYES MEET
“Sudah aku bilang, aku tidak mau ke sini Frisca,” gerutu Luke tidak senang atas perlakuan semenah-menah Frisca, namun sepertinya gadis itu kembali mengabaikannya. Buktinya sekarang ia sedang memilih-milih bunga tulip tanpa memperdulikan Luke yang sedari tadi mengomel di sampingnya. Luke menatap sekelilingnya yang ramai akan manusia, tapi mengapa sepertinya sudut matanya selalu melihat sesosok gadis yang mirip dengan Flowie? Namun ketika ia berusaha melihat dengan jelas, ia malah kehilangan sesosok gadis itu. Baiklah ini mulai terasa horror. Luke tidak suka perasaan gusar seperti ini. Mungkin memang benar ia tidak bisa dikelilingi bunga-bunga sialan ini, karena ia mulai berhalusinasi melihat Flowie di mana-mana. “Aku akan menunggumu di luar Frisca, aku tidak nyaman berada di sini,” ucap Luke sambil membalikan badannya hendak pergi meninggalkan Frisca, namun baru saja akan melangkahkan kakinya, mendadak ia merasa langkahnya begitu berat, jantungnya berdegup dengan sangat kencang dan
Read more
47 – THE NAME CARD
“Uncle ingin bertemu Mommy-ku?” tanya sekali lagi masih antusias.Luke tersenyum hangat dan mengelus kepala anak itu.“Tidak, sayang. Mungkin lain kali,” ucap Luke lembut.Hans tampak mengerucutkan bibirnya.“Luke, kau di sini rupanya. Aku mencarimu dari tadi,” ujar Frisca tiba-tiba yang entah muncul dari mana.“Kau sudah siap?” tanya Luke.“Astaga! Siapa anak kecil tampan ini?” tanya Frisca mengabaikan pertanyaan Luke saat ia melihat Hans.“Hans. Dia anak yang kemarin aku ceritakan,” jawab Luke.“Luke..” Frisca menepuk-nepuk Lengan Luke tanpa melepaskan pandangannya dari anak tersebut.“Hmm?” tanya Luke.“Apa dia anakmu?” tanya Frisca yang membuat Luke mendengus malas.“Aku sedang tidak mood untuk bercanda, Frisca. Lebih baik kita pergi sekarang,” ajak Luke namun tangannya lagi-lagi dicekal oleh Frisca.“Dia mirip sekali denganmu,” ujar Frisca.Luke terdiam. Ternyata bukan hanya dirinya yang menyadari kemiripannya dengan bocah ini, bahkan Frisca juga mengatakan hal yang sama.“I wish
Read more
48 – THE SURPRISE IN LJUBLJANA
Flowie menatap Hans yang sedang melahap sarapannya dengan semangat pagi ini. Ada rasa ragu apakah ia harus bertanya pada Hans dari mana ia mendapatkan kartu nama Luke dan apakah Luke sudah tahu Hans adalah anaknya.Flowie berdeham sebentar sebelum memulai pembicaeaan, “Luke, Eh maksudku Hans,” ujar Flowie terlalu gugup yang membuat Hans spontan menoleh kepadanya.Sial. Flowie merutuki kebodohannya. Bagaimana bisa dia malah memanggil Hans dengan nama Luke.“Mommy kenal uncle Luke?” tanya Hans yang membuat Flowie menahan napas.“Hans, boleh Mommy bertanya sesuatu?” tanya Flowie lembut.Hans meletakan sendok yang sedari tadi ia gunakan untuk menyuapi sereal ke dalam mulutnya.“Dari mana kau mengenal uncle Luke? Bolehkah kau ceritakan semuanya kepada Mommy?” tanya Flowie dengan sangat hati-hati.“Uncle Luke adalah uncle lollipop yang pernah aku ceritakan pada Mommy,” jawab Hans.Flowie memejamkan mata dan memijat keningnya yang mulai terasa berdenyut. Hans benar-benar sudah bertemu dengan
Read more
49 – THE SURPRISE IN LJUBLJANA (2)
“Whoa, ini keren sekali Mommy!” seru Hans langsung berlari masuk ke dalam kamar mereka.Kamar yang dipesan Alvian adalah Presidential Suite yang memiliki kamar tidur, ruang tamu, mini bar dan bahkan balkon yang langsung menampilkan pemandangan pusat kota.“Ini bahkan lebih bagus daripada apartemen kita Mommy!” seru Hans kegirangan dengan mata berbinar.Flowie hanya tersenyum kecut. Ia ikut berbahagia melihat Hans yang berbahagia, namun ia juga merasa bersalah karena tidak bisa memberikan kenyamanan kepada anaknya. Bagaimanapun, ia sudah berusaha melakukan yang terbaik. Apartemen di mana ia dan Hans sekarang tinggal memang sangat kecil dan minimalis, tapi itu hasil dari jerih payahnya.Flowie berjanji akan selalu memberi kenyamanan kepada Hans.“Kau menyukainya?” tanya Flowie sambil meletakan koper mereka di dalam lemari yang disediakan.Hans mengangguk kuat.“Baiklah, setelah ini kita akan ke mana?” tanya Flowie bersemangat.“Mommy, aku ingin waffle dengan ice cream di atasnya,” renge
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status